Anda di halaman 1dari 16

MENGELOLA LINGKUNGAN GLOBAL

KELOMPOK IV

Nama Anggota:

1. Nuril Maftuchah 081711633001


2. Annisa Anjani 081711633004
3. Febry Sukmawati Lubis 081711633010
4. Nizam Irsananda 081711633050

Pengajar: Ratri Amelia Aisyah , S.M., M.SM

Program Studi S1 Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi

Universitas Airlangga

Surabaya

September 2017

0
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL...........................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................ii

BAB I. PENDAHULUAN......................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................1


1.2 Rumusan Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan.....................................................................................1

BAB II. ISI UTAMA LAPORAN...........................................................2

2.1 Lingkungan Bisnis Internsional..............................................2

2.2 Empat tahapan lingkungan globa;...........................................8

2.3 Isu-isu lingkungan bisnis global..............................................9

BAB III. PENUTUP................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................14

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Para manajer menghadapi realitas bahwa mengabaikan kekuatan-kekuatan
internasional merupakan suatu hal yang mustahil dilakukan. Bisnis juga telah
menjadi suatu bidang terpadu dan global seiring runtuhnya tembok penghalang
perdagangan, makin cepat dan murahnya komunikasi, dan makin beragamnya
selera konsumen, mulai dari pakaian hingga jaringan telepon seluler. Thomas
Middlehof berkata “Tidak ada perusahaan Jerman dan Amerika. Yang ada adalah
perusahaan yang sukses dan perusahaan yang gagal.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa itu lingkungan bisnis internasional?
2. Sebutkan tahapan lingkungan global!
3. Apa saja isu-isu yang ada dilingkungan bisnis global?

1.3 TUJUAN
1. Mengerti lingkungan bisnis internasional.
2. Dapat menyebutkan empat tahapan lingkungan global.
3. Mengerti isu-isu lingkungan bisnis global.

2
BAB II

ISI UTAMA LAPORAN

2.1 LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL


A. Memulai Bekerja Secara Internasional

Ada beberapa cara bagi organisasi untuk memasuki kancah


internasional. Salah satunya adalah dengan mencari sumber daya bahan baku
atau tenaga kerja yang lebih murah di luar negeri, yang disebut dengan
offshoring atau outsourching global. Ada juga beberapa cara lain yang biasa
disebut dengan strategi-strategi memasuki pasar antara lain :

1. Ekspor
Ekspor memungkinkan perusahaan untuk menawarkan produknya ke
Negara lain dengan biaya sumber daya yang relative rendah dan dengan resiko
terbatas. Bentuk ekspor ke Negara-negara miskin adalah countertrade, yaitu
barter produk dengan produk dan bukan dengan mata uang.
2. Outsourcing
Outsourcing global yang dikenal juga sebagai offshoring berarti
melakukan pembagian tenaga kerja secara inernasional sehingga aktivitas
pekerja dapat dilakukan di Negara-negara dengan sumber tenaga kerja dan
pasokan termurah.
3. Lisensi
Melalui lisensi, perusahaan di satu Negara memastikan ketersediaan
sumber daya bagi perusahaan di Negara lain. Sumber daya ini mencakup
teknologi, keahlian manajerial, dan/atau hak paten dan merek dagang. Sumber
daya ini juga memungkinkan terlisensi untuk memproduksi dan memasarkan
produk serupa dengan yang diproduksi oleh pelisensi. Bentuk khusus dari lisensi
ialah waralaba (franchising).
4. Investasi Langsung
Investasi langsung berarti bahwa perusahaan terlibat dalam mengelola
aset-aset produktif, yang membedakannya dengan strategi lain yang hanya

3
memungkinkan kontrol yang lemah. Pilihan lainnya adalah mendirikan cabang
luar negeri yang dimiliki dan dapat dikendalikan secara penuh oleh perusahaan.
Mengakuisisi sebuah cabang secara langsung dapat biaya ekspor, penyimpanan,
dan transportasi. Bentuk investasi yang paling mahal dan beresiko adalah
Greenfield venture, yaitu ketika suatu perusahaan mendirikan perusahaan
subside dari awal di Negara lain. Keuntungannya adalah perusahaan subside
tersebut sama persis dengan yang diinginkan oleh perusahaan induk.
Kekurangannya adalah perusahaan induk haru mendapatkan semua pngetahuan
tentang pasar, bahan baku, tenaga kerja dan taktik di Negara asing.

