Anda di halaman 1dari 4

PENGKAJIAN DAN PEMERIKSAAN FISIK SISTEM IMUNOLOGI

A. Pengkajian
Pengkajian riwayat kesehatan difokuskan pada mendeteksi tanda dan gejala yang
paling umum dari gangguan sistem imun; perdarahan abnormal, limfadenopati
(hipertrofi jaringan limfoid, seringkali disebut pembengkakan kelenjar), keletihan,
kelemahan, demam, dan nyeri sendi. Berfokus pada masalah sistem imun, tetapi
pertahankan pendekatan holistik dengan meminta keterangan tentang sistem yang lain
dan tentang kekhawatiran yang berhubungan dengan kesehatan. Masalah sistem imun
dapat disebabkan oleh masalah sistem lain, atau dapat merusak aspek-aspek kehidupan
lain.
1) Riwayat Kesehatan Sekarang
Keluhan umum yang dialami oleh pasien yang mengalami gangguan imunologi
termasuk diantaranya fatigue atau kekurangan energi, kepala terasa ringan, sering
mengalami memar, dan penyembuhan luka yang lambat.
Ajukan pertanyaan untuk mendapatkan informasi yang lebih detail tentang
penyakit penyakit pasien, seperti :
a. Apakah anda menyadari adanya pembesaran nodus limpa?
b. Apakah anda pernah mengalami kelemahan atau nyeri sendi? Jika iya, Kapan
anda pertama kali merasakan keljuhan tersebut? Apakah hal itu menimpa
sebagian dari tubuh anda atau keduanya?
c. Pernahkah dalam waktu dekat ini anda menderita rash, perdarahan abnormal,
atau slow healing score?
d. Pernahkah anda mengalami gangguan penglihatan, demam, atau perubahan
dalam pola eliminasi?
2) Riwayat Kesehatan Dahulu
Eksplorasi penyakit utama yang pernah diderita oleh pasien, penyakit ringan
yang terjadi secara berulang, kecelakaan atau cedera, tindakan operasi, dan alergi.
Tanyakan jika ia pernah mengalami tindakan/prosedur yang berdampak terhadap
sistem imun, seperti transfusi darah atau transplantasi organ.
3) Riwayat Keluarga dan Sosial
Klarifikasi jika pasien memiliki riwayat kanker dalam keluarga ataju gangguan
hematologi atau imun. Tanyakan tentang lingkungan dimana ia bekerja dan tinggal
untuk membantu menentukan jika ia terpapar oleh bahan kimia berbahaya atau
lainnya.
4) Pemeriksaan Fisik
Efek dari gangguan sistem imun biasanya sulit untuk diidentifikasi dan dapat
berdampak pada semua sistem tubuh. Berikan perhatian khusus pada kulit, rambut,
kuku, dan membran mukosa.
a. Inspeksi
 Observasi terhadap pallor, cyanosis, dan jaundice. Juga cek adanya erithema
yang mengindikasi inflamasi lokal dan plethora.
 Evaluasi integritas kulit. Catat tanda dan gejala inflamasi atau infeksi, seperti
kemerahan, pembengkakan, panas, tenderness, penyembuhan luka yang
lama, drainage luka, induration (pengerasan jaringan) dan lesi.
 Cek adanya rash dan catat distribusinya
 Observasi tekstur dan distribusi rambut, catat adanya alopecia.
 Inspeksi kuku terhadap warna, tekstur, longitudinal striations, onycholysis,
dan clubbing
 Inspeksi membran mukosa oral terhadap plak, lesi, oedem gusi, kemerahan,
dan perdarahan.
 Observasi respirasi, ritme, dan energi yang dikeluarkan saat melakukan
upaya bernafas. Catat posisi pasien saat bernafas.
 Kaji sirkulasi perifer. Inspeksi adanya Raynaud’s phenomenon (vasospasme
arteriol intermitten pada jari tangan atau kaki dan terkadang telinga dan
hidung)
 Inspeksi inflamasi pada anus kerusakan permukaan mukosa
b. Palpasi
 Palpasi nadi perifer, dimana seharusnya simetris dan reguler
 Palpasi abdomen, identifikasi adanya pembesaran organ dan tenderness
 Palpasi joint, cek pembengkakan. Tenderness, dan nyeri
 Palpasi nodus lymph superfisial di area kepala, leher, axilla, epitrochlear,
inguinal dan popliteal. Jika saat palpasi reveals pembesaran nodus atau
kelainan lain , catat lokasi, ukuran, bentuk, permukaan, konsistensi,
kesimetrisan, mobilitas, warna, tenderness, suhu, pulsasi, dan vaskularisasi
dari nodus.
c. Pekusi
Perkusi anterior, lateral, dan posterior dari thorax. Bandingkan satu sisi dengan
sisi lainnya. Bunyi dull mengindikasikan adanya konsolidasi yang biasa terjadi
pada pneumonia. Hipersonan (meningkatknya bunyi perkusi) dapat dihasilkan
oleh udara yang terjebak seperti pada asthma bronchial.
d. Auskultasi
 auskultasi diatas paru untuk mengecek suara tambahan yang abnormal.
Wheezing bisa ditimbulkan oleh asthma atau respon alergi. Crackles
disebabkan oleh infeksi saluran pernapasan seperti pneumonia.
 auskultasi bunyi jantung diatas precordium. auskultasi normal reveals hanya
bunyi jantung 1 dan 2.
 auskultasi abdomen untuk bunyi bowel. Gangguan autoimun yang
menyebabkan diare, bunyi bowel meningkat. Scleroderma (pergeseran dan
penebalan kulit dengan degenerasi jaringan konektif) dan gangguan autoimun
lainnya yang menyebabkan konstipasi, bunyi bowel menurun.
Daftar Pustaka

Lewis, Sharon Mantik et al.2004. Medical Surgical Nursing Vol 2. Mosby Year
Book. St. Louis, Missouri.
Sneltzen, Suzanne C.& Brenda G. Bare.2002.Buku Ajar Keperwatan Medikal
Bedah. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai