KELOMPOK IV
Nama Anggota:
1. Nuril Maftuchah 081711633001
2. Annisa Anjani 081711633004
3. Febry Sukmawati Lubis 081711633010
4. Nizam Irsananda 081711633050
i
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai
Manajeman Strategis dan Pengambilan Keputusan.
Makalah ini dibuat dengan berbagai observasi dan beberapa bantuan dari berbagai pihak
untuk membantu menyelesaikan tantangan dan hambatan selama mengerjakan makalah
ini. Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini terutama kepada
bapak Hazrianto
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini.
Oleh karena itu kami mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang
dapat membangun kami. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi kita sekalian.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................................ii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................................1
1. LATAR BELAKANG.....................................................................................................1
1.1 Manajemen strategis.....................................................................................................1
1.2 Pengambilan Keputusan...............................................................................................2
2. RUMUSAN MASALAH................................................................................................2
3. TUJUAN PENULISAN..................................................................................................3
BAB II..........................................................................................................................................4
PEMBAHASAN..........................................................................................................................4
1. MANAJEMEN STRATEGI.............................................................................................4
A. PERENCANAAN STRATEGIS............................................................................................4
B. LEVEL STRATEGI............................................................................................................5
C. ANALISIS SWOT.............................................................................................................5
D. GRAND STRATEGIES......................................................................................................6
E. TEORI PORTOFOLIO.......................................................................................................7
F. PORTER FIVE FORCES ANALYSIS CORPORATE...............................................................8
G. STRATEGI ADAPTIF.......................................................................................................9
2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN...................................................................................10
A. Pengambilan Keputusan..............................................................................................10
B. Teori Pengambilan Keputusan....................................................................................11
C. Kriteria pengambilan Keputusan................................................................................13
D. Fungsi Dan Tujuan Pengambilan Keputusan..............................................................14
F. Model Pengambilan Keputusan................................................................................15
G. Langkah-langkah/Proses Pengambilan Keputusan....................................................15
BAB III......................................................................................................................................17
PENUTUP..................................................................................................................................17
iii
KESIMPULAN..........................................................................................................................17
A. MANAJEMEN STRATEGIS.........................................................................................17
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN..................................................................................17
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
1
1.2 Pengambilan Keputusan
2. RUMUSAN MASALAH
Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
sebagai batasan dalam pembahasan bab isi. Beberapa masalah tersebut antaralain :
2
3. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penulisan makalah ini
sebagai berikut;
1. Untuk mengetahui apa itu manajeman strategis dan pengambilan keputusan
2. Untuk mengetahui proses manajeman strategis dan pengambilan keputusan
3. Untuk mengetahui peran sekelompok masyarakat untuk pengambilan keputusan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. MANAJEMEN STRATEGI
A. PERENCANAAN STRATEGIS
4
B. LEVEL STRATEGI
level strategi dalam manajemen strategi, terdapat tingkatan- tingkatan, yaitu tingkat
korporat, tingkat bisnis dan tingkat fungsional. Tingkatan tersebut berkaitan dengan
skala atau ruang lingkup suatu organisasi atau perusahaan.
Strategi level korporat merupkan strategi yang dirumuskan oleh level korporat yang
biasanya disebut “kantor pusat”. Stretegi level bisnis dirumuskan dan diaplikasikan oleh
unit bisnisatau usaha yang ada. Strategi level fungsional yang cakupanna seperti
pemasaran, sdm, keuangan, operasi dan lainnya. Strategi korporat disebut juga
pemilihan perencanaan arah tujuan secara keseluruhan. Beberapa aspek penting dalam
strategi korporat:
1. Orientasi perusahaan secara menyeluruh. Kearah pertumbuhan (growth), stabilitas,
dann penciutan/ penghematan, yang kemudian disebut directional strategy
2. Industri atau pasar mana yang mana sesuai dimasuki untuk bersaing (srategi
portofolio)
3. Perilaku manajemen perusahaan dalam mengkoordinasi aktivitas, transfer sumber
daya, dan mendayagunakan pada lini produk atau unit bisnis (parenting strategy)
C. ANALISIS SWOT
Secara umum, analisis swot pada tiap media massa dapat dilakukan, seperti yang
diterangkan dibawah ini:
a. Strengths ( kekuatan / kelebihan)
- tersedianya dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
- tersedianya undang-undang pers.
