Anda di halaman 1dari 15

IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGI: PEMASARAN,

KEUANGAN DAN AKUNTANSI, PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN,


SERTA SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA PT BANK
MAYBANK INDONESIA TBK

Novi Natalia Rizki Hanjaya


121710023
Program Studi Akuntansi-Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Ma Chung
Malang, 2019

Abstrak

Implementasi manajemen strategi merupakan sejumlah keseluruhan aktivitas dan


pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis.
Implementasi strategi sendiri terbagi menjadi beberapa bentuk berdasarkan fungs i
manajemennya, yaitu pemasaran, keuangan dan akuntansi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Pada artikel ini akan membahas
mengenai implementasi manajemen khususnya pemasaran, keuangan dan
akuntansi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi pada PT Bank
Maybank Indonesia Tbk terapkan.

Kata Kunci: Implementasi Manajemen Strategi, Pemasaran, Keuangan dan


Akuntansi, Penelitian dan Pengembangan, Sistem Informasi
Manajemen, PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

Abstract

Implementation management strategy is the total number of activities and options


needed to carry out strategic planning. The implementation of strategy itself is
divided into several forms based on its management functions, namely marketing,
finance and accounting, research and development, and management information
systems. In this article will discuss the implementation of management, especially
marketing, finance and accounting, research and development and management
information systems in PT Bank Maybank Indonesia Tbk applied.

Keywords: Implementation management strategy, Marketing, Finance and


Accounting, Research and Development, Management Information
System, PT Bank Maybank Indonesia Tbk.

1
PENDAHULUAN

Pada setiap perusahaan tentunya terdapat manajemen yang mengatur jalannya


proses bisnis dan dipimpin oleh seorang manajer. Penerapan manajemen dalam
perusahaan pastinya memiliki strategi yang berbeda-beda, yaitu sesuai dengan
bagaimana manajer tersebut menetapkan manajemen strategi dengan melihat
kondisi eksternal maupun internal perusahaan. Manajemen strategi sendiri
merupakan keputusan dan tindakan yang dapat digunakan untuk memformulas ika n
serta mengimplementasikan strategi yang memiliki daya saing tinggi dan sesuai
dengan perusahaan maupun lingkungan untuk mencapai target atau sasaran dari
organisasi. Penerapan manajemen strategi sendiri dilihat dari berbagai aspek seperti
politik, hukum, lingkungan, dan sebagainya. Selain itu, manajemen strategi juga
berfokus pada kondisi internal maupun eksternal perusahaan dari segi peluang dan
ancaman. Tak hanya itu, visi dan misi dari perusahaan juga sangat penting pada
penerapan manajemen strategi sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat terlihat
dengan jelas dan dapat diusahakan untuk dicapai.

Dalam implementasi manajemen strategi memiliki sifat dan pilihan sesuai


dengan fungsi manajemennya. Implementasi manajemen sesuai fungsi manajemen
sendiri terdapat beberapa macam, seperti pemasaran, keuangan dan akuntansi,
penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Pemasaran
dalam implementasi manajemen strategi berhubungan dari bagaimana manajer
menetapkan strategi-strategi dalam memperluas informasi melalui iklan dan
melakukan segmentasi pasar. Perihal keuangan dan akuntansi sendiri berhubunga n
dengan bagaimana pelaporan akuntansi tercatat atas proses manajemen yang akan
dilakukan pada perusahaan tersebut. Dalam penelitian dan pengembanga n
berhubungan dengan bagaimana manajemen dapat melakukan inovasi pada produk
namun tetap bermanfaat bagi masyarakat dan tidak merusak lingkungan. Dan
terakhir pada sistem informasi manajemen berhubungan dengan bagaimana
perusahaan dapat menggunakan teknologi dengan sebuah sistem untuk jalannya
operasi perusahaan serta sebagai salah satu faktor penentu keputusan untuk masa
depan perusahaan.

2
Dalam artikel ini akan membahas bagaimana implementasi manajeme n
strategi mengenai pemasaran, keuangan dan akuntansi, penelitian dan
pengembangan, serta sistem informasi manajemen pada PT Bank Maybank
Indonesia Tbk. Bank ini merupakan salah satu bank swasta yang terkemuka di
Indonesia yang berperan sebagai grup penyedia layanan keuangan terbesar di
ASEAN dalam Grup Malayan Banking Berhad (Maybank). Awal terbentuknya
bank ini didirikan pada 15 Mei 1959 dengan nama PT Bank Internasional Indonesia
Tbk (BII). Bank ini mendapatkan ijin sebagai bank devisa pada 1988 serta
mencatatkan sahamnya sebagai perusahaan terbuka di Bursa Efek Jakarta dan
Surabaya (sekarang telah merger menjadi Bursa Efek Indonesia) pada 1989. Pada
tahun 2008, Maybank mengakuisisi BII melalui anak perusahaan yang dimilik i
sepenuhnya yaitu Maybank Offshore Corporate Services (Labuan) Sdn. Bhd.
(MOCS) dan Sorak Financial Holdings Pte. Ltd. (Sorak). Tanggal 26 Agustus 2015,
dan Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) No.
18/KDK.03/2015 tanggal 23 September 2015, BII berubah nama menjadi PT Bank
Maybank Indonesia Tbk (Maybank Indonesia), mengukuhkan identitasnya sebagai
entitas utuh yang tidak terpisahkan dari Grup Maybank serta senantiasa berusaha
untuk menghadirkan Humanising Financial Services kepada semua pemangku
kepentingan.

Dalam menjalankan operasi bisnisnya, PT Bank Maybank Indonesia Tbk.


memiliki visi dan misi yang ingin dicapai. Visi dari PT Bank Maybank Indonesia
Tbk. sendiri adalah menjadi penyedia layanan keuangan terkemuka di Indonesia,
yang didukung oleh sumber daya manusia yang berkomitmen penuh dan inovatif
untuk menciptakan nilai dan melayani komunitas. Sedangkan misi yang ingin
dicapai oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk. sendiri lebih berfokus pada
Humanising Finansial Services yang dapat dijabarkan sebagai berikut:

a. Kami berfokus untuk menyediakan akses yang nyaman untuk


mendapatkan secara langsung produk dan layanan perbankan.
b. Kami memberikan advice kepada nasabah berdasarkan kebutuhan.
c. Kami berkomitmen untuk memberikan persyaratan dan harga yang wajar.

3
d. Kami memprioritaskan pengalaman nasabah menggunakan teknologi
digital generasi mendatang.

PT Bank Maybank Indonesia merupakan salah salah satu bank terbesar di


Indonesia yang memiliki jaringan regional maupun internasional (Laporan
Keuangan PT Bank Maybank Indonesia Tbk, 2018). Grup Maybank Indonesia
menyediakan serangkaian produk dan jasa komprehensif bagi nasabah individ u
maupun korporasi melalui layanan Community Financial Services (Perbankan Ritel
dan Perbankan Non-Ritel) dan Perbankan Global. Selain itu, terdaoat pembiayaan
otomotif melalui entitas anak yaitu WOM Finance untuk kendaraan roda dua dan
Maybank Finance untuk kendaraan roda empat. Maybank Indonesia juga terus
mengembangkan layanan dan kapasitas digital banking melalui Mobile Banking,
Internet Banking, dan berbagai saluran lainnya.

Pencapaian PT Bank Maybank Indonesia Tbk. sendiri terlihat pada akhir


tahun 2018 dimana Maybank Indonesia memiliki 386 cabang termasuk cabang
Syariah yang tersebar di Indonesia serta satu cabang luar negeri (Mumbai, India).
Di samping itu, Maybank Indonesia juga memiliki sebanyak 21 Mobil Kas Keliling
dan 1.609 ATM termasuk CDM (Cash Deposit Machine) yang terkoneksi dengan
lebih dari 20.000 ATM tergabung dalam jaringan ATM PRIMA, ATM BERSAMA,
ALTO, CIRRUS dan terhubung dengan 3.500 ATM Maybank di Singapura,
Malaysia dan Brunei. Pada periode 31 Desember 2018, Maybank Indonesia
mengelola simpanan nasabah sebesar Rp116,8 triliun dan memiliki total aset senilai
Rp177,5 triliun.

