OLEH :
A11-B
(17.321.2752)
DENPASAR
2020
ASUHAN KEPERAWATAN KOMPLEMENTER PADA BAPAK S
DENGAN DIAGNOSA MEDIS VERTIGO
DI JALAN PENGUBENGAN KAUH KEROBOKAN, BADUNG
TANGGAL 13 JULI - 16 JULI 2020
I. PENGKAJIAN
1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Bapak S
Umur : 17 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Suku Bangsa : Warga Negara Indonesia (WNI)
Alamat : Jln. Pengubengan Kauh, Kerobokan Gg.Melati No.1
Tanggal Masuk : Hari Senin, 13 Juli 2020, Pukul : 12.30 WITA
Tanggal Pengkajian : Hari Senin, 13 Juli 2020, Pukul : 12.30 WITA
No. Register : 2576976
Diagnosa Medis : Vertigo
4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemah
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma
GCS : verbal : 5 Psikomotor :6 Mata :4
b. Tanda-tanda Vital : Nadi = 90x/mnt, Suhu = 36,50 C, TD = 140/70 mmHg, RR =
20x/mnt
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Mata
- Infeksi :
Konjungtiva anikterik, sklera ananemis, pupil isokor, tidak ada vabvebra
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
Hidung
- Infeksi :
Tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada pendarahan, tidak ada polip,
terdapat sekret di hidung
- Palpasi :
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Mulut
- Infeksi :
Tidak ada sianosis, mukosa bibir lembab, tidak ada stomatitis, tidak ada lesi,
gigi lengkap semua
- Palpasi :
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
Telinga
- Infeksi :
Tidak ada sianosis periver, tidak ada serumen
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benolan
Leher
- Infeksi :
Tidak ada pembendungan atau pembesaran pada vena jugularis, tidak
terdapat distensi pada vena jugularis, tidak ada lesi
- Palpasi :
Nadi karotis teraba, trill tidak ada, irama reguller, tidak ada kelenjar tiroid,
tidak ada kelenjar getah bening
Rambut
- Infeksi :
Warna rambut hitam, tidak ada ketombe, tidak ada kutu, tidak memakai cat
rambut
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
b. Dada :
Paru
- Infeksi :
Tidak ada sianosis, pergerakan dinding dada simetris
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
- Perkusi :
Ics 3,4,5 lateral ke medial sonor (Suara dada bagian paru)
- Auskultasi :
Tidak ada suara tambahan seperti whezing ataupun ronchi
Jantung
- Infeksi :
Pergerakan dinding dada simetris, tidak ada trill
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan dan tidak ada benjolan
- Perkusi :
Suara dada bagian jantung (ICS 3,4,5 lateral ke medial dullnes)
- Auskultasi :
Bunyi suara jantung normal
c. Payudara dan ketiak :
- Infeksi :
Kebersihan pada payudarah pasien terjaga, bentuk payudarah simetris, tidak
ada lesi, tidak ada dimpling, puting menonjol
- Palpasi :
Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
d. Abdomen :
- Infeksi :
Tidak ada lesi, tidak ada benjolan, bentuk abdomen simetris, tidak ada
bendungan vena, tidak ada pembesaran vena umbilikalis dan inguinalis
- Auskultasi :
Terdengar suara bising usus 14x/mnt
- Palpasi :
Tidak ada pembesaran hepar dan limfe, tidak sakit pada bawah umbilikus,
pada kontur dan kolon tidak ada pembengkakan atau benjolan, tidak ada
penumpukan massa
- Perkusi :
Tidak ada tanda-tanda asites, perkusi 4 kuadran (redup,tympani,redup,redup)
e. Genetalia :
Pasien seorang laki-laki
f. Integumen :
- Infeksi :
Tidak terlihat area gelap pada kulit, persebaran rambut merata
- Palpasi :
Turgor kulit elastis
g. Ekstremitas :
Atas
- Infeksi :
Jari tangan lengkap (10), tidak ada lesi, tidak ada clubing finger
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada odema, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik
Bawah
- Infeksi :
Tidak ada lesi, jari kaki lengkap (10)
- Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan, tidak ada odema, turgor kulit elastis, CRT < 2 detik
h. Neurologis :
Status mental dan emosi :
Tidak ada masalah a
tau tidak mengalami emosi yang berlebihan
Pengkajian saraf kranial :
- Olfaktorius (Penciuman/Penghidungan): Normal
- Opticus (Penglihatan) : Normal
- Okulomotoris, Troklearis, Abdusen (Pergerakan bola mata) : Normal
- Trigeminus (Sensori dan Motorik) : Normal
- Fasialis (Fungsi Motorik dan Sensori) : Normal
- Vestibulo-Acusticus (Pendengaran) : Normal
- Glosofaringeus, Vagus (Kemampuan Menelan) : Normal
- Assesorius (Mendukung Motorik atau pergerakan otot leher) : Normal
- Hipoglosus (Mengatur pergerakan lidah) : Normal
Pemeriksaan refleks :
Terdapat reflek biseps : siku di pukul maka siku akan reflek ke depan
Terdapat reflek patela : lutut di pukul maka lutut akan reflek ke depan
b. Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
2. Pemeriksaanradiologi
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
3. Hasilkonsultasi
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
4. Pemeriksaanpenunjang diagnostic lain
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
5. ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
DATA Interpretasi MASALAH
(Sesuai dengan patofisiologi)
berkunang- kunang ,
Gangguan pada alat keseimbangan
telinga berdengung.
