Anda di halaman 1dari 23

KEWIRAUSAHAAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV

SRI ASTUTI SRI ASTIA HARIS

FINA EKAWATI SLAMET RUDIYANTO

SRI WINDAYANTI MARWANI

NELY ALFIANI SITTI AISYAH A

NAHDAH PURNAH NUGRAHA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHTAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

2019

Kewirausahaan | 1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat, hidayah serta inayah-Nya makalah kami yang berjudul
“Bussiness Plan” dapat terselsaikan. Tak lupa pula kita kirimkan shalawat serta
salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW sebagai sosok teladan bagi
seluruh umat islam.

Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi kewajiban kami sebagai


mahasiswa untuk melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh dosen dan terus
mencoba untuk menimba ilmu. Oleh karena itu kami mengucapkan banyak terima
kasih kepada dosen yang telah senantiasa memberikan bimbingan serta arahan
kepada kami.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari bahwa makalah kami ini
belum sempurna dan tidak luput dari kesalahan. Kami dari tim penyusun
mengharapkan kritis dan saran sehingga kami dapat meminimalisir kesalahan.
Kami juga berharap semoga apa yang kami sajikan di makalah ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan para pembaca. Akhir kata sekian dan
terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Makassar, 12 Mei 2019

Penyusun

Kewirausahaan | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 1

C. Tujuan Penulisan 2

BAB II TINJAUAN TEORI3

A. Merintis dan Mengembangkan Bisnis 3

B. Membangun Sistem Pendukung Keputusan 8

C. Pengajuan Kredit Usaha 12

D. Pencatatan Bisnis 14

BAB III PENUTUP 17

A. Simpulan 17

B. Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19

Kewirausahaan | 3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indari Mastuti mengatakan bahwa “Kita tidak akan pernah tahu
bagaimana rasanya menjadi sukses jika tidak berani memulai dari
sekarang”.
Takut memulai sesuatu yang baru? Gamang melangkah keluar dari
pekerjaan kita selama ini? Khawatir jika pilihan resign adalah pilihan yang
salah? Tidak percaya diri dengan kemampuan menjadi seorang pebisnis?
Bukan hanya anda yang merasakan hal tersebut, ini membuat
Indonesia masih kekurangan enterpreneur, karena kebanyakan orang
ketakutan dan khawatir ketika memutuskan keluar dari zona nyaman sebagai
pegawai kantoran. Hal ini merupakan reaksi yang wajar, apalagi jika kita
dihadapkan pada segunung kebutuhan hidup tentu saja pilihan menjadi
enterpreneur adalah spekulasi yang cukup besar. Akhirnya, keputusan
tersebut memang harus sudah di sandingkan dengan program dan rencana
kerja yang matang, bukan sekedar coba-coba ataupun nekat.
Ya, harus matang. Sebab sebagian besar rasa takut disebabkan oleh
ketidakpastian dan ketidaktahuan. Beberapa sumber penyebab rasa takut
biasanya karena tidak punya modal, belum punya pengalaman berbisnis dan
takut sukses.
Jadi, sebelum memulai bisnis sangat penting untuk mengetahui trik
dan tips dalam merilis dan membangun bisnis, Sistem Pendukung Keputusan,
Pengajuan Kredit Usaha dan Pencatatan Bisnis sehingga akan memudahkan
seseorang dalam berbisnis.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah Cara Merilis dan Mengembangkan Bisnis?
2. Bagaimanakah Cara Membangun Sistem Pendukung?
3. Bagaimanakah Cara Pengajuan Kredit usaha?

Kewirausahaan | 4
4. Bagaimanakah Cara Pencatatan Bisnis?
C. Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa dapat memahami cara merilis dan mengembangkan bisnis
2. Mahasiswa dapat memahami cara membangun sistem pendukung
3. Mahasiswa dapat memahami cara pengajuan kredit usaha
4. Mahasiswa dapat memahami cara pencatatan bisnis

Kewirausahaan | 5
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Merintis dan Mengembangkan Bisnis


