ATSIRI
ATSIRI
Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkat-Nya penulia dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini guna
melengkapi tugas yang dibebankan oleh dosen. Di samping itu, penulis juga
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini. Makalah ini berisi materi tentang minyak atsiri yang
berasal dari tanaman cabai, adam sowa, jintan, dan pandan wangi. Di mana disini
akan dijabarkan tentang definisi tanaman, struktur kimia, produksi tanaman,
produksi minyak atsiri, fungsi, dan regulasi.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pandan Wangi.............................................................................................2
2.2 Adam Sowa.................................................................................................10
2.3 Cabai...........................................................................................................15
2.4 Jintan...........................................................................................................20
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan.................................................................................................23
3.2 Saran...........................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................24
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
Minyak atsiri memiliki aroma yang harum dan biasa disebut dengan
minyak eteris (Essential oil volatile). Minyak ini memiliki ciri mudah menguap
dalam suhu kamar, rasanya getir, dan memiliki aroma khas. Minyak ini
merupakan campuran dari senyawa yang berupa cairan yang berasal dari bagian
tanaman, akar, kulit, batang, daun buah, biji, maupun dari bunga melalui
penyulingan. Beberapa jenis minyak atsiri di Indonesia yaitu minyak jahe, minyak
gaharu, minyak cengkeh, minyak sereh, minyak sirih, minyak kemangi, dll. .
Kemudian terdapat berbagai manfaat minyak atsiri dalam kehidupan sehari-hari
seperti obat-obatan, pengendali hama, parfum, dan lainnya.
1.2 TUJUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PANDAN WANGI
2
2.1.3 PRODUKSI PANDAN WANGI
Budidaya pandan ini tidak sesulit menanam padi. pengolahan tanah hanya
dikerjakan pada waktu penanaman serta bisa dipanen selang 1,5 - 2bulan
sepanjang 20 tahun.
Pengolahan tanah dibentuk lubang 20 cm x 20 cm x 20 cm dengan jarak 1m x 1m.
pada setiap lubang tanam diberi pupuk kandang sejumlah 2 kg serta bisa segera
ditanami bibit. bibit di ambil dari tunas tunggal tanaman pandan yang sudah
membuahkan. tunas itu mesti berakar gantung dikarenakan bila tidak umumnya
tidak ingin tumbuh.
Tanaman pandan bisa diserang hama penggerek pucuk yang lebih dikenal
petani sebagai ulam. bila pucuk tanaman tampak ada lubang kerek serta kumpulan
kotoran kumpulan ulat, maka segara kerjakan pengendalian dengan menyuntikan
insektisida kedalam pucuk itu. banyak type insektisida yang bisa dipakai,
layaknya dimecron, diazinon, dan sebagainya dengan dosis 2 cc setiap tanaman.
Pada tahun ketiga sesudah tanam, dikerjakan panen pertama dan
sebagainya dengan selang 1. 5-2 bln.. panen ini bisa berjalan 10-20 th., namun
baiknya tiap-tiap taun dikerjakan peremajaan pada tanaman yang kurang
membuahkan atau mati.Daun pandan yang sudah dipanen mesti segera diolah
sebelum saat menggulung. pertama daun dibelah kecil ( disuak ) dengan ukuran 2,
4, atau 6 mm. lantas diikat serta segera direbus sepanjang 10-30 menit. sesudah
direbus segera direndam didalam air dingin sepanjang satu malam. serta pada
hasil selanjutnya dijemur hingga kering.