tubuh(sentral/perifer)
P : Pasien mengatakan
nyeri yang disebabkan
Pengelolaan informasi terganggu
oleh trauma tumpul
Q : Pasien mengatakan Muncul tanda kegawat daruratan
nyeri yang dirasakan
seperti ditusuk-tusuk Vertigo
R : Paien mengatakan
Peningkatan Tekanan Intra Kranial
nyeri menyebar ke
area pundak atau leher Nyeri Kepala
S : Pasien mengatakan
Nyeri Akut
nyeri yang dirasakan
dengan skala nyeri
dari (0-10) : 5
T : - Pasien mengatakan
nyeri yang dirasakan
selama 5-10 menit
- Pasien mengatakan
sakit kepala yang
dirasakan hilang dan
timbul
DO :
TTV :
N : 90x/mnt
TD : 140/70 mmHg
Keseimbangan menurun
Nyeri kepala
1. 13 Juli 2020 Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik 13 Juli 2020
Pukul yang ditandai dengan sakit kepala dan pusing
12.30 WITA berkunang- kunang, sakit kepala yang dirasakan
hilang dan timbul, telinga berdengung, nyeri
yang disebabkan oleh trauma tumpul, nyeri yang
dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri menyebar
ke area pundak atau leher, nyeri yang dirasakan
dengan skala nyeri dari (0-10) : 5 , nyeri yang
dirasakan selama 5-10 menit, sakit kepala yang
dirasakan hilang dan timbul, gelisah, lemah,
meringis kesakitan N : 90x/mnt, TD : 140/70
mmHg
2. 13 Juli 2020 Gangguan pola tidur trauma cerebellum berhubungan 13 Juli 2020
Pukul dengan yang ditandai dengan sulit tidur , kualitas
12.30 WITA tidurnya sangat terganggu, tidak merasa cukup untuk
beristirahat, gelisah, perubahan pola tidur tidak
normal, Nadi = 90x/mnt, Suhu = 36,50 C, TD =
140/70 mmHg, RR = 20x/mnt
C. Rencana Tindakan Keperawatan
N Rencana Perawatan Ttd
Hari/ o
Tgl D Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
x
Selasa, 16 Juli 2
S : Pasien mengatakan tidurnya sudah
2 2020
mulai nyenyak dan cukup dan
12.00 WITA
pasien mampu melakukan tehnik
relaksasi
O : Pasien tampak lebih tenang, tidak
gelisah, perubahan pola tidur
mulai normal TD : 120/70
mmHg, N : 80x/mnt
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan Kondisi
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Efektifitas Relaksasi Autogenik & Akupresur Menurunkan Sakit Kepala & Tekanan Darah
pada Lansia Hipertensi
The Effectiveness of Autogenic Relaxation & Acupressure in Lowering Headache & Blood Pressure
on Elderly People With Hypertension
24
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
25
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
kematian dan kesakitan, yang biasa disebut Instrumen yang digunakan adalah
The Silent Killer utama di Indonesia (Nuraini, automatic blood pressure monitor Omron
2015). HEM-8712, penilaian Impact of Event Scale
(IES), dan Visual Analog Scale. Analisis untuk
Untuk mengatasi hipertensi di daerah rawan membandingkan hasil pre dan post terapi
bencana Merapi diperlukan sebuah terapi yang menggunakan dependent sample T Test pada
bersumber pada kelokalan yang murah, mudah signifikan 5%. Sedangkan membandingkan
dan bisa dilakukan masyarakat secara mandiri relaksasi autogenik dan akupresur
yaitu relaksasi autogenik dan terapi akupresur. menggunakan pengujian independent sample T
Relaksasi autogenik merupakan suatu metode Test diperoleh hasil P value sebesar 0,316
relaksasi yang bersumber dari diri sendiri dan (lebih besar dari < 0,05).
kesadaran tubuh untuk mengurangi stres dan
ketegangan otot yang memungkinkan dapat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
mengatasi sakit kepala dan menurunkan Hasil yang akan diuraikan meliputi hal-hal
tekanan darah. Akupresur merupakan salah berikut ini: karakteristik responden, distribusi
satu pengobatan tradisional dengan melakukan rata-rata penurunan tekanan darah setelah
pemijatan pada titik tertentu yang dapat diterapi dan distribusi kelompok yang berbeda
digunakan untuk pengobatan di rumah dalam antara terapi relaksasi autogenic dan
rangka meningkatkan kemandirian sehat, akupresur.
menurunkan tekanan darah dan mengurangi
nyeri kepala. 3.1 Hasil Penelitian
3.1.1 Karakteristik Responden Karakteristik
Dari uraian diatas sangat jelas pentingnya responden berdasarkan usia, jenis kelamin,
kedua terapi komplementer relaksasi agama, pendidikan, dan pekerjaan pada
autogenik dan akupresur untuk menurunkan kelompok intervensi relaksasi dan akupresur
tekanan darah dan nyeri kepala tanpa lansia hipertensi adalah sebagai berikut:
menimbulkan efek samping, mudah dilakukan
sewaktu-waktu bahkan oleh orang awam Tabel 1. Gambaran Karakteristik Responden
sekalipun dan bersumber daya masyarakat. Berdasarkan Usia, Jenis Kelamin, Agama,
26
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
55-59 3 15,0 2 10,0 intervensi akupresur terbanyak tidak sekolah
60-64 5 25,0 2 10,0 sebanyak 17 responden (85,0%). Karakteristik
65-69 1 5,0 2 10,0 responden berdasarkan pekerjaan pada
70-74 4 20,0 10 50,0 kelompok relaksasi autogenik terbanyak adalah
>75 7 35,0 4 20,0
petani sebanyak 19 responden (95,0%), dan
pada kelompok intervensi akupresur sebanyak
Jenis
19 responden (95,0%).
Kelamin
Laki-laki 2 10,0 1 5
3.1.2 Gambaran Trauma Akibat Bencana Merapi
Perempuan 18 90,0 19 95,0 Gambaran trauma akibat bencana Merapi pada
responden lansia hipertensi adalah sebagai
berikut:
Agama
Islam 11 55,0 19 95,0 Tabel 2. Gambaran Trauma Akibat
Katolik 8 40,0 1 5.0 Bencana Merapi
Kristen 1 5,0 0,0 0,0
Kelompok
Pendidikan
Tidak Kelompok
9 45,0 17 85,0 Intervensi
Sekolah
SD 11 55,0 3 15,5
Intervensi
Pekerjaan Trauma Relaksasi
27
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
1.3 Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik berdasarkan pengujian dependent sample T
Responden Sebelum Dan Sesudah Diberikan Test pada tekanan sistolik di peroleh P value
Intervensi Relaksasi Autogenik
0,000 (P value <0,05), artinya ada perbedaan
Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah
pengaruh nyeri setelah dilakukan intervensi
diberikan intervensi relaksasi autogenik pada
relaksasi autogenik dan pada uji Wilcoxon pada
lansia hipertensi adalah sebagai berikut:
tekanan darah diastolik diperoleh P value 0,001
Tabel 3. Tekanan Darah Sistolik Sebelum dan (P value<0,05), artinya ada perbedaan tekanan
diastolik setelah diberikan intervensi relaksasi
Sesudah Diberikan Intervensi Relaksasi autogenik.
Autogenik pada Lansia Hipertensi
3.1.4 Nyeri Kepala Pada Responden Sebelum Dan
P Sesudah Diberikan Terapi Relaksasi
Tekanan Darah Mean Std.deviation value Autogenik
Sistolik Nyeri kepala responden sebelum dan sesudah
Sebelum 173,85 17,005 ,000
diberikan intervensi relaksasi autogenik pada
Relaksasi MmHg
lansia hipertensi adalah sebagai berikut:
Autogenik
Sesudah 134,00 13,306
Relaksasi MmHg Tabel 4. Nyeri Kepala Responden Sebelum
Autogenik dan
Paired Samples 39,850 12,080 ,000
Test Paired Sesudah Diberikan Intervensi Relaksasi
Differences Autogenik Pada Lansia Hipertensi
Diastolik
P
Sebelum 95,15 8,493 ,001 Nyeri Kepala Mean Std.deviation
Relaksasi MmHg
Autogenik value
Sesudah 80,20 7,523 Sebelum 5,05 1,317 ,
Relaksasi MmHg Relaksasi 2
Autogenik Autogenik 8
Wilcoxon ,000
2
Signed Ranks
Sesudah 1,05 1,099
Test
Relaksasi
Berdasarkan tabel 3.1.3 dapat dijelaskan
Autogenik
bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik Paired Samples 4,000 1,487 ,000
sebelum dilakukan intervensi relaksasi
autogenik adalah sebesar 173,85 MmHg, dan Test
standar deviasi sebesar 17.005, dan setelah
Paired
dilakukan intervensi relaksasi autogenik adalah
sebesar 134,00 MmHg, dan standar deviasi Differences
sebesar 13,306. Sedangkan nilai rata-rata
tekanan darah diastolik sebelum dilakukan
intervensi relaksasi autogenik adalah sebesar
95,15 MmHg, dan standar deviasi sebesar Berdasarkan tabel 3.1.4 dapat diidentifikasi
8,493, dan setelah dilakukan intervensi bahwa nilai rata-rata nyeri kepala sebelum
relaksasi autogenik adalah 80,20 MmHg, dan dilakukan intervensi relaksasi autogenik adalah
standar deviasi sebesar 7,523. Sedangkan 5,05, dengan standar deviasi sebesar 1,317 dan
28
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
sesudah dilakukan intervensi relaksasi Wilcoxon Signed Ranks Test
autogenik adalah 1,05, dengan standar deviasi
sebesar 1,099. Sedangkan berdasarkan Berdasarkan tabel 3.1.5 dapat dijelaskan
pengujian dependent sample T Test di peroleh bahwa nilai rata-rata tekanan darah sistolik
P value 0,000 (P value <0,05), artinya ada sebelum dilakukan intervensi akupresur adalah
perbedaan pengaruh nyeri setelah dilakukan sebesar 179,25 MmHg, dan standar deviasi
