KELOMPOK IV
Nama Anggota:
Universitas Airlangga
Surabaya
September 2017
0
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...........................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 TUJUAN
1. Mengerti lingkungan bisnis internasional.
2. Dapat menyebutkan empat tahapan lingkungan global.
3. Mengerti isu-isu lingkungan bisnis global.
2
BAB II
1. Ekspor
Ekspor memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produknya ke
Negara lain dengan biaya sumber daya yang relative rendah dan dengan resiko
terbatas. Bentuk ekspor ke Negara-negara miskin adalah countertrade, yaitu
barter produk dengan produk dan bukan dengan mata uang.
2. Outsourcing
Outsourcing global yang dikenal juga sebagai offshoring berarti
melakukan pembagian tenaga kerja secara inernasional sehingga aktivitas
pekerja dapat dilakukan di Negara-negara dengan sumber tenaga kerja dan
pasokan termurah.
3. Lisensi
Melalui lisensi, perusahaan di satu Negara memastikan ketersediaan
sumber daya bagi perusahaan di Negara lain. Sumber daya ini mencakup
teknologi, keahlian manajerial, dan/atau hak paten dan merek dagang. Sumber
daya ini juga memungkinkan terlisensi untuk memproduksi dan memasarkan
produk serupa dengan yang diproduksi oleh pelisensi. Bentuk khusus dari lisensi
ialah waralaba (franchising).
4. Investasi Langsung
Investasi langsung berarti bahwa perusahaan terlibat dalam mengelola
aset-aset produktif, yang membedakannya dengan strategi lain yang hanya
3
memungkinkan kontrol yang lemah. Pilihan lainnya adalah mendirikan cabang
luar negeri yang dimiliki dan dapat dikendalikan secara penuh oleh perusahaan.
Mengakuisisi sebuah cabang secara langsung dapat biaya ekspor, penyimpanan,
dan transportasi. Bentuk investasi yang paling mahal dan beresiko adalah
Greenfield venture, yaitu ketika suatu perusahaan mendirikan perusahaan
subside dari awal di Negara lain. Keuntungannya adalah perusahaan subside
tersebut sama persis dengan yang diinginkan oleh perusahaan induk.
Kekurangannya adalah perusahaan induk haru mendapatkan semua pngetahuan
tentang pasar, bahan baku, tenaga kerja dan taktik di Negara asing.
C. Lingkungan Ekonomi
1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi di berbagai Negara dan wilayah di dunia sangat
beragam. Negara-negara tersebut dapat dikategorikan sebagai Negara
berkembang dan Negara maju. Kriteria tradisional yang digunakan untuk
mengelompokkan Negara-negara menjadi Negara maju atau berkembang adalah
pendapatan per kapita. Yaitu rendah untuk Negara berkembang dan tinggi untuk
Negara maju. Negara-negara maju memiliki indeks daya saing yang lebih tinggi.
Salah satu faktor penting dalam mengukur daya saing adalah infrastruktur
Negara yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol, bandara, sarana pendukung, dan
saluran telepon yang semuanya menentukan aktivitas ekonomi.
4
2. Pasar Sumber Daya dan Produk
Ketika menjalankan bisnis di Negara lain, para manajer harus
mengevaluasi tuntutan pasar akan produk mereka. Jika tuntutannya tinggi,
mereka dapat memutuskan untuk mengekspor produk mereka ke Negara
tersebut. Namun untuk mendirikan parik baru, pasar sumber daya sebagai
penyedia bahan baku dan tenaga kerja juga harus tersedia.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai tukar mata uang suatu Negara terhadap mata
uang Negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi
perusahaan yang berbisnis di kancah internasional.
D. Lingkungan Politik-Hukum
1. Nilai Sosial
Dimensi Nilai Hofstede, Geert Hofstede mengidentifikasi 4 dimensi sistem nilai
nasional yang mempengaruhi hubungan kerja organisasi dan pegawai :
a. Jarak kekuasaan
Jarak kekuasaan yang besar berarti bahwa orang-orang menerima
ketimpangan kekuasaan yang terjadi di lembaga, organisasi, dan anggota
5
masyarakat, sementara jarak kekuasaan yang kecil berarti mereka
mengharapkan adanya kesetaraan kekuaasaan.
b. Tingkat penghindaran kepastian
Tingkat penghindaran kepastian yang tinggi berarti bahwa anggota suatu
masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas,
sehingga lebih menyukai kepercayaan yang menjanjikan kepastian dan
keseragaman, begitu sebaliknya.
