SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum
Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E Sy)
Oleh:
KHAIRUNNISA
106046103710
RESPONSIBILITY (CSR)
SKRIPSI
Oleh:
Khairunnisa
NIM. 106046103710
Di bawah bimbingan
Pembimbing
JAKARTA
1431 H/2010
LEMBAR PERNYATAAN
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika kemudian hari terbukti karya ini bukan hasil karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
Jakarta.
Penulis
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
PANITIA UJIAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat, hidayah serta pertolongan-Nya
akhirnya dengan penuh kesabaran penulisan skripsi ini dapat diselesaikan oleh
penulis. Terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, S.H, M.A, M.M., sebagai Dekan
Jakarta.
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M.A., sebagai Ketua Jurusan Muamalat (Ekonomi
Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Yayan Sofyan, M. Ag., sebagai Dosen Pembimbing skripsi yang
Hidayatullah Jakarta.
5. Segenap Staf akademik, staf perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum, staf
muamalat Institute.
v
6. Orang Tua-ku Tercinta Bapak Syaefuddin & Ibu Sopiah, Adik-adikku Dewi
Afriyanti dan Amir Mukhlis, dan seluruh keluarga besar yang telah
7. Untuk teman-teman terbaikku: Eva, Rina, Vivi, Putri, Hafid, Basir, Faiz,
Dede, Doel, Zul, Rico, Zaky, Uchon, Iksan, Toyyib, Ali, Rikza dan teman-
teman seperjuangan lain yang tidak bisa saya sebut satu per satu karena terlalu
banyak, yang dari awal hingga akhir dalam perkuliahan dan penulisan skripsi
8. Untuk Nurusdianto, terima kasih atas doa, perhatian dan bantuannya yang
diberikan kepada penulis, terutama pada masa penulisan skripsi ini hingga
selesai.
Akhirnya, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari
Penulis
vi
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………….…………….……………….….. v
DAFTAR TABEL.....………………………………….……………….… xi
BAB I PENDAHULUAN…………………….……………….………. 1
F. Hipotesis…………………………………………..……………….. 15
H. Sistematika Penulisan……………….…………………………….. 15
3. Prinsip-Prinsip CSR……………………………………………. 23
B. Bank Syariah……………………………………………………….. 33
vii
1. Bank Umum Syariah……………………….…………………… 34
C. Kinerja Bank……………………..………………………………… 35
5. Rasio Keuangan…………………………………………………. 44
a. Rasio Profitabilitas…………………………………………... 44
c. Rasio Kehati-Hatian…………………………………………. 46
d. Rasio Likuiditas……………………………………………… 47
B. Pemilihan Sampel…………………………………….…................. 48
1. Menghitung Rasio-Rasio…………………………..….…........... 49
viii
d. Non Performing Finance…………………………………….. 50
2. Uji Statistik……………………………………………………… 51
a. Wilcoxon Test…………………………………………..…… 52
BAB V PENUTUP……………………………….....................................90
A. Kesimpulan………………………………………………................ 90
B. Saran……………………………………………………................... 92
ix
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………93
LAMPIRAN……………………………………………………………….. 97
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GRAFIK
xii
DAFTAR NILAI OUTPUT SPSS
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1
Mas Achmad Daniri, Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapan dalam konteks
Indonesia, PT. Ray Indonesia, Jakarta, 2006, h. 11
1
2
Islam lahir sebagai salah satu solusi alternative terhadap persoalan pertentangan
Bank Islam atau biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah
berlandaskan pada Al Quran dan Hadis. Dengan kata lain, bank syariah adalah
CSR masuk dalam salah satu kegiatan diantara empat asas yang ada, yaitu asas
Tanggung Jawab (Responsibility). Sebagai wujud dari CSR dalam asas itu
2
Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, , (Yogyakarta: UPPAMPYKPN,
2005), h. 1
3
Kiroyan, Noke, Good Corporate Governance dan Corporate Social Responsibility: Adakah
kaitan diantara keduanya, Edisi III, Economic Business Accounting Review, 2006
3
disebutkan bahwa bank harus bertindak sebagai good citizen, termasuk peduli
tercantum pada UU No. 40/2007 tersebut sebagai bagian dari kegiatan bisnis
dari masalah finansial. Hal ini diharapkan karena adanya sistem keuangan di
seluruh kegiatan usaha tidak akan berjalan dengan baik dalam mencapai tujuan
perusahaan.
Pentingnya hasil analisis keuangan, dapat dipakai sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan bagi para pemilik perusahaan, para investor dan pihak-
4
Dyah Virgoana Gandhi, Creating Value Through Corporate Social Responsibility melalui
Pemberdayaan UMKM, makalah bidang moneter SESPIBI angkatan XXVI, Jakarta, 2004, h.4
5
Alihozi, Strategi CSR Bank Syariah, artikel diakses pada 11 februari 2009 dari
http://alihozi77.blogspot.com.
4
merupakan salah satu cara untuk dapat memberikan penilaian yang dapat
perusahaan baik dengan perusahaan lain maupun dengan perusahaan itu sendiri
sebagai berikut:
pada laporan keuangan tahunan yang dipublikasi, antara lain: Return on Asset
Muamalat
lebih menguntungkan
2. Bagi bank syariah yang belum menerapkan CSR, penelitian ini dapat
keuangan.
7
Social Responsibility
Indonesia”.
kendala. Selain itu globalisasi telah mendorong dan membawa dampak semakin
merefleksikan aktivitas CSR dalam proses bisnis perusahaan dan terdiri tidak
hanya dari kinerja ekonomi, namun juga kinerja social dan kinerja lingkungan.