intervensi relaksasi autogenik. sebesar 17,812 dan sesudah dilakukan
intervensi akupresur sebesar 138,10 MmHg,
3.1.5 Tekanan Darah Pada Responden Sebelum dengan standar deviasi sebesar 10,382.
Dan Sesudah Diterapi Akupresur Sedangkan nilai rata-rata tekanan darah
Tekanan darah sistolik sebelum dan sesudah diastolik sebelum dilakukan intervensi
diberikan intervensi akupresur pada lansia akupresur adalah sebesar 100,20 MmHg, dan
hipertensi adalah sebagai berikut: standar deviasi sebesar 11,976 dan sesudah
dilakukan intervensi akupresur adalah sebesar
Tabel 5. Tekanan Darah Sistolik Responden
84,20 MmHg, dan standar deviasi sebesar
Sebelum dan Sesudah Diterapi Akupresur
14,606.
pada Pasien Lansia Hipertensi
Tekanan P Sedangkan berdasarkan pengujian dependent
Mean Std.deviation sample T Test pada tekanan sistolik di peroleh
Darah value P value 0,000 (P value <0,05), artinya ada
perbedaan pengaruh nyeri setelah dilakukan
Sistolik intervensi akupresur dan pada uji Wilcoxon
Sebelum 179,25 17,812 ,028
pada tekanan darah diastolik diperoleh P value
Akupresur MmHg
0,001 (P value<0,05), artinya ada perbedaan
Sesudah 138,10 10,382
tekanan diastolik setelah diberikan intervensi
Akupresur MmHg
akupresur.
41,150
Paired 15,601 3.1.6 Nyeri Kepala Pada Responden Sebelum Dan
Samples Test Sesudah Diberikan
,000
Paired Intervensi Akupresur
Differences Nyeri kepala responden sebelum dan sesudah
Tekanan diberikan intervensi akupresur pada lansia
hipertensi adalah sebagai berikut:
Darah
Akupresur
29
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
,478 dilakukan intervensi akupresur adalah sebesar
Sesudah 1,353 4,50, dengan standar deviasi sebesar 1,850 dan
sesudah dilakukan intervensi akupresur adalah
1,40
sebesar 1,40, dengan standar deviasi sebesar
Akupresur
1,353.
-.15845 0,664
Akupresur 20 -1.0250 .10350
30
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
2012). Peningkatan tekanan darah yang terjadi makan yang kurang baik sesuai hasil Riskesdas
lansia karena menurunnya elastisitas arteri (2013).
pada proses menua (Padila, 2013).
Arteriosklerosis atau pengerasan arteri inilah 3.2.2 Perbedaaan Tekanan Darah Sebelum
serigkali memicu peningkatan tekanan darah Dan Sesudah Diberikan
Intervensi Relaksasi Autogenik Dan
pada lanjut usia (Wade, 2016).
Akupresur
Hasil penelitian ini sesuai dengan Riskesdas Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
(2013) yang melaporkan bahwa dengan dilakukan intervensi relaksasi autogenik adalah
meningkatnya umur pada lansia, maka sebesar 173,85 MmHg dan setelah intervensi
mengalami kecenderungan peningkatan kasus menjadi 134,00 MmHg, artinya terdapat
hipertensi. penurunan rata-rata 39, 85 MmHg. Nilai rata-
rata tekanan darah diastolik sebelum dilakukan
Penderita hipertensi berdasarkan jenis kelamin intervensi relaksasi autogenik adalah sebesar
yang terbanyak adalah perempuan. Hasil 95,15 MmHg, dan setelah intervensi menjadi
penelitian Anwar dan Andriani (2010) 80,20 MmHg, artinya mengalami penurunan
menunjukkan bahwa jumlah responden lansia 14,95 MmHg.
hipertensi yang terbanyak adalah perempuan
yaitu sebesar 61,8%. Pada populasi umum, laki- Nilai rata-rata tekanan darah sistolik sebelum
laki lebih banyak menderita hipertensi dilakukan intervensi akupresur adalah sebesar
dibandingkan perempuan (39% laki-laki dan 179,25 MmHg, menurun menjadi sebesar
31% perempuan). Aziza (2007) menyebutkan 138,10 MmHg setelah dilakukan intervensi.
bahwa resiko hipertensi lebih besar pada laki- Artinya ada penurunan sebesar 41,15 MmHg.
laki dibandingkan perempuan, dan akan Sedangkan berdasarkan pengujian dependent
menurun seiring bertambahnya umur. Jumlah sample T Test pada tekanan sistolik di peroleh
lansia hipertensi terbanyak adalah perempuan. P value 0,000 dan diastolik dengan
Hal ini dimungkinkan karena kecenderungan menggunakan uji Wilcoxon diperoleh P value
perempuan lebih banyak melakukan aktifitas di 0,000 (P value <0,05), artinya ada perbedaan
rumah pada saat pengambilan data dan lebih pengaruh tekanaan darah sistolik maupun
banyak yang bersedia berpartisipasi menjadi diastolik setelah dilakukan intervensi relaksasi
responden penelitian ini. Penelitian ini sesuai autogenik.