- tersedianya fasilitas sarana dan prasarana media massa.
- adanya promosi yang dapat dilakukan.
b. Weaknesses (kelemahan/kekurangan)
- pelayanan terhadap masyarakat.
- mutu/ kualitas sebagian sumber daya manusia (sdm).
- belum optimalnya fungsi pers.
- kurangnya kepedulian pihak swasta terhadap pers.
c. Opportunities (peluang /kesempatan)
- adanya partisipasi dan dukungan masyarakat.
- adanya dukungan pemerintah.
- adanya dunia usaha/industri yang bersedia bekerjasama.
- kebutuhan masyarakat terhadap informasi.
d. Threats ( ancaman)
- perilaku dan budaya masyarakat yang kurang mendukung kerja media.
- masih adanya krisis ekonomi yang melemahkan kemampuan masyarakat secara
finanasial.
- belum mempunyai dukungan dari pemerintahan yang otoriter
- image sebagian masyarakat bahwa media tidak menjanjikan masa depan yang lebih
baik.
5
D. GRAND STRATEGIES
6
Setelah menentukan sasaran nasional yang jelas dan dapat diraih, menyusun grand
strategi yang terkoordinasi dengan baik, mendesain operasionalisasi strategi, maka
langkah terakhir adalah memformulasikan dan melaksanakan strategi pertempuran atau
biasa disebut taktik. Bagaimana menggunakan kekuatan di dalam medan peperangan
untuk mencapai tujuan keamanan nasional.
Dalam pengertian yang umum, instrumen negara dapat dibedakan dalam tiga
klasifikasi,yaitu militer, ekonomi dan diplomatik. Instrumen milliter berkenaan dengan
kekuatan angkatan perang negara yang dikerahkan untuk mencapai tujuan nasional.
Instrumen ekonomi terkait dengan penggunaan sumber daya material negara untuk
mencapai tujuan akhir. Sedangkan diplomatik berkenaan dengan cara posisi politik
internasional dan kemampuan diplomatik dalam menunjang pencapaian tujuan. Setiap
instrumen dipakai untuk tujuan yang sama, untuk menghasilkan keluaran yang
mendukung kepentingan nasional.
E. TEORI PORTOFOLIO
Menurut husnan (2003:45), portofolio berarti sekumpulan investasi. Tahap ini
menyangkut identifikasi sekuritas-sekuritas mana yang akan dipilih dan berapa proporsi
dana yang akan ditanamkan pada masing-masing sekuritas tersebut. Pemilihan banyak
sekuritas (pemodal melakukan diversifikasi) dimaksudkan untuk mengurangi risiko
yang ditanggung. Pemilihan sekuritas ini dipengaruhi antara lain oleh preferensi risiko,
pola kebutuhan kas, status pajak, dan sebagainya.Dalam kenyataannya kita akan sulit
membentuk portofolio yang terdiri dari semua kesempatan investasi, karena itu biasanya
dipergunakan suatu wakil (proxy) yang terdiri dari sejumlah besar saham atau indeks
pasar. Contohnya di bursa efek jakarta yang menggunakan indeks harga saham
gabungan (ihsg) atau indeks lq45.
7
antara risiko dan pengembalian. Teori portofolio mengasumsikan bahwa investor yang
rasional menolak untuk meningkatkan risiko tanpa disertai peningkatan pengembalian
yang diharapkan. Hubungan antara risiko yang diterima dan pengembalian yang
diharapkan merupakan dasar bagi keputusan pinjaman dan investasi modern. Makin
besar risiko atas investasi atau pinjaman, makin besar tingkat pengembalian yang
diinginkan untuk menutup risiko tersebut.
