Anda di halaman 1dari 8

SEMINAR NASIONAL

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN BERBASIS


DISCOVERY LEARNING PADA MATA KULIAH DISAIN BUSANA
Hamidah Suryani1, Ratnawati T.2
1,2
Jurusan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Teknik, Universitas Negeri Makassar
1
hamidah.suryani@unm.ac.id

ABSTRAK

Tujuan pengembangan ini adalah menghasilkan produk berupa modul


disain busana yang layak untuk digunakan sebagai perangkat pembelajaran.
Modul yang dikembangkan ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dosen dan
mahasiswa sebagai sumber informasi dalam pembelajaran. Penelitian ini
merupakan penelitian pengembangan yang mengaju pada model 4-D menurut
Thiagarajan, Semmel dan Semmel yaitu Define, Design, Develop, dan
Disseminate. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
angket. Data yang diperoleh adalah data kualitatif dan kuantitatif. Hasil rating
validasi terhadap modul pembelajaran mencapai rata-rata sebesar 3,5 sehingga
memenuhi kriteria kevalidan, hasil rating respon 25 mahasiswa terhadap modul
sebesar 82% atau interprestasi sangat layak atau mendapatkan respon positif.
Simpulan pada penelitian ini adalah modul pembelajaran berbasis discovery
learning pada mata kuliah disain busana yang dikembangkan layak digunakan
sebagai perangkat pembelajaran di Jurusan Pendidikan kesejahteraan Keluarga
Universitas Negeri Makassar.

Kata kunci: Pengembangan, Modul, Discovery learning, Disain Busana

PENDAHULUAN kualitas dan relevansi serta


penyebarannya.
Amanat Undang-Undang RI No. 20
Salah satu upaya peningkatan
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
kualitas pendidikan adalah perhatian
Nasional, pada pasal 1 ayat 1 dinyatakan
terhadap proses pembelajaran.
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
Peningkatan kualitas proses pembelajaran
terencana untuk mewujudkan suasana
ini sangat penting dilakukan pada setiap
belajar dan proses pembelajaran agar
jenjang pendidikan. Mulai dari tingkat
peserta didik secara aktif
pendidikan usia dini sampai pada tingkat
mengembangkan potensi dirinya untuk
perguruan tinggi. Pada level perguruan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
tinggi, seperti Jurusan Pendidikan
pengendalian diri, kepribadian,
Kesejahteraan Keluarga (PKK) yang
kecerdasan, akhlak mulia, serta
merupakan salah satu jurusan yang ada di
keterampilan yang diperlukan dirinya,
Fakultas Teknik Universitas Negeri
masyarakat, bangsa, dan Negara .
Makassar. Jurusan ini membina 3
Pendidikan merupakan salah satu
program studi yaitu Pendidikan
tonggak dasar bagi manusia dalam
Kesejahteraan Keluarga (S1), Tata
mengembangkan potensi dirinya,
Busana (D3), dan Tata Boga (D3).
sehingga mampu menghadapi setiap
Pada Program Studi S1 PKK,
perubahan yang terjadi akibat adanya
terdiri dari tiga konsentrasi, yaitu
kemajuan ilmu pengetahuan dan
konsentrasi Pendidikan Tata Busana,
teknologi. Maka dengan demikian,
Pendidikan Tata Boga dan Pendidikan
masalah pendidikan perlu mendapat
Tata Rias. Khusus pada Program Studi
perhatian dan penanganan yang lebih
PKK konsentrasi Tata Busana, terdapat
baik terutama menyangkut berbagai
mata kuliah Disain Busana yang
masalah yang berkaitan dengan kuantitas,
merupakan salah satu mata kuliah wajib,
yang harus diikuti oleh mahasiswa S1

