Anda di halaman 1dari 3

Alasan Mengapa Orang menggunakan Basaha Gaul Dalam Kehidupan Sehari-hari

Bahasa gaul pada umumnya digunakan sebagai sarana komunikasi di antara remaja
sekelompoknya selama kurun tertentu. Hal ini dikarenakan, remaja memiliki bahasa
tersendiri dalam mengungkapkan ekspresi diri. Sarana komunikasi diperlukan oleh kaum
remaja untuk menyampaikan hal-hal yang dianggap tertutup bagi kelompok usia lain atau
agar pihak lain tidak dapat mengetahui apa yang sedang dibicarakannya. Masa remaja
memiliki karakteristik antara lain petualangan, pengelompokan, dan kenakalan. Ciri ini
tercermin juga dalam bahasa mereka. Keinginan untuk membuat kelompok eksklusif
menyebabkan mereka menciptakan bahasa rahasia (Sumarsono dan Partana, 2002:150).

Selain untuk mempererat hubungan, bahasa gaul merupakan bentuk jati diri. . Biasanya dalam
berkomunikasi, kaum tersebut menggunakan bahasa khas mereka yang tidak mudah
dipahami. Tujuannya untuk menyampaikan satu hal namun tidak ingin orang lain ketahui.

Bahasa gaul berfungsi sebagai ekspresi rasa kebersamaan para pemakainya. Selain itu,
dengan menggunakan bahasa gaul, mereka ingin menyatakan diri sebagai anggota kelompok
masyarakat yang berbeda dari kelompok masyarakat yang lain. Kehadiran bahasa gaul itu
dapat dianggap wajar karena sesuai dengan tuntutan perkembangan nurani anak usia remaja.

Alasan Mangapa Orang Memakai Bahsa Baku

ketika kita berkomunikasi dengan orang di luar lingkungan kita, misalnya beda kantor, lain
daerah, beda profesi, lain kampus, penggunaan bahasa dan istilah yang unik seperti di atas
berpeluang menimbulkan mis-komunikasi dan salah paham. Ujung-ujungnya pesan yang kita
maksudkan tidak terkirim dengan baik dan terjadi gagal komunikasi. Dalam kondisi inilah
sangat disarankan menggunakan bahasa yang maknanya dipahami secara sama oleh semua
orang, atau yang kita kenal sebagai bahasa baku.

Bahasa baku dapat dikatakan sebagai keharusan dalam komunikasi tertulis karena alasan
berikut:

1. Tulisan yang awalnya dimaksud untuk dibaca oleh orang dari lingkungan kita, dapat
saja kemudian dibaca oleh orang lain di luar lingkungan tersebut, sehingga dapat
menimbulkan tanda tanya. Contoh, email ke rekan kantor dapat diteruskan oleh
penerima awal kepada orang lain.
2. Tulisan hanya mengandalkan kata-kata. Penelitian Prof. Albert Mehrabian dari UCLA
menemukan bahwa komunikasi yang baik itu harus meliputi aspek kata-kata, suara
dan visual yang konsisten. Masalahnya, aspek kata-kata itu dampaknya hanya 7%,
sementara suara 38% dan Visual 55%. Dalam komunikasi tulisan, jelas aspek suara
dan visual tidak berperan, sehingga penggunaan istilah non-baku dapat menimbulkan
salah paham.
3. Tulisan itu bertahan lama, sementara bahasa dan istilah non-baku cenderung tidak
bertahan lama. Bahasa prokem yang populer di era 80 sekarang sudah tidak dikenal.
Demikian juga bahasa gawl (baca: gaul) yang sekarang dikenal, kemungkinan akan
digantikan dalam 5–10 tahun ke depan. Bayangkan bagaimana anak-anak sekarang
mencoba memahami sebuah tulisan yang ditulis dengan bahasa prokem zaman dulu.
4. Tulisan punya nilai hukum. Sebuah dokumen tertulis, sekalipun bukan dokumen legal
seperti perjanjian atau surat kuasa dan sejenisnya, bisa dijadikan bukti di pengadilan.
Ketika hal ini terjadi, maka pengadilan akan cenderung menafsirkan bukti tertulis itu
dengan konteks bahasa baku.

Ada juga beberapa alasan mengapa orang memakai bahasa baku dengan fungsi :

Menurut Paul L. Garvin, yang mencerminkan tradisi Aliran Praha, membedakan lima fungsi
bahasa baku:

1. Penyatu – memungkinkan komunikasi mudah di dalam suatu komunitas bahasa


dan membina identitas kultural-politik komunitas tersebut;
2. Pemisah – mengontraskan suatu komunitas bahasa dengan yang lain, sambil
membangun ikatan antara bahasawan yang menggunakan varietas bahasa yang
berbeda-beda;
3. Pemberi prestise – bertindak sebagai pembawa gengsi sosial dan kultural, baik
untuk seluruh komunitas maupun bagi seorang individu yang menuturkannya;
4. Partisipatif – memungkinkan para penutur bahasa untuk mendapatkan manfaat
dari penguasaan bahasa baku (mobilitas sosial, kemungkinan berpartisipasi dalam
wacana publik, dll.);
5. Kerangka acuan – berfungsi sebagai patokan untuk penilaian praktik kebahasaan.
Dafar Pustaka

Nanik Setyawati, Dalam Jurnal: Pemakaian Bahasa Gaul Dalam Komunikasi Di Jejaring
Sosial, Semarang, FPBS Universitas PGRI Semarang

https://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_baku#Fungsi_bahasa_baku

https://id.quora.com/Mengapa-harus-menggunakan-bahasa-yang-baku-dalam-berkomunikasi

Anda mungkin juga menyukai