3
2.1.4 PRODUKSI MINYAK ATSIRI DALAM PANDAN WANGI
Proses persiapan bahan seperti pelayuan daun pandan wangi dan
pengecilan ukuran dilakukan sebelum proses ekstraksi. Daun pandan wangi
dilayukan selama 2 hari pada suhu ruangan. Kondisi bahan baku mempengaruhi
karakteristik minyak atsiri yang terkandung dalam bahan. Pengaruh metode curing
dan lama curing terhadap karakteristik daun pandan wangi menunjukkan bahwa,
daun pandan wangi dengan metode curing alami 2 hari menghasilkan daun pandan
wangi terbaik dengan karakteristik kadar air (71,67%), gula reduksi (0,033%),
total N (1,600%), total asam (0,217 mek NaOH/g), dan pH (5,480). Kondisi daun
pandan wangi yang segar masih memiliki kadar air yang tinggi sedangkan bahan
yang kering dan bubuk harus dilakukan pengeringan menggunakan oven dengan
suhu 50˚C selama 6 jam, hal tersebut akan merusak senyawa kimia (terutama
minyak atsiri) yang ada didalam daun pandan. Sehingga pada penelitian ini
kondisi bahan yang akan digunakan adalah daun pandan wangi dengan kondisi
layu. Proses pelayuan bahan dilakukan selama 2 hari pada suhu ruang dengan
menghamparkan bahan baku dan mengatur daun pandan wangi agar tidak
bertumpuk untuk menghindari pelayuan yang tidak merata.
Daun pandan wangi yang telah dilayukan selama 2 hari selanjutnya
dilakukan pemotongan dengan ukuran 2 mm. tujuan dari pengecilan ukuran daun
pandan wangi adalah untuk memperluas permukaan bahan pada saat diekstrak.
Berdasarkan penelitian pendahuluan, apabila ukuran pemotongan daun pandan
wangi lebih besar dari 2 mm maka daun pandan wangi tidak akan terendam oleh
pelarut. Hal tersebut dapat menyebabkan kurang efektifnya dalam proses
ekstraksi, karena terdapat daun pandan wangi yang tidak berkontak langsung
dengan pelarut.
Daun pandan wangi layu dengan ukuran 2 mm yang akan diekstrak
ditambahkan pelarut n-heksan. Hal ini mengacu pada penelitian Wartini, et al
(2015), mengenai pengaruh lama curing pada daun pandan wangi terhadap
karakteristik absolute minyak atsiri daun pandan wangi yang dihasilkan dengan
menggunakan pelarut n-heksan. Minyak atsiri bersifat non-polar, sehingga untuk
mengekstraknya harus menggunakan pelarut yang sama-sama non-polar yaitu
nheksan. Penentuan jenis pelarut juga dilakukan berdasarkan penelitian
4
pendahuluan 7 dengan cara melakukan ekstraksi minyak atsiri daun pandan wangi
menggunakan 2 jenis pelarut yaitu n-heksan dan etil asetat. Ekstraksi minyak
atsiri daun pandan wangi dengan metode MAE pada daya 50% dengan
menggunakan pelarut n-heksan menghasilkan nilai rendemen yang lebih tinggi
yaitu 2,100% (waktu ekstraksi 1 menit) dibandingkan pelarut etil asetat yang
menghasilkan nilai rendemen sebesar 0,060% (waktu ekstraksi 1 menit) (data
lebih lengkap tersaji pada Lampiran 2). Ekstraksi menggunakan pelarut etil asetat
tidak menghasilkan minyak atsiri, yang tersisa hanya zat klorofil (Gambar tersaji
pada lampiran 26). Berbeda dengan ekstraksi menggunakan pelarut n-heksan yang
menghasilkan minyak atsiri daun pandan wangi.
a) Alkaloid
Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak
ditemukan di alam. Hampir seluruh alkaloid berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan tingkat tinggi.
Sebagian besar alkaloid terdapat pada tumbuhan dikotil sedangkan untuk
tumbuhan monokotil dan pteridofita mengandung alkaloid dengan kadar
yang sedikit, (Lopez dan Nonato, 2012). Pada pandan wangi, terdapat
kandungan senyawa alkaloid tipe piperidine, yaitu pandamarine,
pandamarilectones, dengan struktur pyrroline, (Katzer, 2012).
b) Saponin
5
memiliki rasa manis atau pahit, dapat membentuk buih, dapat
menstabilkan emulsi, dan dapat menyebabkan hemolisis. Soekamto 2011
mengatakan saponin dapat digunakan antara lain untuk membuat minuman
beralkohol, dalam industri pakaian dan kosmetik, dalam membuat obat-
obatan, serta sebagai obat tradisional.
c) Flavonoid
Flavonoid merupakan senyawa golongan fenolik. Senyawa fenol
dapat mengikat protein. Keberadaan flavonoid pada daun tanaman
dipengaruhi oleh proses fotosintesis sehingga daun muda belum terlalu
banyak mengandung flavonoid.