Analisis lima kekuatan porter perusahaan adalah suatu kerangka kerja untuk analisis
industri dan pengembangan strategi bisnis yang dikembangkan oleh michael porter dari
sekolah bisnis universitas putera batam pada tahun 2004. Menurutnya ada lima
kekuatan yang menentukan intensitas persaingan dalam suatu industri, yaitu :
1. Ancaman produk pengganti,
2. Ancaman pesaing,
3. Ancaman pendatang baru,
4. Daya tawar pemasok,
5. Daya tawar konsumen. Analisis ini biasanya dilakukan dengan kombinasi dengan
analisis
v Analysis Five Force
a. Persaingan antar perusahaan sejenis
Menurut david (2009, ) strategi yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dapat
berhasil hanya sejauh ia menghasilkan keunggulan kompetitif atas strategi yang
dijalankan perusahaan pesaing. Intensitas persaingan antar perusahaan saingan
cenderung meningkat ketika jumlah pesaing bertambah, ketika pesaing lebih setara
dalam hal ukuran dan kapabilitas, dan ketika permintaan akan produk industry itu
menurun. Persaingan juga meningkat manakala konsumen dapat beralih merk dengan
mudah, ketika hambatan untuk meninggalkan pasar tinggi, dimana biaya tetap tinggi,
serta ketika perusahaan pesaing beragam dalam hal strategi, asal-usul, dan budaya.
b. Ancaman pendatang baru
Menurut pearce dan robinson (2008, p125) pendatang baru akan membawa kapasitas
baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar, dan sering kali sumber daya yang
substansial. Jika hambatan terhadap masuknya pendatang baru cukup tinggi dan
pendatang baru mengharapkan adanya tindakan balasan yang tajam dari pesain yang
ada, maka pendatang baru tersebut mungkin tidak akan membawa ancaman serius
ketika masuk.
Terdapat enam sumber utama terhadap masuknya pendatang baru:
1. Skala ekonomi
2. Diferensiasi produk/jasa
3. Persyaratan modal
4. Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
5. Akses terhadap saluran distribusi
6. Kebijakan pemerintah
c. Ancaman produk substitusi
Menurut pearce dan orbinson (2008, p132) produk-produk substitusi yang perlu
diperhatikan secara strategis adalah produk-produk substitusi yang memiliki tren
8
membaiknya kinerja harga dibandingkan dengan produk industry tersebut, diproduksi
oleh industru yang memperoleh laba tinggi. Jika industry tidak dapat meningkatkan
kualitas produk atau melakukan diferensiasi, maka industru itu akan mengalami
kemunduran dalam laba dan mungkin juga dalam pertumbuhannya.
d. Kekuatan tawar-menawar pembeli
Menurut david (2009, p151) ketika pembeli berkonsentasi atau berbelanja, daya
tawar mereka dapat merepresentasikan kekuatan besar yang mempengaruhi intensitas
persaingan di suatu industri. Daya tawar pembeli lebih tinggi ketika produk yang dibeli
adalah standar atau tidak terdifferensiasi.
Indomaret sudah menguasai kekuatan tawar-menawar pembeli karena harga produk atau
jasa seperti pulsa handphone sudah sangat berada dalam garis standar pasar walaupun
sedikit lebih mahal tapi mereka menawarkan tempat yang sejuk dan aman untuk
berbelanja, selain itu harga nett yang menjadi kekuatan mereka, customer hanya
mempunyai pilihan beli atau tidak, tawar-menawar barang sudah tidak ada seperti pasar
tradisional.
e. Kekuatan tawar-menawar pemasok
Menurut david (2009, p150) daya tawar pemasok mempengaruhi intensitas persaingan
di suatu industry khususnya ketika terdapat sejumlah besar pemasok, atau ketika hanya
terdapat sedikit bahan mentah pengganti yang bagus, atau ketika biaya peralihan ke
bahan mentah lain sangat tinggi.
G. STRATEGI ADAPTIF
Konsep strategi adaptif adaptive strategies dikembangkan oleh miles dan snow.