dengan Riskesdas (2013) bahwa proporsi Nilai rata-rata tekanan darah diastolik sebelum
penderita hipertensi pada perempuan dilakukan intervensi akupresur adalah sebesar
cenderung lebih banyak daripada laki-laki 100,20 MmHg dan setelah dilakukan intervensi
(perempuan 28,8% dan laki laki 22,8%). menjadi 84,20 MmHg. Artinya terdapat selisih
Karakteristik responden berdasarkan agama penurunan 16 MmHg. Berdasarkan pengujian
terbanyak pada intervensi relaksasi autogenik dependent sample T Test pada tekanan sistolik
adalah Islam. Berdasarkan pendidikan, di peroleh P value 0,000 dan tekanan diastolik
penderita hipertensi terbanyak adalah yang dengan uji Wilcoxon diperoleh hasil P value
tidak sekolah. Karakteritik responden 0,01 (P value <0,05), artinya ada perbedaan
berdasarkan pekerjaan, yang terbanyak adalah pengaruh tekakan darah sistolik maupun
yang bekerja sebagai petani. Kondisi ini sesuai diastolik setelah dilakukan intervensi
dengan data demografi dari desa Ngargomulyo akupresur.
dan juga adanya kemungkinan akibat pola
31
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Nilai rata-rata nyeri kepala sebelum dilakukan sebagai respon terhadap penurunan tekanan
intervensi relaksasi autogenik adalah sebesar darah atau penurunan konsentrasi natrium
5,05 dan mengalami penurunan menjadi 1,05 plasma. Apabila tekanan darah naik maka sel
setelah intervensi. Artinya ada penurunan sel otot polos mengurangi pelepasan
nyeri kepala sebesar 4,0. Sedangkan renninnya. Renin beredar di dalam darah di
berdasarkan pengujian dependent sample T hati mengubah angiotensinogen menjadi
Test diperoleh P value 0,000 (P value <0,05), angiotension I. Angiotension I bereaksi dengan
artinya ada perbedaan pengaruh nyeri kepala enzim (angiotension-converting enzyme, ACE)
setelah dilakukan intervensi relaksasi mengaktifkan angiotension I menjadi
autogenik. angiotension II yang bersifat konstriktor pada
system vaskuler. Reaksi ini menyebabkan
Nilai rata-rata nyeri kepala sebelum dilakukan sintesis hormon mineralokortikoid atau
intervensi akupresur adalah sebesar 4,50, dan aldosteron. Aldosteron menyebabkan
mengalami penurunan menjadi 1,40 setelah peningkatan resorpsi natrium dan berakibat
intervensi. Artinya terdapat penurunan nyeri rearbsorbsi air sehingga volume plasma
kepala sebesar 3,10. Berdasarkan pengujian meningkat dan meningkatkan aliran plasma,
dependent sample T Test diperoleh P value peningkatan curah jantung, dan secara
0,000 (P value <0,05), artinya ada perbedaan langsung meningkatkan tekanan darah.
pengaruh nyeri setelah dilakukan intervensi
akupresur. Penurunan tekanan darah mempengaruhi
peningkatan produksi renin dan kadar natium
Dari pengujian independent sample T Test di dalam darah. Peningkatan renin tersebut
diperoleh hasil P value sebesar 0,316 (lebih akan mengubah angiotensinogen menjadi
besar dari < 0,05). Ini berarti bahwa tidak angiotensin I. Selanjutrnya angiotension I
terdapat perbedaan antara teknik relaksasi dan secara cepat bereaksi dengan angiotensin-
teknik akupresur. converting enzym menjadi angiotension II yang
Secara umum tekanan darah sangat berfungsi sebagai vasokonstriktor untuk
dipengaruhi oleh kecepatan denyut jantung, meningkatkan kontraksi otot polos dan
volume sekuncup dan TPR. Oleh karena itu, peningkatan resistensi perifer total sistemik
peningkatan salah satu dari ketiganya yang serta merangsang kortek adrenal memproduksi
tidak dikompensasi dapat menyebabkan aldosteron. Kadar kalium plasma yang rendah
hipertensi. juga menghambat sekresi aldosteron yang
menyebabkan volume darah menurun
Hipertensi bisa disebabkan akibat peningkatan sehingga curah jantung menurun (Ridwan,
aktifitas susunan saraf simpatis. Stres jangka 2009).
