Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

UTANG OBLIGASI

Dosen Pengampu : Reza Muhammad Rizqi S.E.M.Ak

DI SUSUN OLEH :

Ade Putra Kurniawan

Herlisa

Lia Meiristi

Murniwati

Moh. Syahrul

PA 2 Kelas G

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TEKNOLOGI SUMBAWA


KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang senantiasa memberikan
Rahmat dan Hidayahnya, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas penyusunan makalah yang
berjudul “ Utang Obligasi“ ini.

Makalah ini disusun selain sebagi pendalaman saya dalam pembelajaran Akuntansi keuangan
juga untuk memenuhi tugas matapelajaran Akuntansi keuangan yang dibimbing oleh pak Reza
Muhammad Risqi S.E.M.Ak

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan
dukungan dalam penyusunan makalah “ Utang Obligasi“ yang tidak bisa saya sebutkan satu-
persatu.

Dan yang terakhir, saya berharap semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua baik
pembaca maupun penyusun. Tak lupa, kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini adalah
salah satu yang saya harapkan.

Sumbawa,15 April 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGATAR ……………………………………………………………................................


DAFTAR ISI …………………………………………………………………….................................

BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG……………………………………………………………................................

BAB II PEMBAHASAN

A.   HUTANG OBLIGASI
1.   Pengertian Hutang Obligasi…………………………………………………………………………..........................

2.   Karakteristik Utang Obligasi……………………………………………………………………...............................

3.   Harga Pasar Obligasi………………………………………………………………….............................................

B. HARGA PASAR OBLIGASI


1. Nilai sekarang Dari Nominal Obligasi…………………………………......................................................

2. Nilai Sekarang Dari Bunga


Obligasi………………………………………....................................................

3. Akuntansin untuk Penjualan Obligasi dan Amortisasi................................................................

4. Penebusan Kembali
Obligasi.......................................................................................................

BAB III PENUTUP


KESIMPULAN ………………………………………………………………………………........................................................

BAB I

PENDAHULUAN
∅ Latar Belakang

Investasi pada dasarnya adalah kreatifitas individu atau perusahaan yang kegiatannya
menanam modal atau dana pada berbagai bidang yang menguntungkan untuk mendapatkan
keunttmgan di masa yang akan datang. Dalam berinvestasi ada begitu banyak alternatif yang
dapat dilakukan oleh individu atau perusahaan misalnya menabung, membeli tanah dan
bangunan, ataupun membeli emas. Namun, dari begitu banyaknya alternatif investasi,
masyarakat pemodal belum terlalu mengetahui alternatif investasi apa yang dapat memberikan
mereka keuntungan yang besar.

Beberapa orang beranggapan bahwa berinvestasi dengan cara membeli properti, tanah, emas
adalah alternatif investasi yang sangat menjanjikan, padahal berinvestasi pada bidang ini selain
memiliki pengembalian yang rendah juga memiliki risiko yang cukup besar. Misalnya
berinvestasi dengan cara membeli properti, mungkin masyarakat beranggapan bahwa
berinvestasi dibidang ini sangat menjanjikan karena harganya semakin lama semakin tinggi.
Padahal altematif ini memiliki risiko yang cukup tinggi seperti penggusuran, kebakaran, tanah
langsor atau bahkan kebanjiran.

Obligasi merupakan salah satu alternatif investasi yang sangat menjanjikan, karena produk ini
memiliki tingkat risiko paling rendah, dan cendcrung lebih stabil. Obligasi adalah surat hutang
pasar modal yang memuat perjanjian (kontrak) kesediaan emiten (perusahaan/institusi
penerbit obligasi) untuk melakukan pembayaran secara tetap kepada investor dan
pengembalian pokok pinjaman/hutang pada akhir periode perjanjian. Namun, masih banyak
masyarakat pemodal yang belum berinvestasi di obligasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. UTANG OBLIGASI
1. pengertian Utang Obligasi

Menurut Sugeng Rijadi Mantan Direktur Bursa Efek. Obligasi adalah surat berharga atau
sertifikat yang berisi kontrak pengakuan hutang atas pinjaman yang diterima oleh penerbit
obligasi dari pemberi pinjaman (pemodal). Berinvestasi (membeli) Obligasi : meminjamkan
uang. Menerbitkan Obligasi : berhutang uang. Obligasi adalah bagian dari Efek (Bab 1, Pasal 1,
Angka 5, UU RI No. 8 1995 tentang Pasar Modal). Efek adalah suatu surat berharga, yang dapat
berupa surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, OBLIGASI, tanda bukti utang,
unit penyertaan kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari
efek. Perbandingan Obligasi dengan Wesel. Perbedaan Utang wesel dengan Utang Obligasi.

