Anda di halaman 1dari 34

SEHAT JIWA SAAT COVID 19

MENGANCAM
BAGAIMANA KONDISI KEJIWAAN PEKERJA DI RS SAAT
MENGHADAPI COVID 19?

Dr. Ratih Widayati, SpKJ


Psikiater RSUD Tugurejo semarang
dr. Ratih Widayati, Sp.KJ
• Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 28 Mei 1971

• Lulus Dokter Umum : Univ. Islam Sultan Agung tahun 2000


• Lulus Psikiater : Univ. Diponegoro tahun 2015

• Dokter PNS : RSUD Tugurejo Semarang

• Alamat praktek : RSUD Tugurejo Semarang

• Email : ratihardiyanta@gmail.com
DUKUNGAN KESEHATAN JIWA
DAN PSIKOSOSIAL PADA PANDEMI
COVID-19
OUTLINE
1. Pendahuluan
2. DKJPS (PFA → MHPSS)
3. Dukungan untuk OTG, orang tanpa gejala
4. Dukungan untuk ODP, orang dengan pemantauan
5. Dukungan untuk PDP, pasien dengan pengawasan
6. Dukungan untuk Confirmed Cases, kasus konfirmasi
7. Kelompok Rentan
8. Pekerja di Garis Depan
9. Pasca Pandemi
Pengertian Kesehatan Jiwa dalam UU Kesehatan Jiwa Nomor 18
Tahun 2014

Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang individu


dapat berkembang secara fisik, mental, spiritual, dan
sosial sehingga individu tersebut menyadari
kemampuan sendiri, dapat mengatasi tekanan, dapat
bekerja secara produktif, dan mampu memberikan
kontribusi untuk komunitasnya.
LATAR BELAKANG
• COVID-19: pandemic yg berdimensi multisector, bukan kasus infeksi
biasa, CFR 4,4%, telah tersebar di 192 negara
• Penularan sangat massif → lockdown, social & physical distancing
• Sebagai STRESSOR
« semua masalah kesehatan jiwa meningkat hampir dua kali lipat
setelah 12 bulan, yaitu gangguan jiwa berat (severe mental disorder)
dari 2-3% menjadi 3-4%, gangguan jiwa sedang ke berat (mild to
moderate mental disorder) dari 10% menjadi 15-20%, sedangkan
distres psikososial sedang ke berat (mild to severe psychosocial distres)
mencapai 30-50%, dan distres psikososial sedang (mild psychosocial
distress) 20-40% (WHO, 2005)»
PANDEMI COVID-19

Pandemi Covid-19 merupakan bencana non


alam yang dapat memberikan dampak pada
kondisi kesehatan jiwa dan psikososial
setiap orang dan menimbulkan stress pada
berbagai lapisan masyarakat

4
Respons Kesehatan Jiwa dan Psikososial
untuk COVID-19 – Pada Populasi Umum
- Risiko terinfeksi dan menginfeksi orang lain,

- Gejala umum seperti masalah kesehatan lain (mis.,


demam) bisa disalahartikan sebagai COVID-19 dan
menyebabkan rasa takut terinfeksi

- Orangtua khawatir akan anak-anaknya yang mereka


tinggal di rumah sendiri (karena sekolah tutup) tanpa
asuhan dan dukungan yang tepat

- Risiko penurunan kesehatan fisik dan jiwa pada


kelompok-kelompok, yang rentan seperti orang berusia
lanjut dan penyandang disabilitas, jika pengasuh
dikarantina dan tidak ada layanan dan dukungan lain.

Indonesia Country Office


COVID-19 dan Kesehatan Jiwa

Hilangnya mata
pencaharian
Berkepanjangan

Depresi
Keadaan Masalah
yang tidak Kesehatan
pasti Jiwa
Cemas

Ketakutan Dampak
penyebaran yang berat
virus

Indonesia Country Office


• COVID-19 bukan bencana biasa
• Dampak secara fisik dan psikososial yang
dialami oleh tenaga kesehatan, tenaga
OUTLINE penunjang, dan masyarakat.
• Upaya pencegahan dan pengendalian
untuk mengatasi masalah kesehatan jiwa
pada masa pandemi COVID-19
• Penyebab tidak terlihat, tidak mudah untuk
segera dikenali
• Bergejala nyata, mirip dengan penyakit
lainnya, tidak bergejala hingga fatal
• Membatasi koneksi antar manusia (physical COVID-19
distancing, penggunaan APD)
• Baru dan berubah-ubah Bukan
• Stigma sosial
• Menuntut banyak pendekatan baru: Bencana
Manajemen penyakit (obat, teknik, alur,
PPK), manajemen sumber daya,
Biasa
sistem komunikasi, teknologi
• Batas waktu?

