Anda di halaman 1dari 2

KELOMPOK 1

1. Sebutkan Kebijakan yang dipelajari (level, tipe, waktu) dan siapa yang mengeluarkan?
 Level : Internasional
 Tipe : Nasional
 Waktu : 10 Desember 1982 dan 31 Desember 1985
 Konvensi PBB tentang Hukum Laut yaitu United Nations Convention on the Law of the
Sea (UNCLOS) No. 82 Tahun 1982 pada tanggal 10 Desember 1982 kemudian
UNCLOS disahkan oleh Pemerintah Indonesia (Presiden) dan di setujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) di Jakarta pada tanggal 31 Desember 1985.
2. Apa yang diatur dalam kebijakan tersebut?
Kebijakan Kelauatan Indonesia Dikaitkan dengan Hak dan Kewajiban Negara berdasarkan
UNCLOS 1982 sesuai dengan Konvensi PBB melahirkan delapan zonasi pengaturan
(regime) hukum laut yaitu :
 Perairan Pedalaman (Internal Waters)
 Perairan Kepulauan (Archiplegic Waters) termasuk di dalamnya selat yang digunakan
untuk Pelayaran Internasional
 Laut Teritorial (Teritorial Waters)
 Zona Tambahan (Cintingous Waters)
 Zona Ekonomi Eksklusif (Exclusif Economic Zone)
 Landas Kontinen (Continental Shelf)
 Laut Lepas (High Seas)
 Kawasan Dasar Laut Internasional (International Sea-Bed Area)
3. Masalah kesehatan apa yang di pengaruhi dengan adanya kebijakan tersebut?
Salah satu contoh kebijakan yang ada kaitannya dengan masalah kesehatan adalah Laut
Teritorial (Teritorial Waters) dalam bagian Lintas Damai (Innocent Passage) di Laaut
territorial dalam pasal 21 ayat 1 (f) terkait dengan Hukum dan Peraturan dari Negara Pantai
yang berkaitan dengan Lintas Damair di mana pada ayat 1 (f) berbunyi tentang “Pelestarian
Lingkungan negara pantai dan pencegahan, pengurangan, dan pengendalian pencemaran”.
Hal ini juga diperkuat dengan Perlindungan dan Pelestarian Lingkungan Laut (BAB XII
UNCLOS 1982) terkait dengan pencemaran laut. Pencamaran laut akibat sampah plastik
berdampak pada hewan dan manusia. Sampah plastic di ikan dapat terurai menjadi merkuri
yang bisa menyebabkan penyakit/masalah kesehatan :
 Kanker
 Alergi
 Mutasi Gen
4. Data-data apakah yang dapat dipakai untuk menunjukkan pelaksanaan kebijakan tersebut?
Mengingat Indonesia memiliki wilayah laut yang sangat luas dan letak geografis yang unik.
Di samping letak kepulauan Indonesia yang berada pada garis khatulistiwa, juga posisi
geografis ini menurut kenyataannya merupakan negara kepulauan (archipelagic state) yang
berada pada posisi silang dunia. Negara Kepulauan berkewajiban menetapkan garis-garis
dasar/pangkal kepulauan pada peta dengan skala yang cukup untuk menetapkan posisinya.
Peta atau daftar koordinat geografi demikian harus diumumkan sebagaimana mestinya dan
satu salinan dari setiap peta atau daftar demikian harus didepositkan pada Sekretaris Jenderal
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Dan dengan diakuinya asas Negara Kepulauan, maka perairan
yang dahulu merupakan bagian dari Laut Lepas kini menjadi "perairan kepulauan" yang
berarti menjadi wilayah perairan Republik Indonesia.
Selain itu, pada lingkungan laut Indonesia terdapat berbagai macam sumber kekayaan
alam, baik kekayaan alam hayati maupun non-hayati, dan memiliki peranan yang sangat
penting, misalnya sebagai sarana penghubung, media rekreasi, jalan raya perdagangan, dan
sebagai alat pemersatu bangsa Indonesia. Dilihat dari fenomena kerusakan lingkungan laut
Mengingat begitu pentingnya pelindungan terhadap lingkungan laut, maka untuk
mewujudkannya hal tersebut diperlukan pelaksanaan di dalam United Nations Convention
on The Law of the Sea (selanjutnya disebut UNCLOS) 1982,

Anda mungkin juga menyukai