Anda di halaman 1dari 13

PROTISTA MIRIP TUMBUHAN (Chrysophyta)

Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Protista
Yang Diampu oleh Dr. Murni Saptasari, M.Si. dan Sofia Ery Rahayu, S.Pd, M.Si

Disusun Oleh
Kelompok 4 Offering C 2019:
Esther Margaretha Yolanda 190341621630
Fahrany Wahyu Andini 190341621684
Farah Nur Indah 190341621648
Muhammad Alif Hidayatullah 190341621661

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN BIOLOGI
September 2020
DAFTAR ISI
COVER
DAFTAR ISI ................................................................................................................. i
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .............................................................................................. 1
1.3. Tujuan ................................................................................................................ 1
BAB II ISI...................................................................................................................... 3
2.1. Klasifikasi Chrysophyta ..................................................................................... 3
2.2. Habitat Chrysophyta ........................................................................................... 3
2.3. Susunan Tubuh Chrysophyta .............................................................................. 4
2.4. Sutruktur Sel Chrysophyta .................................................................................. 5
2.5. Reproduksi Chrysophyta .................................................................................... 6
2.6. Daur Hidup Chrysophyta .................................................................................... 8
2.7. Peranan Chrysophyta .......................................................................................... 9
BAB III PENUTUP ....................................................................................................... 10
3.1. Kesimpulan ........................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Alga merupakan organisme yang berperan sebagai produsen dalam sebuah
ekosistem. Alga sering ditemui di wilayah perairan sebagai fitoplankton, lebih tepatnya
merupakan mikroalga. Terdapat banyak jenis alga di dunia, salah satunya adalah
chrysophyta.

Chrysophyta sendiri merupakan alga yang memiliki warna keemasan, hasil dari
pigmen keemasan (chrysos). Alga ini memiliki karekteristik kloroplas yang kecil-kecil,
namun tidak memiliki pirenoid. Memiliki dua tipe alat gerak pada tahap gerak hidupnya,
antara lain stramenofil dan atau flagel. Beberapa jenisnya ada yang memiliki dinding sel
dari pektin dan silikat (diafomeae). Berdasarkan kandungan zat dan bentuk susunannya,
Chrysophyta terbagi menjadi 3 kelas, yaitu Bacillariophyceae (Diatomeae), Xantophyceae,
dan Chrysophyceae[1]

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana klasifikasi Chrysophyta?
2. Bagaimana habitat Chrysophyta?
3. Bagaimana susunan Tubuh Chrysophyta?
4. Bagaimana sutruktur Sel Chrysophyta?
5. Bagaimana reproduksi Chrysophyta?
6. Bagaimana daur Hidup Chrysophyta?
7. Apa saja peranan Chrysophyta?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi Chrysophyta?
2. Mengetahui habitat Chrysophyta?
3. Mengetahui susunan Tubuh Chrysophyta?
4. Mengetahui sutruktur Sel Chrysophyta?
5. Mengetahui reproduksi Chrysophyta?
6. Mengetahui daur Hidup Chrysophyta?
7. Mengetahui peranan Chrysophyta?
BAB II
ISI

2.1. Klasifikasi Chrysophyta


1. Chrysophyceae
Chrysophyceae merupakan protista mirip tumbuhan berwarna cokelat keemasan.
Chrysophyceae memiliki tiga genus di dalamnya, yaitu yang pertama Cocolith. Genus ini
belum lama diketahui karena ukurannya sangat kecil, berdinding kapur serta hidup di dasar
laut yang tidak begitu dalam. Yang kedua yaitu Synura, termasuk dalam koloni kecil yang
terdiri dari sel-sel berflagela. Dan yang ketiga yaitu Chrysamoeba, bentuknya seperti
amoeba yang bisa mengambil makanan seperti Rhizopoda. Chrysamoeba ini juga memiliki
sedikit klorofil dan hidup seperti spesies-spesies holopytik. Contohnya Navicula [2]
2. Bacillariophyceae atau Diatomae
Bacillariophyceae juga disebut sebagai ganggang kersik. Bentuknya berupa jasad renik
bersel satu dan masih dekat dengan Flagellatae. Bacillariophyceae ini hidup di dalam air
tawar maupun dalam air laut, serta diatas tanah-tanah yang basah, terpisah-pisah atau
membentuk koloni. Diatomae ini dapat hidup diatas tanah dengan kondisi yang buruk
seperti kekeringan hingga berbulan-bulan. Contohnya Pinnularia [2]
3. Prymnesiophyceae
Prymnesiophyceae atau Haptophyceae bersifat uniselluler dan mempunyai kemampuan
untuk berfotosintesis. Umumnya berwarna coklat keemasan karena memiliki pigmen β
carotene, fucoxanthin, diadinoxanthin dan diatoxanthin di dalam selnya. Contohnya seperti
Coccolithophoresp. Satuan selnya disebut kokolitofor (cocccolithophore) sedangkan pelat-
pelat perisai pelindungnya disebut kokolit (coccolith). Berbentuk seperti cakram, bintang,
kembang maupun terompet. Ukuran selnya sangat kecil, sekitar 2-20 μm atau tergolong
nano plankton [3].