LANDASAN TEORI

Implementasi manajemen strategi merupakan jumlah keseluruhan aktivitas


dan pilihan yang dibutuhkan untuk dapat menjalankan perencanaan strategis
(Forest, 2009). Implementasi strategi juga didefinisikan sebagai proses dimana
beberapa strategi dan kebijakan diubah menjadi tindakan melalui pengembanga n
program, anggaran dan prosedur. Walaupun implementasi biasanya baru

4
dipertimbangkan setelah strategi dirumuskan, akan tetapi implementasi merupakan
kunci suksesnya dari manajemen strategi. Implementasi strategi secara langsung
memengaruhi keberlangsungan dari manajer pabrik, manajer divisi, manajer
departemen, manajer penjualan, manajer produk, manajer proyek, manajer
personalia, manajer staf, supervisor, dan seluruh karyawan (Forest, 2009). Dalam
situasi tertentu, individu mungkin sama sekali tidak terlibat secara langsung dalam
proses formulasi strategi dan mungkin tidak menghargai , memahami, atau bahkan
menerima pekerjaan dan pemikiran yang berasal dari perumusan strategi tersebut.
Bahkan mungkin juga terjadi penolakan di bagian tertentu.

Dalam implementasi manajemen strategi terkait pemasaran, terdapat


variabel-variabel pemasaran yang tidak terhitung jumlahnya memengar uhi
keberhasilan atau kegagalan dari usaha-usaha implementasi strategi (Forest, 2009).
Pemasaran lebih mengenai membangun hubungan dua arah dengan pelanggan
daripada hanya menyampaikan informasi kepada pelanggan mengenai sebuah
produk atau layanan. Tugas pemasaran saat ini harus membuat pelanggan mereka
terlibat dalam situs perusahaan mereka dan meminta saran dari pelanggan dalam
rangka pengembangan produk, layanan pelanggan, dan gagasan-gagasa n.
Komunitas online dalam hal ini dinilai lebih cepat, lebih murah, dan efektif
dibandingkan dengan cara tradisional yang berfokus kepada kelompok-kelompok
dan survei-survei.

Perusahaan dalam melakukan pemasaran terdapat prinsip-prinsip baru yang


dapat diterapkan (Forest, 2009), yaitu:

a. Target Market (Penargetan Pasar) yang berarti mengembangkan para


pelanggan potensial dengan jalan mengetahui siapa saja yang
berinteraksi dalam proses pembelian, serta peran dan bagaimana
tanggung-jawab mereka yang sebenarnya.
b. Interaksi atau bagaimana cara perusahaan dalam menjangkau orang
yang tepat dan pada waktu yang tepat pula. Namun, lebih berfokus pada
bagaimana cara perusahaan dalam menjangkau pelanggan dengan cara

5
penyampaian yang tepat, dengan konten yang tepat, melalui media ya ng
tepat, dan menggunakan berbagai macam panduan aktivitas yang tepat.
c. Konversi lebih ditekankan pada mengubah pelanggan potensial menjadi
pembeli, atau seorang pedagang perantara menjadi mitra baru
perusahaan, tergantung kepada bagaimana penempatan usaha-usaha
pemasaran, pada perbaikan pengalaman pelanggan saat mereka
mempelajari berbagai produk dan bagaimana perusahaan, serta untuk
menyempurnakan arus informasi diantara penjualan dan pemasaran. Hal
seperti ini berarti harus merancang strategi-strategi yang cocok untuk
pelanggan yang berkualitas dan sudah terkolaborasi dengan penjualan
dalam memberikan arahan-arahan yang lebih tepat.
d. Analisis dan Pelaporan, yaitu dengan memahami keuntunga n-
keuntungan dari investasi pemasaran dan mengukur hal tersebut sebagai
kontribusi pemasaran terhadap pendapatan secara keseluruhan, akan
membantu perusahaan dalam mengokohkan peran pemasaran secara
gambaran komersial lebih luas lagi, sehingga perusahaan akan
mengetahui tindakan-tindakan mana saja yang sukses dan mana saja
yang tidak sukses.
e. Teknologi Pemasaran, terintegrasi dengan platform Customer
Relationship Management (CRM) dan Sales Force Automation (SFA)
yang berfungsi dalam menyediakan berbagai macam fungsi pemasaran,
termasuk juga dengan otomatisasi alur kerja dan pemasaran,
pemantauan media sosial, dan Business Intelligence (BI). Selain dapat
semakin mempermudah navigasi pada setiap langkah siklus konversi,
juga menjaga pemenuhan kebutuhan-kebutuhan, dan mengintegras ika n
dari keempat prinsip marketing modern lain sepenuhnya.