230
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Tata Busana. Mata kuliah Disain Busana dan lingkungan mahasiswa. Bahan ajar
ini dijadwalkan pada semester 4 dapat membantu mahasiswa memperoleh
(semester genap) dengan bobot 3 SKS. alternatif bahan pembelajaran disamping
Mata kuliah disain busana, buku teks pelajaran yang kadang-kadang
dibutuhkan kreasi dan variasi model serta sulit diperoleh. Dikmenum (2004)
metode pembelajaran yang baik. Bagi menjelaskan bahan ajar adalah segala
sebagian mahasiswa dianggap sebagai bentuk bahan yang digunakan untuk
mata kuliah yang sulit dan butuh membantu guru atau instruktur dalam
perhatian ekstra agar mahasiswa melaksanakan kegiatan belajar mengajar.
mendapatkan nilai atau hasil yang Banyak sekali bentuk bahan ajar yang
memuaskan pada mata kuliah disain digunakan dalam dunia pendidikan, salah
busana ini. Kebanyakan sumber belajar satunya yaitu modul.
yang digunakan mahasiswa adalah Prastowo (2013) berpendapat
berupa handout dan slide powerpoint dari bahwa modul merupakan sebuah bahan
dosen karena belum tersedianya modul ajar yang disusun secara sistematis
pembelajaran untuk mata kuliah tersebut. sehingga penggunanya dapat belajar
Pengadaan atau pengembangan modul secara mandiri dengan atau tanpa seorang
disain busana akan sangat membantu guru. Bahan ajar dikatakan layak menurut
mahasiswa dalam proses pembelajaran BSNP (dalam Muslich, 2010 dan
mata kuliah tersebut. Sehingga Depdiknas, 2007) apabila memenuhi
pengembangan modul disain busana empat komponen yaitu komponen
merupakan salah satu langkah untuk kelayakan isi, komponen kelayakan
meningkatkan kemampuan keterampilan kebahasaan, komponen kelayakan
merancang sebuah busana yang baik dan penyajian, dan komponen kelayakan
benar. Hal ini merupakan salah satu kegrafikan.
langkah mahasiswa yang sangat penting Peningkatan kualitas pembelajaran
untuk menjadi seorang desainer yang ahli mata kuliah Disain Busana dapat dimulai
dalam mendesain atau menciptakan dari proses pembelajaran mata kuliah
busana yang akan diproduksi dan Disain Busana di kelas. Untuk
merupakan mata kuliah prasyarat bagi meningkatkan kualitas proses
mahasiswa yang akan mengambil mata pembelajaran diperlukan sarana
kuliah peragaan busana. penunjang seperti perangkat
Peningkatan kualitas proses pembelajaran berupa modul pembelajaran
pembelajaran di perguruan tinggi dapat yang dapat memenuhi kebutuhan belajar
dilakukan dengan berbagai strategi dan mahasiswa sesuai dengan pendekatan
salah satu alternatif yang dapat ditempuh pembelajaran yang digunakan. Hal ini
adalah pengembangan bahan ajar. dilakukan agar mahasiswa dapat belajar
Pengembangan bahan ajar yang secara aktif. Selain itu, modul
dilakukan oleh seorang dosen untuk pembelajaran yang baik juga
memecahkan permasalahan pembelajaran memudahkan dosen dalam mengelola
dengan memperhatikan sasaran atau proses pembelajaran dan melakukan
mahasiswa dan juga menyesuaikan penilaian (assessment), untuk itu
dengan kompetensi yang harus dicapai hendaknya setiap dosen membuat modul
(Haryanto, 2016). Menurut Poerwanti pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
dkk (2017) bahwa, bahan ajar disusun kelasnya masing-masing sebelum
dengan tujuan menyediakan bahan untuk memulai proses pembelajaran.
pembelajaran yang sesuai dengan Modul yang dikembangkan peneliti
tuntutan kurikulum yang berlaku dengan adalah modul yang menerapkan
mempertimbangkan kebutuhan pendekatan pembelajaran penemuan
mahasiswa yang meliputi karakteristik (discovery). Modul yang dikembangkan