Strategi adaptif dikembangkan berbasis situasi yang dihadapi oleh perusahaan dalam
suatu persaingan bisnis. Dalam model strategi adaptif terdapat empat jenis strategi,
yaitu:
1. Prospector strategy atau strategi prospektor, yaitu meliputi berani mengambil resiko,
mencari peluang, melakukan inovasi dan pertumbuhan. Strategi ini cocok untuk kondisi
lingkungan bisnis yang dinamis.
2. Defender strategy atau strategi bertahan, yaitu menghindari perubahan,
mengutamakan stabilitas, dan mempertimbangkan pengurangan ukuran bisnis. Strategi
ini cocok untuk lingkungan bisnis yang stabil dan industri yang sedang mengalami
penurunan.
3. Reactor strategy atau strategi reaktor, yaitu merespon lingkungan tanpa memiliki
rancangan strategi yang bersifat jangka panjang. Perusahaan hanya bersifat reaktif dan
berorientasi jangka pendek.
4. Analyzer strategy atau strategi penganalisa, yaitu mempertahankan stablitas sambil
melakukan inovasi yang bersifat terbatas. Strategi ini terletak diantara strategi
prospektor dan strategi reaktor. Strategi ini biasanya dilakukan oleh perusahaan yang
bukan menjadi pemimpin pasar (leader), tetapi follower. Dalam strategi ini, perusahaan
akan mengikuti leader, namun juga melakukan inovasi yang tidak intensif sambil
menunggu perkembangan industri.
9
2. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan sangat penting dalam manajemen dan merupakan tugas utama
dari seorang pemimpin (manajer). Pengambilan keputusan (decision making) diproses
oleh pengambilan keputusan (decision maker) yang hasilnya keputusan (decision).
Defenisi-defenisi Pengambilan Keputusan Menurut Beberapa Ahli :
1. R. Terry
Pengambilan keputusan dapat didefenisikan sebagai “pemilihan alternatif kelakuan
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada”.
3. Theo Haiman
Inti dari semua perencanaan adalah pengambilan keputusan, suatu pemilihan cara
bertindak. Dalam hubungan ini kita melihat keputusan sebagai suatu cara bertindak
yang dipilih oleh manajer sebagai suatu yang paling efektif, berarti penempatan
untuk mencapai sasaran dan pemecahan masalah.
5. Chester I. Barnard
Keputusan adalah perilaku organisasi, berintisari perilaku perorangan dan dalam
gambaran proses keputusan ini secara relative dan dapat dikatakan bahwa pengertian
tingkah laku organisasi lebih penting dari pada kepentingan perorangan.
10
B. Teori Pengambilan Keputusan
2. Teori Inkremental
Teori inkremental dalam pengambilan keputusan mencerminkan suatu teori
pengambilan keputusan yang menghindari banyak masalah yang harus dipertimbangkan
(seperti daram teori rasional komprehensif) dan, pada saat yang sama, merupakan teori
yang lebih banyak menggambarkan cara yang ditempuh oleh pejabat-pejabat
pemerintah dalam mengambil kepurusan sehari-hari.
Pemilihan tujuan atau sasaran dan analisis tindakan empiris yang diperlukan untuk
mencapainya dipandang sebagai sesuatu hal yang saling terkait daripada sebagai sesuatu
hal yang saling terpisah.
Pembuat keputusan dianggap hanya mempertimbangkan beberapa altematif yang
langsung berhubungan dengan pokok masalah dan altematif-alternatif ini hanya
dipandang berbeda secara inkremental atau marginal bila dibandingkan dengan
kebijaksanaan yang ada sekarang.
Bagi tiap altematif hanya sejumlah kecil akibat-akibat yang mendasar saja yang akan
dievaluasi.
Masalah yang dihadapi oleh pembuat keputusan akan didedifinisikan secara terarur.
Pandangan inkrementalisme memberikan kemungkin untuk mempertimbangkan dan
menyesuaikan tujuan dan sarana serta sarana dan tujuan sehingga menjadikan dampak
dari masalah itu lebih dapat ditanggulangi.