Dalam hal pemasaran, segmentasi pasar merupakan kunci untuk


mempertemukan permintaan dengan penawaran di mana hal tersebut menjadi
masalah paling berat dalam pelayanan konsumen (Forest, 2009). Setelah melakukan
segmentasi pasar, perusahaan dapat melakukan pemosisian produk yang

6
merupakan pengembangan skema representasi yang mencerminkan produk atau
jasa Anda dibandingkan dengan pesaing dalam dimensi yang penting bagi
kesuksesan dalam industri. Pemosisian produk sendiri memiliki prosedur (Forest,
2009), seperti memilih kriteria kunci yang secara efektif dapat membedakan produk
atau layanan dalam industri, lalu menggambarkan diagram peta pemetaan produk
dua dimensi dengan kriteria spesifik pada setiap sumbunya. Setelah itu menetapkan
produk atau jasa pesaing sebagai resultan matriks empat kuadran lalu
mengidentifikasi area dalam peta pemosisian di mana produk atau layanan
perusahaan harus paling kompetitif di pasar yang ada. Dan langkah yang terakhir
yaitu mengembangkan rencana pemasaran untuk menentukan posisi produk atau
jasa perusahaan secara tepat.

Dalam kaitannya sebagai alat implementasi manajemen strategi, terdapat


beberapa aturan pada pemosisian produk (Forest, 2009), yaitu dengan mencari
peluang strategis terbaik, tidak melayani dua segmen dengan strategi yang sama
dan tidak memosisikan perusahaan pada tengah peta. Diharapkan dengan adanya
aturan tersebut, pemosisian produk dapat berjalan secara efektif dan efisien.
Pemosisian produk dianggap berjalan efektif dan efisien apabila pemosisian produk
tersebut dapat membedakan perusahaan dalam persaingan dan dapat membawa
konsumen untuk mengharapkan layanan yang sedikit berbeda dari yang akan atau
bisa diberikan konsumen.

Setelah pemasaran, implementasi manajemen strategi juga mencakup pada


keuangan dan akuntansi yang berhubungan dengan bagaimana perusahaan dapat
memperoleh modal, membuat anggaran, dan memproyeksi laporan keuangan.
Selain itu, implementasi manajemen strategi dalam keuangan dan akuntansi juga
mencakup valuasi perusahaan dan keputusan going concern. Dalam memperole h
modal, perusahaan dapat menerapkan dan menganalisis EPS (earning per share)
dan EBIT (earning before interest and taxes). Analisis EPS dalam perusahaan
bertujuan untuk melihat progres dari operasi perusahaan, menentukan harga saham,
dan menentukan besarnya dividen yang akan dibagikan (Machfoedz, 2000). Selain

7
itu, analisis EPS juga dapat memberikan suatu gambaran yang sangat jelas tentang
profitabilitas antara perusahaan terkait dengan perusahaan pembandingnya.

Sedangkan analisis EBIT bertujuan untuk menentukan keseluruhan utang,


atau seluruh saham, atau beberapa kombinasi dari utang dan saham yang
menghasilkan EPS untuk perusahaan. Analisis EBIT lebih mengukur laba
perusahaan dengan mengurangi biaya penjualan barang dan biaya operasi dari total
pendapatan. Terlepas dari fungsinya, kedua analisis ini dinilai masih memilik i
beberapa keterbatasan seperti fleksibilitasnya yang terbatas, kendali pada
perusahaan, tingkat bunga, tingkat solvabilitas perusahaan apabila terlalu tinggi dan
nilai tinggi-rendahnya EBIT yang diestimasi berdasarkan tahun sebelumnya serta
dampak dari strategi yang diimplementasikan.

Selanjutnya, perusahaan dapat melakukan proyeksi pada laporan keuangan


yang dapat memungkinkan organisasi untuk memeriksa hasil yang diharapkan dari
berbagai tindakan dan pendekatan serta dapat memperkirakan dampak dari berbagai
keputusan implementasi. Menurut Forest (2009), proyeksi laporan keuangan
dilakukan dengan menyiapkan laporan laba rugi yang akan diproyeksikan sebelum
laporan posisi keuangan. Selanjutnya, proyeksi laporan keuangan menggunaka n
presentase dari metode penjualan ke proyek beban pokok penjualan (cost of good
sold) dan akun-akun pengeluaran di laporan keuangan. Setelah itu, dapat diproyeksi
laba bersih dan selanjutnya dapat dikurangi laba bersih dengan dividen yang akan
dibayar pada tahun depan. Laba yang tersisa ini disebut laba ditahan (retained
earnings). Pindahkan jumlah laba ditahan untuk tahun ini (NI - DIV = RE) ke
laporan keuangan dengan cara menambahkannya pada laba ditahan tahun
sebelumnya yang ada di laporan keuangan. Setelah itu, proyeksikan pos-pos di
laporan keuangan, dimulai dengan laba ditahan kemudian memperkirakan modal
pemegang saham, utang jangka panjang, utang jangka pendek, total utang, total
aset, aset tetap, dan aset lancar. Lalu terakhir, daftar komentar pada laporan yang
diproyeksikan. Kapan pun perubahan yang signifikan dalam sebuah pos dari tahun
sebelumnya ke tahun yang diproyeksikan, sebuah penjelasan (komentar) sebaiknya
disediakan.