Sumber: Diatri, Hervita. Keparahan Dampak Fisis Vs. Psikososial COVID-19


DAMPAK FISIK DAN PSIKOSOSIAL BAGI TENAGA KESEHATAN,
TENAGA PENUNJANG, DAN MASYARAKAT

FISIK PS IKO LO GIS SOSIA L


• Penurunan imunitas: • Rasa tidak percaya, • Kesepian
Mudah tertular tidak menentu • Kuatir tertular dan
• Kelelahan • Pekerjaan yang menularkan
• Penundaan/ memiliki risiko tinggi • Menghindari stigma
perlambatan terapi untuk tertular sosial
• Perburukan • Kebingungan • Kemampuan ekonomi
komorbiditas • Gejala gangguan jiwa: menurun
• Kematian Distress, kecemasan, • Ruang gerak terbatas
depresi

Sumber: Diatri, Hervita. Keparahan Dampak Fisis Vs. Psikososial COVID-19


Kondisi & Reaksi di saat Pandemi Covid_19
SOSIAL KOGNITIF EMOSI FISIK PERILAKU

• Keadaan yang tidak pasti • “ Ini situasi bahaya • Cemas, takut • Tegang
• Hilang atau berkurangnya atau mengancam” tertular / sakit • Jantung berdebar
• Kompulsif
pendapatan • Mencari informasi • Ta k u t k e l u a r r u m a h • Gangguan tidur mencari berita
• Hilang atau berkurangnya • Te r f o k u s p a d a b e r i t a • Curiga, Mudah
interaksi sosial negatif tersinggung /agresif
• Tubuh merasa lemas atau
tidak fit
terkait
• Terpisah dari keluarga dekat • Kesulitan • Merasa Kesepian / • “Merasakan • Tidak tahu harus
Konsentrasi keh ilan gan min at simptom yang mirip
• Reaksi Cemas dengan gejala berbuat apa
berlebih, panik, covid_19”
depresi →
• Menurunnya daya
• Makan berlebih
memicugangguan
jiwa tahan tubuh atau sebaliknya
• Impulsif belanja
• Mudah marah
atau perilaku
maladaptif
lainnya
Dampak Pandemik Covid 19 Terhadap
Kesehatan Jiwa Bagi Pekerja di RS

Stressor Adaptasi Maladaptasi


• Nyata • Mampu • Tidak mampu
• Tidak Nyata mengatasi mengatasi
• Menerima • Timbul Distress
Kondisi • Gejala
Gangguan Jiwa
PEDOMAN PROMOSI KESEHATAN
1) Lansia
2) Komorbid penyakit kronis
1. Orang sehat
3) Ibu hamil dan masa Nifas
2. OTG, ODP, PDP, confirmed
4) Anak dan Remaja
3. Kelompok Rentan →
5) Disabilitas Fisik
4. Tenaga Kesehatan
6) ODMK
5. Non Nakes
7) ODGJ
8) Keluarga Pra-Sejahtera
ORANG SEHAT
1. PENINGKATAN IMUNITAS
• Fisik: makan & minum seimbang, berolahraga, berjemur, tidak merokok dan
minum alkohol
• Keswa dan Psikososial
• Emosi positif: melakukan kegiatan dan hobby yang disukai, baik sendiri maupun bersama
keluarga atau teman;
• Pikiran positif: menjauhkan dari informasi hoax, mengenang semua pengalaman yang
menyenangkan, bicara pada diri sendiri tentang hal yang positif (positive self-talk ),
responsif (mencari solusi) terhadap kejadian, dan selalu yakin bahwa pandemi akan
segera teratasi;
• Hubungan sosial yang positif : memberi pujian, memberi harapan antar sesama, saling
mengingatkan cara-cara positif, meningkatkan ikatan emosi dalam keluarga dan
kelompok, menghindari diskusi yang negatif, dan saling memberi kabar dengan rekan
kerja, teman atau seprofesi;
• Secara rutin tetap beribadah di rumah atau secara daring.
ORANG SEHAT lanjutan….