Indonesia dengan jumlah masjid yang berjumlah 202 masjid sampai akhir 2008.
Peserta pada tahun 2005 mencapai 4.686 peserta, dan dana yang dikelola
perusahaan. Laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang disebut
6
Berita Muamalat, Program KUM3 diakses pada 11Februari 2009 dari
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/muamalat_news/238
12
sebagai public service yang berusaha dengan dana masyarakat, sangat perlu
keuangannya. Ini sangat terkait dengan tinggi rendahnya kepercayaan yang akan
keseluruhan. 8
Rasio keuangan adalah hasil perhitungan antara dua macam data keuangan
bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data keuangan
tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam persentase
maupun kali. 9
Sesuai dengan ketentuan yang berlaku umum, terdapat beberapa rasio yang
agar kondisi keuangan suatu bank dapat terjaga tingkat kesehatannya, disamping
7
Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, ,(Yogyakarta:
ANDI, 2004), h. 4
8
Eddie Rinaldy, Membaca Neraca Bank, (Jakarta: CV. Karya Gemilang, 2008), h. 63
9
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: LPFEUI, 2006), h. 155
13
1. Capital (permodalan)
3. Management (manajemen)
5. Liquidity (likuiditas). 10
bank (call money) dalam rupiah terhadap aktiva lancar dalam rupiah.
10
Eddie Rinaldy, Membaca Neraca Bank,( Jakarta: CV. Karya Gemilang, 2008), h. 64
15
F. Hipotesis
G. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini membahas teori CSR yaitu definisi CSR, fungsi dan
Penerapan CSR di Indonesia. Selain itu pada bab ini juga akan dibahas
penelitian.
hasil analisis uji signifikansi Wilcoxon Match Pairs test, dan analisis
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini memuat kesimpulan dari hasil pengolahan data dan saran
dari penulis.
BAB II
LANDASAN TEORI
development while improving the quality of life the workforce as well as the local
”komitmen dunia usaha untuk terus menerus bertindak secara etis, beroperasi
Versi lain mengenai CSR dilontarkan oleh World Bank yang mengartikan
economic development working with employees and their representative the local
1
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan aplikasi CSR, (Gresik: Fascho publishing, 2007),
h. 7
18
19
community and society at large to improve quality of life, in ways that are both
jawab sosial perusahaan atau tanggung jawab sosial korporasi atau tanggung
tawab sosial dunia usaha. Yusuf wibisono mendefinisikan CSR sebagai tanggung
mencakup aspek ekonomi sosial dan lingkungan (triple bottom line) dalam
ekonomi dan bisnis, aksioma tanggung jawab ini dijabarkan menjadi suatu pola
perilaku tertentu. Karena manusia telah menyerahkan suatu tanggung jawab yang
tegas untuk memperbaiki kualitas lingkungan ekonomi dan sosial, maka perilaku
2
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan aplikasi CSR, (Gresik: Fascho publishing, 2007),
h. 8.
20
Allah SWT menetapkan batasan mengenai apa yang bebas dilakukan oleh
lakukan. 3 Konsepsi tanggung jawab dalam Islam mempunyai sifat berlapis ganda
dan terfokus pada tingkat mikro (individual) maupun tingkat makro (organisasi
Dalam Islam diakui adanya suatu tanggung jawab sosial seperti yang
☺ ⌧
⌧
shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang kami anugerahkan kepada
Dari ayat di atas dapat dilihat metafora bisnis bahwasanya kebaikan derma
seseorang bukan semata karena berasal dari jumlah yang berlebihan, namun
berasal dari karunia yang Allah SWT telah sediakan untuknya. Dan orang
tersebut harus mengalokasikan dari sebagian harta yang dia miliki, dalam
posisinya sebagai pelaku bisnis untuk investasi sebagai capital. Karena Allah
3
Muhammad Amin Suma, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi & Keuangan Islam
(Ciputat: Kholam Publishing, 2008), h. 308.
21
baik.
Beberapa prinsip Islam dalam menjalankan bisnis yang berkaitan dengan CSR: 4
Maidah: 103)
lingkungan baru
4
Hermawan Kartajaya dan Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing , (Bandung: Mizan,
2006), h. 69.
22
3. Prinsip-Prinsip CSR
5
Sri subekti, skripsi Konsep dan Strategi CSR PT Takaful Indonesia, 2009 h.23
6
Sri subekti, skripsi Konsep dan Strategi CSR PT Takaful Indonesia, 2009 h.25
24
baik
perusahaan
Prinsip dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk perencanaan CSR secara
CSR, karena visi merupakan gambaran dari sesuatu yang ingin dicapai pada
7
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan Aplikasi CSR, (Gresik: Fascho publishing, 2007),
h. 127.
26
perusahaan untuk program CSR. Misi merupakan cara untuk mencapai visi
yang diinginkan. 8
3) Menetapkan Tujuan, tujuan merupakan hasil akhir atau wujud kongkret dari
sebuah visi. Tujuan merumuskan apa yang akan diselesaikan oleh perusahaan
tidak sedikit pula yang telah membentuk sebuah struktur organisasi yang
strategis, maka idealnya program CSR ditempatkan pada posisi struktur yang
8
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan aplikasi CSR, (Gresik: Fascho publishing, 2007),
h. 133.