8
Setelah melakukan proyeksi pada laporan keuangan, perusahaan dapat
membuat anggaran atau suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi
seluruh kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit kesatuan moneter yang
berlaku untuk jangka periode tertentu yang akan datang (Munandar, 2007). Selain
itu, anggaran juga dinilai sebagai sebuah metode untuk menentukan hal yang harus
dilakukan untuk menyelesaikan implementasi strategi dengan sukses. Anggaran
yang biasanya digunakan oleh perusahaan merupakan anggaran kas (cash budget).

Selain anggaran, perusahaan juga dapat melakukan evaluasi pada bisnisnya.


Menurut Forest (2009), terdapat berbagai metode untuk menentukan nilai bisnis
dan dapat dikelompokkan menjadi tiga pendekatan utama. Pendekatan pertama
berfokus pada apa yang dimiliki oleh perusahaan yang dilihat dari nilai bersih atau
modal pemegang saham. Nilai bersih mewakili jumlah dari saham biasa, tambahan
modal disetor, dan laba ditahan. Setelah menghitung jumlah nilai bersih, kurangi
nilai yang sesuai untuk goodwill dan aset tak berwujud. Ketika aset yang tak
berwujud meliputi hak cipta, paten, dan merek dagang, goodwill muncul hanya jika
sebuah perusahaan mengakuisisi perusahaan lain dan membayar lebih daripada
nilai buku untuk perusahaan itu. Lalu pendekatan kedua mengenai hal yang
dihasilkan oleh perusahaan dengan mengukur nilai dari pertumbuhan perusahaan.
Berdasarkan pengukuran tersebut, muncul dari keyakinan bahwa nilai dari bisnis
apa pun seharusnya didasarkan pada manfaat masa depan yang dapat diperoleh
pemiliknya berupa laba bersih. Lalu pendekatan yang ketiga berkaitan dengan hal
yang akan dibawa perusahaan ke pasar. Pada pendekatan ketiga ini menggunaka n
rasio pendapatan harga (price earnings rasio method) dengan membagi harga pasar
dari saham biasa perusahaan dengan laba tahunan per saham dan mengalika n
jumlah ini dengan pendapatan bersih rata-rata perusahaan untuk lima tahun terakhir.

Selain tiga pendekatan tersebut, masih terdapat pendekatan valuasi


perusahaan yang keempat dengan menggunakan metode saham beredar
(outstanding shares method) atau biasa disebut “nilai pasar (market value)” atau
“kapitalisasi pasar (market capitalization)” dari perusahaan. Dengan metode
tersebut, perusahaan cukup dengan mengalikan jumlah saham yang beredar dengan

9
harga pasar per saham. Jika harga pembelian melebihi jumlahnya, dolar
tambahannya disebut premi (premium). Setelah melakukan valuasi pada
perusahaan, selanjutnya dapat diputuskan mengenai go public. Dengan go public,
berarti perusahaan menjual sebagian kepemilikan perusahaan ke orang lain dengan
tujuan untuk memperoleh tambahan modal. Namun akibat dari memperole h
tambahan modal tersebut adalah kurangnya pengendalian dari pemilik atas
perusahaan. Menjadi perusahaan go public, terdapat kewajiban terkait dengan
pelaporan dan manajemen dalam status perubahan publik.