231
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

memuat enam prosedur pembelajaran Kelebihan discovery learning adalah


discovery. Illahi (2012) mengadopsi dengan semakin sering menggunakan
pendapat Abu Ahmadi dan Joko Tri model discovery learning, maka akan
Prasetya tentang prosedur pembelajaran membantu mahasiswa tertarik mengikuti
berbasis discovery yang secara umum pembelajaran di kelas dan mahasiswa
terdiri dari enam langkah, yaitu (1) akan memiliki keterampilan dalam
stimulation, (2) problem statement, (3) memecahkan masalah dan dapat
data collection, (4) data processing, (5) menciptakan semangat dan motivasi
verification, dan (6) generalization. dalam belajar.
Model discovery learning adalah Adapun tujuan dari penelitian ini
model pembelajaran dengan adalah 1) untuk mengetahui
menggunakan metode mengajar yang pengembangan modul berbasis discovery
mengatur pengajaran sedemikian rupa learning pada matakuliah disain busana,
sehingga mahasiswa memperoleh 2) untuk mengetahui kelayakan modul
pengetahuan yang sebelumnya belum berbasis discovery learning pada mata
diketahui tidak melalui pemberitahuan, kuliah yang dikembangkan, dan 3) untuk
sebagian atau seluruhnya ditemukan mengetahui respon mahasiswa terhadap
sendiri. Metode discovery learning suatu modul berbasis discovery learning yang
metode menitikberatkan pada aktivitas dikembangkan.
mahasiswa dalam belajar.
Menurut Lasmiyati dan Idrus METODE PENELITIAN
(2014) bahwa kelebihan pembelajaran
dengan modul yaitu (a) modul dapat Jenis penelitian yang digunakan
memberikan umpan balik sehingga adalah penelitian pengembangan dengan
pebelajar mengetahui kekurangan mereka menggunakan model pengembangan 4-D
dan segera melakukan perbaikan, (b) (four D models) yang dikemukakan oleh
dalam modul ditetapkan tujuan Thiagarajan, Semmel dan Semmel
pembelajaran yang jelas sehingga kinerja ((dalam Trianto, 2009). Model
siswa belajar terarah dalam mencapai pengembangan ini terdiri dari 4 tahap
tujuan pembelajaran, (c) modul yang yaitu pendefinisian (Define),
didesain menarik, mudah untuk Perancangan (Design), Pengembangan
dipelajari, dan dapat menjawab (Develop), dan Penyebaran
kebutuhan tentu akan menimbulkan (Disseminate). subjek adalah mahasiswa
motivasi siswa untuk belajar, (d) modul Jurusan Pendidikan Kesejahteraan
bersifat fleksibel karena materi modul Keluarga semester genap tahun akademik
dapat dipelajari oleh siswa dengan cara 2015/2016. Subyek uji coba penelitian
dan kecepatan yang berbeda, (e) sebanyak 25 orang mahasiswa.
kerjasama dapat terjalin karena dengan Instrumen-instrumen penelitian ini adalah
modul persaingan dapat diminimalisir (1) lembar penilaian validasi modul, dan
dan antara pebelajar dan pembelajar, dan (2) lembar angket respons mahasiswa.
(f) remidi dapat dilakukan karena modul Analisis data hasil validasi modul
memberikan kesempatan yang cukup pembelajaran dilakukan dengan mencari
bagi siswa untuk dapat menemukan rata-rata tiap kategori dan rata-rata tiap
sendiri kelemahannya berdasarkan aspek dalam lembar validasi, hingga
evaluasi yang diberikan. akhirnya didapatkan rata-rata total
Pengembangan modul disain penilaian validator terhadap modul.
busana berbasis discovery learning ini Adapun kegiatan yang dilakukan dalam
untuk membantu mahasiswa proses analisis data kevalidan Modul
memperbaiki dan meningkatkan Pembelajaran adalah sebagai berikut:
keterampilan dan proses kognitif.

232
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Tahap pendefinisian (define), tahap