Flavonoid dikenal sebagai salah satu substansi antioksidan yang
sangat kuat sehingga dapat menghilangkan efek merusak yang terjadi pada
oksigen dalam tubuh manusia. Senyawa ini terdiri dari lebih dari 15 atom
karbon yang sebagian besar dapat ditemukan dalam kandungan tumbuhan.
Saat ini lebih dari 6.000 senyawa berbeda masuk ke dalam golongan
flavonoid.
Manfaat flavonoid antara lain adalah untuk melindungi struktur sel,
memiliki hubungan sinergis dengan vitamin C (meningkatkan efektivitas
6
vitamin C), antiinflamasi, mencegah keropos tulang, dan sebagai
antibiotik.Fungsi flavonoid sebagai antivirus telah banyak dipublikasikan,
termasuk untuk virus HIV (AIDS) dan virus herpes. Selain itu, flavonoid
juga dilaporkan berperan dalam pencegahan dan pengobatan beberapa
penyakit lain seperti asma, katarak, diabetes, encok/ rematik, migrain,
wasir, dan periodontitis.
d) Tanin
Merupakan senyawa metabolit sekunder yang sering ditemukan
pada tanaman. Tanin merupakan astrigen, polifenol, memiliki rasa pahit,
dapat mengikat dan mengendapkan protein serta larut dalam air (terutama
air panas). Umumnya tanin digunakan untuk pengobatan penyakit kulit
dan sebagai antibakteri, tetapi tanin juga banyak diaplikasikan untuk
pengobatan diare, hemostatik (menghentikan pendarahan) dan wasir.
Tanin terdapat luas pada tumbuhan berpembuluh, dalam
angiospermae terdapat khusus di jaringan kayu. Tanin dapat bereaksi
dengan protein membentuk kopolimer yang kuat dan tidak larut dalam air.
Dalam industri, tanin adalah senyawa yang berasal dari tuumbuhan, yang
mampu mengubah kulit hewan yang mentah menjadi kulit siap pakai
karena kemampuannya menyambung silang protein. Tanin mempunyai
mekanisme mempresipitasi protein bakteri sehingga terjadi inaktivasi
enzim yang diproduksi bakteri dan menginaktivasi protein transport
dinding sel bakteri sehingga merusak dinding sel bakteri.
Secara fisika, tanin memiliki sifat antara lain akan membentuk
koloid jika dilarutkan ke dalam air, memiliki rasa asam dan sepat, jika
dicampur dengan alkaloid dan gelatin akan terjadi endapan, tidak dapat
mengkristal, dan dapat mengendapkan protein dari larutannya dan
bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh
enzim proteolitik.
e) Polifenol
7
Antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan memiliki gugus hidroksil
pada struktur molekulnya. Jumlah gugus hidroksil inilah yang
mempengaruhi aktivitas antioksidan senyawa phenolic pada tumbuhan.
Jika gugus hidroksil yang dimiliki lebih dari satu, maka aktivitas
antioksidannya akan meningkat.
f) Zat Warna
8
minyak wangi. Alkaloid 2-acetyl-1-pyrroline merupakan zat yang memberi
rasa harum.
2.1.6 RAEGULASI
Tidak ada angka produksi yang tersedia untuk pandan wangi. Biasanya
ditanam untuk konsumsi rumah, dan secara teratur ditawarkan di pasar lokal.
