Anda di halaman 1dari 7

Safitri Nurul Aisyah – F0317091

RRA (C)

Format Ringkasan Artikel

García-Sánchez I.-M., and E. García-Meca. 2017. CSR Engagement and Earnings Quality in
Banks. The Moderating Role of Institutional Factors. Corporate Social Responsibility
and Environmental Management. 24 (2)

RINGKASAN ARTIKEL/JURNAL

1) Identitas artikel
a. Judul artikel: CSR Engagement and Earnings Quality in Banks. The Moderating
Role of Institutional Factors
b. Penulis: Isabel-María García- Sánchez, and Emma García-Meca
c. Nama jurnal: Corporate Social Responsibility and Environmental Management
d. Volume: 24
e. Nomor: 2
f. Halaman:
2) Motivasi (Kajian atas penelitian penelitian sebelumnya dan referensi lain dan
kontribusi penelitian)
Pada literatur sebelumnya menunjukkan bahwa aktivitas CSR di bank mempengaruhi
kinerjanya (Bihari & Pradhan, 2011; Ahmed et al., 2012; Jo et al., 2015). Wu Shen
(2013) mencatat bahwa CSR terkait positif dengan kinerja keuangan bank, dalam hal
pengembalian aset dan laba atas ekuitas. Transparansi dan akuntabilitas penting bagi
investor dan pemangku kepentingan lainnya, karena kualitas laba yang tinggi
memberikan informasi tentang kinerja keuangan perusahaan yang relevan dengan
keputusan tertentu yang dibuat oleh pembuat keputusan tertentu. Oleh karena itu,
diperlukan kajian tentang peran CSR dalam kaitannya dengan kualitas laba.
3) Masalah/Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah menguji apakah praktik CSR yang dilakukan oleh bank
akan meningkatkan kualitas laba.
4) Rerangka teoritis dan hipotesis
Stakeholder Theory : ada hubungan positif antara CSR dengan kualitas laba pada bank
Agency Theory : ada hubungan negatif antara CSR dengan kualitas laba pada bank
Hipotesis 1 : Kinerja CSR meningkatkan kualitas laba pada bank
Hipotesis 2a : Tingkat perlindungan investor di negara memoderasi pengaruh CSR pada
kualitas laba bank
Hipotesis 2b : Tingkat regulasi perbankan di negara memoderasi pengaruh CSR pada
kualitas laba bank
5) Metoda Penelitian
a. Sampel dan pengambilan sampel
Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 877 observasi dengan 159 bank
dari 9 negara pada periode 2004 -2010. Sembilan negara tersebut terdiri dari Kanada,
Perancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, Swedia, UK, dan USA
b. Definisi dan pengukuran variabel
Variabel independen : CSR dan EBTt
Variabel moderat : perlindungan investor dan regulasi perbankan
Variabel dependen : kualitas laba (earning persistence & earning ability)
Variabel kontrol : size, deposit, Loans growth
c. Model statistis untuk menguji hipotesis
 Earning Persistence (EBT)

EBTt + I =ϖο+ ϖIEBTt + ϖ 2 CSR + ϖ 3 CSR∗EBT + ϖ 4 ¿ 5 DEPOSIT + ϖ 6 LOANTYPE + ϖ 7 LOANGROWTH +Ω Fk

 Ability of Earnings to Predict Future Cash Flow (EBTLLP)