27
program CSR yang dijalankan bisa benar fokus, terarah, termonitor dengan
efektif.
utama dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menilai aset SDM tidak cukup
7) Membagi Wilayah, agar lebih fokus pada sasaran, perusahaan dapat membuat
dana yang disediakan oleh perusahaan. Program yang sangat tidak akan ada
artinya jika tidak didukung oleh pendanaan yang memadai. Yang lebih
b. Implementasi
Perencanaan sebaik apapun tidak akan berarti dan tidak akan berdampak
apapun bila tidak diimplementasikan dengan baik. Akibatnya tujuan CSR secara
anggaran yang telah dikucurkan mungkin tidak bisa dibilang kecil. Oleh karena
itu perlu disusun strategi untuk menjalankan rencana yang telah dibuat.
c. Evaluasi
Tahap evaluasi adalah tahap yang perlu dilakukan secara konsisten dari
implementasi atas praktik CSR yang telah dilakukan. Langkah ini tidak terbatas
pada kepatuhan terhadap peraturan dan prosedur operasi standar tapi juga
d. Pelaporan
informasi material dan relevan mengenai perusahaan. Jadi, selain berfungsi untuk
memberikan laporan atas pertanggung jawaban sosial yang telah mereka lakukan
Di Indonesia, penerapan CSR sejatinya bukan hal yang baru, di luar UUPT
CSR, salah satunya Undang-undang No. 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha
Milik Negara (BUMN). Hal ini dapat dilihat pada Pasal 2 ayat (1e) yang
Program CSR yang diterapkan pada BUMN dikenal dengan istilah Program
kondisi ekonomi, sosial, dan lingkungan masyarakat. Karena itu, fokus PKBL
Dalam Undang-undang No. 40 Tahun 2007, CSR diatur dalam Bab V Pasal
9
Aplikasi CSR Indonesia, diakses dari www.CSRindo.com
31
(2) Tanggung jawab sosial dan lingkungan merupakan kewajiban perseroan yang
Sedikitnya ada empat model atau pola CSR yang umumnya diterapkan oleh
1. Keterlibatan langsung.
secretary atau public affair manager atau menjadi bagian dari tugas pejabat
public relation.
groupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di
dana awal, dana rutin atau dana abadi yang dapat digunakan secara teratur
Fund.
pemerintah, universitas dan media massa, baik dalam mengelola dana maupun
dengan model lainnya, pola ini lebih berorientasi pada pemberian hibah
lembaga
33
bersama.
B. Bank Syariah
kepada AlQur’an dan Al Hadis. Berusaha sesuai dengan prinsip syariah Islam
syariat Islam khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam,
unsur riba dan melakukan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil pembiayaan
perdagangan 10
pada bunga. Dengan kata lain, bank Islam (Bank Syariah) adalah lembaga
10
Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, edisi keempat, (Jakarta: lembaga penerbit
UI,2004), h.183
11
Muhammad, Manajemen Pembiyaan Bank Syariah, 2004, h.1
34
1992 tentang perbankan dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah
baik melalui pendirian kantor-kantor bank syariah baru atau konversi dari kantor
pusat bank konvensional (bank syariah tunggal) maupun dengan melakukan dua
sekaligus (dual banking system), melalui konversi dari kantor cabang bank
atau melalui peningkatan status dan konversi kantor cabang pembantu bank
a. Penghimpunan dana
b. Penyaluran dana
istishna’
mudharabah
C. Kinerja Bank
12
Adiwarman Karim, Bank Islam: Analisis Fiqh dan keuangan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada, 2007), h. 97
36
yang diembannya serta memgetahui dampak positif dan negatif dari suatu
sebagai dasar dalam menilai kinerja bank. Tujuan analisa kinerja suatu bank
ditentukan oleh manajemen bank walaupun bank tidak dapat merubah kinerja
pada masa lalu, tetapi melalui analisa kinerja keuangan merupakan langkah awal
Kinerja bank dapat dinilai dengan pendekatan analisa rasio keuangan. Analisa
rasio merupakan suatu tehnik yang digunakan untuk menilai sifat-sifat kegiatan
itu analisa rasio keuangan dapat memberikan petunjuk dan informasi keuangan
13
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002).
37
suatu perusahaan pada waktu tertentu. Untuk mengetahui kondisi keuangan suatu
perusahaan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan, maka perlu
Munawir adalah 15 :
"Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang
dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
dapat mengambil keputusan yang tepat. Jadi dapat disimpulkan bahwa laporan
14
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2002), h. 46
15
Munawir. S, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat.( Yogyakarta: BPFE, 2002), h.2.
38
ini, dapat dijadikan dasar dalam penetapan kebijakan dimasa yang akan datang.
b. Bagi pihak manajemen, berguna untuk menyusun rencana yang lebih baik,
16
Munawir. S, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat.( Yogyakarta: BPFE, 2002), h.2.
39
oleh perusahaan.
pada suatu saat tertentu. Ikhtisar laba rugi memperlihatkan hasil kegiatan atau
saja dana yang telah diserapnya disalurkan. Laporan perubahan posisi keuangan
ini disusun dari neraca pada dua periode (tanggal) dan ikhtisar laba rugi selama
a. Neraca
a. Neraca
kekayaan (aset atau aktiva), kewajiban dan modal bank. Sama sebagaimana
dari:
perbandingan yang seimbang antara harta benda milik atau kekayaan bank
mendapat dana dengan cara menerima simpanan giro, tabungan dan deposito
17
Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua. (Jakarta: Bumi Aksara,
2001), h. 186
41
atau surat-surat berharga. Agar bank mendapatkan marjin, maka tingkat bunga
kredit harus lebih tinggi dari biaya yang dibayarkan kepada pemilik dana. 18
dalam bentuk giro, tabungan dan deposito berjangka. Neraca harus disusun
keuangan perusahaan pada suatu saat tertentu. Sehingga bank menyajikan aktiva
menggambarkan pendapatan atau beban yang berasal dari kegiatan utama bank dan
kegiatan lain.