1. Strategi bisnis
Ketika kita membicarakan bisnis, salah satu kelompok etnis yang
dinilai lebih piawai dalam merintis dan mengembangkan bisnis adalah
orang Tionghoa. Pada umumnya dalam jangka panjang apa yang berhasil
mereka dapatkan lebih banyak dibandingkan dengan yang lainnya.
Ada sebuah cerita dua orang yang sama-sama merintis usaha.
Satu orang Tionghoa dan satu lagi dari etnis lain. Kedua orang ini sama-
sama merintis usaha bengkel. Sama-sama hidup susah, sama-sama harus
bekerja keras untuk menghidupi keluarganya.
Waktu terus berjalan dan tanpa disadari sudah lebih dari puluh
tahun berlalu. Kedua orang ini sama-sama memiliki bisnis yang
berkembang. Hanya saja bengkel yang dimiliki oleh pengusaha dari etnis
Tionghoa sudah menjdai perusahaan karoseri yang besar, sementara
bengkel yang dimiliki oleh rekannya hanya berkembang menjadi bengkel
modern.
Banyak bengkel motor yang memiliki jam kerja seperti jam
kantor, buka jam 8 pagi, tutup jam 5 sore. Semua bersaing pada jam
tersebut, padahal para pengguna motor pada umumnya adalah para
karyawan kantor yang bekerja di sebuah perusahaan. Untuk mendapatkan
jasa service motor mereka harus meminta ijin terlebih dulu dari
perusahaan tempatnya bekerja. Tentu hal ini sangat sulit dan merepotkan
sehingga ada begitu banyak pemilik motor yang terus menerus memakai
motor yang dimilikinya. Mereka tidak melakukan perawatan rutin karena
tidak memiliki waktu untuk pergi ke bengkel. Mereka hanya akan ke
bengkel jika motornya benar-benar mogok total.

Kewirausahaan | 6
Melihat kebutuhan tersebut, beberapa orang Tionghoa yang
memiliki usaha bengkel, membuka layanan pelanggan dari pagi hingga
malam. Mereka membuka bengkel pada jam 6 pagi, dan menutup bengkel
pada jam 9 malam. Itu pun kalau masih ada pekerjaan yang belum selesai
mereka akan terus buka sampai jam 11 malam bahkan hingga dini hari.
Itulah yang dikerjakan oleh para pebisnis Tionghoa, mereka
bekerja keras. Jaman sekarang, jika kita membangun bisnis tanpa
memiliki sikap pekerja keras, akan sangat sulit untuk mencapai
keberhasilan. Kita harus bekerja lebih keras dibandingkan dengan orang
lain. Pada saat yang sama kita juga harus bekerja lebih cerdas
dibandingkan dengan yang lain.
Meskipun memiliki mental pekerja keras, orang Tionghoa juga
selalu berpikir bagaimana caranya bekerja dengan cerdas. Mereka sadar
bahwa bisnis bahwa bisnis yang hebat tidak bisa dilakukan seorang diri.
Kemampuan setiap manusia sangat terbatas, untuk membesarkan
usahanya mereka tidak pernah berpikir melakukan segalanya seorang diri.
Mereka akan memikirkan cara terbaik untuk memberi upah agar orang
lain yang melakukannya.
Pada tahap awal mereka akan melibatkan anggota keluarganya.
Tentu kita tidak asing ketika melihat sebuah warung mie dimana ayah
membuat mie, istri melayani di kasir, anak perempuan menghidangkan
makanan kepada pengunjung, sementara itu anak laki-laki mereka
mengantarkan makanan ke rumah pemesan. Hal itu adalah hal biasa
dilakukan dalam keluarga seorang Tionghoa yang sedang merintis bisnis.
Dengan disertai sikap mental pekerja keras, lama-lama
bisnisnya semakin berkembang. Pada saat bisnisnya berkembang,
biasanya anak perempuan dan anak laki-laki membuka cabang di tempat
yang berbeda. Mereka sudah mulai memikirkan bagaimana cara
membayar orang lain untuk melakukan tugas memasak, menerima