2.1. Habitat Chrysophyta


Habitat dari Chrysophyta adalah di daerah perairan laut maupun perairan tawar.
Namun, lebih dominan ditemui pada perairan tawar [4]
2.2. Susunan Tubuh Chrysophyta
Chrysophyta merupakan kelompok dari protista yang memiliki ribuan spesies sehingga
setiap spesies memiliki struktur sel yang berbeda-beda. Pada sebagian spesies ada yang
bersel tunggal (uniseluler), namun ada juga yang multiseluler. Pada spesies yang uniseluler
hidup sebagai komponen fitoplankton yang dominan, sedangkan pada spesies multiseluler
hidup berkoloni dengan berbentuk filamen atau benang. Ganggang ini memiliki warna
keemasan karena kloroplasnya lebih banyak mengandung pigmen kkaroten xantofil dari
pada klorofil. Selain karoten dan xantofil, chrysophyta mengandung pigmen lainnya, yakni
fukoxantin, klorofil a dan klorofil c yang digunakan sebagai penyimpan cadangan
makanan. Klorofil a dan klorofil c pada chrysophyta disimpan dalam kloroplas yang
berbentuk cakram atau lembaran. Alga jenis ini dicirikan dengan adanyanya flagela yang
memili panjang dan bentuk yang berbeda-beda atau biasa disebut heterokontae. Oleh
karena chrysophyta memiliki klorofil, alga ini dapat membuat makanannya sendiri atau
biasa disebut fotoautotrof dengan berfotosintesis. Sel pada ganggang ini terdiri dari 2
bagian, yakni tutup (epitheca) dan wadah (hypotheca), dimana pada pinggir tutupnya
sedikit melebihi ukuran pinggiran wadahnya [5]
1) Susunan tubuh pada kelas Xantophyceae
Pada kelas xantophyceae terdapat inti sel yang berbentuk tunggal dan berbentuk banyak
ini. Kelas ini juga terdapat plastid yang berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen-
pigmen yang terdapat pada xantophyceae adalah klorofil a, klorofil b, β karoten, dan
karoten. Xantophyceae memiliki tiga bentuk tubuh, yakni:
 Berbentuk sel tunggal. Contohnya: botrydiopsis
 Berbentuk filamen. Contohnya: tribonema
 Berbentuk tubular/bebas. Contohnya: vaucheria
2) Susunan tubuh pada kelas Chrysophyceae
Pada kelas chrysophyceae memiliki inti tunggal. Plastidanya terdiri dari satu ataupun
dua. Pigmen-pigmen yang terdapat pada kelas ini adalah klorofil a, klorofil b, klorofil
c, β karoten, xantofil yang berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
Chrysophyceae memiliki dua bentuk tubuh, yakni:
 Berbentuk sel tunggal. Contohnya: ochroi
 Berbentuk koloni. Contohnya: synura d.
3) Susunan tubuh pada kelas Cacillariophyceae
Pada kelas bacillariophyceae memiliki inti tunggal dan diploid. Pigmen yang terdapat
pada kelas ini adalah klorofil a, klorofil c, β karoten dan xantofil. Bacillariophyceae
memiliki dua bentuk, yakni:

 Berbentuk sel tunggal


 Berbentuk koloni dengan bentuk tubuh: simetri bilateral (contoh: pennales) dan
simetri radial (contoh: centrales).
2.3. Struktur Sel Chrysophyta

