Anda di halaman 1dari 9

Membangun Ketangguhan Berbasis Masyarakat

di masa Pandemi Covid-19


(Rizki Fillaili)
Makna Ketangguhan (Resilience)

2
Siapa saja yang perlu menjadi tangguh?

3
Model-model Ketangguhan Masyarakat Desa, Kota, pemukiman kumuh, pemukiman kelas menengah/atas, Desa
Adat, daerah rawan bencana, lokasi pengungsian, dll
Kondisi Pandemi Covid-19 di Masyarakat
Apa saja yang sudah kita ketahui? Apa yang belum kita ketahui

¡ Aksi solidaritas meningkat walaupun sebagian masih


sporadic ¡ Berapa lama aksi solidaritas berlangsung?
¡ Bantuan sosial juga meningkat dari segi jenis, jumlah, ¡ Berapa lama masyarakat bertahan dalam kondisi
cakupan penerima ‘lockdown’?
¡ Muncul inisiatif lolal: menerapkan ‘lockdown’ local, ¡ Di beberapa komunitas, pembatasan sosial sudah mulai
penyemprotan disinfektan, kerja bakti meningkat,
penjagaan lingkungan à meningkatnya sense of mengendur/longgar
community ¡ Bagaimana pandangan masyarakat terhadap resiko
¡ Namun, kesehatan dan ekonomi dari pandemi mempengaruhi
¡ Muncul stigma sosial terhadap penderita Covid-19 ketangguhan mereka?
¡ Pandangan dan perilaku masyarakat ‘terbelah’ antara patuh
pada himbauan PSBB dan tidak patuh à potensi konflik
sosial
¡ Perbedaan intensitas dampak pada berbagai kelompok;
kelompok sejahtera, kelompok miskin, kelompok rentan
¡ Tingkat kriminalitas meningkat
Bagaimana perbandingan dengan:
Kondisi masyarakat pasca bencana alam Krisis Ekonomi/Keuangan

Kasus banjir bandang dan banjir rutin di Solo – Sragen Krisis Keuangan Global tahun 2008
¡ Bantuan dari tetangga yang tidak kebanjiran, dari ¡ Sektor ekonomi yang berorientasi ekspor
daerah yang tidak terdampak, seringkali berlimpah, (manufaktur, perkebunan, dll) terdampak parah
tidak tertangani
¡ Pekerja di sektor tersebut paling merasakan dampak;
¡ Masyarakat yang sering terkena musibah banjir rutin
pendapatan berkurang, PKH, kontrak tidak
cenderung lebih siap dan tangguh
diperpanjang
¡ Belajar dari pengalaman banjir sebelumnya
¡ Dampak turunan: gizi anak berkurang, tidak punya
¡ Pengorganisasian masyarakat sudah terbentuk: sebelum,
pada saat, dan sesudah banjir tabungan. beban kerja perempuan bertambah,
muncul ketegangan dan konflik di rumah tangga
¡ Sense of community meningkat sebelum dan pada
saat banjir, dan menurun ketika banjir usai /proses ¡ Sumber bantuan: hutang di warung, tetangga,
recovery à individualism meningkat saudara
¡ Potensi konflik sosial masih tetap ada, walaupun bisa
‘diredam/ditangani’
Pelajaran apa yang dapat kita petik untuk membangun
ketangguhan berbasis masyarakat?
1. Kondisi ketidakpastian yang tinggi dapat digunakan untuk membangun dan
memperkuat sistem pengorganisasian masyarakat untuk: pemantauan, pengawasan,
perlindungan dan penyaluran bantuan di tingkat komunitas selama pandemi.

¡ Sistem organisasi masyarakat dapat disesuaikan dengan kondisi sosial-ekonomi masyarakat, struktur

pemerintahan dan kepemimpinan lokal, serta kebiasaan sosial-budaya di masyarakat à menciptakan


ketangguhan sesuai dengan kapasitas yang ada dan berkelanjutan

¡ Merespon dengan cepat dan melindungi kelompok rentan dan paling terdampak di masyarakat

¡ Merancang alur pemulihan di masyarakat (tetap menjaga rasa solidaritas)

7
2. Menempatkan masyarakat sebagai aktor utama dan berpartisipasi penuh dalam berbagai proses tersebut

¡ Masyarakat lokal sebagai first responder untuk pencegahan penyebaran pandemic dan pengurangan resiko terdampak
masyarakat miskin dan rentan

¡ Memunculkan adanya inisiatif lokal berdasarkan kebutuhan bersama

3. Mengembangkan prinsip keterbukaan informasi tentang kasus dan resiko, agar masyarakat memiliki pemahaman
resiko yang sama

¡ Menjaga diri, menjaga keluarga, menjaga lingkungan

¡ Sebagai dasar pengambilan keputusan di tingkat lokal untuk pengetatan atau pelonggaran pembatasan social

8
The Great Wave Off Kanagawa
By Japanese Artist: Hokusai
Menggambarkan ombak yang sangat besar (A
killer wave) mengancam 3 perahu yang dipenuhi
dengan penumpangberlatar belakang Gunung Fuji
Tinggi ombak 1—12 m

Anda mungkin juga menyukai