Kewirausahaan | 7
pesanan, dan mengantarkan pesanan. Mereka mendelegasikan kepada
para pegawainya.
Hal ini sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh pemilik usaha
pada umumnya. Mereka merasa sayang untuk membayar karyawan.
Mereka berusaha untuk melakukan semuanya seorang diri. Mereka
berbelanja ke pasar sendiri, membuat hidangan sendiri, menjualnya
sendiri bahkan mencuci piring pun dilakukan sendiri. Semuanya sendiri.
Hal itu sangat tidak efektif, maka dari situlah bisinisnya tidak
berkembang. Sering kali juga mereka juga tidak berjualan karena
kecapean.
Kita harus bekerja keras dan diimbangi dengan bekerja secara
cerdas. Itulah salah satu prinsip yang dilakukan oleh orang Tionghoa
ketika menjalankan sebuah bisnis.
2. Kualitas mental pebisnis
Dalam berbisnis, sangat diperlukan mental yang tangguh dan tegar.
Asahlah agar dapat menjadi pengusaha yang hebat. Berikut adalah
kualitas mental yang perlu dimiliki oleh setiap pengusaha, antara lain:
a. Berpikir positif
Seorang pebisnis yang selalu berpikiran positif akan selalu maju dan
berkembang
b. Mental tidak mudah menyerah
Ada kalanya seorang pebisnis akan mengalami kemunduran dari
usahanya, dan apabila dia tidak memilik mental yang kuat maka dia
akan mudah jatuh dan berakhir bangkrut
c. Mau belajar secara terus menerus
Berbicara tentang usaha, hal yang sangat perlu dilakukan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk yaitu dengan
menciptakan inovasi. Sebagai seorang enterpreneur kita perlu belajar
dari siapapun, terutama dari pesaing kita. Bacalah majalah bisnis, ikuti
berita perkembangan mode, dan lakukan riset pasar untuk mengetahui

Kewirausahaan | 8
barang apa yang sedang dibutuhkan oleh banyak orang. Tidak heran,
semakin panjang proses berbisnis, semakin inspiratif lah para
pebisnis. Mereka tampil semakin mempesona baik secara sikap,
tindakan, hubungan personal, bahkan dalam hal penampilan.
d. Keberanian mengambil risiko
Kunci berikutnya adalah keberanian mengambil risiko. Berani
mengambil risiko berarti berani keluar dari zona nyaman. Banyak
pengusaha yang mengalami jatuh bangun di tahun-tahun awal. Itu
adalah risiko yang harus dijalani oleh mereka. Namun, segala risiko
pasti diiringi oleh buah manis di kemudian hari. Mereka yang
memandang risiko sebagai jalan untuk maju, akan menjadikannya
sebagai tantangan, bukan penghalang.
e. Kemampuan bersaing dengan sehat
Sikap mental yang perlu juga di miliki oleh seorang pengusaha adalah
kemampuan bersaing dengan sehat. Kita tidak perlu menjatuhkan
lawan bisnis dengan cara menjelek-jelekkan mereka, tidak perlu
menyebar fitnah dan desas-desus lain. Itu semua dalah racun bagi diri
sendiri. Hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kualitas
produk atau jasa layanan. Percayalah, pelanggan akan datang dengan
sendirinya jika kita mampu memberikan yang terbaik bagi mereka.
Adapun ayat yang berhubungn debgan kemampuan bersaing dengan
sehat yaitu surah An-Nisa’ ayat 29
‫ض ِم ْن ُك ْم ۚ َواَل تَ ْقتُلُوا‬
ٍ ‫ارةً عَنْ تَ َرا‬ ِ َ‫يَا أَيُّ َها الَّ ِذينَ آ َمنُوا اَل تَأْ ُكلُوا أَ ْم َوالَ ُك ْم بَ ْينَ ُك ْم بِا ْلب‬
َ ‫اط ِل إِاَّل أَنْ تَ ُكونَ تِ َج‬

َ ُ‫أَ ْنف‬
‫س ُك ْم ۚ إِنَّ هَّللا َ َكانَ بِ ُك ْم َر ِحي ًما‬

Terjemahan:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan
harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan
perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.
Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah
Maha Penyayang kepadamu”.

Kewirausahaan | 9
Penjelasan ayat:
Hai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu makan harta
sesamamu dengan jalan yang batil) artinya jalan yang haram menurut
agama seperti riba dan gasab/merampas (kecuali dengan jalan) atau
terjadi (secara perniagaan) menurut suatu qiraat dengan baris di atas
sedangkan maksudnya ialah hendaklah harta tersebut harta perniagaan
yang berlaku (dengan suka sama suka di antara kamu) berdasar
kerelaan hati masing-masing, maka bolehlah kamu memakannya.
(Dan janganlah kamu membunuh dirimu) artinya dengan melakukan
hal-hal yang menyebabkan kecelakaannya bagaimanapun juga cara
dan gejalanya baik di dunia dan di akhirat. (Sesungguhnya Allah
Maha Penyayang kepadamu) sehingga dilarang-Nya kamu berbuat
demikian.
f. Keberanian mengemukakan pendapat
Seorang pengusaha biasanya memiliki keberanian mengemukakan
pendapat dan meyakinkan orang lain. Tanpa itu, niscaya ide-ide kita
akan sulit diterima. Banyak pengusaha yang awalnya diragukan
banyak orang karena idenya dianggap tidak lazim. Lama-kelamaan,
banyak orang yang akhirnya percaya dengan ide-ide mereka.
g. Kemampuan bekerja dalam tim (Team Work)
Mental berikutnya yang perlu diasah adalah kemampuan bekerja
dalam tim. Sebagai seorang pengusaha, kita pasti akan bekerjasama
dengan banyak orang. Mereka bisa terdiri dari keluarga, karyawan,
klien, supplier, media massa dan lainnya. Setiap orang yang kita
temui, memiliki kelebihan dan kekuatan mereka masing-masing. Ada
yang cocok sebagai desainer, bagian marketing, pengawas kualitas
produk, bagian riset pasar, penanganan masalah atau pelobi. Ada yang
pemalu, terbuka atau serius. Ada yang lebih suka bekerja dibelakang
layar dan ada yang gemar tampil di muka umum. Semua itu juga
termasuk dalam potensi. Untuk dapat bekerja sama dengan baik dalam