B. Lingkungan Bisnis Internasional

Manajemen internasional adalah manajemen operasi bisnis yang


dilakukan di lebih dari satu Negara. Fungsi-fungsi manajemen dasar
perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengendalian tidak berubah
baik di kancah domestik maupun internasional. Namun, para manajer akan
menghadapi kesulitan dan resiko lebih besar ketika menjalanka fungsi-fungsi
tersebut di kancah internasional.

C. Lingkungan Ekonomi

Lingkungan ekonomi adalah kondisi ekonomi di Negara tempat


organisasi internasional beroperasi. Lingkungan ini terdiri atas :

1. Pembangunan Ekonomi
Pembangunan ekonomi di berbagai Negara dan wilayah di dunia sangat
beragam. Negara-negara tersebut dapat dikategorikan sebagai Negara
berkembang dan Negara maju. Kriteria tradisional yang digunakan untuk
mengelompokkan Negara-negara menjadi Negara maju atau berkembang adalah
pendapatan per kapita. Yaitu rendah untuk Negara berkembang dan tinggi untuk
Negara maju. Negara-negara maju memiliki indeks daya saing yang lebih tinggi.
Salah satu faktor penting dalam mengukur daya saing adalah infrastruktur
Negara yaitu fasilitas fisik seperti jalan tol, bandara, sarana pendukung, dan
saluran telepon yang semuanya menentukan aktivitas ekonomi.

4
2. Pasar Sumber Daya dan Produk
Ketika menjalankan bisnis di Negara lain, para manajer harus
mengevaluasi tuntutan pasar akan produk mereka. Jika tuntutannya tinggi,
mereka dapat memutuskan untuk mengekspor produk mereka ke Negara
tersebut. Namun untuk mendirikan parik baru, pasar sumber daya sebagai
penyedia bahan baku dan tenaga kerja juga harus tersedia.
3. Nilai Tukar
Nilai tukar adalah nilai tukar mata uang suatu Negara terhadap mata
uang Negara lain. Fluktuasi nilai tukar merupakan kekhawatiran utama bagi
perusahaan yang berbisnis di kancah internasional.

D. Lingkungan Politik-Hukum

Resiko politik didefinisikan sebagai resiko kehilangan aset, daya untung,


atau kontrol manajemen karena peraturan atau tindakan politik dari pemerintah
tuan rumah. resiko politik juga mencakup pengambilalihan aset yang dilakukan
oleh pemerintah serta tindak kekerasan yang diarahkan kepada aset atau pegawai
perusahaan. Masalah lain yangs erring disinggung adalah ketidakstabilan politik
yang mencakup kerusuhan, revolusi, kekacauan sipil, dan perlaihan kekuasaan
yang sering terjadi. Undang-undang dan peraturan yang beragam juga menjadi
tantangan bagi perusahaan internasional dalam menjalankan bisnis. Pemerintah
tuan rumah memiliki banyak peraturan mengenai status sengketa, perlindungan
konsumen, informasi dan pelabelan, ketenagakerjaan dan keamanan, serta upah.
Perusahaan internasional harus mempelajari dan mematuhinya.

E. Lingkungan Sosial Budaya

1. Nilai Sosial
Dimensi Nilai Hofstede, Geert Hofstede mengidentifikasi 4 dimensi sistem nilai
nasional yang mempengaruhi hubungan kerja organisasi dan pegawai :
a. Jarak kekuasaan
Jarak kekuasaan yang besar berarti bahwa orang-orang menerima
ketimpangan kekuasaan yang terjadi di lembaga, organisasi, dan anggota