2. PENCEGAHAN MASALAH KESWA DAN PSIKOSOSIAL


• Cegah penularan : social distancing, physical distancing, cuci tangan, gunakan masker
→ WFH
• Cegah keswa dan psikososial
• Individu: sikap reaktif vs sikap responsif
• Keluarga: menguatkan ikatan emosional dan keluarga semakin harmonis. 5B: belajar,
beribadah, bermain, bercakap-cakap dan berkreasi bersama.
• Sekolah dan Tempat kerja:
• Proses pembelajaran yang dilakukan secara daring dapat menimbulkan kebosanan/ kejenuhan,
sehingga mengakibatkan meningkatnya stress pada anak didik. Sekolah dan kampus dapat
mengorganisasikan proses pembelajaran yang menarik dan komunikatif seperti voice note atau
video mengajar, pertemuan lewat daring yang santai dan fleksibel, serta dapat menggunakan surel
dan media sosial.
• Di tempat kerja, dibuat jadwal bekerja yang fleksibel, sehingga membuat lebih nyaman dalam
bekerja untuk mencegah penurunan imunitas karyawannya. Pimpinan harus memiliki protokol
standar kesehatan dan keselamatan dalam bekerja.
OTG : kontak erat dengan kasus konfirmasi Covid-19
• Mengurangi stresor
• Mengurangi membuka media sosial terutama tentang COVID-19
• Mendapatkan informasi yang benar tentang COVID-19
• Relaksasi fisik
• Tarik nafas dalam
• Progressive Muscle Relaxation (Relaksasi Otot Progresif)
• Olah raga secara rutin
OTG lanjutan….

• Berpikir positif
• Afirmasi/positive self talk, mengucapkan pernyataan pernyataan positif tentang diri
sendiri, keluarga, kehidupan, dll
• Hipnotik 5 jari, menggunakan kelima jadi untuk memikirkan hal yang positif, satukan
jempol dan telunjuk sambil membayangkan kondisi tubuh yang sehat, jempol dengan jari
tengah sambil membayangkan orang-orang yang sayang dan perhatian, jempol dengan
jari manis sambil membayang prestasi, penghargaan dan pujian yang pernah dialami,
jempol dengan kelingking sambil membayangkan tempat yang paling indah yang pernah
dikunjungi sambil membayangkan keindahannya.
• Penghentian pikiran, jika ada pikiran negatif yang mengganggu jangan biarkan berlama-
lama langsung katakan stop
OTG lanjutan….
• Mempertahankan dan meningkatkan hubungan interpersonal
• Saling menyapa, memberi pujian atau penghargaan dan harapan dengan memanfaatkan
teknologi informasi
• Berbagi cerita positif / let's talk melalui media sosial
• Berbagi perasaan dan pikiran pada orang yang dapat dipercaya
• Mempertahankan dan meningkatkan komunikasi antar anggota keluarga dengan kasih
saying, rasa hormat dan saling menghargai dalam keluarga.
• Membangun jaringan sosial dalam memenuhi kebutuhan dasar di antaranya pangan,
sandang, dan papan.
ODP
• ODP isolasi mandiri di rumah
• Intervensi Fisik : Mendapatkan pelayanan kesehatan primer dari puskesmas atau
klinik.
• Intervensi kesehatan jiwa dan psikososial : Penanganan yang diberikan untuk
dukungan kesehatan jiwa dan psikososial pada Orang sehat dan OTG dapat pula
dilakukan oleh ODP. Jika gejala tidak teratasi dapat menggunakan layanan online
kesehatan jiwa yang tersedia di wilayah masing-masing.
• ODP diisolasi di Fasilitas Kesehatan Sekunder (RS Tipe C dan D): layanan
kesehatan jiwa dan psikososial dari tim yang terlatih merawat di fasilitas
kesehatan.
• Perawat yang merawat ODP menggunakan standar asuhan keperawatan kesehatan
jiwa.
• Dokter yang merawat ODP menggunakan standar tatalaksana kesehatan jiwa.
ODP Lanjutan….