Setelah melakukan implementasi manajemen terkait dengan keuangan dan


akuntansi, selanjutnya adalah implementasi manajemen terkait dengan penelitia n
dan pengembangan atau research and development. Dalam implementasinya,
penelitian dan pengembangan dapat memberi kebijakan agar usaha dapat
meningkat (Forest, 2009). Beberapa kebijakan yang dapat diterapkan oleh
penelitian dan pengembangan yang pertama adalah dengan menekankan produk
dan proses serta riset dasar atau terapan. Setelah itu, menjadi pemimpin atau
pengikut dalam penelitian dan pengembangan lalu ikut mengembangkan jenis
proses robotik atau manual. Mengeluarkan sejumlah uang banyak, rata-rata, atau
sedikit pada penelitian dan pembangunan lalu menjalankan penelitian dan
pengembangan sendiri atau mengontrakkannya ke luar. Lalu yang terakhir adalah
menggunakan peneliti dari universitas atau peneliti swasta.

Dalam mengimplementasikan kebijakan penelitian dan pengembangan ini,


terdapat beberapa pendekatan yang dijabarkan oleh Forest (2009). Pendekatan
pertama adalah dengan memasarkan produk berteknologi baru. Strategi ini glamor
dan menarik, tetapi juga berbahaya. Lalu, pendekatan kedua dilakukan dengan
menjadi peniru inovatif dari produk yang berhasil sehingga meminimalkan risiko
dan biaya awal. Pada pendekatan ini, membiarkan perusahaan pelopor terlebih dulu
mengembangkan versi pertama dari suatu produk dan memperlihatkan adanya pasar
untuk produk tersebut. Kemudian, perusahaan peniru mengembangkan produk
yang serupa. Strategi ini membutuhkan penelitian dan pengembangan serta
departemen pemasaran yang hebat. Dan pendekatan ketiga dapat dilakukan dengan

10
menjadi produsen berbiaya rendah dengan produk serupa yang dibuat massal, tetapi
lebih murah daripada produk yang baru diperkenalkan perusahaan lain. Saat produk
baru diterima oleh pelanggan, harga menjadi bertambah penting dalam keputusan
pembelian. Pemasaran massal menggantikan penjualan pribadi sebagai strategi
penjualan yang dominan. Pada strategi penelitian dan pengembangan ini
membutuhkan investasi yang besar dalam bentuk pabrik dan penelitian, tetapi
dengan pengeluaran yang lebih dalam hal penelitian dan pengembanga n
dibandingkan dengan dua pendekatan yang digambarka n sebelumnya.

Perusahaan melakukan eksperimen dengan berbagai metode untuk


mencapai iklim komunikasi yang lebih baik, termasuk mengatur peran dan
pelaporan yang berbeda bagi manajer dan menggunakan metode baru untuk
mengurangi waktu yang diperlukan untuk mewujudkan realitas dari sebuah
gagasan. Kolaborasi semakin meningkat seiring dengan tekanan persaingan,
meningkatnya biaya riset, meningkatnya isu peraturan, dan akselerasi jadwal
pengembangan produk. Perusahaan tidak hanya bekerja lebih erat satu sama la in
dalam penelitian dan pengembangan, tetapi mereka membuat konsorsium di
universitas untuk kebutuhan penelitian dan pengembangan mereka.

Selanjutnya, setelah mengimplementasikan manajemen strategi berkaitan


dengan penelitian dan pembangunan, maka implementasi selanjutnya adalah
mengimplementasikan manajemen strategi terkait dengan sistem infor mas i
manajemen. Menurut Forest (2009), sistem informasi yang baik dapat memudahka n
perusahaan untuk mengurangi biaya. Proses manajemen strategik tersebut sangat
difasilitasi dalam perusahaan yang memiliki sebuah informasi yang efektif.
Pengumpulan, penyelamatan, dan penyimpanan informasi dapat digunakan untuk
menciptakan keunggulan bersaing. Dalam sistem informasi manajemen sendiri
menggunakan analitis bisnis atau business analytic. Analitis bisnis ini merupakan
teknik sistem informasi manajemen yang menggunakan perangkat lunak untuk
menggali data bervolume tinggi untuk membantu eksekutif membuat keputusan.
Analitis Bisnis ini juga dapat membantu seorang peneliti menilai dan menggunaka n
pengalaman agregat dari sebuah organisasi, sebuah aset strategis tidak ternilai bagi

11
sebuah perusahaan. Sejarah pengalaman interaksi perusahaan dengan
pelanggannya, pemasoknya, distributor, karyawan, perusahaan pesaing, dan lebih
banyak lagi yang semuanya dapat disadap dengan penggalian data (data mining)
untuk menghasilkan model prediktif. Analitis Bisnis ini mirip dengan metode
akturial yang digunakan oleh perusahaan asuransi untuk menilai pelanggan
berdasarkan peluang dari hasil positif ataupun negatif. Analitis bisnis lebih prediktif
daripada retrospektif karena dapat membantu perusahaan untuk belajar pengalama n
dan untuk membuat keputusan saat ini dan di masa depan berdasarkan infor mas i
sebelumnya yang didasarkan pada model prediktif yang kuat dari penggalian data.