c. Individualism dan kolektivisme
Individualism adalah kerangka sosial yang longgar, yang mengharapkan
individu untuk mengurusi diri mereka sendiri, sedangkan kolektivisme
adalah pilihan kerangka sosial ketat yang mengharapkan anggotanya untuk
saling menjaga dan mengharapkan organisasi untuk melindungi kepentingan
mereka.
d. Maskulinitas atau feminitas
Maskulinitas merupakan sikap yang mengutamakan prestasi, heroism, sikap
asertif, pekerjaan, dan kesuksesan material. Feminitas adalah sikap yang
mengutamakan nilai-nilai hubungan, kerja sama, pengambilan keputusan
dlaam kelompok, dan kualitas hidup.
a. Sikap asertif
b. Orientasi masa depan
c. Penghindaran ketidakpastian
d. Perbedaan gender
Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat memaksimalkan
perbedaan peran gender.
6
e. Jarak kekuasaan
f. Kolektivisme sosial
Istilah ini berarti sejauh mana pratik-praktik di lembaga-lembaga seperti
sekolah, perusahaan dan lembaga sosial lain mendorong terciptanya
masyarakat koletivis yag terikat dengan erat.
g. Kolektivisme individual
Dimensi ini lebih mengukur sejauh mana para individu merasa bangga
menjadi anggota keluarga, pertemanan, tim, atau organisasi, daripada
bagaiman organisasi sosial lebih mengutamakn individualism atau
koletivisme.
h. Orientasi kerja
Masyarakat berorientasi kerja tinggi mengutamakan kinerja dan menghargai
anggotanya karena peningkatan dan kesempurnaan kinerja mereka. Orientasi
kinerja yang rendah berarti anggota suatu masyarakat tidak begitu
memperhatikan loyalitas, perasaan memiliki, dan latar belakang.
i. Orientasi kemanusiaan
Dimensi terakhir ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat mendorong
dan menghargai anggotanya karena bersikap adil, dermawan, murah hati dan
peduli.
2. Perbedaan komunikasi
Di kebudayaan berkonteks tinggi, masyarakatnya peka terhadap situasi di
sekeliling pertukaran sosial. Mereka berkomunikasi terutama untuk membangun
hubungan sosial, hubungan dan kepercayaan lebih penting daripada bisnis, serta
kesejahteraan dan harmoni kelompok sangat diutamakan. Namun di kebudayaan
berkonteks rendah, masyarakatnya berkomunikasi terutama untuk bertukar fakta
dan informasi, transaksi bisnis lebih penting daripada membangun hubungan
dan kepercayaan, serta kesejaheraan dan prestasi individu lebih penting daripada
kesejahteraan dan prestasi kelompok. Interaksi berkonteks tinggi memerlukan
waktu yang lebih lama karena hubungan harus dibangun, dan kepercayaan serta
persahabatan harus dibina. Mayoritas manajer pria dan pemilik organisasi
berasal dari kebudayaan berkonteks rendah, yang sering berkonflik dengan
anggota organisasi yang berasal dari kebudayaan berkonteks tinggi.
7
3. Karakteristik kebudayaan lain
Karakteristik kebudayaan lain yang memengaruhi organisasi
internasional adalah bahasa, agama, organisasi sosial, pendidikan, dan sikap.
Agama mencakup objek-objek sakral, falsafah hidup, tabu dan ritual. Organisasi
sosial mencakup hal sistem status, kekerabatan dan keluarga, institusi sosial, dan
peluang mobilitas sosial. Pendidikan memengaruhi tingkat literasi, ketersediaan
tenaga kerja berkualifikasi, dan dominasi tingkat primer atau sekunder. Terdapat
istilah etnosentrisme yaitu kecenderungan alamiah manusia untuk memandang
tinggi kebudayaan mereka dan memandang rendah kebudayaan lain. Sikap ini
nantinya akan menyulitkan perusahaan internasional utnuk beroperasi disana.
8
tunggal yang tangguh bagi jutaan konsumen Eropa, yang memungkinkan
masyarakat, barang, dan jasa untuk bergerak secara bebas sehingga lebih dapat
bersaing di pasar Amerika Serikat dan belahan dunia lain. Aspek penting lainnya
bagi perusahaan yang beroperasi secara global adalah diperkenalkannya mata
uang euro. Lima belas Negara anggota UE telah menggunakan Euro (mata uang
tunggal Eropa yang menggantikan mata uang nasional beberapa Negara). Euro
akan memengaruhi kontrak-kontrak legal, manajemen keuangan, taktik
penjualan dan pemasaran, produksi, distribusi, upah, pension, pelatihan, pajak,
dan sistem manajemen informasi.
3. Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara
Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free
Trade Agreement – NAFTA) mempersatukan AS, Kanada, dan Meksiko ke
dalam blok perdagangan terbesar di dunia dengan tujuan mendorong
pertumbuhan dan investasi, meningkatkan ekspor, dan memperluas lapangan
kerja di ketiga Negara, NAFTA juga menghapus tarif dan larangan perdagangan.
1. Tahap domestik
Tahap dimana potensi pasar hanya terbatas di negara asal, dengan
seluruh fasilitas produksi dan pemasaran berlokasi di negara asal.
2. Tahap internasional
Pada tahap ini, ekspor meningkat dan perusahaan biasanya mengadopsi
pendekatan multidomestik, artinya setiap persaingan di tiap negara ditangani
secara independen.
3. Tahap multinasional
Perusahaan memiliki fasilitas pemasaran dan produksi di banyak negara,
dengan lebih dari sepertiga penjualannya berasal dari luar negeri. Perusahaan
ini mengadopsi pendekatan globalisasi.
9
4. Tahap global
Merupakan suatu tahap dimana pembangunan perusahaan internaisonal
melampaui batas-batas suatu negara. Pada tahap ini, kepemilikan, kendali
dan manjemen cenderung tersebar di beberapa negara.
10
2. MNC pada dasarnya dikontrol oleh kewenangan tunggal yang
membuat keputusan-keputusan strategis penting yang berhubungan
dengan perusahaan induk dan cabang.
3. Para manajer puncak MNC diharuskan untuk memiliki perspektif
global. Mereka memandang seluruh dunia sebagai sebuah pasar
keputusan strategis, pemerolehan sumber daya, serta lokasi produksi,
iklan dan efisiensi pemasaran.
B. Mengembangkan Kecerdasan Budaya
a. Memimpin
Di masyarakat berorientasi hubungan yang menganut nilai-nilai
kolektivisme, para manajer umumnya menggunakan pendekatan yang
hangat dan intim terhadap pegawainya. Para manajer diharapkan untuk
mengunjungi pegawai mereka secara rutin, serta menanyakan semangat
kerja dan kesehatan mereka. Para manajer juga terutama harus berhati-
11
hati dalam mengkritisi orang lain. Prinsip menyelamatkan muka sangat
penting di sejumlah budaya.
a. Mengambil keputusan
b. Memotivasi
Motivasi harus sesuai dengan insentif suatu budaya.
c. Mengontrol
Ketika hal buruk terjadi, para manajer di luar negeri
sering tidak mampu mengeluarkan pegawai yang gagal. Para
manajer juga harus belajar untuk tidak mengontrol hal-hal buruk.
12
3. ISU ISU LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL
Perusahaan yang sudah mengglobal biasanya sangat rentan akan pengaruh
lingkungan yang ditimbulkan akibat dari proses produksi yang dihasilkannya.
Seperti : perusahaan konstruksi akan menghasilkan limbah – limbah maupun
pengaruh terhadap bangunan yang dibangun olehnya. Pembangunan gedung –
gedung tingkat tinggi akan memberikan dampak lingkungan seperti : kurangnya
sinar matahari akibat terhalangnya oleh bangunan bertingkat tinggi, perubahan
arah angin, limbah yang dihasilkan oleh penghuni bangunan tingkat tinggi,
kebutuhan energi listrik yang sangat besar dibutuhkan. Demikian pula untuk
kebutuhan air dan lainnya. Sehingga perlu adanya terobosan – terobosan yang
mengarah pada Green and Clean Building yang menjadikan perusahaan dapat
memperoleh pengakuan global.
13
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam mengelola pasar global, hal yang paling dasar yang harus kita miliki
adalah sudut pandang global yang baik, kita juga harus selalu mengetahui berita-berita
terkini tentang organisasi-organisasi global yang berpengaruh penting dalam
perekonomian dunia, serta mengenal lingkungan global dengan sangat baik.
14
DAFTAR PUSTAKA
Shella Prakoso, R.
(http://www.academia.edu/24039398/PENGANTAR_MANAJEMEN_MENGELOLA_
LINGKUNGAN_GLOBAL), diakses pada tanggal 17 September 2017
15