9
2.2 ADAS SOWA
2.2.1 DEFINISI ADAS SOWA
Adas sowa merupakan tanaman herba yang sering digunakan dalam
masakan Thailand, India, Eropa atau Italia. Adas sowa merupakan tanaman dari
family Apiaceae yang memiliki bunga berwarna kuning serta bau yang
khas.Tanaman ini termasuk tumbuhan berbunga dan tumbuhan semusim.
Tanaman ini bisa didapatkan di pulau Jawa, diduga tanaman ini berasal dari Asia
barat dan Timur tengah. Tanaman ini mulai digunakan sejak masa kerajaan mesir,
lalu masuk ke Mesopotamia, serta Bangsa Yunani dan Romawi. Setelah itu
tanaman ini mulai tersebar ke Amerika beserta negara bagiannya, dan Eropa.
Di beberapa tempat di Indonesia, tanaman ini dikenal dengan das pedas
(Aceh), adas (Minangkabau, Bali), adas welanda, adas landi (Jawa),
papang/pampas (Manado), denggu-denggu (Gorontalo), adase (Bugis), hades
(Sunda), papas (Alfuru), wala wunga (Sumba), kumpasi (Sangir talaud) dan
papaato (Buol).
Minyak esensial dill tidak berwarna atau kuning pucat saat baru disuling.
Komponen utama minyak adas adalah phellandrene (35%) dan 3,9-epoksi-p-
menth-1-ene (25%), minyak limonen minyak buah dill (hingga 70%) dan carvone
10
(hingga 60%) ) (limonene dan carvone terikat; mengandung sekitar 95% dari
minyak). Carvone dapat diterapkan sebagai penghambat pertumbuhan kecambah
seperti kentang. Komposisi minyak atsiri dill sangat bervariasi dengan asal
geografis, cara tanam dan kematangan bagian yang diekstraksi, misalnya
kandungan carvone dalam minyak buah berkisar 50-60% di Amerika Serikat dan
35-60% di Eropa. Perbedaan besar dalam data komposisi minyak atsiri juga dapat
dijelaskan dengan metode ekstraksi dan destilasi yang berbeda. Setelah ekstraksi
minyak, buah-buahan mengandung sekitar 15% protein dan 16% lemak, dan
digunakan sebagai pakan ternak. Monografi tentang sifat fisiologis minyak dill
telah diterbitkan oleh Research Institute for Fragrance Materials (RIFM).
11
Buah dipanen pada tahap ketika mereka sepenuhnya berkembang tetapi
masih hijau, yaitu 7-9 hari setelah penurunan kelopak (kandungan minyak 2,6-
3,7%). Ketika warna berubah dari hijau ke abu-abu gelap, kandungan minyak
berkurang menjadi sekitar 1,7%, yaitu 22-24 hari setelah penurunan kelopak. Pada
tahap ini terjadi penumpahan sebesar-besarnya yang menghasilkan kerugian hasil
yang substansial.
12
diekstraksi, tetapi adas oli yang diperoleh dengan menggunakan teknik
konvensional biasanya tidak berwarna. Oleh karena itu, penyelidikan proses SC-
CO2 untuk mengekstraksi minyak adas dipertimbangkan
Hasil minyak berkisar dari 0,29% hingga 1,50%, tergantung pada kondisi
bahan tanaman, kematangan, tinggi, dan keadaan kekeringan. Semakin kering dan
semakin matang ramuan itu, semakin banyak waktu diperlukan untuk distilasi.
Namun, hasil minyak meningkat dengan keadaan kekeringan, tetapi hanya sampai
pada titik tertentu karena kering bahan ramuan yang mengandung banyak benih
yang matang sepenuhnya sulit untuk disuling. Residu kering dibiarkan setelah
distilasi minyak esensial dari biji Anethum sowa mengandung 16,8% lemak dan
15,1% protein, dan karenanya, dapat digunakan sebagai pakan ternak
13
c. Lain-lain
2.2.6 REGULASI
14
atsiri minimum 0,15% dan kandungan maksimum air dan abu masing-masing
adalah 8% dan 6%.