18
Dahlan Siamat , Manajemen Lembaga Keuangan. Edisi Keempat, (Jakarta: Badan Penerbit
FEUI, 2004), h. 93.
42
Laporan arus kas harus disusun berdasarkan konsep kas selama periode
laporan. Laporan ini harus menunjukkan semua aspek penting dari kegiatan bank
keuangan.
catatan atas laporan keuangan dan mengungkapkan posisi devisa netto menurut
jenis mata uang serta aklivitas-aktivitas lain seperti kegiatan wali amanat,
sebagai berikut: 19
a. Neraca
hasil operasinya, cash flow-nya, investasi terbatas yang dikelola oleh bank,
19
Slamet Wiyono, Cara Mudah Memahami Akuntansi Perbankan Syariah berdasar PSAK
dan PAPSI, ( Jakarta: Grasindo, 2005), , 2006 h.164.
44
5. Rasio Keuangan
keuangan bank, yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kedua data
keuangan tersebut yang pada umumnya dinyatakan secara numerik, baik dalam
presentase atau kali. Hasil perhitungan rasio ini dapat digunakan untuk mengukur
kinerja keuangan bank pada periode tertentu, dan dapat dijadikan tolak ukur
a. Rasio Profitabilitas
Adalah perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau
laba (sebelum pajak) dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu.
perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti). Rasio ini
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total aset bank. Rasio ini
20
Slamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, ( Jakarta: LPFEUI, 2006), h. 155
45
operasional. Semakin rendah tingkat rasio BOPO berarti semakin baik kinerja
Rumus:
46
Besarnya NPF yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah
diperoleh bank tersebut. Semakin besar tingkat NPF ini menunjukkan bahwa
memberikan indikasi bahwa tingkat resiko atas pemberian kredit pada bank
tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank.
c. Rasio Kehati-Hatian
minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar
8% dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR), atau ditambah resiko pasar
dan resiko operasional, ini tergantung pada kondisi bank yang bersangkutan.
Rumus:
d. Rasio likuiditas
pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank atau total
dana pihak ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk mengetahui kemampuan
bank dalam membayar kembali kewajiban kepada para nasabah yang telah
METODOLOGI PENELITIAN
B. Pemilihan Sampel
Data sampel yang digunakan dalam penelitian ini diambil dari ikhtisar
laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk periode tahun 2000-2009.
48
49
sebagai berikut;
perbandingan antara laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti). Rasio
perbandingan antara laba (sebelum pajak) dengan total asset bank. Rasio
minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR
ditambah resiko pasar dan resiko operasional, ini tergantung pada kondisi
Rumus:
pembiayaan yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank
atau total Dana Pihak Ketiga (DPK). Rasio ini digunakan untuk
sebagai berikut:
2. Uji Statistik
NPF, dan BOPO, pada saat sebelum dan sesudah penerapan Corporate Social
Responsibility (CSR) pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk dengan alat uji
nonparametric menggunakan:
a. Wilcoxon Test
52
berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak. Wilcoxon signed
Rank test ini digunakan hanya untuk data bertipe interval atau ratio,
Statistik Uji:
Dimana :
= jumlah ranking dari nilai selisih yang positif (apabila banyaknya selisih
Pengambilan keputusan:
• jika statistik hitung (angka z output) > statistik tabel (tabel z), maka Ho
ditolak
•jika statistik hitung (angka z output) < statistik tabel (tabel z), maka Ho
diterima
Dari output didapatkan nilai z hitung, sedangkan z tabel bisa dihitung pada
tabel z, dengan α = 5% dan uji dua sisi (5% dibagi 2 menjadi 2,5%), maka
luas kurva normal adalah 50% - 2,5% = 47,5% atau 0,475. Pada tabel z
Daerah kritis:
Perhatikan pengujian pada kasus ini menggunakan uji dua sisi, karena
yang dicari adalah apakah ada perbedaan nilai karena perbedaan setelah
diterapkannya CSR, bukan ingin mengetahui cara mana yang lebih bagus dalam
menaikkan nilai.
54
mereka dalam hal diskriminasi harga, menahan buruh dan perilaku lainnya yang
perusahaan tercetus pada tahun 1930-an yang diikuti gelombang resesi dunia
bangkrut. Pada masa ini dunia berhadapan dengan kekurangan modal untuk input
1
Fajar Nursahid, Tanggung Jawab Sosial BUMN: Analisis terhadap Model
kedermawanan Sosial PT Krakatau Steel, PT pertamina dan PT telekomunikasi Indonesia
(Depok: Piramedia, 2006), h. 14-15.