11
Bahwa tidak ada keputusan atau cara pemecahan yang tepat bagi tiap masalah. Batu uji
bagi keputusan yang baik terletak pada keyakinan bahwa berbagai analisis pada
akhirnya akan sepakat pada keputusan tertentu meskipun tanpa menyepakati bahwa
keputusan itu adalah yang paling tepat sebagai sarana untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan yang inkremental pada hakikatnya bersifat perbaikan-perbaikan
kecil dan hal ini lebih diarahkan untuk memperbaiki ketidaksempunaan dari upaya-
upaya konkrit dalam mengatasi masalahsosial yang ada sekarang daripada sebagai
upaya untuk menyodorkan tujuan-tujuan sosial yang sama sekali baru di masa yang
akan datang.
Keputusan-keputusan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan pada hakikatnya merupakan
produk dari saling memberi dan menerima dan saling percaya di antara pelbagai pihak
yang terlibat dalam proses keputusan tersebut. Dalam masyarakat yang strukturnya
majemuk paham lnkremental ini secara politis lebih aman karena akan lebih gampang
untuk mencapai kesepakatan apabila masalah-masalah yang diperdebatkan oleh
berbagai kelompok yang terlibat hanyalah bersifat upaya untuk memodifikasi terhadap
program-program yang sudah ada daripada jika hal tersebut menyangkut isu-isu
kebijaksanaan mengenai perubahan-perubahan yang radikal yang memiliki sifat ” ambil
semua atau tidak sama sekali.
Karena para pembuat keputusan itu berada dalam keadaan yang serba tidak pasti
khususnya yang menyangkut akibat-akibat dari tindakan-tindakan mereka di masa
datang, maka keputusan yang bersifat inkremental ini akan dapat mengurangi resiko dan
biaya yang ditimbulkan oleh suasana ketidakpastian itu Paham inkremental ini juga
cukup rcalistis karena ia menyadari bahwa para pembuat keputusan sebenamya kurang
waktu, kurang pengalaman dan kurang sumber-sumber lain yang diperlukan untuk
melakukan analisis yang komprehensif terhadap semua altematif untuk memecahkan
masalah-masalah yang ada
12
Oleh karena itu, menurut Yehezkel Dror (1968) gaya inkremental dalam pembuatan
keputusan cenderung menghasilkan kelambanan dan terpeliharanya status quo, sehingga
merintangi upaya menyempurnakan proses pembuatan keputusan itu sendiri. Bagi
sarjana seperti Dror– yang pada dasamya merupakan salah seorang penganjur teori
rasional yang terkemuka — model inkremental ini justru dianggapnya merupakan
strategi yang tidak cocok untuk diterapkan di negara-negara sedang berkembang, sebab
di negara-negara ini perubahan yang kecil-kecilan (inkremental) tidaklah memadai guna
tercapainya hasil berupa perbaikan-perbaikan besar-besaran.
Model pengamatan terpadu juga memperhitungkan tingkat kemampuan para
pembuat keputusan yang berbeda-beda. Secara umum dapat dikatakan, bahwa semakin
besar kemampuan para pembuat keputusan untuk memobilisasikan kekuasaannya guna
mengimplementasikan keputusan-keputusan mereka, semakin besar keperluannya untuk
melakukan scanning dan semakin menyeluruh scanning itu, semakin efektif
pengambilan keputusan ‘tersebul Dengan demikian, moder pengamatan terpadu ini pada
hakikatnya merupakan pendekatan kompromi yang menggabungkan pemanfaatan
model rasional komprehensif dan moder inkremental dalam proses pengambilan
keputusan.
13
3. Nilai-nitai Pribadi
Hasrat untuk melindungi atau memenuhi kesejateraan atau kebutuhan fisik atau
kebutuhan finansial’ reputasi diri, atau posisi historis kemungkinan juga digunakan-
oleh para pembuat teputusan sebagai kriteria dalam pengambilan keputusan.