15
2.3 CABAI
2.3.1 DEFINISI
Cabai (juga cabai, cabai, cabai, atau cabai adalah buah tanaman dari genus
Capsicum yang merupakan anggota keluarga nightshade, Solanaceae. Cabai
(Capsicum annuum L.) banyak digunakan dalam banyak masakan sebagai bumbu
untuk menambah panas masakan. Zat yang memberikan cabai intensitasnya ketika
dicerna atau dioleskan adalah capsaicin dan senyawa terkait yang dikenal sebagai
capsaicinoid.Cabai berasal dari Meksiko. Setelah Pertukaran Kolombia, banyak
kultivar cabai tersebar di seluruh dunia, digunakan untuk makanan dan obat
tradisional.
Cabai dengan Kakronda, dimakan di Uttar Pradesh Kultivar yang ditanam
di Amerika Utara dan Eropa diyakini semuanya berasal dari Capsicum annuum,
dan memiliki buah putih, kuning, merah atau ungu hingga hitam. Pada 2016,
produksi cabai hijau mentah dunia adalah 34,5 juta ton, dengan China
memproduksi separuh dari total dunia
Buah capsicum telah menjadi bagian dari diet manusia sejak sekitar 7.500
SM, dan merupakan salah satu tanaman tertua yang dibudidayakan di Amerika,
[6] karena asal usul budidaya cabai dilacak ke timur laut Meksiko sekitar 6.000
tahun yang lalu. Mereka adalah salah satu tanaman penyerbukan mandiri pertama
yang dibudidayakan di Meksiko, Amerika Tengah, dan bagian dari Amerika
Selatan.
16
2.3.2 STRUKTUR KIMIA
Komposisi perkiraan paprika segar per 100 g porsi yang dapat dimakan
adalah: air 74 g, energi 395 kJ (94 kkal), protein 4,1 g, lemak 2,3 g, karbohidrat
18 g, serat 6,0 g, Ca 58 mg, P 101 mg, Fe 2,9 mg, β-karoten 7,140 μg, tiamin 0,25
mg, riboflavin 0,20 mg, niasin 2,4 mg dan asam askorbat 121 mg. Komposisi
paprika kering diberikan sebagai: air 10 g, energi 1453 kJ (346 kkal), protein 12,5
g, lemak 11,5 g, karbohidrat 61,5 g, serat 23,3 g, Ca 187 mg, P 330 mg, Fe 16,7
mg, β-karoten 14.300 μg, tiamin 0,38 mg, riboflavin 0,68 mg, niasin 7,2 mg dan
asam askorbat 12 mg. Paprika hijau segar mengandung per 100 g bagian yang
dapat dimakan: air 86 g, energi 202 kJ (48 kkal), protein 2,0 g, lemak 0,8 g,
karbohidrat 10,3 g, serat 2,6 g, Ca 29 mg, P 61 mg, Fe 2,6 mg , β-karoten 180 μg
(merah, buah-buahan dewasa 2.760 μg), tiamin 0,12 mg, riboflavin 0,15 mg,
niasin 2,2 mg dan asam askorbat 140 mg (Leung, W.-TW, Busson, F. & Jardin,
C., 1968 ). Kandungan asam askorbat (vitamin C) dalam capsicum segar dan
vitamin A dalam paprika merah dewasa sangat tinggi. Pengeringan menyebabkan
hilangnya karoten dan tiamin, sedangkan vitamin C menghilang hampir
sepenuhnya. Perbedaan dalam kultivar atau dalam kondisi ekologis dan budaya,
tahap panen dan penanganan pasca panen bertanggung jawab atas variasi besar
dalam kadar air dan komposisi kimia.