panjang mengakibatkan pengaktifan sistem
simpatis dan mengakibatkan kelebihan genetik Hipertensi dapat disebabkan oleh gangguan
reseptor norepineprin di jantung atau otot transport aktif dari pompa Na+ dan K+. Kondisi
polos vaskuler. (Corwin, 2009). ini akan diikuti dengan kenaikan Ca2+
intraseluler sehingga otot lebih mudah
Mekanisme ini akan berpengaruh terhadap berkontraksi yang mengakibatkan munculnya
eksresi natrium dan air oleh ginjal, kepekaan efek simpatis atau vasokontriksi (Ridwan,
baroreseptor, respon vaskuler, dan skekresi 2009). Epineprin (adrenalin) juga dilepaskan ke
renin. Renin adalah hormon yang dikeluarkan dalam darah selama stress dan cemas yang
oleh ginjal yaitu aparatus jukstaglomerulus (JG) menyebabkan detak jantung meningkat,
32
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
pembuluh darah menyempit dan kepala pusing Stres pada lansia karena trauma pasca bencana
(Wade, 2016). merapi akan mampu menurunkan kadar
hormon serotonin dan melatonin yang
Terapi Autogenik mengembalikan menjadikan factor pemicu meningkatnya
keseimbangan fisik dan emosional yang kita tekanan darah. Upaya untuk mengatasi
butuhkan pada saat stres yang berlebihan gangguan tekanan darah ini adalah dengan
dengan cara mengembalikan keseimbangan relaksasi autogenik. Relaksasi meningkatkan
fisik dan emosional yang sehat. Terapi ini kualitas dan jumlah waktu tidur , mengurangi
memungkinkan kita untuk mematikan respons rasa sakit, meelepaskan ketegangan, mengatasi
stres dan beralih pada lawannya yaitu respon stress, meninmbulkan rasa damai dan
relaksasi dan mengembalikan keseimbangan penerimaan (Padila, 2013). Terapi relaksasi
alami tubuh kita (Rodin, 2017). Metode ini autogenik akan mengubah pikiran kllien
berfokus pada berbagai manifestasi fisik menjadi tentaram dan berakibat meningkatnya
relaksasi dalam tubuh yang dapat membantu hormon serotonin dan melatonin yang
menyeimbangkan kembali keseluruhan sistem berakibat menurunnya tekanan darah pasien
tubuh dan pikiran, dengan menguasainya tentram (Muhrosin, Susilo & Novitasari, 2016).
sendiri (Bird, 2006).
Hasil penelitian Wicaksono, Aini Haryani
Keadaan fisik istirahat secara mendalam akan (2016), menunjukkan relaksasi autogenik
mengatasi respons stres yang dirasakan. efektif terhadap tekanan darah lanjut usia
Kondisi ini diaktifkan oleh parasympathetic dengan nilai p = 0,000 (α=0,05) untuk tekanan
nervous system, cabang lain dari sistem saraf darah systole dan p value = 0,003 (α =0,05)
otonom. Seluruh sistem tubuh dan pikiran untuk tekanan darah diastole dengan
kembali ke keadaan harmonis dan seimbang. penurunan rata-rata tekanan darah sebesar
Detak jantung dan pernapasan menjadi lebih 21,429/ 11,905 mmHg.
lambat, ketegangan otot dan tekanan darah
menurun, metabolisme melambat dan aktivitas Pada saat dilakukan terapi relaksasi autogenik,
mental yang lebih tenang. Respons relaksasi keadaan fisik istirahat secara mendalam akan
memunculkan proses penyembuhan diri yang mengatasi respons sistem yang dirasakan. Hal
menyebabkan tubuh istirahat, perbaikan dan ini diaktifkan oleh parasympathetic nervous
penyembuhan, meningkatkan sistem system, cabang lain dari system saraf otonom.
kekebalan tubuh dan mengembalikan Seluruh sistem tubuh dan pikiran kembali ke
keseimbangan emosional. Teknik relaksasi keadaan harmonis dan seimbang. Detak
mendalam yang komprehensif dikembangkan jantung dan pernapasan menjadi lebih lambat,
pada tahun l932 oleh seorang psikiater Jerman, ketegangan otot dan tekanan darah menurun
Dr. Johannes Schultz mengembangkan yang akan mampu menurunkan sakit kepala.
serangkaian latihan sederhana atau perintah Terapi autogenik akan mampu memperbaiki
sugestif otomatis yang memungkinkan kerusakan vaskuler pada hipertensi dengan
seseorang beralih dari keadaan kecemasan menurunkan resistensi pembuluh darah otak
berubah menjadi kedamaian dalam waktu yang (Nurarif & Kusuma, 2013).
sangat singkat (Sauders S &
Terdapat penurunan sakit kepala pada terapi
Chairman, 2006). Hasil penelitian Dwiyanti relaksasi sebanyak 96% pada indeks sakit
(2015), menyatakan bahwa adanya pengaruh kepala pasien dibandingkan dengan 25% pada
terapi relaksasi autogenik terhadap tekanan pasien kelompok alprazolam (p <0,001). Pada
darah tinggi pada hipertensi. responden yang diberikan terapi relaksasi,
33
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
kadar kortisol plasma rata-rata ditemukan penurunan rata-rata tekanan darah antara
secara signifikan lebih rendah pada mereka sebelum dan sesudah diberikan akupresur.
yang menderita sakit kepala kronis selama Akupresur membantu memperbaiki sirkulasi
lebih dari 5 tahun (Dickinson, dkk, 2008) dan menurunkan tekanan darah (Padila, 2013).