Para politisi yang menerima uang sogok untuk membuat kepurusan tertentu yang
menguntungkan si pemberi uang sogok, misalnya sebagai hadiah pemberian perizinan
atau penandatanganan kontrak pembangunan proyek tertentu, jelas mempunyai
kepentingan pribadi dalam benaknya. Seorang presiden yang mengatakan di depan para
wartawan bahwa ia akan menggebut siapa saja yang bertindak inkonstirusional, jelas
juga dipengaruhi oleh pertimbangan-pertimbangan pribadinya’misalnya agar ia
mendapat tempat terhormat dalam sejarah bangsa sebagai seseorang yang konsisten dan
nasionalis.
14
Tujuan yang bersifat tunggal (hanya satu masalah dan tidak berkaitan dengan masalah
lain)
Tujuan yang bersifat ganda (masalah saling berkaitan, dapat bersifat kontradiktif
ataupun tidak kontradiktif)
Secara umum, langkah-langkah dalam proses pengambilan keputusan adalah sebagai
berikut:
15
Proses identifikasi atau perumusan persoalan keputusan. Identifikasi masalah dapat
dilakukan dengan berbagai cara. Penggunaan seven tools dalam manajemen biasanya
dapat membantu proses identifikasi ini.
Penetapan parameter dan variabel yang merupakan bagian dari sebuah persoalan
keputusan. Biasanya pemecahan masalah yang menggunakan model matematika sangat
memerlukan adanya variabel yang terukur.
Penetapan alternatif-alternatif pemecahan persoalan. Alternatif pemecahan masalah
didapatkan dari analisis pemecahaan masalah.
Penetapan kriteria pemilihan alternatif untuk mendapatkan alternatif yang terbaik.
Biasanya kriteria pemilihan ini didasarkan pada pay off atau hasil dari keputusan.
Pelaksanaan keputusan dan evaluasi hasilnya. Tahap ini disebut tahap implementasi,
dimana alternatif solusi yang terpilih akan diterapkan dalam jangka waktu tertentu dan
setelah itu akan dievaluasi hasilnya berdasarkan peningkatan atau penurunan pay off
atau hasil.
16
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
A. MANAJEMEN STRATEGIS
Organisasi perusahaan sekarang dan di masa depan menghadapi lingkungan yang
dinamis, yang mengalami perubahan dengan pesat, sehingga memerlukan pertimbangan
terbaik di dalam membawa organisasi menuju masa depan. Pertimbangan terbaik hanya
dapat dilakukan jika manajemen strategik dilaksanakan.
Dengan semakin kompleksnya operasi perusahaan dan semakin kompleks serta
turbulenya lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan, manajemen puncak tidak lagi
mampu memikul sendiri tanggung jawab atas jalanya perusahaan.
Manajemen strategik perlu mengikutsertakan manajemen bawah dan karryawan
untuk merumuskan dan mengimplementasikan hasilnya.
Manajemen strategik tidak hanya menggunakan perumusan strategi untuk
menghasilkan keluaran berupa hasil analisis lingkungan makro dan lingkungan industri,
misi, visi, keyakinan dasar, nilai dasar, tujuan dan strategi.
B. PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Definisi Pembuatan Kebijaksanaan Negara sebagai keseluruhan proses yang
menyangkut pengartikulasian dan pendefinisiaan masalah, perumusan kemungkinan-
kemungkinan pemecahan masalah dalam bentuk tuntutan-tuntutan politik, penyaluran
tuntutan-tuntutan tersebut ke dalam sistem politik, pengupayaan pemberian sanksi-
sanksi atau legitimasi dari arah tindakan yang dipilih, pengesahan dan pelaksanaan
implementasi, monitoring dan peninjauan kembali (umpan balik).
2. Terdapadat beberapa teori pengambilan keputusan yang dianggap paling sering
dibicarakan dalam pelbagai kepustakaan kebijakan negara diantaranya ; Teori Rasional
Komprehensif, Teori Inkremental, Teori Pengamatan Terpadu (Mixed Scanning
Theory).
3. Menurut konsepsi Anderson, nilai-nilai yang kemungkinan menjadi pedoman perilaku
para pembuat keputusan
17
DAFTAR PUSTAKA
18