Prinsip pedas cabai adalah capsaicin, kompleks alkaloid capsaicinoid yang
ditemukan dalam jumlah yang bervariasi (0,01-1,0% dari berat kering)
terkonsentrasi di jaringan plasenta dan dinding silang buah-buahan, tetapi dalam
tipe yang sangat menyengat di semua bagian berdaging. Capsaicin (C 18H27NO3)
tidak berbau, tidak berwarna dan tanpa rasa. Sensasi panas dihasilkan dari iritasi
sel-sel reseptor rasa sakit dan berbeda antara masing-masing individu. Kandungan
capsaicinoid dapat ditentukan secara kimia, tetapi dalam praktiknya (mis. Untuk
menguji varietas atau perbedaan antar sampel) metode organoleptik lebih praktis,
menggunakan pengenceran satu bagian per juta. Mengacu pada kepedasan, tiga
kategori utama dari buah capsicum dibedakan: (1) paprika manis yang tidak
menyengat, (2) paprika pedas atau agak normal, dan (3) jenis cabai yang sangat
menyengat, kebanyakan lada burung dan cabai aromatik . Namun, beberapa
kultivar adalah perantara. Rasa dan rasa paprika tergantung pada senyawa lain.
17
Gula glukosa dan fruktosa memberi rasa manis pada lada manis. Senyawa yang
mudah menguap, 2-metoksi-3-isobutil-pirazin (C9H14N2O), menyebabkan rasa dan
aroma khas paprika. Buah capsicum mengandung lebih dari 100 senyawa yang
berkontribusi terhadap rasa dan aroma. Rasa cabai aromatik sangat berbeda dari
cabai umum atau lada burung. Buah-buahan dewasa kaya akan pigmen seperti
karoten dan xantofil, pigmen utama adalah karoten yang disebut capsanthin
(C40H56O3) dan capsorubin (C40H56O4) (E 160c).
Capsaicin menunjukkan aktivitas anti-oksidan, antimutagenik,
antikarsinogenik dan imunosupresif. Ini juga menghambat pertumbuhan bakteri
dan agregasi trombosit. Efek hipokolesterolemik telah dicatat untuk oleoresin.
Dalam double-blind, uji klinis terkontrol plasebo menggunakan 30 pasien dengan
bubuk dyspepsia capsicum fungsional efektif dalam mengurangi intensitas gejala
dispepsia, capsaicin menjadi bahan aktif.
18
2.3.4 PRODUKSI MINYAK ATSIRI CABAI
Chilly oil dan oleoresin diekstraksi dengan pelarut. Proses ekstrasi fluida
dari destilasi uap. Oleoresin didapatkan dari chillies dengan ekstraksi dengan
larutan organik diikuiti dengan penguapan larutan tersebut. Pertama variasi
chillies mentah dibersihkan dan lalu dihancurkan sesuai ukuran mesh yang
ditentukan. Proses ekstraksi dilakukan dengan larutan yang sesuai. Pelarut yang
dapat digunakan diantaranya hexane, acetone, ethylene dichloride atau alcohol.
Ekstraksi dilakukan pada suhu kamar sesaui dengan jenis chillies. Diperoleh
larutan gelap yang mengandung kurang dari 10% total pelarut dan didestilasi
untuk menghilangkan kelebihan pelarut. Minyak atsiri diperoleh dari destilasi uap.
Oleoresi Chillies adalh larutan kental yang terlarut dalam peralut polar dari serbuk
chillies berbagai variasi. Terdapat tiga tipe oleoresin diantaranya: Paprika (untuk
warna), cabe merah (untuk warna dan pedas), dan capsicum (untuk pedas).
19
c. Psikologi
Psikolog Paul Rozin mengemukakan bahwa makan cabai adalah
contoh "risiko terkendala" seperti naik roller coaster, di mana sensasi
ekstrem seperti rasa sakit dan ketakutan dapat dinikmati karena individu
tahu bahwa sensasi ini sebenarnya tidak berbahaya. Metode ini
memungkinkan orang mengalami perasaan ekstrem tanpa risiko signifikan
membahayakan tubuh.
d. Iritasi Kimia
Ekstrak capsaicin dari chillie digunakan untuk memproduksi
pepper spray dan gas air mata sebagai iritan kimia. Mulai dari kurang
mematikan senjata untuk individu.