56
57
Gema CSR semakin terasa pada tahun 1950-an. Pada waktu itu,
mulai mendapatkan perhatian yang lebih luas dari berbagai kalangan. Beberapa
kalangan bahkan menyebutkan bahwa saat inilah era modern dari CSR dimulai.
mengawali pembahasan tentang CSR secara ilmiah lewat karyanya yang berjudul
policies, to make those decision or to follow those lines of action which are
Sejak karya Bowen mengenai CSR muncul pada tahun 1950an banyak
peneliti yang berusaha untuk memberikan definisi yang lebih formal mengenai
bahwa “in the long run, those who don’t use power in a way that society
considers to be responsible will tend to have their power taken from them”. Yang
intinya adalah tanggung jawab social perusahaan berbanding lurus dengan power
2
Yusuf Wibisono, Membedah konsep dan aplikasi CSR, (Gresik: Fascho publishing,
2007)
58
Dengan kata lain, semakin besar power yang dimiliki perusahaan maka
tersebut akan kehilangan kekuasaannya. Selain itu juga David memberi cara
supposes that the corporation has not only economic and legal obligations but
Dengan kata lain, kewajiban perusahaan tidak hanya terbatas pada profit
ekonomi dan legalitas usaha, tapi perusahaan juga harus bertanggung jawab pada
harus bertindak dan berkelakuan “baik” sebagaimana warga negara yang baik
pula. 3
Pembahasan yang signifikan sehubungan dengan konsep profit people and planet
bukunya yang berjudul “cannibal with forks, the triple bottom line of twentieth
3
McGuire, Jean B, dan Alison Sundgreen, Thomas Schneeweis, CSR and firm financial
performance, academy of management journal, 1988. Vol. 31, no. 4.
59
semulus itu. Terdapat beberapa golongan yang tidak setuju dengan pengadaan
aktivitas CSR pada perusahaan. Pandangan ini mengatakan bahwa masalah sosial
bukanlah tujuan utama dari berhasil atau tidaknya sebuah bisnis. Preston dan
4
Elkington, j and Thorpe j, cannibal with forks the triple bottom line of 21th century
business, 2005
5
O’bannon, D.P and L.E Preston, The corporate social financial performance
global, tahun 2000 dibentuk Global Compact oleh sekjen PBB, Kofi Annan, yang
PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk didirikan pada 24 Rabius Tsani 1412
H atau 1 November 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan
atau 1 Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan
6
Khudori, Korporasi dan tanggung Jawab Sosial, dalam Amin widjaja tunggal, ed.,
Corporate Social Responsibility (Jakarta: Harvarinddo, 2008), h. 165.
61
Pada tanggal 27 Oktober 1994, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
dikembangkan.
Muamalat pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet
(NPF) mencapai lebih dari 60%. Perseroan mencatat rugi sebesar Rp 105 miliar.
Ekuitas mencapai titik terendah, yaitu Rp 39,3 miliar, kurang dari sepertiga
pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic Development
Bank (IDB) yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS tanggal 21
Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank
Muamalat. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002 merupakan
Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat berhasil membalikkan kondisi dari
rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap Kru Muamalat, ditunjang oleh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian
menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada (i) tidak
mengandalkan setoran modal tambahan dari para pemegang saham, (ii) tidak
melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal
pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri Kru Muamalat menjadi prioritas
usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama
Muamalat pada tahun ketiga dan seterusnya, yang akhirnya membawa Bank kita,
dengan rahmat Allah Rabbul Izzati, ke era pertumbuhan baru memasuki tahun
Saat ini Bank Mumalat memberikan layanan bagi lebih dari 2,5 juta
BMI didukung pula oleh aliansi melalui lebih dari 4000 Kantor Pos Online/SOPP
di seluruh Indonesia, 32.000 ATM, serta 95.000 merchant debet. BMI saat ini
juga merupakan satu-satunya bank syariah yang telah membuka cabang luar
Payment System (MEPS) sehingga layanan BMI dapat diakses di lebih dari 2000
terhadap syariah, namun juga kompetitif dan aksesibel bagi masyarakat hingga
lembaga nasional dan internasional serta masyarakat luas melalui lebih dari 70
award bergengsi yang diterima oleh BMI dalam 5 tahun Terakhir. Penghargaan
yang diterima antara lain sebagai Best Islamic Bank in Indonesia 2009 oleh
Institution in Indonesia 2009 oleh Global Finance (New York) serta sebagai The
Best Islamic Finance House in Indonesia 2009 oleh Alpha South East Asia
(Hong Kong). 7
7
Profil Bank Muamalat diakses dari
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile
64
Visi:
Misi:
Muamalat (BMM) serta disalurkan secara langsung oleh Bank Muamalat. Porsi
dana yang digunakan untuk CSR adalah sebesar 73% dari dana ZIS (Zakat,
Infaq, Sedekah) dari BMM dan sisanya sebsar 27% berasal dari dana Bank
8
Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia diakses dari
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/visi_misi
65
masjid sampai akhir 2008. Peserta pada tahun 2005 mencapai 4.686 peserta, dan
dana yang dikelola mencapai Rp. 8,2 milyar. 9 Pada tahun 2005 Bank Muamalat
BMM (Baitul Mal Muamalat). Sepanjang tahun 2006 Bank Muamalat bersama
BMM telah menyalurkan dana sebesar Rp 450 juta untuk dana kemanusiaan.
sebesar Rp 9,6 Milyar untuk bantuan pendidikan dan korban bencana alam. Pada
tahun 2008, selain melalui BMM, Bank muamalat juga menyalurkan dana CSR
dan dakwah Islam. Pada tahun 2009 program kemanusiaan yang telah disalurkan
Bank Muamalat bersama BMM adalah sebesar Rp 21 Milyar yang terdiri dari
Program CSR melalui Baitul Mal Muamalat ini terlihat seperti jalan
sendiri, tanpa ada keterlibatan penuh dari para stakeholder bank syariah
9
Berita Muamalat, “Program KUM3” diakses pada 11Februari 2009 dari
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/muamalat_news/238
66
adalah sebagian maysarakat masih ada yang menilai bahwa bank syariah tidak
pelaksanaannya. Besarnya dana yang digunakan untuk CSR dalam BMM tidak
dari laba bersih perusahaan. Yang terjadi dalam BMM adalah dana yang
disalurkan untuk kegiatan sosial bersumber dari dana ZIS (zakat, infaq,
sedekah).