Menurut Forest (2009), analitis bisnis ini memiliki banyak manfaat bagi
penggunanya. Pertama, analititis bisnis ini menyediakan perusahaan yang berkaitan
dengan kepemilikan kecerdasan bisnis, contohnya, segmen pelanggan yang
memilih perusahaan tersebut dibandingkan perusahaan yang menangguhka n,
menunda, atau menyeberang ke pesaing dan alasannya. Selain itu, analitis bisnis
dapat mengungkapkan saat kelemahan pesaing, sehingga aktivitas pemasaran dan
penjualan dapat langsung ditargetkan untuk mengambil keuntungan dari
kesempatan yang dihasilkan (pengetahuan). Lalu, manfaat terakhir adalah analitis
bisnis ini dapat memahami perilaku pelanggan dengan lebih baik yang memberika n
hasil pemasaran yang lebih efektif dan efisien dengan cara pemangkasan beban.

PEMBAHASAN DAN OPINI

Dalam segi pemasaran, PT Bank Maybank Indonesia Tbk memanfaatka n


kondisi fundamental Indonesia yang kuat, pertumbuhan ekonomi yang cukup baik,
serta jumlah penduduk yang cukup besar sehingga berdampak pada kontribus i
positif daya beli masyarakat termasuk pada industri perbankan. Dari kondisi
tersebut, PT Bank Maybank Indonesia Tbk mengeluarkan produk dan layanan yang
sesuai dengan segmen tersebut atau dikenal dengan segmen mass affluent. Selain
itu, PT Bank Maybank Indonesia juga menerapkan strategi AIDA atau attention,
interest, decision, dan action. Dari implementasi strategi oleh PT Bank Maybank

12
Indonesia ini dinilai sudah baik dari bagaimana perusahaan dapat membaca segmen
dalam pasar. Selain itu, perusahaan dengan sangat baik dapat melakukan
pemosisian produk agar produk memiliki keunggulan dari produk yang lain.
Perusahaan dalam segi pemasaran juga berusaha untuk mencapai visi yang ingin
dicapai sebagai Bank yang menyediakan layanan keuangan terkemuka di Indonesia.

Dalam segi penelitian dan pengembangan, perusahaan telah melakukan


berbagai penelitian untuk dapat meraih peluang pertumbuhan dengan melakukan
indentifikasi terhadap 281 prospek nasabah dan melakukan perbaikan dari proses
implementasi sehingga jumlah TAT (Turn Around Time) berkurang menjadi 9 hari.
Selain itu, perusahaan juga mengembangkan produk perbankan melalui strategi
“Shariah First” dan berhasil meningkatkan penetrasi pada produk trade finance
dari 68% menjadi 70%. Pengembangan lain yang dilakukan oleh perusahaan adalah
dengan memperluas rangkaian produk Global Markets (swap deposit, dual
currency investment, dan shariah compliant hedges) serta time motion study untuk
mengembangkan bisnisnya. Perusahaan PT Bank Maybank Indonesia Tbk dalam
melakukan implementasi manajemen strategi penetilian dan pengembangan ini
dinilai sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana perusahaan
mengembangkan produk dan melakukan penelitian pada implementasi dan
identifikasi untuk dapat mengembangkan bisnis serta melihat peran yang jelas dari
manajemen atas penelitian dan pengembangan pada produk.

Dalam segi sistem informasi manajemen, PT Bank Maybank Indonesia Tbk


telah membuka 9 (sembilan) kantor cabang baru yang tersebar di Pulau Jawa,
Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan. Selain itu, perusahaan mengembangka n
infrastruktur teknologi informasinya dengan melakukan pembaharuan pada Core
Sysytem-nya. Dengan adanya pembaharuan sistem tersebut, perusahaan telah
melakukan kerjasama dengan mitra dan beragam channel digital untuk
meningkatkan pembiayaan. Selain itu, perusahaan juga meningkatkan marjin laba
perusahaan dengan memperbaiki skema harga untuk pembiayaan sepeda motor dan
optimalisasi Mobile Survei & Mobile Collection untuk perbaikan kualitas portofolio
dan peningkatan produktivitas. Selain itu, perusahaan juga mengembangka n

