Disusun Oleh
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan,
alat kerja, bahan, proses maupun lingkungan kerja ( faktor fisik, faktor kimia, faktor
biologis, faktor fisiologis atau ergonomi, faktor psikologis ), oleh karena itu penyakit
akibat kerja merupakan penyakit artefisial atau sering disebut manmade diseases. 1,2
Upaya dalam mencegah timbul PAK yang disebabkan oleh pekerjaan maka perlu adanya
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja atau biasa disebut K3 agar para pekerja
merasa nyaman saat sedang bekerja dan dapat terhindar dari PAK.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan suatu program yang didasari
pendekatan ilmiah dalam upaya mencegah atau memperkecil terjadinya bahaya (hazard)
dan risiko (risk) terjadinya penyakit dan kecelakaan maupun kerugian-kerugian lainnya
yang mungkin akan terjadi. Kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan yang
bertujuan agar tenaga kerja memperoleh keadaan kesehatan yang sempurna baik fisik,
mental maupun sosial sehingga memungkinkan bekerja secara optimal.
Kesehatan kerja juga diatur dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang
kesehatan pasal 23 mengenai kesehatan kerja dijelaskan bahwa upaya kesehatan kerja
pada setiap tempat kerja khususnya tempat kerja yang berisiko terjadinya suatu bahaya
kesehatan yang cukup besar bagi para tenaga kerja supaya dapat bekerja secara sehat
tanpa membahayakan dirinya sendiri atau orang yang ada di sekelilingnya.
Fasilitas pelayanan kesehatan khususnya Rumah Sakit telah diidentifikasi sebagai
sebuah lingkungan di mana terdapat aktivitas yang berkaitan dengan ergonomi antara lain
mengangkat, mendorong, menarik, menjangkau, membawa benda, dan dalam hal
penanganan pasien. Petugas kesehatan, terutama yang bertanggung jawab untuk
perawatan pasien, memiliki potensi bahaya lebih rentan yang dapat menyebabkan
gangguan muskuloskeletal dibandingkan berbagai bidang lainnya. (OSHA, 2013)
Gangguan muskuloskeletal merupakan masalah penting terutama dalam industri
rumah sakit. Gangguan tersebut paling banyak diderita oleh perawat. Dengan adanya
gangguan tersebut akan meningkatkan pengeluaran biaya oleh rumah sakit. Biaya yang
dikeluarkan berupa biaya pengobatan perawat yang sakit maupun biaya yang hilang
akibat perawat yang mangkir atau tidak masuk kerja karena menderita gangguan tersebut
(Setyawati, 2017).
Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah masih kurangnya pengetahuan yang
dimiliki tenaga kesehatan, khususnya perawat berkaitan dengan pekerjaan patient
handling seperti, tehnik mendorong/menarik, membawa, memutar, menahan, dan
mengangkat/menurunkan pasien. Kurangnya pengetahuan perawat tentang tehnik tersebut
dapat mengakibatkan cedera pada tulang belakang.
Berdasarkan uraian di atas maka perlu diketahui faktorfaktor yang dapat
mempengaruhi keluhan gangguan muskuloskeletal pada perawat.
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
BAB II
ISI
Rovitri, Anestia,
Dr dr Anies MKes PKK, 2005, Penyakit Akibat kerja, Jakarta, PT Elex Media Komputindo