Tabel 1.
Rasio Keuangan Tahun 2000-2009
RASIO-RASIO (%)
TAHUN
ROA ROE CAR FDR NPF BOPO
2000 0.63 8.15 8.95 97.9 19.34 98
2001 4.01 36.86 9.02 88.5 6.18 88.03
2002 1.85 15.52 9.64 84.2 4.92 87.07
2003 1.33 8.81 13.04 76.97 3.15 89.77
2004 1.8 15.49 12.17 86.03 2.99 86.7
2005 2.53 18.1 16.33 89.08 2.8 81.59
2006 2.1 21.99 14.56 83.6 5.76 84.69
2007 2.27 23.24 10.79 99.16 2.96 82.75
2008 2.6 33.14 11.44 104.41 4.33 78.94
2009 0.45 8.03 11.15 85.82 4.73 95.5
Dari tabel di atas dapat dilihat ada batas garis tebal antara
tahun 2004 dan 2005. Hal ini dikarenakan Bank Muamalat sudah
mulai menerapkan program CSR pada tahun 2005. Jadi, rasio-
rasio keuangan sebelum CSR dimulai dari tahun 2000 s/d tahun
2004 dan rasio-rasio sesudah CSR dari tahun 2005 s/d tahun
2009. Grafik di bawah ini akan lebih memperjelas pergerakan
rasio-rasio keuangan Bank Muamalat tahun 2000-2009.
68
Grafik 1
Rasio Keuangan Tahun 2000-2009
Tabel 2.
ROA Sebelum dan Sesudah CSR
ROA (%)
SEBELUM SESUDAH
0.63 2.53
4.01 2.1
1.85 2.27
1.33 2.6
1.8 0.45
keuntungan dari setiap satu rupiah aset yang digunakan. Dengan mengetahui
rasio ini, kita bisa menilai apakah perusahaan ini efisien dalam memanfaatkan
10
Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Yogyakarta:
ANDI, 2005), h.78
69
akan dibandingkan dengan rata-rata suku bunga atau tingkat kembalian pada
industri yang sama. Pada tabel di atas dapat dikatakan bahwa Bank Muamalat
lebih efisien dalam mengelola aktivanya setelah menerapkan CSR, hal ini dapat
dibuktikan dengan pergerakan ROA sesudah CSR lebih stabil daripada sebelum
CSR.
Grafik 2.
Dari grafik di atas, dapat dilihat tingkat ROA yang paling tinggi adalah pada
tahun 2001 yaitu sebesar 4,01% sedangkan tingkat ROA yang paling rendah
terjadi pada tahun 2009 yaitu sebesar 0,45%. Pada tahun 2009 laba yang
Output 1.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Ties 0c
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
71
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang positif.
Output 2.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah –
sebelum
Z -.135a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,893 > α =0,05 maka Ho diterima yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara ROA sebelum dan sesudah
CSR .
ROE (%)
SEBELUM SESUDAH
8.15 18.1
36.86 21.99
15.52 23.24
8.81 33.14
15.49 8.03
72
oleh perusahaan untuk setiap rupiah modal dari pemilik. 11 Berdasarkan tabel di
kembalian yang lebih tinggi setelah CSR. Hal ini dapat dilihat dari besarnya ROE
Grafik 3
Dari grafik 3 di atas, dapat dilihat bahwa tingkat ROE yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2001 yaitu sebesar 36,86% dan tingkat ROE terendah terjadi pada tahun 2009
yaitu sebesar 8,03%,. Pada tahun 2009 juga terdapat penurunan tingkat ROE karena
penurunan laba operasional perusahaan, yang disebabkan ekspansi bisnis dan beban
pencadangan.
11
Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Yogyakarta:
ANDI, 2005), h.79
73
Output 3.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Ties 0c
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
74
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif.
Output 4.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.674a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,500 > α =0,05 maka Ho diterima yang
berarti bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara ROE sebelum dan
sesudah CSR .
CAR (%)
SEBELUM SESUDAH
8.95 16.33
9.02 14.56
9.64 10.79
13.04 11.44
12.17 11.15
75
mengalami penurunan, walaupun bank ini masih tergolong ‘sehat’ karena CAR
nya masih di atas 8%. Tingkat CAR yang tertingi terjadi pada tahun pertama
Grafik 4.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat CAR yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2005 yaitu sebesar 16,33% sedangkan yang paling rendah terjadi pada tahun
2000 yaitu sebesar 8,95%. Pada tahun 2005 Bank Muamalat berhasil meyakinkan
12
Eddie Rinaldy, Membaca Neraca Bank, (Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing,
2008), h.65.
76
jumlah modal sebesar 50,07% karena adanya program Hak Memesan Efek Terlebih
Dahulu (HEMTD) kepada para investor asing. Pada tahun 2005 terkumpul dana
Output 5.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Ties 0c
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada variabel
77
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif.
Output 6.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.944a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,345 > α =0,05 maka Ho diterima yang
berarti bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara CAR sebelum dan
sesudah CSR .
78
Tabel 5.