• Dukungan Keluarga untuk ODP


• Mempertahankan komunikasi rutin keluarga dengan ODP melalui media
sosial.
• Fasilitas kesehatan menyediakan media komunikasi antara ODP dan keluarga.
• KIE untuk keluarga, termasuk diberikan dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial OTG.
• Memfasilitasi keluarga mengidentifikasi dan menghubungkan sumber-sumber
di sekitar dalam memenuhi kebutuhan.
PELAYANAN TIM KESWA
1. Pelayanan Medis: pelatihan kesehatan jiwa untuk dokter umum dapat diambil dari modul
pelatihan kesehatan jiwa untuk dokter umum yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan.
Jika masalah atau gangguan kesehatan jiwa memerlukan rujukan, maka dapat dirujuk ke
dokter spesialis Kedokteran Jiwa
2. Asuhan keperawatan: berdasarkan pengkajian kondisi kesehatan pasien dan tindakan
keperawatan ditujukan kepada pasien dan keluarganya disertai kolaborasi dengan tim
kesehatan jiwa yang lain
3. Pelayanan psikologi: diberikan bagi klien ODP, keluarga dan sekitarnya dalam bentuk
dukungan sosial (dukungan informasi, emosi, penghargaan dan instrumental) dan
mempersiapkan kondisi psikologisnya agar mampu menghadapi permasalahan dan dapat
kembali beradaptasi dengan lingkungan sosialnya. Layanan psikologi dapat berbentuk KIE, PFA,
telekonseling maupun pemberdayaan komunitas. (link : http://bit.ly/himpsieducovid).
Panduan Pengurus Pusat HIMPSI tentang Layanan Psikologi dalam Masa Tanggap Darurat
COVID-19 bagi Psikolog, Sarjana Psikologi, Asisten Psikolog dan Praktisi Psikologi
PELAYANAN TIM KESWA lanjutan….
4. Pelayanan pekerja sosial:
• Pekerja Sosial harus memperhatikan aspek Biopsikososial-Spiritual dari ODP dan
keluarganya. Fokus layanan Pekerja Sosial adalah mengidentifikasi kebutuhan dan
tantangan (resiko) ODP dan keluarganya, mengidentifikasi sistem sumber penting
yang terkait dalam pemenuhan kebutuhan serta membantu memfasilitasi ODP dan
keluarga kepada semua sistem sumber yang dibutuhkan dalam situasi ini.
• Pelayanan Pekerja Sosial dalam situasi ini dapat bekerja sama dengan Tenaga
Kesejahteraan Sosial lainnya, yaitu Satuan Bakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos),
Pendamping PKH dan Penyuluh Sosial serta Tenaga Kesejahteraan Sosial lainnya yang
berbasis sukarela seperti Pekerja Sosial Masyarakat (PSM), Tenaga Kesejahteraan
Sosial (TKS), Karang Taruna dan Tagana.
• Asesmen Biopsikososial-Spiritual dan Rencana Intervensi hanya dapat dilakukan oleh
Pekerja Sosial untuk itu Pendampingan Pekerja Sosial dapat mengacu pada Panduan
Praktik Pekerjaan Sosial dalam Situasi COVID-19 khusus Bagi Pekerja Sosial Indonesia
(IPSPI, 2020)
PELAYANAN TIM KESWA lanjutan….

5. Pelayanan kesehatan masyarakat:


Dukungan Kesehatan Jiwa & Psikososial terkait COVID-19 adalah sbb :
a) Upaya promotif-preventif (termasuk PFA) di masyarakat/komunitas
b) Melakukan pencegahan terjadinya stigma terkait COVID-19
c) Memberdayakan masyarakat/komunitas untuk dukungan psikososial
d) Memahami/menfasilitasi kebutuhan khusus pada kelompok rentan
e) Melakukan kerja sama dengan stake holder di masyarakat/komunitas
f) Memahami alur koordinasi dan rujukan : kesehatan fisik, kesehatan jiwa dan
psikososial
TOP 10 MASALAH KESEHATAN JIWA DAN
PSIKOSOSIAL PADA KASUS KONFIRMASI COVID-19
1. PENYESALAN 6. KECEMASAN
2. KEBENCIAN 7. FOBIA
3. KESEPIAN 8. GELISAH
4. KETIDAKBERDAYAAN 9. DENDAM
5. DEPRESI 10. KURANG TIDUR
MARI LAWAN COVID
DENGAN CERDIK - CERIA
erdas intelektual, emosional
dan spiritual
mpati dalam berkomunikasi
efektif
ajin beribadah sesuai agama
dan keyakinan
TERIMA nteraksi yang bermanfaat bagi
KASIH kehidupan
sah, Asih dan Asuh Tumbuh
Kembang dalam Keluarga &
Masyarakat

Anda mungkin juga menyukai