Kewirausahaan | 10
sebuah tim, kita perlu mengenali kelebihan serta tipe kepribadian
mereka. Dengan demikian, kita bisa menempatkan setiap orang dalam
bagian yang sesuai.
h. Kemampuan menangani masalah
Bekerja dengan banyak orang dan dengan watak yang berbeda-beda
sangat potensial memunculkan banyak masalah. Di saat itu, keahlian
menangani konflik sangat diperlukan. Umumnya, masyarakat
cenderung menyukai penanganan konflik secara damai. Untuk itu,
perlu dipelajari teknik-teknik mengendalikan masalah, keterbukaan,
dan komunikasi agar masalah dapat terselesaikan dengan baik.
i. Kemampuan mengendalikan emosi
Bekerja dalam satu tim juga mengharuskan kita untuk mampu
mengendalikan emosi. Tanpa mengasah kemampuan ini, sangat sulit
untuk fokus dan tenang di saat-saat sulit. Cara untuk melatih
kemampuan mengendalikan diri antara lain adalah dengan
mengembangkan kemampuan mendengarkan orang lain. Dengan
terlebih dahulu mendengar, kita mendapat kesempatan untuk
mengetahui sudut pandang orang lain, memahami kebutuhannya, dan
mencarikan jalan keluar yang diperlukan. Sementara pengendalian
emosi dapat dilatih dengan cara meditasi, menarik napas dalam-dalam
dan menghembuskannya, seperti yoga atau dengan mengendapkan
masalah sebelum mengambil keputusan.
j. Terbuka menerima kritik
Terbuka menerima kritik merupakan mental bisnis yang dibutuhkan
jika ingin bisnis kita melesat. Kritik ibarat makanan pedas; menyengat
saat pertama kali digigit, namun lezat di lidah dan bagus bagi tubuh.
Dengan mendengarkan kritikan yang masuk, kita akan mendapat
kesempatan untuk mengevaluasi produk dan meningkatkan mutunya.
k. Optimis

Kewirausahaan | 11
Optimis adalah obat mujarab untuk mengatasi banyak masalah. Sikap
optimis juga membantu kita untuk tetap ceria menghadapi hari-hari
selanjutnya, sekalipun seribu tantangan berada di depan mata.
B. Membangun Sistem Pendukung
1. Definisi sistem pendukung keputusan
Konsep sistem pendukung keputusan (SPK) pertama kali
diungkapkan pada tahun 1971 oleh Michael Scoot Morton (Turban, 2001)
dengan istilah Management Decision System. Kemudian sejumlah
perusahaan, lembaga penelitian dan perguruan tinggi mulai melakukan
penelitian dan membangun sistem pendukung keputusan, sehingga dari
produksi yang dihasilkan dapat disimpulkan bahwa sistem ini merupakan
suatu sistem berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu
pengambilan keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu
untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Little (Turban, 2001) mendefinisikan Sistem Pendukung
Keputusan sebagai suatu informasi berbasis komputer yang menghasilkan
berbagai alternatif keputusan untuk membentu manajemen dalam
menangani berbagai permasalahan yang terstruktur maupun tidak
terstruktur dengan menggunakan data dan model.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa Sistem Pendukung Keputusan
adalah suatu sistem informasi spesifik yang ditujukan untuk membantu
manajemen dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan persoalan
yang bersifat semi terstruktur. Sistem ini memiliki fasilitas untuk
menghasilkan berbagai alternatif yang secara interaktif digunakan oleh
pemakai.
2. Tujuan sistem pendukung keputusan
Tujuan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) dikemukakan oleh Peter
G.W Keen dan Scott Morton di dalam buku Model dan Sistem Informasi
(MC.Leod R, Jr, 1996) yaitu:

Kewirausahaan | 12
a. Membantu Manajer membuat keputusan untuk memecahkan masalah
semi terstruktur
b. Mendukung penilaian Manajer bukan mencoba untuk
menggantikannya
c. Meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer daripada
efisiensinya
3. Komponen sistem pendukung keputusan
a. Data Management
Termasuk database, yang mengandung data yang relevan untuk
berbagai situasi dan diatur oleh software yang disebut Database
Management System (DBMS)
b. Model Management
Melibatkan model finansial, statistikal, management science, atau
berbagai model kuantitatif lainnya, sehingga dapat memberikan ke
sistem suatu kemampuan analistis, dan manajemen software yang
diperlukan
c. Communication (dialog subsystem)
User dapat berkomunikasi dan memberikan perintah pada DSS
melalui subsistem ini. Ini berarti menyediakan antar muka
d. Knowledge Management
Subsistem optional ini dapat mendukung subsistem lain atau bertindak
sebagai komponen yang berdiri sendiri
4. Fase dalam proses sistem pendukung keputusan
Menurut Simon, ada tiga fase dalam proses Pengambilan Keputusan
diantaranya sebagai berikut:
a. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari ruang
lingkup problematika secara proses pengenalan masalah. Data
masukan diperoleh, diproses dan di uji dalam rangka mengidentifikasi
masalah.

Kewirausahaan | 13
b. Design
Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan
menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini
meliputi, menguji kelayakan solusi
c. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut
kemudian diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan
5. Elemen yang terkait dalam sistem pendukung kepputusan
a. Masalah
b. Dalam sebuah sistem pendukung keputusan, terdapat beberapa jenis
masalah yaitu: Masalah terstruktur, masalah semi terstruktur dan
masalah tidak terstruktur
c. Solusi
Dalam sebuah sistem pendukung terdapat beberapa jenis solusi
pemecahan masalah diantaranya yaitu: Multi Attribute Decision
Making (MADM) seperti: Metode Simple Additive Weighting
(SAW), Metode Weight Product (WP), Metode Analythical Hierarchy
Proces (AHP), Metode Topsis dan lain-lain.
Kemudian Metode Multi Criteria Decision Making (MCDM) seperti:
Metode Promethee, Metode Electre, Metode Oreste, Metode Entropi
dan lain-lain. Selain terdapat juga Metode Multi Factor Evaluation
Process (MFEP), Metode Multi Attribute Utility Theory (MAUT)
serta Metode FMADM (Fuzzy Multy Attribute Decision Making)
yang terdiri dari F-AHP, F-SAW dan lain-lain
d. Hasil
Hasil atau keluaran dari sebuah sistem pendukung keputusan yaitu
berupa sebuah keputusan yang dapat dijadikan sebagai tolak ukur
sebuah kebijakan dari sebuah masalah yang diteliti atau dibahas.
Keputusan merupakan kegiatan memilih suatu strategi atau tindakan

Kewirausahaan | 14
dalam pemecahan masalah tersebut. Tindakan memilih strategi atau
aksi yang diyakini manajer akan memberikan solusi terbaik atas
sesuatu itu disebut pengambilan keputusan. Tujuan dari keputusan
adalah untuk mencapai target atau aksi tertentu yang harus dilakukan
(Kusrini).
6. Tahap pengembangan sistem pendukung keputusan
a. Tahap Pra Desain
1) Tahap A : Perencanaan. Pada tahap ini menentukan kebutuhan
sistem, mendiagnosa masalah dan menetukan tujuan
pengembangan sistem pendukung
2) Tahap B : Penelitian. Melihat kebutuhan pengguna, melihat
sumber daya yang telah tersedia di lingkungan sistem pendukung
keputusan yang akan dibangun
3) Tahap C : analisis. Menentukan pendekatan pengembangan yang
terbaik, mengembangkan apa saja kebutuhan sumber daya yang
akan dibutuhkan pada pembangunan sistem pendukung keputusan,
menentukan model normative yaitu model yang menyatakan
bahwa alternative yang terpilih adalah alternative yang terbaik dari
semua alternative yang ada.
b. Tahap Desain : Desain antar muka, dialog, desain basis data, desain
model dan desain komponen pengetahuan
c. Tahap Konstruksi : Mengimplementasi semua tahap desain ke dalam
program sistem pendukung keputusan
d. Tahap Implementasi :Melakukan pengujian dan evaluasi, demonstrasi
dan pelatihan.
e. Tahap Pemeliharaan dan dokumentasi : Melakukan pemeliharaan dan
dokumentasi
f. Tahap Adaptasi : Melakukan proses secara berulang-ulang untuk
meningkatkan kualitas sistem
C. Pengajuan Kredit Usaha