FDR Sebelum dan Sesudah CSR
FDR (%)
SEBELUM SESUDAH
97.9 89.08
88.5 83.6
84.2 99.16
76.97 104.41
86.03 85.82
kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima bank. Berdasarkan rasio ini
penanaman dana lainnya. Perpencaran ini sangat penting, karena hasil dan bobot
intermediasi bank tersebut sudah baik. FDR dapat dijadikan tolak ukur kinerja
antara pihak yang kelebihan dana (Unit Surplus of Funds) dengan pihak yang
13
Eddie Rinaldy, Membaca Neraca Bank, (Jakarta: Indonesia Legal Center Publishing,
2008), h.69
79
sangat baik sesudah menerapkan CSR. Dapat dibuktikan dengan tingkat FDR
Grafik 5
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat FDR yang paling tinggi terjadi pada
tahun 2008 yaitu sebesar 104,41%, sedangkan yang paling rendah terjadi pada tahun
2006 yaitu sebesar 83,6%. Pada tahun 2008 jumlah pembiayaan yang disalurkan lebih
besar daripada total DPK yang berhasil dihimpun Bank Muamalat. Hal ini
dikarenakan sebagian besar pembiayaan yang disalurkan berupa dana sosial untuk
14
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: LPFEUI, 2006), h.
166.
80
Output 7.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 2 observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada variabel
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
81
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang negatif.
Output 8.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.405a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,686 > α =0,05 maka Ho diterima yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara FDR sebelum dan sesudah
CSR .
Tabel 6.
NPF (%)
SEBELUM SESUDAH
19.34 2.8
6.18 5.76
4.92 2.96
3.15 4.33
2.99 4.73
82
oleh Bank Indonesia saat ini adalah maksimal 5%. Jika melebihi 5% maka akan
besar tingkat NPF atau NPL menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional
resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan
tingginya NPF yang dihadapi bank. 15 Dengan melihat tabel di atas, kita dapat
mengetahui bahwa NPF sesudah CSR cenderung naik, namun masih stabil.
Tingkat NPF yang paling tinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 19,34%.
pemberian kreditnya.
Grafik 6.
15
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: LPFEUI, 2006), h.
161.
83
Dari grafik di atas dapat dilihat dengan jelas bahhwa tingkat NPF tertinggi terjadi
pada tahun 2000 yaitu sebesar 19,34%, sedangkan yang paling rendah terjadi pada
tahun 2005 yaitu sebesar 2,8%. Pada tahun 2000, terjadi krisis ekonomi yang melanda
Indonesia, oleh karena itu, terjadi banyak pembiayaan yang bermasalah. Hal ini
Output 9.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Ties 0c
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 3 observasi atau dengan kata lain terdapat 3 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 2observasi atau dengan kata lain terdapat 2 observasi pada variabel
84
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang positif.
Output 10.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.674a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,500 > α =0,05 maka Ho diterima yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara NPF sebelum dan sesudah
CSR .
85
Tabel 7.
BOPO (%)
SEBELUM SESUDAH
98 81.59
88.03 84.69
87.07 82.75
89.77 78.94
86.7 95.5
suatu bank, jika angka rasio menunjukkan di atas 90% dan mendekati 100%, ini
berarti bahwa kinerja bank tersebut menunjukkan tingkat efisiensi yang sangat
rendah. Tetapi jika rasio ini rendah, misalnya mendekati 75%, ini berarti kinerja
bank yang bersangkutan menunjukkan tingkat efisiensi yang tinggi.16 Dari hasil
pengamatan tabel di atas, maka dapat dilihat bahwa tingkat efisiensi Bank
Muamalat sebelum dan sesudah CSR tergolong rendah, karena rasio BOPO
16
Selamet Riyadi, Banking Assets and Liability Management, (Jakarta: LPFEUI, 2006), h.
159.
86
Grafik 7.
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa tingkat BOPO tertinggi terjadi pada tahun
2000 yaitu sebesar 98%, sedangkan yang terendah terjadi pada tahun 2008 yaitu
sebesar 78,94%. Pada tahun 2000 terjadi biaya Operasional yang lebih besar daripada
pendapatan operasional yang diperoleh Bank. Hal ini disebabkan karena adanya krisis
ekonomi di Indonesia.
87
Output 11.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test
Ranks
Ties 0c
Total 5
c. sesudah = sebelum
1. Negative Ranks atau selisih antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang
negatif sebanyak 4 observasi atau dengan kata lain terdapat 4 observasi pada
variabel ‘sesudah’ yang kurang dari observasi pada variabel ‘sebelum’. Dan
2. Positive Ranks atau selisih variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’ yang positif
sebanyak 1 observasi atau dengan kata lain terdapat 1 observasi pada variabel
‘sesudah’ yang lebih dari observasi pada variabel ‘sebelum’ dengan rata-rata
3. Ties atau tidak ada perbedaan antara variabel ‘sebelum’ dan ‘sesudah’
sebanyak 0 observasi.
88
positif maka nilai T yang digunakan adalah jumlah rangking yang positif.
Output 12.
Nilai Statistik Uji
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -1.214a
Oleh karena nilai asymp sig = 0,225 > α =0,05 maka Ho diterima yang berarti
bahwa tidak ada perbedaan secara nyata antara BOPO sebelum dan
sesudah CSR .
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Bank Muamalat menyalurkan dana CSR nya melalui salah satu anak
diambil dari dana ZIS (zakat, Infaq, Sedekah) sebesar 73% dari BMM dan
tinggi setelah CSR. Hal ini dapat dilihat dari besarnya ROE sesudah
‘sehat’ karena CAR nya masih di atas 8%. Tingkat CAR yang tertingi
89
90
e. NPF sesudah CSR cenderung naik, namun masih stabil. Tingkat NPF
yang paling tinggi terjadi pada tahun 2000 yaitu sebesar 19,34%.
semua Ho diterima (nilai asymp sig > nilai α) yang berarti bahwa tidak ada
adanya pergerakan rasio keuangan pada tiap tahunnya. Ini berarti CSR
rasio keuangan.