13
produk-produk dengan layanan Digital Banking dengan tujuan untuk semakin
memberikan kemudahan bagi nasabah dalam melakukan transaksi perbankan dan
kebutuhan sehari-hari melalui media Smartphone dan Internet. Beberapa produk
digital banking yang dikembangkan oleh perusahaan adalah fasilitas top-up dompet
digital (e-Wallet) melalui Maybank2u dan SMS+ Banking. Dari implementas i
manajemen strategi perusahaan mengenai sistem informasi manajemen dinila i
sudah baik. Hal tersebut dapat dilihat dari bagaimana perusahaan memperluas
bisnis dan memberikan pembaharuan pada sistemnya. Selain itu dari bagaimana
perusahaan dapat mengembangkan produk dengan layanan teknologi yang cukup
tren pada pasar saat ini. Meskipun dinilai sudah baik, perusahaan haruslah tetap
mengawasi jalannya sistem sehingga tidak ada kesalahan dalam infor mas i
manajemen perusahaan.

Dalam implementasi manajemen strategi berkaitan dengan keuangan dan


akuntansi, apabila ditinjau dari laporan keuangan PT Bank Maybank Indonesia Tbk
dapat dilihat bahwa perusahaan memiliki tingkat likuiditas dan solvabilitas yang
baik. Tingkat likuiditas dan solvabilitas tersebut diperoleh dari rasio-rasio seperti
rasio likuiditas dan solvabilitas dan profitablitias yang menjadi parameter bagi
Bank dalam menghitung kemampuan Bank menyediakan cadangan likuiditas.
Kemampuan likuiditas dan solvabilitas perusahaan dapat dilihat dari bagaimana
Bank dapat memenuhi segala kewajiban yang jatuh tempo secara tepat waktu, baik
terhadap pembayaran pokok utang ataupun beban bunganya. Kemampuan
likuiditas dan solvabilitas perusahaan juga menunjukkan bagaimana kondisi
keuangan perusahaan dapat dikatakan stabil namun harus tetap diawasi agar kondisi
tersebut tetap terjaga.

PENUTUP

Implementasi manajemen strategi sangat penting bagi manajemen suatu


perusahaan dalam menjalankan proses bisnisnya. Tanpa adanya manajemen
strategi, bisnis yang ada pada perusahaan tersebut tidak dapat berjalan dengan baik

14
dan peran dalam perusahaan tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu,
perusahaan juga berkemungkinan jauh dari visi dan misi yang ingin dicapai. Dalam
PT Bank Maybank Indonesia Tbk, implementasi manajemen strategi dinilai sudah
cukup baik dan dapat dicontoh oleh perusahaan lain terutama terkait dengan strategi
pemasaran dan sistem informasi manajemen. Dari strategi pemasaran yang
diterapkan oleh PT Bank Maybank Indonesia Tbk dimana perusahaan menerapkan
strategi dengan melihat kondisi perekonomian Indonesia dan menyesuaikan dengan
segmen pasar pada kondisi ekonomi tersebut. Dalam segi sistem infor mas i
manajemen, PT Bank Maybank Indonesia memperbaharui sistemnya serta
memperluas perusahaan menjadi beberapa cabang.

Selain dalam pemasaran dan sistem informasi manajemen, implementa s i


manajemen strategi yang diterapkan oleh PT Bank Maybank seperti penelitian dan
pengembangan serta keuangan dan akuntansi juga diimplementasikan. Berbagai
strategi yang diterapkan oleh perusahaan disesuaikan dengan kondisi keuangan
perusahaan untuk dapat melakukan penelitian sehingga dapat melakukan
pengembangan untuk dapat mengembangkan hingga memperluas bisnis. Setelah
itu, dilakukan pemasaran untuk penjualan produk dan evaluasi atau pengembanga n
produk dalam pencatatan transaksi menggunakan sistem informasi manajemen.
Perusahaan dapat melakukan implementasi manajemen strategi agar proses
bisnisnya dapat diawasi dan dikendalikan lebih baik serta dikembangkan agar terus
berjalan sesuai dengan visi dan misi perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

Forest, D. (2009). Manajemen Strategi.

Tbk, P. B. (2018). 2018 Laporan Tahunan PT Bank Maybank Indonesia Tbk "Light
Up Your Life".

15

Anda mungkin juga menyukai