5
masyarakat, sementara jarak kekuasaan yang kecil berarti mereka
mengharapkan adanya kesetaraan kekuaasaan.
b. Tingkat penghindaran kepastian
Tingkat penghindaran kepastian yang tinggi berarti bahwa anggota suatu
masyarakat merasa tidak nyaman dengan ketidakpastian dan ambiguitas,
sehingga lebih menyukai kepercayaan yang menjanjikan kepastian dan
keseragaman, begitu sebaliknya.
c. Individualism dan kolektivisme
Individualism adalah kerangka sosial yang longgar, yang mengharapkan
individu untuk mengurusi diri mereka sendiri, sedangkan kolektivisme
adalah pilihan kerangka sosial ketat yang mengharapkan anggotanya untuk
saling menjaga dan mengharapkan organisasi untuk melindungi kepentingan
mereka.
d. Maskulinitas atau feminitas
Maskulinitas merupakan sikap yang mengutamakan prestasi, heroism, sikap
asertif, pekerjaan, dan kesuksesan material. Feminitas adalah sikap yang
mengutamakan nilai-nilai hubungan, kerja sama, pengambilan keputusan
dlaam kelompok, dan kualitas hidup.

Hofstede dan para koleganya belakangan mengidentifikasi dimensi


kelima, yaitu orientasi jangka panjang dan orientasi jangka pendek. Orientasi
jangka panjang mencakup kepedulian yang lebih besar terhadap masa depan
serta sangat menghargai sikap hemat dan kegigihan. Sedangkan orientasi jangka
pendek lebih mengutamakan masa lalu dan masa kini serta sngat menghargai
tradisi dan pemenuhan kewajiban sosial. Dimensi yang dijelaskan oleh GLOBE
yaitu :

a. Sikap asertif
b. Orientasi masa depan
c. Penghindaran ketidakpastian
d. Perbedaan gender
Dimensi ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat memaksimalkan
perbedaan peran gender.

6
e. Jarak kekuasaan
f. Kolektivisme sosial
Istilah ini berarti sejauh mana pratik-praktik di lembaga-lembaga seperti
sekolah, perusahaan dan lembaga sosial lain mendorong terciptanya
masyarakat koletivis yag terikat dengan erat.
g. Kolektivisme individual
Dimensi ini lebih mengukur sejauh mana para individu merasa bangga
menjadi anggota keluarga, pertemanan, tim, atau organisasi, daripada
bagaiman organisasi sosial lebih mengutamakn individualism atau
koletivisme.
h. Orientasi kerja
Masyarakat berorientasi kerja tinggi mengutamakan kinerja dan menghargai
anggotanya karena peningkatan dan kesempurnaan kinerja mereka. Orientasi
kinerja yang rendah berarti anggota suatu masyarakat tidak begitu
memperhatikan loyalitas, perasaan memiliki, dan latar belakang.
i. Orientasi kemanusiaan
Dimensi terakhir ini mengukur sejauh mana suatu masyarakat mendorong
dan menghargai anggotanya karena bersikap adil, dermawan, murah hati dan
peduli.
2. Perbedaan komunikasi
Di kebudayaan berkonteks tinggi, masyarakatnya peka terhadap situasi di
sekeliling pertukaran sosial. Mereka berkomunikasi terutama untuk membangun
hubungan sosial, hubungan dan kepercayaan lebih penting daripada bisnis, serta
kesejahteraan dan harmoni kelompok sangat diutamakan. Namun di kebudayaan
berkonteks rendah, masyarakatnya berkomunikasi terutama untuk bertukar fakta
dan informasi, transaksi bisnis lebih penting daripada membangun hubungan
dan kepercayaan, serta kesejaheraan dan prestasi individu lebih penting daripada
kesejahteraan dan prestasi kelompok. Interaksi berkonteks tinggi memerlukan
waktu yang lebih lama karena hubungan harus dibangun, dan kepercayaan serta
persahabatan harus dibina. Mayoritas manajer pria dan pemilik organisasi
berasal dari kebudayaan berkonteks rendah, yang sering berkonflik dengan
anggota organisasi yang berasal dari kebudayaan berkonteks tinggi.

7
3. Karakteristik kebudayaan lain
Karakteristik kebudayaan lain yang memengaruhi organisasi
internasional adalah bahasa, agama, organisasi sosial, pendidikan, dan sikap.
Agama mencakup objek-objek sakral, falsafah hidup, tabu dan ritual. Organisasi
sosial mencakup hal sistem status, kekerabatan dan keluarga, institusi sosial, dan
peluang mobilitas sosial. Pendidikan memengaruhi tingkat literasi, ketersediaan
tenaga kerja berkualifikasi, dan dominasi tingkat primer atau sekunder. Terdapat
istilah etnosentrisme yaitu kecenderungan alamiah manusia untuk memandang
tinggi kebudayaan mereka dan memandang rendah kebudayaan lain. Sikap ini
nantinya akan menyulitkan perusahaan internasional utnuk beroperasi disana.