Gambar 1 Susunan Sel Chrysophyta


Sumber: murid.co.id

Menurut Dods dalam jurnal [1] Chrysophyta mempunyai ciri-ciri antara lain
dinding sel diperkuat dengan bahan silikat. Menurut Sze dalam jurnal [1] flagela yang tidak
sama panjangnya dan tidak sama bentuknya (Heterokontae). Menurut Sachlan dalam
jurnal [1] Sel terdiri dari dua bagian, tutup (epiteka) dan wadah (hipoteka). Pigmen terdiri
dari karotin dan xanthofil yang berwarna kuning. Kloroplas dengan klorofil a dan c,
fucoxanthin sebagai pigmen aksesoris paling penting (). Β-1, 3-glukan sebagai bentuk
penyimpanan [5]. Vakuola kontraktil paling sering terletak di anterior, dan dalam
kebanyakan kasus terdapat juga kloroplas dengan stigma (bintik mata) [5]. Badan golgi
menempel pada nukleus, kloroplas, retikulum endoplasma, dan pembengkakan flagela
berlawanan dengan wajah distal plastida dengan stigma [5]. Membrane sel langsung
bersentuhan dengan air [5]. Menurut [5] Badan basal terletak di anterior sel, dalam banyak
kasus pada sudut masing-masing lain. Badan basal ini saling berhubungan oleh sistem serat
dan dihubungkan oleh pita berserat ke kepala putik wilayah kloroplas. Kondisi heterokont
primitif adalah adanya dua flagela yang berbeda: satu flimmer flagel dan satu flagel halus
yang lebih pendek, keduanya dimasukkan ke dalam sel secara apikal. Dalam bentuk yang
lebih maju, flagel pendek mungkin hampir seluruhnya berkurang dan / atau diubah menjadi
fotoreseptor [5]
A. Xantophyceae
Terdapat inti sel: berbentuk tunggal dan berbentuk banyak inti. Terdapat plastid
berbentuk cakram tanpa pienoid. Pigmen: klorofil a dan b, β karoten, xantofil.
B. Chrysophyceae
Berinti tunggal, plastida terdiri dari 1 atau 2, pigmen berupa klorofil a, b, c, β karotin,
xantofil, berupa lutein, diadinoxantin, fukoxantin dan dinoxantin.
C. Bacillariophyceae
Berinti tunggal dan berinti diploid, pigmen berupa klorofil a dan c, β karotin, xantofil.
2.4. Reproduksi Chrysophyta
Reproduksi Chrysophyta secara umum terjadi secara generatif dan vegetatif. Hal ini
dilakukan dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi yang terjadi dengan dua
macam, yakni pertama koloni memisah menjadi dua atau lebih. Sebuah sel tunggal akan
melepaskan diri dari suatu koloni dan membentuk koloni yang baru. Kedua sporik dengan
membentuk dua oospora untuk sel yang tidak memiliki flagel dan statospora yakni tipe
spora yang unik dengan bentuk speris dan bulat, dinding spora bersilia, tersusun atas dua
bagian yang saling bertumpukan, dan mempunyai lubang yang tertutup oleh sumbat yang
mengandung gelatin [6]
1) Reproduksi pada kelas Xanthophyceae
Pada kelas Xanthophyceae reproduksi dilakukan dengan cara:
 Cara vegetatif yakni pembelahan sel dan fragmentasi. Fragmentasi dilakukan
secara sporik, dengan terbentuknya zoopora, contohnya tribonema. Zoospora
melepaskan diri dari induknya kemudian berkenlana dan jatuh pada tempat
yang cocok dan menjadi filamen yang baru.
 Cara gametik dengan oogamet (contoh: vaucheria) dan isogamet (contoh:
botrydium). Yakni terjadinya peleburan spermatozoid yang dihasilkan
anteridium dengan ovum yang dihasilkan oogonium membentuk zigot,
kemudian zigot tumbuh menjadi filamen baru.
2) Reproduksi pada kelas Chrysophyceae
Pada kelas Chrysophyceae reproduksi dilakukan dengan cara:
 Cara vegetatif yakni dengan membelah secara longitudinal dan fragmentasi,
dimana terdapat dua macam yaitu:
a. Koloni berpisah menjadi dua bagian atau lebih. Sel tunggal akan
memisahkan diri dari sebuah koloni dan membentuk koloni yang baru.
b. Sporik dengan pembentukan zoospore untuk sel yang tidak memiliki flagel
dan statospora. Statospora merupakan tipe spora yang berbeda dengan
spora-spora pada umumnya, tipe spora ini ditemukan pada Chrysophyta
kelas Chrysophyceae yang berbentuk speris dan bulat. Tipe spora ini
memiliki dinding yang bersilia tersusun atas dua bagian yang saling
menumpuk dan memiliki lubang atau poredan yang tertutup oleh sumbat,
dimana sumbat ini mengandung gelatin. Statospora memiliki bentuk yang
bermacam-macam, yakni: berdinding halus, berornamen, dan berduri,
ketiga bentuk tersebut dapat dijumpai pada genus yang non motil contohnya
: chysomonadales. Pada genus yang motil statospora yang djumpai berada
pada fase istirahat. Fase istirahat yang dimaksud ialah flagel tertarik
kedalam dan membentuk bagian yang sperik atau bulat, kemudian flagel
mengalami diferensiasi internal dari protoplasma yang sperik.
3) Reproduksi pada kelas Bacillariophyceae
Pada kelas Bacillariophyceae reproduksi dilakukan dengan cara:
 Cara vegetatif dengan cara pembelahan sel
 Cara gametik dengan membentuk auxospora, dengan cara partegenesis,
pedogami, konjugasi isogami, konjugasi anisogami, autogami dan oogami.
2.5. Daur Hidup Chrysophyta