∑ ̅ ini dilaksanakan untuk menetapkan dan
̅
mendefinisikan analisis awal-akhir
Keterangan : pembelajaran, analisis karakteristik
̅ = rerata total mahasiswa, analisis konsep / materi,
̅ = rerata aspek ke i analisis tugas dan merumuskan tujuan
= banyaknya aspek pembelajaran, sehingga dapat diperoleh
(Nurdin, 2007) hal-hal apa saja yang diperlukan dalam
melakukan pengembangan modul.
Kategori validitas setiap kriteria, Kegiatan ini melakukan analisis ujung
setiap aspek, atau keseluruhan aspek depan dimana peneliti banyak melakukan
ditetapkan sebagai berikut pada tabel 1. diskusi dengan Dosen pengampuh mata
Tabel 1. Bobot Penilaian Kualitatif kuliah disain busana untuk mengetahui
Bobot Nilai Penilaian bagaimana kondisi proses pembelajaran
Kualitatif di Kampus tersebut. Hal ini bertujuan
3,5 ≤ M ≤ 4 Sangat valid untuk memperoleh informasi mengenai
2,5 ≤ M < Valid masalah mendasar yang perlu diupayakan
3,5 pemecahannya. Selanjutnya Analisis
1,5 ≤ M < Cukup valid mahasiswa dilakukan untuk menelaah
2,5 tentang karakteristik mahasiswa.
M < 1,5 Kurang valid Karakteristik mahasiswa yang dimaksud
meliputi latar belakang pengetahuan
khususnya kemampuan dasar tentang
Kriteria untuk menyatakan bahwa pengetahuan dan keterampilan dasar
respon mahasiswa terhadap modul tentang mendesain busana. Bahasa yang
pembelajaran adalah positif, apabila lebih digunakan dan perkembangan kognitif
dari 80% mahasiswa menyatakan: (1) mahasiswa. Hasil telaah tersebut
ketertarikan terhadap modul; (2) materi digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam modul; (3) dapat memahami untuk mengembangkan perangkat
dengan jelas bahasa yang digunakan pembelajaran dengan model discovery
dalam modul; sedangkan komentar learning.
mahasiswa yang bersifat konstruktif Secara garis besar, tahap
digunakan sebagai bahan pertimbangan perancangan (design) ini meliputi dua
untuk melakukan revisi terhadap modul langkah yaitu pemilihan format modul
pembelajaran. dan desain modul. Format modul dimulai
dari sampul depan modul sampai sampul
HASIL DAN PEMBAHASAN belakang modul. Struktur ini meliputi
materi yang dijabarkan dari indikator,
Penelitian ini berupa penelitian
soal-soal latihan, rangkuman dari materi
yang bertujuan memperoleh suatu produk
yang telah dipaparkan, dan evaluasi.
berupa modul untuk mata kuliah disain
Mendesain modul merupakan kegiatan
busana berbasis discovery learning.
merancang model modul atau fisik modul
Desain pengembangan modul disain
agar lebih menarik dan memotivasi siswa
busana berbasis discovery learning ini
untuk belajar. Modul yang dihasilkan
menggunakan model pengembangan 4-D
terdiri dari delapan BAB, Adapun
yaitu tahap pendefinisian (define), tahap
langkah-langkah desain sebagai berikut:
perancangan (design), tahap
1) Bab 1. Konsep Dasar Disain Busana,
pengembangan (develop), dan tahap
2) Bab 2. Unsur-Unsur Disain Busana, 3)
penyebaran (disseminate) yang
Bab 3. Prinsip-prinsip Disain Busana, 4)
dikemukakan oleh Thiagarajan.
Bab 4. Proporsi Tubuh Manusia, 5) Bab

233
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

5. Bagian-bagian Busana dan Teknik Tabel 2.Hasil penilaian kualitas


Menggambar, 6) Bab 6. Menggambar modul pembelajaran oleh validator
Tekstur dan Pola Motif Bahan, 7) Disain No Aspek yang Rerata Kategori
Busana untuk Berbagai Kesempatan, 8) dinilai
Teknik Penyajian Disain Busana dan 1 Tujuan 3.3 Valid
setiap Bab terdapat tujuan pembelajaran, Sangat
rangkuman dan pendalaman yang berupa 2 Materi 3.6
Valid
pemberian tugas baik teori maupun Sangat
praktik untuk mengukur pendalaman 3 Waktu 3.6
Valid
belajar mahasiswa pada tingkat standar 4. Bahasa 3.3 Valid
ketuntasan minimal belajar (SKMB). Cakupan Sangat
Tahap pengembangan (develop) ini 5 3.6
kajian Valid
merupakan tahapan yang bertujuan untuk Rerata 3.5 Valid
menghasilkan produk akhir setelah
melalui proses validasi, revisi, dan Setelah divalidasi oleh validator,
ujicoba terbatas di lapangan. Tahap ini produk atau modul pembelajaran dari
bertujuan untuk menghasilkan modul penelitian ini direvisi dan diperbaiki
disain busana berbasis discovery learing menurut saran yang diberikan oleh
untuk mahasiswa yang layak digunakan. validator pada saat melakukan validasi
Kelayakan modul ini diukur melalui modul. Adapun saran yang diberikan oleh
telaah berisi saran atau masukan dan validator yaitu: (1) tata cara penulisan
validasi para ahli. Pada angket validasi bahasa Indonesia yang benar; (2) bagian
ada 5 (lima) aspek yang dinilai, yaitu sampul (cover) depan, menggunakan
tujuan, materi, waktu, bahasa, cakupan mengkombinasikan warna, gambar
kajian serta disediakan pula penilaian (ilustrasi), bentuk dan ukuran huruf yang
secara umum terhadap buku modul. serasi; dan (3) Susun dan tempatkan
Berdasarkan hasil analisis validasi Modul naskah, gambar dan ilustrasi sedemikian
diperoleh hasil nilai rata-rata sebesar x rupa sehingga informasi mudah
= 3,5. Hal ini dapat disimpulkan bahwa dimengerti oleh mahasiswa. Hal ini
nilai tersebut masuk dalam kategori sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Prastowo (2012), yang menyatakan
“valid” (2,5 ≤ x < 3,5), sehingga dapat bahwa gambar-gambar dapat mendukung
dinyatakan bahwa modul pembelajaran dan memperjelas isi materi sehingga
yang dibuat memenuhi kriteria kevalidan. menimbulkan daya tarik dan mengurangi
3.7 Tujuan kebosanan bagi pembaca. Sependapat
3.6 3.6 3.6
3.6 dengan Holliday (1990) yang
Materi menyatakan bahwa dalam memilih buku
3.5
ajar harus dilengkapi dengan sejumlah
3.4 gambar yang memerinci dan
3.3 3.3 Waktu
3.3 menyimpulkan.
Setelah melakukan validasi dan
3.2 Bahasa
memperbaiki modul sesuai saran dari
3.1 validator maka dilakukan uji coba
lapangan untuk mengetahui respon
Gambar 1. Grafik Penilaian Validator mahasiswa terhadap modul. Data respon
Terhadap Modul mahasiswa diperoleh dengan
menggunakan lembar angket respon yang
memuat aspek ketertarikan terhadap
modul, materi dalam modul dan bahasa
yang digunakan pada modul. mahasiswa.