EBTLLPt + I =ϖο+ ϖIEBTt + ϖ 2CSR+ ϖ 3 CSR∗EBT + ϖ 4 ¿ 5 DEPOSIT + ϖ 6 LOANTYPE+ ϖ 7 LOANGROWTH + Ω

6) Hasil pengujian hipotesis berdasarkan model statistis yang digunakan


Hipotesis 1 diterima : EBT tahun berjalan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
EBT di masa yang akan datang atau aktivitas CSR bank dapat meningkatkan persistensi
laba
Hipotesis 2a diterima : Perlindungan investor sebagai variabel moderat berpengaruh
positif terhadap kualitas laba
Hipotesis 2b diterima : Peraturan perbankan sebagai variabel moderat berpengaruh positif
terhadap kualitas laba
7) Simpulan dan Implikasi.
Praktik CSR meningkatkan kualitas laba bank. Bukti empiris menunjukkan bahwa CSR
berpengaruh pada kualitas laba bank terutama pada negara dengan tingkat perlindungan
investor dan peraturan perbankan yang tinggi
Beberapa implikasi yang muncul dari penelitian ini terkait perdebatan mengenai
keterlibatan CSR pada bank:
a. Setelah kritik dan skeptisisme tentang tujuan sebenarnya dari tindakan CSR di
industri keuangan, jurnal ini mendukung pengaruh positif pengaruh CSR dalam
meningkatkan kualitas pendapatan bank
b. Keterlibatan CSR meringankan kekaburan dan asimetri informasi bank dan
persistensi dan prediktibilitas pelaporan laba
c. Hasil mendukung bahwa strategi manajerial bank untuk keterlibatan CSR yang lebih
tinggi dan bahwa bank-bank dengan CSR lebih memuaskan harapan investor dengan
menghasilkan laba yang berkualitas tinggi
Format Ringkasan Artikel

Syed Karim Bux Shah, Fauzi Bin Zainir, and Mansor Isa. 2017. Does Reputation Matter in the
Dividend Smoothing Policy of Emerging Market Firms? Empirical Evidence From India.
Bursa Istanbul Review. 18 (3). 191-204