Stimulasi titik akupresur akan mampu
Akupresur dapat membantu meringankan merangsang endorpin yang membuat pasien
gejala atau mengurangi atau menghilangkan merasa tenang dan nyaman. Stimulasi titik
gejala sakit kepala dan ketegangan yang akupresur juga akan merangsang
mampu menurunkan tekanan darah tinggi. dilepaskannya histamin yang menyebabkan
Adapun titik titik penekanan yang dilakukan vasodilatasi pembuluh darah. Proses tersebut
adalah meliputi: titik Taichong (H3) terletak 3 berakibat menurunkan tekanan darah dan sakit
jari dari lipatan jari kaki I dan II. Titik ini kepala dengan cara terjadinya vasodilatasi dan
membersihkan panas hati dan mengatasi sakit menurunnya resistensi pembuluh darah
kepala. Titik Zusanli (Lb 36) terletak 4 jari (Nurarif & Kusuma, 2013). Kedua manfaat
dibawah patela lutut, Titik ini mempunyai akupresur tersebut dapat menurunkan tekanan
fungsi menambah energi dan menjernihkan darah lansia (Majid & Rini, 2016).
panas lambung serta meningkatkan daya tahan
tubuh. Titik Hegu (UB 4) terletak di punggung Peneliti menyadari adanya keterbatasan dalam
tangan pada puncak yang paling tinggi jika ibu penelitian ini karena adanya faktor yang sulit
jari dan jari telunjuk dirapatkan, berfungsi dikendalikan antara lain: stres, pola diet,
mengatasi sakit kepala depan dan samping. aktivitas dan faktor lingkungan responden.
Titik Ist.1 terletak diantara 2 alis, berfungsi
untuk membuyarkan hambatan energi daerah 4. SIMPULAN
Karakteristik responden berdasarkan usia yang
kepala depan yaitu mengatasi sakit kepala
terbanyak adalah lanjut usia (elderly) 60-74,
bagian depan dan pusing. Titik Baihul (Tu 20)
jenis kelamin yang terbanyak adalah
terletak dipuncak kepala yang berfungsi
perempuan, agama terbanyak adalah Islam,
membuyarkan energi daerah kepala atas, sakit
pendidikan yang terbanyak adalah tidak
kepala atas dan pusing. Akupresur titik
sekolah, dan pekerjaan yang terbanyak adalah
Fungche (KE 20) berada di lekukan tengkuk
petani.
atas di bawah kepala, 2 jari dari garis tengah
tengkuk dan Jianjing (KE 21) berada pada Setelah dilakukan intervensi relaksasi
lekukan di atas bahu, lurus ke bawah dengan autogenik terjadi penurunan rata rata tekanan
daun telinga, mempunyai fungsi melancarkan darah sistolik sebesar 39,85 MmHg dan
energi daerah samping kepala, nyeri kepala diastolik sebesar 14,95 MmHg.
(Depkes RI, 2009 & Kemenkes RI, 2015).
Perangsangan pada titiktitik tersebut akan Setelah dilakukan intervensi akupresur terjadi
menghasilkan enzim endorpin (substansi penurunan nilai rata-rata tekanan darah
sejenis morfin) dari otak yang menimbulkan sistolik 41,15 MmHg dan diastolik mengalami
rasa nyaman dan dapat menurunkan kadar penurunan sebesar 16 MmHg.
kortisol dalam darah melalui pengaturan HPA
Ada perbedaan pengaruh tekanaan darah
axis (Syaifullah, 2010).
sistolik maupun diastolik setelah dilakukan
Hasil penelitian sebelum dan sesudah diberikan intervensi relaksasi autogenic maupun
terapi akupresur menunjukkan perbedaan yang akupresur.
bermakna. Perbedaan tersebut terlihat dari
34
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Setelah dilakukan intervensi relaksasi (2013). Riset Kesehatan Dasar. Jakarta:
autogenik terjadi penurunan rata rata nyeri Kementerian Kesehatan RI.
kepala sebesar 4,0 dan setelah dilakukan
Bird, J. (2006). Autogenic Therapy,
intervensi akupresur terjadi penurunan nilai International Therapist Issue.
rata-rata nyeri kepala sebesar 3,10.
Corwin, E,J. (2009). Buku saku Patofisiologi.
Ada perbedaan pengaruh nyeri kepala setelah Jakarta: EGC
dilakukan intervensi relaksasi autogenic Departemen Kesehatan RI. (2009). Pedoman
maupun akupresur. Pelatihan Akupresur untuk Petugas
Kesehatan, Jakarta: Direktorat Jendral
Pengujian independent sample T Test diperoleh
Bina Kesehatan Masyarakat Direktorat
hasil P value sebesar 0,316 (lebih besar dari <
kesehatan Komunitas.
0,05). Ini berarti bahwa tidak terdapat
perbedaan teknik relaksasi dengan teknik Dickinson, et al. (2008). Relaxation for the
akupresur. management of primary hypertension
in adults: a Cochrane review.