F. Aliansi Perdagangan Internasional

Salah satu perubahan paling kentara di kancah bisnis internasional


selama beberapa tahun terakhir adalah pendirian aliansi perdagangan regional
dan dibuatnya persetujuan perdagangan internasional.

1. GATT dan Organisasi Perdagangan Dunia


Persetujuan Umum Tarif dan Perdagangan (GATT) bermula sebagai
sejumlah aturan untuk memastikan nondiskriminasi prosedur yang jelas,
perundingan untuk menyelesaikan perselisihan, dan partisipasi Negara-negara
berkembang di kancah perdagangan internasional. GATT menjadi sponsor
delapan rangkaian perundingan perdagangan internasional untuk menghapuskan
batasan-batasn perdagangan. Perundingan Uruguay mendekatkan dunia menuju
perdagangan global bebas dengan mengagas perlunya didirikan Organisasi
Perdagangan Dunia (World Trade Organization – WTO). WTO mencerminkan
kematangan GATT dengan beralih menjadi lembaga global yang dapat
memonitor perdagangan internasional dan memiliki kewenangan hukum untuk
menyelesaikan perselisihan masalah perdagangan. WTO juga menerapkan
peraturan yang lebih kuat serta memiliki kewenangan yang lebih untuk
menyelesaikan perselisihan di antara rekanan dagang.
2. Uni Eropa
Uni Eropa sebagai aliansi dengan tujuan meningkatkan kondisi ekonomi
dan sosial para anggotanya. Tujuan Uni Eropa untuk menciptakan sistem pasar

8
tunggal yang tangguh bagi jutaan konsumen Eropa, yang memungkinkan
masyarakat, barang, dan jasa untuk bergerak secara bebas sehingga lebih dapat
bersaing di pasar Amerika Serikat dan belahan dunia lain. Aspek penting lainnya
bagi perusahaan yang beroperasi secara global adalah diperkenalkannya mata
uang euro. Lima belas Negara anggota UE telah menggunakan Euro (mata uang
tunggal Eropa yang menggantikan mata uang nasional beberapa Negara). Euro
akan memengaruhi kontrak-kontrak legal, manajemen keuangan, taktik
penjualan dan pemasaran, produksi, distribusi, upah, pension, pelatihan, pajak,
dan sistem manajemen informasi.
3. Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara
Kesepakatan Perdagangan Bebas Amerika Utara (North American Free
Trade Agreement – NAFTA) mempersatukan AS, Kanada, dan Meksiko ke
dalam blok perdagangan terbesar di dunia dengan tujuan mendorong
pertumbuhan dan investasi, meningkatkan ekspor, dan memperluas lapangan
kerja di ketiga Negara, NAFTA juga menghapus tarif dan larangan perdagangan.

2.2 EMPAT TAHAPAN LINGKUNGAN GLOBAL


Bagi para manajer yang berpikir global, dunia ini merupakan sumber ide-
ide sumber daya, informasi, tenaga kerja dan pelanggan. Para manajer dapat
memindahkan perusahaan mereka ke kancah internsional di berbagai tingkat :

1. Tahap domestik
Tahap dimana potensi pasar hanya terbatas di negara asal, dengan
seluruh fasilitas produksi dan pemasaran berlokasi di negara asal.
2. Tahap internasional
Pada tahap ini, ekspor meningkat dan perusahaan biasanya mengadopsi
pendekatan multidomestik, artinya setiap persaingan di tiap negara ditangani
secara independen.
3. Tahap multinasional
Perusahaan memiliki fasilitas pemasaran dan produksi di banyak negara,
dengan lebih dari sepertiga penjualannya berasal dari luar negeri. Perusahaan
ini mengadopsi pendekatan globalisasi.