RINGKASAN ARTIKEL/JURNAL

1) Identitas artikel
g. Judul artikel: Does Reputation Matter in the Dividend Smoothing Policy of
Emerging Market Firms? Empirical Evidence From India
h. Penulis: Karim Bux Shah Syed, Fauzi Bin Zainir, and Mansor Isa
i. Nama jurnal: Bursa Istanbul Review
j. Volume: 18
k. Nomor: 3
l. Halaman: 191 – 204
2) Motivasi (Kajian atas penelitian penelitian sebelumnya dan referensi lain dan
kontribusi penelitian)
Skinner (2008) menegaskan bahwa pembayar reguler lebih cenderung membayar dividen
yang lebih tinggi dan lebih stabil. Demikian Brav et al. (2005) mengatakan bahwa
manajer enggan melakukan perubahan dividen dengan sejarah membayar dividen secara
reguler dan relatif stabil. Kecenderungan yang lebih tinggi terhadap pembayaran dividen
ini memiliki implikasi langsung terhadap reputasi pasar perusahaan sebagai pembayar.
Literatur tentang kebijakan dividen, memandang reputasi sebagai pertimbangan mendasar
dalam keputusan perusahaan mengenai inisiasi dan stabilitas pembayaran dividen.
Literatur sebelumnya (La Porta, Lopez-de-Silanes, Shleifer, & Vishny, 200) menyatakan
bahwa perusahaan membayar dividen yang tinggi dan stabil dengan tujuan untuk
membangun reputasi pasar yang menguntungkan.
3) Masalah/Tujuan penelitian
Teori dividen mengasumsikan perusahaan menggunakan perataan dividen untuk
menandakan prospek bisnis mereka (pandangan asimetri informasi) atau mengurangi
konflik kepentingan antara manajer dan pemegang saham (pendangan agency cost).
Penelitian ini menguji sejauh mana asimetri informasi dan teori agency cost menjelaskan
dividend smoothing dan apakah dampak proksi tersebut bervariasi, mengingat reputasi
perusahaan sebagai perusahaan high-smoothing atau perusahaan low smoothing.
4) Rerangka teoritis dan hipotesis
Dalam konteks asimetri informasi, ketika manajer memiliki keunggulan informasi
daripada pihak luar (investor), perataan dividend memberikan kebutuhan signaling untuk
menyampaikan informasi tentang prospek yang menguntungkan pada pihak luar.
Perataan dividen terjadi sebagai sarana untuk mengurangi konflik antara manajer dan
pihak luar (teori agency cost).
5) Metoda Penelitian
d. Sampel dan pengambilan sampel
Sampel penelitian ini terdiri dari perusahaan di India untuk periode 1987-2015. Untuk
setiap perusahaan dalam periode tersebut, peneliti mengidentifikasi tahun pertama
dan terakhir yang nilai dividen per saham (DPS) nya positif.
e. Definisi dan pengukuran variabel
VARIABEL DEPENDEN
 Dividend smoothing : Teori asimetri informasi memprediksi kebutuhan yang lebih
besar untuk memperlancar dividen di antara perusahaan yang tidak jelas untuk tujuan
pensinyalan. Model agency cost, sebaliknya, berpendapat bahwa keparahan masalah
agensi mengarah ke tingkat dividen smoothing yang lebih tinggi sebagai mekanisme
penyelesaian konflik antara manajer dan pemilik.
VARIABEL INDEPENDEN
 Ukuran dan usia : Fakta bahwa informasi tentang perusahaan besar dan lama lebih
mudah diakses menunjukkan bahwa perusahaan-perusahaan ini memiliki kebutuhan
yang lebih rendah untuk dividen smoothing sebagai alat pensinyalan. Peneliti
mengharapkan hubungan negatif antara ukuran dan usia dengan tingka dividend
smoothing.
 Aset berwujud : Semakin tinggi konsentrasi investasi perusahaan dalam aset tetap
berwujud, semakin rendah tingkat keparahan masalah yang terkait dengan moral
hazard dan informasi asimetris. Hubungan yang diharapkan antara tangibilitas dan
dividen smoothing adalah negatif
 Risiko : Perusahaan yang berisiko akan lebih membutuhkan pensinyalan melalui
dividen smoothing. Risiko membawa hubungan positif dengan dividen smoothing
dalam model informasi asimetris.
 Pertumbuhan : Hubungan yang diharapkan antara pertumbuhan dan dividen
smoothing berdasarkan asimetri informasi adalah positif. Sedangkan Hubungan yang
diharapkan antara pertumbuhan dan dividen smoothing di bawah model agency cost
adalah negatif.
 Konsentrasi kepemilikan : Hubungan antara konsentrasi kepemilikan dan dividend
smoothing adalah positif dalam perspektif asimetri informasi. Dari perspektif agency
cost, konsentrasi kepemilikan dapat berpengaruh positif atau negatif pada dividend
smoothing bergantung pada tipe masalah agensi yang dihadapi perusahaan.
 Arus kas bebas : Peningkatan profitabilitas ditambah dengan peluang pertumbuhan
yang lebih rendah menyebabkan masalah arus kas bebas. Model agency cost
meramalkan bahwa perusahaan-perusahaan yang menghadapi keparahan masalah-
masalah ini akan lebih smooth.
 Leverage : Hubungan antara leverage dan dividend smoothing adalah negatif
f. Model statistis untuk menguji hipotesis
Model statistis yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross-sectional quantile
regression model dengan persamaan sebagai berikut:
Quant θ ( y i| xi ) =α 0+ α 0 x i+ γz
6) Hasil pengujian hipotesis berdasarkan model statistis yang digunakan
Dividend smoothing cenderung meningkat di antara perusahaan dengan low smoothing
karena paparannya terhadap asimetri informasi menurun, sedangkan perilaku dividend
smoothing dari perusahaan high smoothing sebagian besar tetap tidak sensitif terhadap
efek asimetri informasi.
Secara keseluruhan, hasilnya memberikan bukti efek agency cost yang berbeda untuk
perusahaan high smoothing dan low smoothing. Dividen smoothing cenderung meningkat
secara signifikan dengan pertumbuhan dan free cashflow untuk perusahaan-perusahaan
high smoothing. Namun, tidak satu pun dari faktor-faktor ini yang signifikan dalam kasus
perusahaan dengan low smoothing. Selain itu, pengaruh konsentrasi kepemilikan dan
leverage pada tingkat smoothing adalah negatif dan signifikan tetapi hanya untuk
perusahaan low smoothing
7) Simpulan dan Implikasi
Perilaku smoothing yang kaitannya dengan proksi agensi dan asimetri informasi berbeda
tergantung pada apakah perusahaan umumnya dalam kategori high-smoothing atau low-
smoothing. Dalam penelitian menemukan dapmpak negatif yang signifikan dari proksi
asimetri informasi pada dividend smoothing diantara perusahaan yang masuk ke dalam
kelompok low-smoothing. Perusahaan low smoothing cenderung lebih lancar, karena
tumbuh lebih besar, lebih tua dan mendapatkan lebih banyak aset berwujud.
Bagaimanapun untuk kelompok high-smoothing, efek proksi informasi ini tidak terbukti
karena sebagian besar proksi secara statistik tidak signifikan. Perusahaan yang
sebelumnya cenderung high smooth akan terus smooth tanpa memperhatikan perubahan
dalam informasi dan profil agensi mereka, hal ini menandakan pentingnya pertimbangan
reputasi perusahaan dalam kebijakan dividend smoothing di pasar berkembang.

Anda mungkin juga menyukai