Kewirausahaan | 15
Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan.
Kredit mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu
sumber uang yang diperlukan dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat
dititik beratkan sebagai salah satu kunci kehidupan bagi setiap manusia,
kredit memiliki unsur kesepakatan, kepercayan dan jangka waktu. Adapun
langkah-langkah pengajuan kredit usaha yaitu sebagi berikut :
1. Langkah 1: Mengajukan permohonan pinjaman
Langkah ini terdiri dari atas lima sublangkah yang harus dikerjakan oleh
Teller/Staf Admin kredit, yaitu:
a. Melakukan Screening (penyaringan) terhadap pemohon kredit,
meminta permohonan kredit, mengisi formulir sreening (Screening
Tahap I)
b. Melaksanakan sesi informasi, menyampaikan informasi produk dan
layanan CU kepada calon peminjam. Juga sebagai sarana marketing
dan iklan
c. Meminta pemohon kredit mengisi Surat Permohonan Pinjaman (SPP)
d. Memperoleh informasi dari SPP tentang pemohon kredit dan
usahanya, mendiskusikannya dengan Branch Manager/GM/CEO, dan
kemudian memutuskan apakah permohonan kredit tersebut lanjut ke
tahap berikutnya atau tidak
e. Mengumpulkan SPP dan kelengkapan berkas permohonan kredit,
mengisi daftar periksa (Checklist), dan merekapitulasi data dan
informasi pemohon kredit (manual atau diprogram komputer
2. Langkah 2: Melakukan Penilaian Kredit (Analisi Kredit)
Langkah ini terdiri dari 6 sublangkah yang harus dikerjakan oleh Loan
Officer (LO), yaitu:
a. Melakukan kunjungan lapangan (on the spot atau OTS) ke rumah dan
usaha pemohon kredit serta menilai atau meninjau barang jaminan
yang disebutkan dalam SPP

Kewirausahaan | 16
b. Menemui para pejamin, pihak eksternal dan pemberi referensi untuk
mendapatkan informasi tentang watak pemohon kredit
c. Menyelesaikan pengisian Formulir Penilaian Pinjaman (load appraisal
tool) dan Formulir Arus kas (cas flow) untuk mengetahui kemampuan
mengembalikan
d. Melakukan OTS pada perusahaan pemohon kredit (apabila besar
pinjaman di atas Rp..............)
e. Melakukan analisis final dan strukturisasi kredit (besar pinjaman,
jangka waktu, bunga, sistem angsuran, cara mengansur, dan lain-lain)
f. Meminta penilaian/pemeriksaan dari atasan (BM/GM/CEO).
BM/GM/CEO dapat menolak permohonan kredit yang sudah
dianalisis oleh LO apabila ditemukan tingkat risiko kredit masih
tinggi (Screening Tahap II)
3. Langkah 3: Memutuskan Permohonan Kredit
Langkah ini terdiri atas 3 sublangkah yang harus dikerjakan oleh
Teller/Staf AdminKredit dan komite kredit, yaitu:
a. Teller/Staf Admin Kredit mempersiapkan semua berkas permohonan
kredit seperti pada langkah 2 untuk dinaikkan ke rapat Komite Kredit
dan membuat jadwal rapat Komite Kredit
b. Komite Kredit mengadakan rapat untuk membuat keputusan atas
permohonan kredit
c. Teller/Staf Admin Kredit memberi tahu pemohon kredit atas
keputusan Komite Kredit
4. Langkah 4: Merencanakan Kredit
Langkah ini terdiri atas 4 sublangkah yang harus dikerjakan oleh
Teller/Staf Admin Kredit, yaitu:
a. Mempersipakan semua dokumen/berkas pencarian kredit
b. Membantu pemohon kredit menyelesaikan persyaratan pencairan
kredit di notaris (apabila perjanjian pinjaman dan barang jaminan
dilakukan di depan notaris seperti keputusan Komite Kredit)