9
4. Tahap global
Merupakan suatu tahap dimana pembangunan perusahaan internaisonal
melampaui batas-batas suatu negara. Pada tahap ini, kepemilikan, kendali
dan manjemen cenderung tersebar di beberapa negara.

2.3 ISU-ISU LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL


Semakin terhubungnya seluruh dunia, reaksi menentang globalisasi pun
bermunculan. Di Amerika Serikat, kekhawatiran utamanya adalah hilangnya
lapangan pekerjaan karena perusahaan makin memperluas upaya offshoring
mereka ke luar negeri. Dewasa ini layanan dan pekerjaan yang melibatkan
pengetahuan berpindah dengan cepat ke Negara-negara berkembang. Banyak
konsumen Amerika mengatakan bahwa mereka bersedia untuk membayar harga
lebih tinggi untuk menekan persaingan dengan Negara asing. Pada akhirnya,
persoalannya bukan apakah globalisasi itu baik atau buruk, tetapi bagaimana
para manajer bisnis dan pemerintah dapat bekerja sama untuk memastikan
keuntungan perdagangan bebas dapat dirasakan secara penuh dan merata.

A. Perusahaan Multinasional (MNC)

Ukuran dan volume bisnis multinasional sedemikian besar


sehingga sulit dibayangkan. Sejumlah besar volume bisnis internasional
dilaksanakan di dunia yang makin tanpa batas oleh perusahaan-
perusahaan internasional yang dapat dipandang sebagai perusahaan
global, perusahaan tanpa Negara, atau perusahaan transnasional.
Perusahaan internasional besar ini biasanya disebut sebagai
perusahaan multinasional (MNC). MNC dapat memindahkan aset-
aset kekayaan dari satu Negara ke Negara lain serta dapat
memengaruhi ekonomi, politik dan budaya suatu Negara. MNC juga
memiliki karakteristik manajerial khas :

1. MNC dikelola sebagai sebuah sistem bisnis integrasi yang mendunia,


dengan cabang-cabang luar negeri yang bertindak dan saling
bekerjasama. Modal, teknologi, dan sumber daya manusia dialihkan
antarnegara cabang.

10
2. MNC pada dasarnya dikontrol oleh kewenangan tunggal yang
membuat keputusan-keputusan strategis penting yang berhubungan
dengan perusahaan induk dan cabang.
3. Para manajer puncak MNC diharuskan untuk memiliki perspektif
global. Mereka memandang seluruh dunia sebagai sebuah pasar
keputusan strategis, pemerolehan sumber daya, serta lokasi produksi,
iklan dan efisiensi pemasaran.
B. Mengembangkan Kecerdasan Budaya

Para manajer akan berhasil melaksanakan tugas mereka di kancah


internasional jika mereka bersikap fleksibel terhadap budaya dan dapat
beradaptasi dengan mudah terhadap situasi dan cara kerja baru, mereka
memerlukan kecerdasan budaya. Kecerdasan budaya adalah kemampuan
seseorang dalam menggunakan daya piker dan pengamatannya untuk
menafsirkan bahasa tubuh dan situasi baru serta memberikan respons
perilaku yang sesuai. Kecerdasan budaya meliputi tiga aspek yaitu
kognitif, emosional dan fisik. Aspek kognitif mencakup kemampuan
mengamati dan memahami tanda-tanda, sementara aspek emosional
berkaitan dengan kepercayaan dan motivasi diri. Bekerja di lingkungan
asing dapat memicu stress, dan mayoritas manajer yang bekerja di luar
negeri akan merindukan negerinya, merasa kesepian, dan mengalami
gegar budaya karena menghadapi budaya yang berbeda. Gegar budaya
adalah rasa frustasi dan kegelisahan yang disebabkan oleh situasi yang
aneh atau asing. Aspek fisik adalah kemampuan seseorang untuk
menyesuaikan gaya bicara, ekspresi, dan bahasa tubuhnya dengan
budaya setempat. Hal ini berkaitan dengan :

a. Memimpin
Di masyarakat berorientasi hubungan yang menganut nilai-nilai
kolektivisme, para manajer umumnya menggunakan pendekatan yang
hangat dan intim terhadap pegawainya. Para manajer diharapkan untuk
mengunjungi pegawai mereka secara rutin, serta menanyakan semangat
kerja dan kesehatan mereka. Para manajer juga terutama harus berhati-

11
hati dalam mengkritisi orang lain. Prinsip menyelamatkan muka sangat
penting di sejumlah budaya.
a. Mengambil keputusan
b. Memotivasi
Motivasi harus sesuai dengan insentif suatu budaya.
c. Mengontrol
Ketika hal buruk terjadi, para manajer di luar negeri
sering tidak mampu mengeluarkan pegawai yang gagal. Para
manajer juga harus belajar untuk tidak mengontrol hal-hal buruk.