Hendaknya perawat menggunakan terapi Newcastle University, Institute
relaksasi autogenik dan terapi akupresur of health and Society.
sebagai terapi pendukung dalam pemberian Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah. (2015).
asuhan keperawatan pada lansia yang Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah.
mengalami hipertensi akibat trauma bencana. Semarang:
www.dinkesjatengprov.go.id
Hendaknya diajarkan kepada para mahasiswa
keperawatan dalam melakukan tindakan Divine, J.G. (2012). Program Olahraga Tekanan
keperawatan pada pasien hipertensi dengan Darah Tinggi Panduan untuk mengatur
melihat sumber daya yang ada di masyarakat olahraga dan medikasi mengobati
seperti dengan terapi relaksasi autogenik dan hipertensi. Yogyakarta: PT Citra Aji
terapi akupresur. Parama.
Dwiyanti, Y. (2015). Pengaruh
Perlunya penelitian eksperimen penggabungan
relaksasi autogenik dalam upaya
terapi relaksasi dan akupresur sebagai satu penurunan tekanan darah pada
kesatuan terapi dengan cara dikombinasikan. penderita hipertensi dengan
pendekatan model teori adaptasi Roy.
5. REFERENSI Surabaya: Universitas Airlangga.
Anwar, S., Andriani, I. (2010). Analisa Hastono, S.P. (2007). Analisis data kesehatan:
Hubungan Faktor Demografi dan Basic data analysis for health research
Hipertensi Terhadap Terjadinya Cedera training. Depok: Fakultas Kesehatan
Pada Lansia Di Posbindu Matahari RW Masyarakat Universitas Indonesia.
09 Kelurahan Kota Baru Bekasi Barat.
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Panduan
Jurnal Kedokteran dan Kesehatan UMJ,
Akupresur mandiri bagi Pekerja Di
Vol. 6, 107202.
Tempat Kerja.
Aziza, L. (2007). Hipertensi, the Silent Killer. Lin, G.H., et al .(2016). Effectiveness of
Jakarta: Yayasan Penerbitan Ikatan Akupressure on the Taichong Acupoint
Dokter Indonesia. in Lowering Blood Pressure in Patients
Badan Penelitian dan Pengembangan with Hypertension; A Randomized
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. Clinical Trial. Evidenced-Based
35
PROFESI (Profesional Islam)
Media Publikasi Penelitian; 2018; Volume 15; No 2.
Website: ejournal.stikespku.ac.id
Complemntary and Alternative Tentama, F. ( 2014). Dukungan Sosial Post-
Medicine. Hindawi Publishing
Corporation. http://dx.doi.org/ Traumatic Stress Disorder Pada Remaja
Penyintas Gunung Merapi. Jurnal
10.1155/2016/1549658.
Psikologi UNDIP, 133-138.
Majid, Y.A., Rini, P.S.( 2016). Terapi Akupresur
Memberikan Rasa Tenang dan Nyaman Snyder, M. Lindquist, R. (2010).
serta Mampu Menurunkan Complementary & Alternative
Tekanan Darah Lansia. Palembang: Therapiesin Nursing. Springer
STIKES Muhammadiyah Palembang. Publishing Company, LLC
Mills, K.T., Bundy, J.D., Kelly, T.N., Reed, J. E., Sumarno. (2013). Dampak Psikologis Pasca
Trauma Akibat Erupsi Merapi,
Kearney, P.M, Reynolds K, Chen, J., He, Yogyakarta: Universitas Islam Sunan
J. (2016).Global Disparities of Kalijaga, Yogyakarta, Skripsi.
Hypertension Prevalence and Control. Sauders , S., Chairman. (2006). Autogenic
https://doi.org/10.1161/CIRCULATION Therapy: Short Term Therapy for Long
AHA.115.018912. Term Gain, www.positivehealth.com
Muhrosin, Susilo, Novitasari. (2016). Pengaruh Wade, C. (2016). Mengatasi
Relaksasi Autogenik Terhadap Tekanan Hipertensi. Bandung: Nuansa
Darah pada Lansia Di Unit Pelayanan Cendekia.
Sosial Wening Wardoyo
Ungaran. Ungaran: STIKES Ngudi Wahjudin. (2008). Keperawatan Gerontik &
Waluyo Geriatrik. Jakarta: EGC
Ungaran.
Wicaksono, M.T.A., Aini, F., Haryani, S. (2016),
Nuraini, B. (2015). Risk Faktors of Hypertension, Efektifitas Relaksasi Autogenic
J Majority Volume 4 No.5, Lampung: terhadap tekanan darah pada lansia
Fakulty of Medicine University of hipertensi di
Lampung
Puskesmas Lerep Ungaran Barat
Nurarif, A.H. (2013). Aplikasi
Kabupaten Semarang. Stikes Ngudi
Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Waluyo.
diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC.
Padila. (2013). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Yogyakarta: Nuha Medika.
Ridwan, M. (2009). Mengenal, Mencegah,
Mengatasi Silent Killer
Hipertensi. Jakarta: Pustaka
Widyamara
Rodin, S. (2017). Autogenic Therapy: A
powerful stress reduction technique,
The Hale Journal.
Sinta,S. (2011). 14 Penyakit Paling Sering
Menyerang dan Sangat Mematikan.
36