91
B. Saran
berpengaruh secara nyata terhadap rasio keuangan Bank Muamalat, maka tidak
ada alasan lagi bahwa CSR hanya menambah beban suatu perusahaan saja. Tidak
hanya bank syariah, program CSR diwajibkan bagi seluruh perusahaan apapun,
Al Qur’an dan terjemahan, Solo: PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2007.
Daniri, Mas Achmad , Good Corporate Governance: Konsep dan Penerapan dalam
ANDI, 2004.
Elkington, j and Thorpe j, cannibal with forks the triple bottom line of 21th century
business, 2005.
Mizan, 2006.
92
93
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keenam, Jakarta: PT. Raja
Khudori, Korporasi dan tanggung Jawab Sosial, dalam Amin widjaja tunggal, ed.,
Review, 2006.
McGuire, Jean B, dan Alison Sundgreen, Thomas Schneeweis, CSR and firm
4.
2005.
O’bannon, D.P and L.E Preston, The corporate social financial performance
Rinaldy, Eddie, Membaca Neraca Bank, CV. Jakarta: Karya Gemilang, ,2008.
Riyadi, Slamet, Banking Assets and Liability Management, Jakarta: LPFEUI, 2006.
Rochaety, Ety dkk., Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, Jakarta:
Aksara, 2001.
Suma, Muhammad Amin, Menggali Akar Mengurai Serat Ekonomi & Keuangan
Sunaryo, Sri subekti, Skripsi Konsep dan Strategi CSR PT takaful Indonesia, 2009,
Tim Penyusun, Pedoman Penulisan Skripsi, Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Wibisono, Yusuf, Membedah konsep dan aplikasi CSR, Gresik: Fascho publishing,
2007.
Alihozi, Strategi CSR Bank Syariah, artikel diakses pada 11 februari 2009 dari
http://alihozi77.blogspot.com.
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/muamalat_
news/238
http://www.muamalatbank.com/index.php/home/about/profile
http://www.muamalatbank.com/index.php/about/visi_misi
LAMPIRAN
Tabel 1.
Rasio Keuangan Tahun 2000-2009
RASIO-RASIO (%)
TAHUN
ROA ROE CAR FDR NPF BOPO
2000 0.63 8.15 8.95 97.9 19.34 98
2001 4.01 36.86 9.02 88.5 6.18 88.03
2002 1.85 15.52 9.64 84.2 4.92 87.07
2003 1.33 8.81 13.04 76.97 3.15 89.77
2004 1.8 15.49 12.17 86.03 2.99 86.7
2005 2.53 18.1 16.33 89.08 2.8 81.59
2006 2.1 21.99 14.56 83.6 5.76 84.69
2007 2.27 23.24 10.79 99.16 2.96 82.75
2008 2.6 33.14 11.44 104.41 4.33 78.94
2009 0.45 8.03 11.15 85.82 4.73 95.5
96
97
Tabel 2.
ROA Sebelum dan Sesudah CSR
ROA
SEBELUM SESUDAH
0,63 2,53
4,01 2,1
1,85 2,27
1,33 2,6
1,8 0,45
Tabel 3.
ROE Sebelum dan Sesudah CSR
ROE
SEBELUM SESUDAH
8.15 18.1
36.86 21.99
15.52 23.24
8.81 33.14
15.49 8.03
Tabel 4.
CAR Sebelum dan Sesudah CSR
CAR
SEBELUM SESUDAH
8.95 16.33
9.02 14.56
9.64 10.79
13.04 11.44
12.17 11.15
98
Tabel 5.
FDR Sebelum dan Sesudah CSR
FDR
SEBELUM SESUDAH
97.9 89.08
88.5 83.6
84.2 99.16
76.97 104.41
86.03 85.82
Tabel 6.
NPF
SEBELUM SESUDAH
19.34 2.8
6.18 5.76
4.92 2.96
3.15 4.33
2.99 4.73
99
Tabel 7.
BOPO
SEBELUM SESUDAH
98 81.59
88.03 84.69
87.07 82.75
89.77 78.94
86.7 95.5
Grafik 1
Rasio Keuangan Tahun 2000-2009
100
Grafik 2.
Grafik 3
Grafik 4.
CAR Sebelum dan Sesudah CSR
Grafik 5
Grafik 6.
Grafik 7.
Output 1.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (ROA)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 2.
Nilai Statistik Uji (ROA)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.135a
Asymp. Sig. (2-
.893
tailed)
Output 3.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (ROE)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 4.
Nilai Statistik Uji (ROE)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.674a
Asymp. Sig. (2-
.500
tailed)
Output 5.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (CAR)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 6.
Nilai Statistik Uji (CAR)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.944a
Asymp. Sig. (2-
.345
tailed)
Output 7.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (FDR)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 8.
Nilai Statistik Uji (FDR)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.405a
Asymp. Sig. (2-
.686
tailed)
Output 9.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (NPF)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 10.
Nilai Statistik Uji (NPF)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.674a
Asymp. Sig. (2-
.500
tailed)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -.674a
Asymp. Sig. (2-
.500
tailed)
Output 11.
Uji Wilcoxon Match Pairs Test (BOPO)
Ranks
Ties 0c
Total 5
Output 12.
Nilai Statistik Uji (BOPO)
Test Statisticsb
sesudah -
sebelum
Z -1.214a
Asymp. Sig. (2-
.225
tailed)