Utang wesel terjadi karena perusahaan memperoleh pinjaman hanya dari satu kreditur,
contohnya hutang ke bank. Kebalikan dari utang wesel, utang obligasi adalah hutang ke banyak
kreditur. Baik kreditur perorangan maupun dalam bentuk badan usaha. Biasanya, penjualan
obligasi ini dilakukan di pasar modal. Keuntungan dan Kerugian Utang Wesel dengan Utang
Obligasi. Obligasi dikeluarkan oleh perusahaan biasanya untuk memenuhi kebutuhan modal
jangka panjang atau untuk kegiatan investasi. Sedangkan utang wesel biasanya untuk
memenuhi permodalan perusahaan dalam jangka pendek, utang wesel ini biasanya digunakan
untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. Kerugian mengeluarkan utang obligasi
yaitu beban bunga yang besar dan terus-menerun sampai beberapa tahun ke depan. Kerugian
mengeluarkan utang wesel yaitu harus cepat-cepat mengembalikan utang dalam jangka waktu
yang singkat.

Kelebihan Penerbitan Obligasi atau Wesel dibandingkan Saham:

 Pemilik lama tetap memegang kendali


 Bunga dapat dibebankan sebagai pengurang laba kena pajak.
 Suku bunga mungkin lebih menguntungkan ketimbang harga pasar saham
 Bunga yang dibayar mungkin lebih kecil daripada jumlah yang diharapkan pemegang
saham

2. Karakteristik Utang Obligasi

Untuk memperoleh sejumlah besar dana jangka panjang, perusahaan (perseroan) pada
umumnya memiliki dua sumber alternatif pembiayaan, yaitu dengan cara menerbitkan saham
(equity financing). atau menerbitkan obligasi (debt financing). Dari sisi debitur, pendan aan atau
pembiayaan dengan cara menerbitkan obligasi memiliki be berapa keuntungan dibanding
dengan menerbitkan saham. Beberapa keuntungan tersebut, diantaranya adalah:

(1). kreditur (bondholders) tidaklah memiliki hak suara seperti hal nya pemegang saham biasa,
sehingga pemilik perusahaan tetap memiliki kendali penuh atas perusahaan.

(2). beban bunga yang dibayarkan atas utang obligasi dapat di kurangkan untuk tujuan pajak
(dengan kata lain, beban bunga akan mengurangi laba bersih, yang pada akhirnya memperke cil
pajak laba perusahaan), sedangkan deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham tidak
dapat dikurangkan untuk tujuan pajak (ingat bahwa deviden bukanlah merupakan kom ponen
penentu besarnya laba rugi)

(3). menghasilkan laba per lembar saham biasa yang lebih besar, karena jika pendanaan
dilakukan dengan cara menerbitkan sa ham biasa maka jumlah lembar saham biasa yang
beredar akan menjadi bertambah dan oleh sebab itu laba per lembar saham biasa akan meniadi
lebih kecil, meskipun beban bunga obligasii mengurangi laba bersih (laba per lembar saham
biasa dihitung dengan cara membagi laba bersih dengan jumlah lembar saham biasa yang
beredar).

Obligasi termasuk dalam kategori wesel bayar berbunga, dimana memerlukan pembayaran
bunga secara berkala, dan nilai nominal nya akan dibayarkan kembali pada saat obligasi
tersebut jatuh tem po. Bunga obligasi dapat dibayarkan setahun sekali, setahun dua kali, atau
setahun empat kali. Akan tetapi, kebanyakan obligasi bunganya dibayarkan setahun dua kali.
Harga jual obligasi dinyatakan sebesar prosentase tertentu dari nilai nominalnya, yaitu yang
dikenal sebagal kurs. Jadi, obligasi yang memiliki nilai nominal Rp. 10.000.000, jika ditawarkan
dengan kurs 120 maka berarti obligasi tersebut akan di jual dengan harga Rp. 12.000.000- (120
% x Rp. 10.000.000).

Ketika seluruh obligasi yang diterbitkan memiliki tanggal jatuh tempo yang sama, maka obligasi
tersebut dinamakan obligasi ber jangka (term bonds). Sedangkan obligasi yang memiliki waktu
jatuh tempo secara bertahap dinamakan obligasi berseri (serial bonds) Obligasi yang dapat
dikonversi menjadi saham biasa dinamakan con vertible bonds. Obligasi yang dapat ditebus
kembali sebelum jatuh temponya dinamakan callable bonds.
B. HARGA PASAR OBLIGASI
Ketika perusahaan (debitur) menerbitkan obligasi, harga yang dimana pembeli (kreditur)
bersedia untuk membayarnya tergantung pada: (1) nilai nominal obligasi; (2) bunga yang akan
dibayar atas utang obligasi; (3) tingkat suku bunga pasar; dan (4) lamanya umur obligasi

Nilai nominal obligasi (face amount) mencerminkan jumlah yang terhutang pada saat obligasi
jatuh tempo (future value bukan present value). Pembayaran bunga dihitung sebagai hasil kali
antara tingkat suku bunga nominal (coupon rate atau contract rate) dengan nilai nominal
obligasi. Jadi, tingkat suku bunga nominal ini diguna kan untuk menentukan besarnya jumlah
kas (bunga) yang akan diba yarkan oleh debitur (penerbit obligasi) kepada kreditur (pemegang
obligasi) secara berkala. Besarnya tingkat suku bunga nominal dinyatakan dalam per tahun,
misalnya 12 % per tahun. Sedangkan tingkat suku bunga pasar (market rote atau effective rate)
adalah tingkat suku bunga yang diminta oleh kreditur atas sejumlah dana yang dipinjamkannya
kepada debitur. Tingkat suku bunga pasar ini selalu berfluktuasi setiap saat, yang dimana
besarnya sangat dipengaruhi oleh banyak faktor (diantaranya adalah ekspektasi kreditur,
kinerja keuangan debitur, perkembangan kondisi ekonomi regional maupun global, dan
sebagainya). Tingkat suku bunga nominal dan tingkat suku bunga pasar seringkali berbeda.
Alhasil, obligasi dapat dijual di bawah atau di atas nilai nominal.