20
2.4 JINTAN
2.4.1 DEFINISI JINTAN
Jintan putih (Cuminum cyminum) merupakan tumbuhan berbunga dari
famili Apiaceae yang berasal dari daerah Laut Tengah bagian timur
sampai India bagian timur.Tanaman ini merupakan tanaman
tahunan berbentuk terna dengan batang ramping bercabang dengan tinggi 20–
30 cm. Panjang daunnya 5–10 cm, berbentuk menyirip atau menyirip rangkap dan
memiliki anak daun seperti benang. Bunganya kecil, berwarna putih atau merah
muda, dan bergerombol pada payungan bunga. Buahnya merupakan longkah
(achene) menggelendong lateral atau oval dengan panjang 4–5 mm dan
mengandung satu biji. Biji jintan putih mirip dengan biji adas, tetapi lebih kecil
dan gelap.
21
limonene, α- dan β-pinene, 1,8-cineole, o- dan p-cymene, α dan γ-terpinene,
safranal dan linalool.
Dalam ekstrak biji turunan air dan pelarut, beragam flavonoid,
isoflavonoid, glikosida flavonoid, glukosida monoterpenoid, lignin dan alkaloid
dan senyawa fenolik lainnya telah ditemukan. [24,47-52] Akar jintan juga
ditemukan mengandung flavonoid. Benih dan akar jintan menunjukkan adanya
senyawa poliasetilenat. Dalam sebuah studi baru-baru ini, protein transfer lipid
nonspesifik telah diisolasi dari biji jintan.] Beberapa nutrisi (vitamin, asam amino,
protein, dan mineral), pati, gula dan karbohidrat lainnya, tanin, asam fitat dan
komponen serat makanan juga telah telah ditemukan dalam biji jintan. [19,56-60]
Lonjakan untuk menyelidiki konstituen kimia dalam jinten dan jintan tetap
sama dengan upaya untuk mengevaluasi kegiatan biologis mereka dalam banyak
studi jaminan. Sekitar 30 penyelidikan eksperimental independen pada kimia dan
biologi jinten dan biji jintan didokumentasikan pada tahun 2009-2010
22
Dua metode penaburan digunakan untuk jintan, penyiaran dan penaburan
garis. Untuk penaburan disiarkan, bidang dibagi menjadi tempat tidur dan benih
disiarkan secara seragam di tempat tidur ini. Setelah itu, mereka ditutupi dengan
tanah menggunakan rake. Untuk penaburan garis, alur dangkal disiapkan dengan
kait pada jarak 20 hingga 25 cm (8 hingga 10 in). Benih kemudian ditempatkan di
alur ini dan ditutup dengan tanah. Penaburan garis menawarkan keuntungan untuk
operasi antar budaya seperti penyiangan, cangkul, atau penyemprotan.
Kedalaman tanam yang direkomendasikan adalah 1-2 cm dan kepadatan tanam
yang disarankan adalah sekitar 120 tanaman per m2. Persyaratan air jintan lebih
rendah daripada spesies lain. Meskipun demikian, jintan sering diirigasi setelah
disemai untuk memastikan bahwa cukup air tersedia untuk pengembangan bibit.
Jumlah dan frekuensi irigasi tergantung pada kondisi iklim
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Minyak atsiri dapat dibuat dari tanaman pandan wangi, adam sowa,
cabai, dan jintan. Struktur kimia masing-masing tanaman berbeda sehingga
menghasilkan minyaka tsiri yang berbeda pula. Pengolahan tanaman tersebut
dari tanaman hidup menjadi minyak atsiri memiliki perbedaan masing-masing
sehingga memerlukan penanganan yang berbeda. Ketika tanaman sudah
berubah menjadi minyak atsiri perlu penyimpanan yang benar karena sifat
minyak atsiri yang mudah menguap.
3.2 Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
Peter, K.V. (2001). Handbook of Herbs and Spices Volume 1. North and South
America: Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC
Peter, K.V. (2004). Handbook of Herbs and Spices Voume 2. North America:
Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC
Peter, K.V. (2006). Handbook of Herbs and Spices Voume 3. North America:
Woodhead Publishing Limited and CRC Press LLC
25