234
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Hasil respon mahasiswa terhadap aspek 80% 72%


ketertarikan dapat dilihat pada Tabel 2.
60%
Tabel 2. Data Analisis Deskriptif Hasil
Respon Mahasiswa Kategori Ketertarikan 40% Sangat Setuju
28%
No. Interval Kategori Presentase Setuju
20%
Sangat
1 19,5 - 24 64%
Setuju 0%
2 15 - 19,5 Setuju 36% Kategori Materi
Tidak
3 10,5 - 15 Gambar 3. Respon Mahasiswa Kategori
Setuju
Sangat Materi
4 6 - 10,5 Tidak Berdasarkan data tabel dan grafik
Setuju di atas, dapat diketahui bahwa sebanyak 7
Jumlah 100% mahasiswa atau 28% memilih sangat
setuju terhadap materi modul, sedangkan
sisanya sebanyak 18 mahasiswa atau 72%
80% memilih setuju terhadap materi modul.
64%
60%
Sangat Tabel 4. Data Analisis Deskiptif Hasil
36% Setuju
40% Respon Mahasiswa Kategori
Setuju Bahasa
20%
No. Interval Kategori Presentase
0% Sangat
Kategori Ketertarikan 1 9,75 - 12 Setuju 68%
2 7,5 - 9,75 Setuju 32%
Gambar 2. Grafik Respon Mahasiswa
Tidak
Kategori Ketertarikan
3 5,25- 7,5 Setuju
Berdasarkan data tabel dan grafik
Sangat
diatas, dapat diketahui bahwa sebanyak
Tidak
16 mahasiswa atau 64% memiliki
4 3 - 5,25 Setuju
ketertarikan yang tinggi terhadap modul,
sedangkan sisanya sebanyak 9 mahasiswa Jumlah 100%
atau 36% memiliki ketertarikan yang
sedang terhadap modul. 80% 68%
Tabel 3. Data Analisis Deskriptif Hasil
Respon Mahasiswa Kategori Materi 60%
No. Interval Kategori Presentase 40% 32% Sangat Setuju
Sangat 20% Setuju
1 19,5 - 24 28%
Setuju
0%
2 15 - 19,5 Setuju 72% Kategori Bahasa
Tidak
3 10,5 - 15
Setuju Gambar 4. Respon Mahasiswa Kategori
Sangat Bahasa
4 6 - 10,5 Tidak Dari perhitungan hasil angket
Setuju respon mahasiswa terhadap 3 kategori
Jumlah 100% penilaian dalam lembar angket respon
yaitu untuk kategori ketertarikan
mahasiswa terhadap modul pembelajaran
terdapat 3 indikator dengan nilai rata-rata