Jika besarnya tingkat suku bunga nominal sama dengan tingkat suku bunga pasar, maka berarti
obligasi tersebut dijual dengan kurs 100, yaitu sebesar nilai nominalnya. Jika tingkat suku bunga
nomi nal lebih kecil dibanding tingkat suku bunga pasar, maka berarti ob ligasi tersebut dijual
dengan kurs kurang dari 100, yaitu dibawah nilai nominalnya atau dengan kata lain dijual pada
tingkat diskonto (discount). Sebaliknya, jika tingkat suku bunga nominal lebih besar dibanding
tingkat suku bunga pasar, maka berarti obligasi tersebut dijual dengan kurs di atas 100, yaitu di
atas nilai nominalnya atau dengan kata lain dijual pada tingkat premium.

Bunga Nominal - Bunga Pasar, maka Kurs= 100

Bunga Nominal < Bunga Pasar, maka Kurs < 100, timbul diskonto

Bunga Nominal > Bunga Pasar, maka Kurs > 100, timbul premium

Pembeli (kreditur) menentukan besarnya harga obligasi dengan cara menghitung nilai sekarang
dari nominal obligasi (PV pokok) dan nilai sekarang anuitas dari jumlah bunga yang akan
diterima pada setiap akhir interval periode bunga (PVA bunga). Tingkat suku bunga yang dipakai
dalam menghitung nilai sekarang (present value) ada lah tingkat suku bunga pasar (yang
dilambangkan dengan notasi i" dalam rumus PV dan PVA). Perlu ditekankan di sini, nominal ob
ligasi menggambarkan nilai obligasi pada saat jatuh tempo (future value), sedangkan nilai
sekarang (present value) menggambarkan harga obligasi yang bersedia dibayar saat ini oleh
kreditur kepada debitur (penerbit obligasi). Konsep present value timbul berdasarkan
kenyataan bahwa nilai uang sangat dipengaruhi oleh faktor waktu dan tingkat bunga. Jadi,
lamanya umur obligasi dan besarnya tingkat suku bunga pasar akan turut menentukan harga
pasar obligasi.

Konsep present value mengakui bahwa jumlah kas yang diterima hari ini nilainya lebih besar
dibanding jika jumlah yang sama terse. but diterima di kemudian hari. Sebagai contoh, hari ni
dengan uang Rp. 6.800, kita dapat membeli 1 (satu) liter beras merek X, namun di masa yang
akan datang (beberapa waktu ke depan). dengan jumlah uang yang sama tersebut (Rp. 6800)
mungkin kita hanya bisa mem beli 0,8 liter beras merek yang sama (merek X). Perhatikanlah
bahwa meskipun jumlah uangnya sama, yaitu Rp. 6.800, akan tetapi nilainya lebilh besar hari ini
dibanding dengan hari esok. Contoh lainnya yang menggambarkan konsep present value adalah
bahwa nilai dari jum lah uang kas Rp. 100 juta hari ini akan sama atau setara dengan nilaii dari
jumlah uang kas Rp. 110 juta di satu tahun mendatang (asumsi tingkat suku bunga pasar adalah
10 % per tahun). ladi, dalam contoh ini kita dapat menarik kesimpulan bahwa jumlah uang kas
Rp. 100 juta hari ini nilainya lebih besar dibanding dengan jumlah uang kas Rp. 100 juta di satu
tahun mendatang. Pada hakekatnya, Rp. 100 juta hari ini merupakan present value dari Rp. 110
juta di satu tahun men datang (future value).

Dengan menggunakan rumus, nilai sekarang dari Rp. 110 juta i satu tahun mendatang dapat
dihitung sebagai berikut : (asumsi tingkat suku bunga pasar adalah 10 % per tahun)
1. Nilai Sekarang dari Nominal Obligasi

Nilai sekarang dari nominalobligasi merupakan nilai hari ini atas jumlah yang akan diterima
kreditur pada saat obligasi jatuh tempo Sebagai contoh, obligasi dengan nilai nominal Rp.
10.000.000, akar jatuh tempo dalam jangka waktu 2 tahun. Dengan tingkat suku bunga pasar 10
% per tahun (dimana bunga dibayarkan setahun sekall) nilai sekarang dari nominal obligasi
tersebut dapat dihitung dengan cara
jika obligasi dengan nilai nominal Rp. 10.000.000, tersebut dil atas akan jatuh tempo dalam
jangka waktu 3 tahun, maka besarnya nilai sekarang dari nominal obligasi akan menjadi:

Untuk mempermudah perhitungan di atas, nilai sekarang dari setiap rupiah nominal obligasi
dapat langsung ditentukan dengan cara menggunakan tabel present value factor. Berikut
adalah rincian mengenai besarnya present value factor untuk setiap Rp. 1,- nominal obligasi,
yang berdasarkan pada banvaknya jumlah interval periode bunga selama umur obligasi (n), dan
besarnya tingkat suku bunga pasar untuk setiap interval periode bunga (i).
Kolom periode menunjukkan banyaknya jumlah interval periode bunga selama umur obligasi,
sedangkan kolom prosentase menun jukkan besarnya tingkat suku bunga pasar untuk setiap
interval pe riode bunga. Jadi, nilai sekarang dari setiap rupiah nominal obligasi yang berjangka
waktu 5 tahun dengan tingkat suku bunga pasar 10 % per tahun (dimana bunga dibayarkan
setahun 2 kali) adalah Rp. 0,61391. Dalam hal ini, banyaknya jumlah interval periode bun ga
selama umur obligasi adalah 10 (yaitu 5 x 2), sedangkan besarnya tingkat suku bunga pasar
untuk setiap interval periode bunga adalah 5 % (yaitu 10 %:2).

Demikian juga, nilai sekarang dari setiap rupiah nominal obli gasi yang berjangka waktu 4 tahun
dengan tingkat suku bunga pasar 12 % per tahun (dimana bunga dibayarkan setahun 2 kali)
adalah Rp. 0,62741. Dalam hal ini, banyaknya jumlah interval periode bun ga selama umur
obligasi adalah 8 (yaitu 4 x 2), sedangkan besarnya tingkat suku bunga pasar untuk setiap
interval periode bunga adalah 6 % (yaitu 12 %:2).

2. Nilai Sekarang dari Bunga Obligasi

Nilai sekarang dari bunga obligasi merupakan nilai hari ini atas jumlah yang akan diterima
kreditur pada setiap akhir interval peri ode bunga. Serangkaian penerimaan kas (bunga) dalam
jumlah yang sama pada beberapa interval periode dinamakan sebagai anuitas. Nilai sekarang
anuitas (PV annuity) merupakan umlah nilai sekarang dari masing-masing penerimaan kas
(bunga). Sebagai contoh, obli gasi dengan nilai nominal Rp. 10.000.000,- akan jatuh tempo
dalam jangka waktu 2 tahun. Dengan tingkat suku bunga pasar dan tingkat suku bunga nominal
masing-masing adalah sebesar 10 % per tahun (dimana bunga dibayarkan setahun sekali), nilai
sekarang anuitas lari bunga obligasi tersebut dapat dihitung dengan cara:
jika obligasi tersebut akan jatuh tempo dalam jangka waktu 3 tahun, maka besarnva nilai
sekarang anuitas dari bunga obligasi akan menjadi:
Kita juga dapat langsung menentukan besarnya nilai sekarang anuitas dari bunga obligasi
dengan menggunakan tabel present value annuity factor. Berikut adalah rincian mengenai
besarnya present value annuity factor untuk setiap rupiah bunga obligasi yang berdasar kan
pada banyaknya jumlah interval periode bunga selama umur obligasi, dan besarnya tingkat
suku bunga pasar untuk setiap interval periode bunga.
3. Akuntansi untuk Penjualan obligasi dan Amortisasi

Pada saat penjualan obligasi dilakukan, debitur akan mencatat nya dalam jurnal dengan cara
mendebet akun kas dan mengkredit akun utang obligasi. Akun kas dicatat dalam jurnal sebesar
harga pa sar obligasi, vang ditunjukkan lewat kurs iual atau nilai sekarang dari obligasi
bersangkutan. Sedangkan akun utang obligasi dicatat dalam jurnal sebesar nilai nominal
obligasi. Selisih antara harga jual dengan nilai nominal obligasi akan dicatat dalam jurnal
sebagai diskonto (di sebelah debet) atau premium (di sebelah kredit). Diskonto akan timbul
apabila harga jual obligasi lebih kecil dibanding dengan nila nominalnya, sedangkan premium
akan timbul ika harga jual obligas melebihi nilai nominalnya.

Dalam praktek, tanggal penjualan obligasi tidak selalu bertepatan dengan tanggal
penerbitannya. Apabila obligasi terjual diantara tanggal bunga, maka debitur di dalam
pembukuannya (pada saat penjualan obligasi terjadi) akan mencatat besarnya bunga berjalar
dengan cara mendebet akun kas dan mengkredit akun beban bunga.
Nantinya, pada saat bunga obligasi untuk interval periode pertama dibayarkan, maka debitur
akan mencatatnya dalam jurnal dengan cara mendebet akun beban bunga dan mengkredit
akun kas
Untuk mengilustrasikan penjualan obligasi yang terjadi dian tara tanggal bunga, asumsi bahwa
obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000.000, terjual pada tanggal 1 Juni 2010. Besarnya
tingkat suku bunga nominal adalah 12 % per tahun., dengan tanggal bunga yaitu setiap 1 April
dan 1 0ktober. Obligasi tersebut diterbitkan pada tang gal 1 April 2010, sehingga ada bunga
berjalan selama 2 bulan yang harus dicatat (yaitu dari 1 April hingga 1 Juni). Ayat jurnal yang
perlu dibuat untuk mencatat bunga berialan tersebut adalah:

Nantinya, pada saat bunga obligasi untuk interval periode pertama dibayarkan (1 April 2010
hingga 1 Oktober 2010), maka debitur akan mencatatnya dalam jurnal sebagai berikut:
Dengan kedua ayat jurnal di atas, perhatikanlah bahwa besarnya bunga (kas) yang
dibayarkan sampai dengan 1 Oktober 2010 adalah sebesar Rp. 4.000.000,- (Rp
6.000.000- Rp. 2.000.000). Ini adalal logis mengingat bahwa debitur telah
menikmati fasilitas utang obligasi selama 4 bulan, yaitu yang terhitung sejak
obligasi dijual (1 Juni 2010) sampai dengan tanggal pembayaran bunga yang
pertama (1 Oktober 2010). Oleh sebab itu, besarnya bunga (kas) yang dibayarkan
sampai dengan 1 Oktober 2010 adalah sebesar Rp. 4.000.000, (100 juta x 12%: 12
bulan x 4 bulan).

Pada tanggal 31 Desember 2010, ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk
mencatat atau mengakui besarnya bunga terhutang (1 Oktober 2010 hingga 31
Desember 2010) adalah:

Secara keseluruhan, besarnya akun beban bunga yang akan masuk dalam perhitungan laba rugi
(sebagai beban lain-lain) untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah Rp. 7.000.000,-
(100 juta x 12% : 12 bulan x 7 bulan), dimana Rp. 4.000.000,- nya telah dibayarkan kepada
kreditur dan sisanya Rp. 3.000.000,- masih terhu tang (belum dibayarkan). Jadi, beban bunga
sebesar Rp. 7.000.000 - ini terhitung mulai 1 Juni 2010 hingga 31 Desember 2010.

Sebagai ilustrasi lainnya, asumsi bahwa obligasi dengan nilai nominal Rp. 100.000.000,- terjual
pada tanggal 1 November 2010. Besarnya tingkat suku bunga nominal adalah 12 % per tahun.,
den gan tanggal bunga yaitu setiap 1 April dan 1 Oktober. Baik apakah obligasi tersebut
diterbitkan pada tanggal 1 April 2010 ataupun 1 Oktober 2010, bunga berjalan tetap akan
dihitung dari 1 Oktober hingga 1 November. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat
bunga berjalan tersebut adalah:
Pada tanggal 31 Desember 2010, ayat jurnal penyesuaian yang diperlukan untuk mencatat atau
mengakui besarnya bunga terhutang (1 0ktober 2010 hingga 31 Desember 2010) adalah:

Dengan kedua ayat jurnal di atas, perhatikanlah bahwa besarnya akun beban bunga yang akan
masuk dalam perhitungan laba rugi untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2010 adalah Rp.
2.000.000, (Rp 3.000.000 - Rp. 1.000.000). Ini adalah logis mengingat bahwa debitur telah
menikmati fasilitas utang obligasi selama 2 bulan, yaitu yang terhitung sejak obligasi dijual (1
November 2010) sampai dengan akhir tahun (31 Desember 2010).

Pada tanggal 1 Januari 2011, ayat jurnal balik yang akan dibuat adalah:

Nantinya, pada saat bunga obligasi untuk interval periode pertama dibayarkan (1 Oktober
2010 hingga 1 April 2011), maka debitur akan mencatatnya dalam jurnal sebagai berikut:

Besarnya akun beban bunga vang akan masuk dalam perhitungan laba rugi untuk periode yang
berakhir 1 April 2011 adalah Rp. 3.000.000,- (Rp 6.000.000 - Rp. 3.000.000).

 Obligasi Dijual Sebesar Nilai Nominal

Seperti yang telah disebutkan di bagian sebelumnya, jika besarnya tingkat suku bunga nominal
sama dengan tingkat suku bunga pasar, maka berarti obligasi tersebut dijual dengan kurs 100,
yaitu sebesar nilai nominalnva. Dalam hal ini, tidak akan muncul diskonto maupun premium
karena besarnva PV obligasi (PV pokok+ PVA bun ga) akan sama dengan nilai nominal dari
obligasi bersangkutan. Untuk mengilustrasikannya, asumsi bahwa pada tanggal 1 Februari 2010
perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi yang ber nilai nominal Rp. 5.000.000,. Obligasi
ini akan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun, dan besarnya tingkat suku bunga nominal maupun
tingkat suku bunga pasar masing-masing adalah 12 % per tahun.
Bunga atas utang obligasi akan dibayarkan sebanyak 2 kali dalam setiap tahunnya, yaitu setiap
tanggal 1 Februari dan 1 Agustus.