2.4 PENERAPAN PADA PERUSAHAAN


1. LINGKUNGAN BISNIS INTERNASIONAL
Persaingan bisnis perusahaan semakin hari semakin menguat. Perusahaan yang
berhasil dan sehat tentunya akan melihat potensi – potensi yang perlu
ditingkatkan di dalam mengembangkan aset maupun margin/keuntungan.
Pengembangan tersebut diarahkan tidak saja di dalam negeri namun dapat
diarahkan juga ke dunia internasional. Peluang – peluang pekerjaan konstruksi
sangat beragam jenisnya. Menembus bisnis internasional harus diperkuat dengan
SDM (Sumber Daya Manusia) dan perlengkapan perusahaan. Beberapa
diantaranya ISO 2014 untuk pelaksanaan K3LM (Keselamatan dan Kesehatan
Kerja, Lingkungan dan Mutu) yang perlu dimiliki dengan mengadakan pelatihan
– pelatihan untuk personil perusahaan. Perlengkapan perusahaan juga
memberikan andil sebagai penentu keakuratan dan kecepatan penyelesaian
pekerjaan.
Bisnis internasional menentukan standard – standard yang harus dipenuhi
sebelum melakukan suatu pekerjaan. Seperti halnya K3LM tersebut di atas.

2. EMPAT TAHAPAN LINGKUNGAN GLOBAL (DOMESTIK,


INTERNASIONAL, MULTINASIONAL, GLOBAL)
Lingkungan global sangat dipengaruhi oleh kecepatan informasi antar satu
negara dengan negara lainnya. Sehatnya kinerja perusahaan dapat tersebar luas
secara domestik pada tahap awal berdirinya perusahaan maupun seiring dengan
pengalaman perusahaan. Kinerja yang sehat tersebut saat ini dapat tersebar luas
oleh arus media sosial dan informasi hingga kancah internasional, seperti Asean
bahkan Eropa dan Amerika. Dengan lain kata semakin baik dan sehat suatu
perusahaan maka kemungkinan diakui secara global sangat memungkinkan.

12
3. ISU ISU LINGKUNGAN BISNIS GLOBAL
Perusahaan yang sudah mengglobal biasanya sangat rentan akan pengaruh
lingkungan yang ditimbulkan akibat dari proses produksi yang dihasilkannya.
Seperti : perusahaan konstruksi akan menghasilkan limbah – limbah maupun
pengaruh terhadap bangunan yang dibangun olehnya. Pembangunan gedung –
gedung tingkat tinggi akan memberikan dampak lingkungan seperti : kurangnya
sinar matahari akibat terhalangnya oleh bangunan bertingkat tinggi, perubahan
arah angin, limbah yang dihasilkan oleh penghuni bangunan tingkat tinggi,
kebutuhan energi listrik yang sangat besar dibutuhkan. Demikian pula untuk
kebutuhan air dan lainnya. Sehingga perlu adanya terobosan – terobosan yang
mengarah pada Green and Clean Building yang menjadikan perusahaan dapat
memperoleh pengakuan global.

13
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dalam mengelola pasar global, hal yang paling dasar yang harus kita miliki
adalah sudut pandang global yang baik, kita juga harus selalu mengetahui berita-berita
terkini tentang organisasi-organisasi global yang berpengaruh penting dalam
perekonomian dunia, serta mengenal lingkungan global dengan sangat baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

Shella Prakoso, R.
(http://www.academia.edu/24039398/PENGANTAR_MANAJEMEN_MENGELOLA_
LINGKUNGAN_GLOBAL), diakses pada tanggal 17 September 2017

15

Anda mungkin juga menyukai