Gambar 2. Proses Perkembangan yang Berpengaruh Pada Pertumbuhan Alga

Sumber: Science Direct

1. Pada saat kariokinesis (pembelahan inti) sinkron atau asinkron dengan sitokinesis
(pembelahan protoplas)
2. Membagi sel agar terpisah atau tetap berdampingan
3. Kontinuitas sitoplasma dipertahankan atau hilang di antara sel-sel yang membelah
4. Menentukan atau tidak menentukan pertumbuhan dalam ukuran, dan
5. Orientasi bidang pembagian terhadap panjang tubuh. Morfologi yang dicapai oleh proses
ini meliputi (a) filamen bercabang dan (b) tubular (c) taloid (d) foliosa (e) bentuk kelp [7]
2.6. Peranan Chrysophyta
1. Dapat diolah menjadi piringan hitam
2. Berperan sebagai plankton
3. Menjadi sumber makanan ikan
4. Menjadi bahan campuran semen
5. Dapat menjadi bahan penyaring
6. Dapat berperan sebagai indikator untuk menemukan minyak bumi
7. Menjadi penyekat dinamit
8. Sebagai campuran dalam bahan pembuatan cat
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Chrysophyta merupakan alga yang memiliki warna keemasan, hasil dari pigmen
keemasan. Alga ini memiliki karekteristik kloroplas yang kecil-kecil, namun tidak
memiliki pirenoid. Memiliki dua tipe alat gerak pada tahap gerak hidupnya, antara lain
stramenofil dan atau flagel. Beberapa jenisnya ada yang memiliki dinding sel dari pectin
dan silikat.
Pada sebagian spesies Chrysophyta ada yang bersel tunggal, namun ada juga yang
multiseluler. Pada spesies yang uniseluler hidup sebagai komponen fitoplankton yang
dominan, sedangkan pada spesies multiseluler hidup berkoloni dengan berbentuk filamen
atau benang. Ganggang ini memiliki warna keemasan karena kloroplasnya lebih banyak
mengandung pigmen kkaroten xantofil dari pada klorofil. Klorofil a dan klorofil c pada
Chrysophyta disimpan dalam kloroplas yang berbentuk cakram atau lembaran.

Pada kelas bacillariophyceae memiliki inti tunggal dan diploid. Pigmen yang
terdapat pada kelas ini adalah klorofil a, klorofil c, β karoten dan xantofil. Pada
Chrysophyta, reproduksinya secara umum terjadi secara generatif dan vegetatif. Yaitu
dengan pembelahan secara longitudional dan fragmentasi.
DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Ambarwati, E. Widyastuti, and D. S. Widyartini, “KELIMPAHAN CHRYSOPHYTA PADA


MEDIA BUDIDAYA IKAN NILA YANG DIBERI PAKAN FERMENTASI DENGAN
PENAMBAHAN TEPUNG KULIT UBI KAYU DAN PROBIOTIK RETNO,” J. Scrifta Biol.,
vol. 1, no. 1, pp. 49–54, 2014, [Online]. Available:
https://media.neliti.com/media/publications/169254-ID-kelimpahan-chrysophyta-pada-media-
budida.pdf.

[2] R. Widiana, “Komposisi Fitoplankton Yang Terdapat Di Perairan Batang Palangki Kabupaten
Sijunjung,” J. Pelangi, vol. 5, no. 1, pp. 1–9, 2013, doi: 10.22202/jp.2012.v5i1.4.

[3] A. Padang, “Pertumbuhan Fitoplankton Coccolithophore Sp Di Wadah Terkontrol Dengan


Kepadatan Inokulum Yang Berbeda,” Agrikan J. Ilm. Agribisnis dan Perikan., vol. 6, pp. 1–6,
2013, doi: 10.29239/j.agrikan.6.0.33-38.

[4] A. Pambudi, T. W. Priambodo, N. Noriko, and B. Basma, “Keanekaragaman Fitoplankton Sungai


Ciliwung Pasca Kegiatan Bersih Ciliwung,” J. Al-AZHAR Indones. SERI SAINS DAN Teknol., vol.
3, no. 4, pp. 1–9, 2017, doi: 10.36722/sst.v3i4.235.

[5] J. Kristiansen and Š. Pavel, Handbook of the Protists, no. December 2017. 2017.

[6] S. M. Myklestad and E. Granum, Biology of (1,3)-β-glucans and related glucans in protozoans
and chromistans, no. Table 1. Elsevier Inc., 2009.

[7] A. S. Litvinov and M. A. Baklanov, “Chrysophyta,” no. Shtina 1968, 2009.

Anda mungkin juga menyukai