Dengan menggunakan rumus present value, besarnya harga jual obligasi dapat dihitung sebagai
berikut:

PV obligasi = PV pokok + PVA bunga

= (Rp. 5.000.000 x PVF 6%;10) + (6 % x Rp. 5.000.000 x PVAF 6 %:10]

= (Rp. 5.000.000 x0,55839) + (Rp. 300.000 x7,36009)

= Rp. 2.791.950 + Rp. 2.208.050

= Rp. 5.000,0000

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan obligasi (sebesar nilai nominalnya),
pembayaran bunga, dan bunga terhutang tahun 2010 adalah :

 Obligasi Dijual pada Tingkat Diskonto

Jika besarnya tingkat suku bunga nominal lebih kecil dibanding dengan tingkat suku bunga
pasar, maka berarti obligasi tersebut dijual dengan kurs kurang dari 100, yaitu dibawah nilai
nominalnya atau dengan kata lain dijual pada tingkat diskonto (discount). Dalam hal ini,
besarnya PV obligasi (PV pokok + PVA bunga) lebih kecil dibanding dengan nilai nominal dari
obligasi bersangkutan.

Untuk mengilustrasikannya, asumsi bahwa pada tanggal 1 Februari 2010 perusahaan


menerbitkan dan menjual obligasi yang bernilai nominal Rp. 5.000.000,. Obligasi ini akan jatuh
tempo dalam waktu 5 tahun, dan memiliki tingkat suku bunga nominal 11 % per tahun serta
tingkat suku bunga pasar 12 % per tahun. Bunga atas utang obligasi akan dibayarkan sebanyak
2 kali dalam setiap tahunnya, yaitu setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus Dengan
menggunakan rumus present value, besarnya harga jual obligasi dapat dihitung sebagai berikut:

PV obligasii = PV pokok + PVA bunga

= (Rp. 5.000.000 x PVF 6%;10) + (5,5 % x Rp. 5.000.000 x PVAF 6 %;10)

= (Rp. 5.000.000 x 0,55839) + (Rp. 275.000 x 7,36009)

= Rp. 2.791.950 + Rp. 2.024.025

= Rp. 4.815.975

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan obligasi, pembayaran bunga, dan bunga
terhutang tahun 2010 adalah:

Dalam neraca, akun diskonto utang obligasi akan dilaporkan sebagai akun pengurang (contra
account) dari akun utang obligasi. Akun utang obligasi akan dilaporkan dalam neraca sebesar
nilai nominalnya (ace amount). Selisih antara besarnya akun utang ob ligasi dengan akun
diskonto utang obligasi dinamakan sebagai nilai buku atau nilai tercatat (book value/carrying
value) utang obligasi. Dengan melanjutkan ilustrasi di atas, berikut adalah tampilan dar akun
utang obligasi dan akun diskonto utang obligasi yang tampak dalam neraca perusahaan per 1
Februari 2010 sesaat setelah obligasi dijual:

Pada saat obligasi dijual (1 Februari 2010), nilai buku utang obligasi mencerminkan harga pasar
dari obligasi bersangkutan, yaitu harga yang dimana kreditur bersedia bayar. Nanti, pada saat
utang obligasi jatuh tempo, akun diskonto utang obligasi harus bersaldo nol, sehingga nilai buku
utang obligasi pada saat jatuh tempo akan sama dengan nilai nominalnya. Nilai buku utang
obligasi dapat dihi tung dengan cara mengurangkan nilai nominal utang obligasi dengan
besarnya diskonto utang obligasi yang belum diamortisasi.

Besarnya diskonto utang obligasi (Rp. 184.025,-) akan diamorti sasi sebagai beban bunga
sepanjang umur obligasi. Jika obligasi dijual diantara tanggal bunga, maka pengertian umur
obligasi yang dimak sud di sini adalah lamanya periode waktu antara pada saat obligasi diual
(bukan pada saat diterbitkan) hingga utang obligasi tersebut jatuh tempo. Ini adalah logis
mengingat bahwa tujuan daripada di lakukannya amortisasi adalah agar supaya nilai buku utang
obligasi pada saat jatuh tempo akan sama dengan nilai nominalnya.

Ada 2 (dua) metode yang sering dipakai dalam mengamortisasi besarnya diskonto utang
obligasi, yaitu metode garis lurus (straight line method) dan metode bunga efektif (effective
interest rate ofmeth od). Dalam buku ini, asumsi bahwa besarnya diskonto utang obligasi akan
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Metode bunga efektif akan dijelaskan
nanti dalam buku akuntansi lanjutanпуа.

Amortisasi dengan menggunakan metode garis lurus akan memberikan besarnya amortisasi
yang sama untuk setiap bulannya. Amortisasi dapat dilakukan (dicatat) bersamaan dengan
tanggal pem bayaran bunga dan atau pada setiap akhir periode akuntansi. Perlu diperhatikan di
sini, bahwa jika amortisasi dilakukan bersamaan dengan tanggal pembayaran bunga maka ayat
jurnal penyesuaian (AIP) pada akhir periode akuntansi tetap akan diperlukan untuk mencatat
besarnya amortisasi. Melanjutkan contoh di atas, jika amortisasi di lakukan dengan
menggunakan metode garis lurus dan dicatat bersamaan dengan tanggal pembayaran bunga,
maka ayat jurnal yang diperlukan sepanjang tahun 2010 dan 2011 untuk mencatat amorti sasi
diskonto utang obligasi adalah:
Setelah ayat jurnal di atas diposting, berikut adalah tampilan dari akun utang obligasi dan akun
diskonto utang obligasi yang tam pak dalam neraca perusahaan per 31 Desember 2011:

Besarnya amortisasi diskonto utang obligasi dari 1 Februari 2010 hingga 31 Desember 2011
adalah Rp. 70.543,- (Rp. 184.025: 60 bulan x 23 bulan), sehingga besarnya diskonto utang
obligasi yang belum diamortisasi adalah Rp. 113.482,- (Rp. 184.025 - Rp. 70.543). Besarnya
diskonto utang obligasi yang belum diamortisasi ini juga dapat dihitung dengan cara mengalikan
antara besarnya amortisasi perbulan (Rp. 184.025: 60 bulan = Rp. 3.067,08) dengan lamanya
sisa umur obligasi yaitu untuk periode waktu antara 31 Desember 2011 sampai 1 Februari 2015
(37 bulan).

 obligasi Dijual pada Tingkat Premium

Jika tingkat suku bunga nominal lebih besar dibanding tingkat suku bunga pasar, maka berarti
obligasi tersebut dijual dengan kurs. di atas 100, yaitu di atas nilai nominalnya atau dengan kata
lain dijual pada tingkat premium. Dalam hal ini, besarnya PV obligasi (PV pokok + PVA bunga)
melebihi nilai nominal dari obligasi bersangkutan. Untuk mengilustrasikannva, asumsi bahwa
pada tanggal 1 Februari 2010 perusahaan menerbitkan dan menjual obligasi yang bernilai
nominal Rp. 5.000.000,. Obligasi ini akan jatuh tempo dalam waktu 5 tahun, dan memiliki
tingkat suku bunga nominal 13 % per tahun serta tingkat suku bunga pasar 12 % per tahun.
Bunga atas utang obligasi akan dibayarkan sebanyak 2 kali dalam setiap tahun nya, yaitu setiap
tanggal 1 Februari dan 1 Agustus.

Dengan menggunakan rumus present value, besarnya harga jual obligasi dapat dihitung sebagai
berikut

PV obligasi = PV pokok + PVA bunga

= (Rp. 5.000.000 x PVPF 6%:10) +(6.5 % x Rp. 5.000.000 x PVAF 6 %;10]

= (Rp. 5.000.000 x 0,55839 ) + (Rp. 325.000 x 7,36009)

= Rp. 2.791.950 + Rp. 2.392.029

= Rp. 5.183.979

Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penjualan obligasi. pembavaran bunga, dan bunga
terhutang tahun 2010 adalah:
Dalam neraca, akun premium utang obligasi akan dilaporkan sebagai akun penambah (adjunct
account) dari akun utang obligasi. Akun utang obligasi akan dilaporkan dalam neraca sebesar
nilai nominalnya. Hasil penjumlahan antara besarnya akun utang obligasi dengan akun premium
utang obligasi dinamakan sebagai nilai buku atau nilai tercatat utang obligasi. Dengan
melanjutkan ilustrasi di atas, berikut adalah tampilan dari akun utang obligasi dan akun
premium utang obligasi yang tampak dalam neraca perusahaan per 1 Februari 2010:

Pada saat obligasi dijual (1 Februari 2010), nilai buku utang obligasi mencerminkan harga pasar
dari obligasi bersangkutan. Nanti, pada saat utang obligasi jatuh tempo, akun premium utang
obligasi harus bersaldo nol, sehingga nilai buku utang obligasi pada saat iatuh tempo akan sama
dengan nilai nominalnya. Nilai buku utang obligasi dapat dihitung dengan cara menjumlahkan
nilai nominal utang obligasi dengan besarnya premium utang obligasi yang belum diamortisasi.
Besarnya premium utang obligasi (Rp. 183.979,-) akan diam ortisasi sebagai pengurang beban
bunga (kebalikan dari amortisasi diskonto utang obligasi). Melanjutkan contoh di atas, jika
amortisasi dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus dan dicatat ber samaan dengan
tanggal pembayaran bunga, maka ayat jurnal yang diperlukan sepaniang tahun 2010 dan 2011
untuk mencatat amorti sasi premium utang obligasi adalah:
Setelah ayat jurnal di atas diposting, berikut adalah tampilan dari akun utang obligasi dan akun
premium utang obligasi yang tam pak dalam neraca perusahaan per 31 Desember 2011:

Besarnya amortisasi premium utang obligasi dari 1 Februar 2010 hingga 31 Desember 2011
adalah Rp. 70.525, (Rp 183.979:60 bulan x 23 bulan), sehingga besarnya premium utang obligasi
yang belum diamortisasi adalah Rp. 113.454,- (Rp. 183.979- Rp. 70.525) Besarnya premium
utang obligasi yang belum diamortisasi ini juga dapat dihitung dengan cara mengalikan antara
besarnya amortisas per bulan (Rp. 183.979: 60 bulan = Rp. 3.066,32) dengan lamanya sisa umur
obligasi yaitu untuk periode waktu antara 31 Desember 2011 sampai 1 Februari 2015 (37 bulan)