Kewirausahaan | 17
c. Melaksanakan perjanjian kredit dengan calon peminjam
d. Mencairkan kredit
5. Langkah 5: Memonitor kredit dan mengelola kredit bermasalah
Langkah ini terdiri dari 3 sublangkah yang harus dikerjakan oleh Loan
Officer (LO), yaitu:
a. Melakukan kunjungan kepada peminjam untuk memastikan dana yang
dipinjam dari CU digunakan sesuai tujuan yang sudah diperjanjikan,
kondisi usaha, kondisi peminjam, dan sebagainya
b. Memantau secara teliti kualitas angsuran pinjaman
c. Melakukan penagihan atas angsuran yang sudah lewat tanggal jatuh
tempo
D. Pencatatan Bisnis
1. Dasar untuk melakukan pencatatan
Buktu transaksi yang akan dijadikan dasar untuk melakukan pencatatan,
yaitu:
a. Faktur Pembelian, bukti ini akan digunakan untuk mencatat transaksi
pembelian barang
b. Faktur Penjualan, bukti ini akan digunakan untuk mencatat transaksi
penjualan barang
c. Bukti kas Masuk, bukti ini akan digunakan untuk mencatat transaksi
penerimaan kas
d. Bukti Kas Keluar, bukti ini akan digunakan untuk mencatat transaksi
pengeluaran kas
2. Langkah-langkah pencatatan
a. Penjurnalan Transaksi
1) Apabila transaksi tersebut berkaitan dengan pembelian secara
kredit, maka pencatatannya pada jurnal pembelian
2) Apabila transaksi tersebut berkaitan dengan penjualan secara
kredit, maka pencatatannya pada jurnal penjualan

Kewirausahaan | 18
3) Apabila transaksi tersebut berkaitan dengan penjualan tunai dan
transaksi lainnya yang berhubungan dengan penerimaan kas, maka
pencatatannya pada Jurnal Penerimaan Kas
4) Apabila transaksi tersebut berkaitan dengan pembelian tunai dan
transaksi lainnya yang berhubungan dengan pengeluaran kas,
maka pencatatannya pada Jurnal Pengeluaran Kas
b. Memasukkan Jurnal ke Buku Besar
Setelah setiap transaksi dicatat dalam jurnal pmbelian, jurnal
penjualan, jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas maka
dipindah bukukan pada buku besar sesuai dengan nama dan kode
perkiraan. Tarnsaksi yang berhubungan dengan persediaan harus
dimasukkan dalam buku persediaan bila perlu
c. Menyiapkan Neraca Saldo
Setelah semua jurnal dimasukkan ke buku besar setiap perkiraan
dalam buku besar dapat diketahui saldonya. Berdasarkan saldo-saldo
tersebut dapat disusun neraca saldo. Jadi neraca saldo merupakan
suatu laporan yang berisi mengenai perkiraan disertai dengan saldo
masing-masing
d. Melakukan Penyesuaian
Proses penyesuaian merupakan proses memutakhirkan data keuangan
setiap akhir periode sebelum disusun laporan keuangan. Proses
tersebut menggunakan jurnal yang dinamakan dengan jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuaian selalu disusun setiap akan membuat
lapran keuangan
e. Pembuatan Kertas Kerja 10 (sepuluh) kolom
Kertas kerja 10 (sepuluh) kolom merupakan alat bantu dalam
penyusunan laporan keuangan, karena informasi keuangannya tidak
bias bagi pengguna laporan keuangan yang disebabkan oleh telah
dilakukannya proses penyesuaian
f. Penyusunan Laporan Keuangan

Kewirausahaan | 19
Berdasarkan kertas kerja 10 (sepuluh) kolom, maka dibuatlah laporan
keuangan yang terdiri dari :
1) Laporan laba rugi
Laporan rugi laba memuat rincian mengenai keuntungan atau
kerugian yang diderita oleh perusahaan pada periode laporan
dibuat. Perhitungan rugi laba diperoleh dari semua pendapatan
perusahaan dikurangi biaya operasional dan biaya administrasi
serta harga pokok penjualan. Laporan ini merupakan uraian laba
dan rugi perusahaan yang tertera dalam kolom neraca selama
periode laporan neraca
2) Laporan perubahan modal
3) Neraca
Neraca menggambarkan kekayaan perusahaan baik yang bersifat
finansial maupun bangunan atau harta lainnya. Laporan ini juga
menunjukkan jumlah kewajiban yang masih harus dipenuhi oleh
perusahaan pada masa setelah periode laporan. Disini juga
tercantum kerugian atau keuntungan yang diperoleh perusahaan
selama periode laporan dibuat. Keuntungan dan kerugian
diuraikan pada laporan rugi laba. Semua point yang diuraikan
dalam neraca adalah ringkasan dari laopran-laporan lainnya yang
disebut buku besar.