235
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

83% atau kategori sangat layak, kategori yaitu tahap pendefinisian (define),
materi pada modul terdapat 4 indikator tahap perancangan (design), tahap
dengan nilai rata-rata 78% atau kategori pengembangan (development) dan
layak dan kategori bahasa dalam modul tahap penyebaran (disseminate).
pembelajaran terdapat 3 indikator dengan 2. Modul pembelajaran berbasis
nilai rata-rata 85% atau kategori sangat discovery learning pada mata kuliah
layak. Dari ketiga aspek penilaian respon disain busana yang dikembangkan
mahasiswa terhadap modul pembelajaran memenuhi kreteria kevalidan,
mendapatkan nilai rata-rata sebesar 82% sehingga modul pembelajaran yang
atau masuk pada katergori sangat layak. dikembangkan dinyatakan layak
Hal ini berarti secara umum mahasiswa untuk digunakan sebagai perangkat
merespon positif terhadap modul yang pembelajaran.
dikembangkan terkait materi, bahasa, dan 3. Hasil analisis perhitungan angket
ketertarikan terhadap modul. respon mahasiswa, memberikan
Berdasarkan hasil pengembangan respon positif terhadap
dan analisis data di atas mengenai modul pengembangan modul pembelajaran
pembelajaran berbasis discovery learning berbasis discovery learning pada
pada mata kuliah disain busana, dapat mata kuliah disain busana sehingga
disimpulkan bahwa modul yang telah modul pembelajaran yang
dikembangkan dan divalidasi oleh para dikembangkan layak digunakan
ahli sudah layak digunakan dalam proses dalam proses perkuliahan di Jurusan
pembelajaran. Adanya modul dengan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
menggunakan pendekatan berbasis Universitas Negeri Makassar.
discovery learning dalam upaya untuk
meningkatkan kemampuan kognitif UCAPAN TERIMAKASIH
sasaran didik dan dalam waktu
bersamaan juga mengembangkan Ucapan terima kasih dan
kemampuan psikomotoriknya, sehingga penghargaan setinggi-tingginya atas
dengan demikian luaran pendidikan segala bantuan material dan moril peneliti
dengan discovery learning ini sangat sampaikan pada masing-masing kepada:
komprehensif dan sangat relevan dengan (1) Pemerintah dalam hal ini Kementrian
tuntutan dunia kerja. Mahasiswa dapat Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
belajar secara mandiri dengan yang telah memberikan bantuan hibah
menggunakan modul tanpa bantuan atau penelitian kepada kami, (2) Rektor
keberadaan pendidik yang biasanya ada Universitas Negeri Makassar, (3) Ketua
dalam setiap pembelajaran. Ini membuat Jurusan PKK FT UNM, (4) Dosen
mahasiswa memiliki keterampilan untuk matakuliah Disain Busana yang telah
menggali informasi maupun materi dan membantu pelaksanaan penelitian ini, (3)
mengembangkannya secara mandiri, Validator pada penelitian ini, dan (4)
tidak selalu harus tergantung kepada Mahasiswa Jurusan Pendidikan
dosen. Kesejahteraan Keluarga sebagai subjek
dalam penelitian ini.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Proses pengembangan modul
Haryanto. 2016. Pengembangan Bahan
pembelajaran berbasis discovery
Ajar Cetak dalam Applied
learning pada mata kuliah disain
Approach (AA) Buku 1.
busana menggunakan modifikasi
Yogyakarta: UNY Press.
model 4-D (Four-D Model) oleh
Thiagarajan melalui empat tahap

236
SEMINAR NASIONAL
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

Holliday, W.G. 1990. Texbook


Illustrations Fact or Filler. The
Science Teacher, 5 (9), 27-29.
Illahi, Mohammad Takdir. 2012.
Pembelajaran discovery Strategy &
Mental Vocational Skill.
Yogjakarta: DIVA Press.
Lasmiyati 1), Idris Harta .2014.
Pengembangan Modul
Pembelajaran untuk Meningkatkan
Pemahaman Konsep dan Minat
SMP. PYTHAGORAS: Jurnal
Pendidikan Matematika . Volume 9
– Nomor 2, Desember 2014, (161-
174).
Muslich, Masnur. 2010. Text Book
Writing. Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media.
Nurdin. 2007. Model Pembelajaran
Matematika yang Menumbuhkan
Kemampuan Metakognitif untuk
Menguasi Bahan Ajar. Disertasi.
Tidak dipublikasikan. Surabaya:
PPs Universitas Negeri Surabaya.
Prastowo, Andi. 2012. Panduan Kreatif
MembuatBahan Ajar Inovatif.
Jogjakarta: Diva Press.
Poerwanti Hadi Pratiwi, Nur Hidayah,
dan Aris Martiana. 2017.
Pengembangan Modul Mata Kuliah
Penilaian Pembelajaran Sosiologi
Berorientasi Hots . Jurnal
Cakrawala Pendidikan, Juni 2017,
Th. XXXVI, No. 2 (201-209)
Trianto, 2009 Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progresif.
Jakarta Kencana Prenada Group

237

Anda mungkin juga menyukai