4. Penebusan Kembali obligasi

Perusahaan (debitur dapat menebus kembali obligasinya sebe lum tanggal jatuh tempo. Hal ini
dilakukan jika tingkat suku bunga pasar mengalami penurunan secara drastis setelah obligasi
dijual. Dalam kondisi seperti ini, perusahaan biasanya akan menerbitkan dan menjual obligasi
yang baru dengan tingkat suku bunga yang lebih rendah, kemudian hasil dari penjualan obligasi
yang baru tersebut akan dipergunakan untuk menebus kembali obligasinya yang telah terlanjur
diterbitkan dan dijual pada beberapa waktu yang lalu (pada saat tingkat suku bunga pasar
masih tinggi).
Perusahaan biasanya akan menebus kembali obligasinya dengan harga yang berbeda dari nilai
buku utang obligasi. Ingat kembali, nilai buku utang obligasi dapat dihitung dengan cara
mengurang kan nilai nominal utang obligasi dengan besarnya diskonto utang obligasi yang
belum diamortisasi atau menjumlahkan nilai nominal utang obligasi dengan besarnya premíum
utang obligasi yang belum diamortisasi. Jika harga yang dibayarkan untuk penebusan kembali
obligasi lebih kecil dibanding dengan nilai buku utang obligasi, maka selisihnya akan dicatat
sebagai keuntungan dari penebusan obligasi. Sebaliknya jika harga yang dibayarkan untuk
penebusan kembali obligasi lebih besar dari nilai buku utang obligasi, maka selisihnya akan
dicatat sebagai kerugian dari penebusan obligasi. Keuntungan atau kerugian yang ditimbulkan
dari penebusan kembali obligasi akan disajikan dalam laporan laba rugi sebagai pendapatan
atau beban lain-lain (bukan pendapatan atau beban operasional).

Komisi broker yang dibayarkan sehubungan dengan penebu san kembali obligasi sifatnva akan
menambah jumlah uang kas yang libavarkan dan memperkecil jumlah keuntungan penebusan
obligasi atau memperbesar jumlah kerugian penebusan obligasi. Dalam jurnal, komisi broker
yang dibayarkan tidak perlu dibuatkan akun terpisah/khusus (akun komisi broker), mengingat
bahwa penebusan obligasi ini adalah merupakan salah satu dari aktivitas pembiayaan, bukan
aktivitas operasional perusahaan.

Jika obligasi ditebus diantara tanggal bunga, maka sebelum jurnal penebusan obligasi dibuat,
perlu dibuat terlebih dahulu jurna untuk mencatat pembayaran bunga dan amortisasi diskonto
atau premium utang obligasi atas obligasi yang ditebus.

Sebagai contoh: asumsi bahwa pada tanggal 1 Februari 2010 perusahaan menerbitkan dan
menjual obligasi yang bernilai nominal Rp. 5.000.000.-. Obligasi ini akan jatuh tempo dalam
waktu 5 tahun (yaitu 1 Februari 2015), dan memiliki tingkat suku bunga nominal 11 % per tahun
serta tingkat suku bunga pasar 12 % per tahun. Bunga atas utang obligasi akan dibayarkan
sebanyak 2 kali dalam setiap tahunnya, yaitu setiap tanggal 1 Februari dan 1 Agustus. Dengan
menggunakan metode garis lurus, besarnya amortisasi diskonto utang obligasi per bulan adalah
Rp. 3.067,- yang dicatat bersamaan dengan tanggal pembayaran bunga. Pada tanggal 1 April
2012, sebesar tiga per lima (60 %) dari nilai nominal obligasi ditebus kembali dengan kurs 120.
Ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat penebusan obligasi adalah:

Perhatikanlah cara menghitung besarnya kerugian dari penebusan obligasi :

Berikut adalah ayat jurnal yang diperlukan untuk mencatat be sarnya pembayaran bunga,
amortisasi diskonto utang obligasi, dan bunga terhutang atas sisa obligasi yang tidak ditebus:
BAB III

PENUTUP
Obligasi yang dikeluarkan dicatat dalam rekeningnya sebesar nilai nominal. Dalam hal harga jual
obligasi tidak sama dengan nomina, selisihnya dicatat tersendiri yaitu bila dijual di atas nominal
selisihnya dicatat dalam rekening agio obligasi, jika harga jualnya dibawah nilai nominal,
selisihnya dicatat dalam rekening disagio obligasi. Biaya penjualan obligasi diprerhitungkan
sebagai pengurangan harga jual dan tidak dicatat dalam rekening tersendiri. Apabila obligasi itu
dikeluarkan untuk menukar aktiva tetap, pencatatatnnya dilakukan dengan jumlah sebesar
harga jual obligasi. Harga jual ini dicatat sebagai harga perolehan aktiva tetap. Jika harga jual
obligasi tidak dapat diketahui, pencatatan dapat menggunakan jumlah harga pasar (harga
penilaian) aktiva tetap. Kalau harga jual obligasi atau harga pasar aktiva tetap yang dijadikan
dasar pencatatan utang obligasi itu tidak sama dengan nilai nominal obligasi, selisihnya dicatat
dalam rekening agio atau disagio obligasi.

Pengeluaran obligasi dapat dicatat dengan dua cara yaitu : Yang dicatat hanya obligasi yang
terjual. Obligasi yang terjual dan yang belum terjual dicatat.

Anda mungkin juga menyukai