Kewirausahaan | 20
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan
1. Dalam merilis dan mengembangkan bisnis, kita harus bekerja keras dan
diimbangi dengan bekerja secara cerdas. Itulah salah satu prinsip yang
dilakukan oleh orang Tionghoa ketika menjalankan sebuah bisnis. Selain
itu, dalam berbisnis, sangat diperlukan mental yang tangguh dan tegar.
Asahlah agar dapat menjadi pengusaha yang hebat. Berikut adalah
kualitas mental yang perlu dimiliki oleh setiap pengusaha, antara lain:
berpikir positif, mental tidak mudah menyerah, mau belajar secara terus
menerus, keberanian mengambil risiko, kemampuan bersaing dengan
sehat, keberanian mengemukakan pendapat, kemampuan bekerja dalam
tim (Team Work), kemampuan menangani masalah, kemampuan
mengendalikan emosi, terbuka menerima kritik serta optimis.
2. Konsep sistem pendukung keputusan (SPK) pertama kali diungkapkan
pada tahun 1971 oleh Michael Scoot Morton (Turban, 2001) dengan
istilah Management Decision System. Kemudian sejumlah perusahaan,
lembaga penelitian dan perguruan tinggi mulai melakukan penelitian dan
membangun sistem pendukung keputusan, sehingga dari produksi yang
dihasilkan dapat disimpulkan bahwa sistem ini merupakan suatu sistem
berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambilan
keputusan dalam memanfaatkan data dan model tertentu untuk
memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
3. Ada beberapa langkah dalam pengajuan kredit, yaitu: Langkah 1:
Mengajukan permohonan pinjaman, Langkah 2: Melakukan Penilaian
Kredit (Analisi Kredit), Langkah 3: Memutuskan Permohonan Kredit,
Langkah 4: Merencanakan Kredit, Langkah 5: Memonitor kredit dan
mengelola kredit bermasalah

Kewirausahaan | 21
4. Langkah-langkah Pencatatanadalah sebagai berikut:Penjurnalan
Transaksi, Memasukkan Jurnal ke Buku Besar, Menyiapkan Neraca
Saldo, Melakukan Penyesuaian, Pembuatan Kertas Kerja 10 (sepuluh)
kolom, Penyusunan Laporan Keuangan
B. Saran
Bagi calon pengusaha atau pebisnis janganlah takut untuk memulai,
karena kesuksesan tidak akan menghampiri seseorang yang takut atau mundur
sebelum mencoba. Untung atau ruginya itu masalah belakangan dan urusan
Tuhan, yang penting kita sudah berusaha secara optimal dan bekerja keras.

Kewirausahaan | 22
DAFTAR PUSTAKA

Andi. 2004. Program Akutansi Terpadu untuk Bisnis Retail dengan Visual Basic.
Yogyakarta: Andi Offset

Arif, Abubakar & Wibowo. 2017. Akutansi: untuk Bisnis Usaha Kecil dan
Menengah. Yogyakarta: Cikal Sakti

Diana. 2018. Metode dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:


Deepublish Publisher

Mastuti, Indri & Nava, Julie. 2012. Kiat-kiat menjadi Ibu Hebat dengan Memulai
dan Mengembangkan Bisnis Sendiri. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Munaldus. 2019. Metodologi Kredit Usaha Produktif di Credit Union. Jakarta: PT


Elex Media Komputindo

Nofriansyah, Dicky & Defit, Sarjon. 2017. Multi Criteria Decision Making
(MCDM) pada Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta: Deepublish
Publisher

Orlando, Agung & Romi Susanto. 2019. Mekanisme Pencairan Kredit Usaha
Rakyat Pada Pt. Bank Rakyat Indonesia Unit Lubuk Buaya. Padang

Salim, Joko. 2011. Kunci Sukses Membangun dan Melesatkan Bisnis. Jakarta: PT
Elex Media Komputindo

Wibisono, Dermawan. 2008. Riset Bisnis: Panduan bagi Praktisi dan Akademisi.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Kewirausahaan | 23

Anda mungkin juga menyukai