Anda di halaman 1dari 17

Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah

A. Keluarga

Tahap Perkembangan Keluarga Pasangan Baru Menikah (Berginning

Family)

Perkembangan keluarga adalah proses perubahan yang terjadi pada

sistem keluarga yang meliputi : perubahan pola interaksi dan hubungan antara

anggotanya disepanjang waktu. Siklus perkembangan keluarga merupakan

komponen kunci dalam setiap kerangka kerja yang memandang keluarga

sebagai suatu sistem.Pada setiap tahapan keluarga memiliki tugas

perkembangan yang harus dipenuhi agar tahapan tersebut dapat dilalui dengan

sukses.

Kerangka perkembangan keluarga menurut Evelyn Duvall memberikan

pedoman untuk memeriksa serta menganalisis perubahan dan perkembangan

tugas-tugas dasar yang ada dalam keluarga selama siklus

1
kehidupan mereka. Tingkat perkembangan keluarga ditandai oleh usia anak yang

tertua.

Tahap perkembangan keluarga baru menikah (berginning

family)

Tahap perkembangan keluarga baru menikah sering juga disebut

dengan keluarga tahap 1. Keluarga baru dimulai pada saat masing-masing

individu, yaitu suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang

sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, dalam arti secara psikologis

keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.

Dua orang yaitu suami dan istri yang membentuk keluarga baru tersebut

perlu mempersiapkan kehidupan yang baru karena keduanya membutuhkan

penyesuaian peran dan fungsi sehari-hari. Masing-masing pasangan

menghadapi perpisahan dengan keluarga orang tuanya dan memulai membina

hubungan baru dengan keluarga dan kelompok sosial pasangan masing-masing.

Masing-masing belajar hidup bersama serta beradaptasi dengan kebiasaan

sendiri dan pasangannya. Misalnya kebiasaan : makan, tidur, bangun pagi,

bekerja dan sebagainya.

Tugas perkembangan pada keluarga pasangan baru menikah (keluarga

tahap 1) adalah :

1. Membina hubungan intim dan kepuasaan bersama.

2. Menetapkan tujuan bersama.

3. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok sosial.

4. Merencanakan untuk memiliki anak, KB.

2
5. Menyesuaikan diri dengan kehamilan dan mempersiapkan diri untuk

menjadi orang tua.

Menurut Carter dan Mc.Goldrik, 1988, Duval dan Miller, 1985 tugas

perkembangan keluarga pasangan baru meliputi :

1. Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

2. Mengubungkan jaringan persaudaraan secara armonis.

3. Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua)

Fungsi perawat selain melakukan kegiatan asuhan keperawatan juga

melakukan konsultasi, misalnya : tentang KB, perawatan pre natal dan

komunikasi. Kurangnya informasi tentang berbagai hal tersebut dapat

menimbulkan masala seksual, emosional, rasa takut atau cemas, rasa bersalah,

kehamilan yang tidak direncanakan.

B. Peran Keluarga Dan Peran Perawat Keluarga

1. Peran

Peran adalah seperangkat tingkah laku yang diharapkan oleh orang

lain terhadap seseorang sesuai kedudukannya dalam suatu sistem (Kozier,

Barbara 1995 : 7). Peran dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari dalam

maupun dari luar dan bersifat stabil.

Peran perawat yang dimaksud adalah cara untuk menyatakan

aktifitas perawat dalam praktik, dimana telah menyelesaikan pendidikan

formalnya yang diakui dan diberi kewenangan oleh pemerintah untuk

3
menjalankan tugas dan tanggung jawab keperawatan secara professional

sesuai dengan kode etik professional.

2. Peran keluarga

Setiap posisi formal dalam keluarga adalah peran-peran yang terkait,

yaitu sejumlah perilaku yang kurang lebih bersifat homogen. Keluarga

membagi peran secara merata kepada para anggota keluarga seperti cara

masyarakat membagi peran-perannya. Peran yang formal yang setandar

terdapat dalam keluarga (pencari nafkah, ibu rumah tangga, pengasuh anak,

menejer keuangan, dan tukang masak). Peran dasar yang membentuk posisi

sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai berikut.

a. Peran sebagai provider atau penyedia.

b. Sebagai pengatur rumah tangga.

c. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit.

d. Sosialisasi anak.

e. Rekreasi.

f. Persaudaraan (kinship), memlihara hubungan keluarga paternal dan

maternal.

g. Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif dari pasangan).

h. Peran seksual.

Peran informal keluarga

Peran-peran informal keluarga bersifat implisit, biasanya tidak

tampak, dimaikan hanya untuk meenuhi kebutuhan-kebutuhan emosional

4
individu dan / untuk menjaga keseimbangan dalam keluarga(Satir, 1967).

Kievit, 1968 menerangkan bahwa, peran informal mempunyai tuntutan yang

berbeda, tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin melainkan lebih

didasarkan pada atribut-atribut personalitas atau keperibadian anggota

keluarga individual. Beberapa contoh peran informal yang bersifat adaptif

dan merusak kesejahteraan keluarga diantaranya sebagai berikut.

Peran adaptif antara lain:

a. Pendorong

b. Pengharmonis

c. Inisiator-kontributor

d. Pendamai

e. Pencari nafkah

f. Perawatan keluarga

g. Penghubung keluarga

h. Pionir keluarga

i. Sahabat, penghibur, dan coordinator

j. Pengikut dan saksi

3. Peran perawat keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unit pelayanan untuk mewujudkan keluarga

yang sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan

kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan

5
keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran

perawat dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah:

a. Educator

Perawat kesehatan keluarga harus mampu memberikan pendidikan

kesehatan kepada keluarga, agar keluarga dapat melakukan program

asuhan kesehatan keluarga secara mandiri dan bertanggung jawab

terhadap masalah keehatan keluarga.

b. Coordinator

Koordinasi merupakan salah satu peran utama perawat yang bekerja

dengan keluarga.Misalnya klien yang pulang dari rumah sakit

memerlukan perawatan lanjutan dirumah, maka perlu koordinasi

lanjutan asuhan keperawatan dirumah.

c. Pelaksana perawatan dan pengawas perawatan langsung

Perawat yang bekerja dengan klien dan keluarga baik dirumah, klinik

maupun di rumah sakit bertanggung jawab memberikan perawatan

langsung atau mengawasi keluarga memberikan perawatan pada

anggota keluarga yang sakit.

d. Pengawas kesehatan

Perawat mempunyai tugas melakukan home visit yang teratur untuk

mengidentifikasi attau melakukan pengkajian tentang kesehatan

keluarga.

6
e. Konsultan atau penasehat

Perawat sebagi nara sumber bagi keluarga didalam mengatasi masalah

kesehatan.

f. Kolaborasi

Perawat komunitas juga harus bekerja sama dengan pelayanan rumah

sakit atau anggota tim kesehatan yang lain untuk mencapai tahap

kesehatan keluarga yang optimal.

g. Advokasi

Perawat sebagai advokat klien harus dapat melindungi hak dan

kewajiban klien.

h. Fasilitator

Peran perawat disini adalah membantu keluarga didalam menghadapi

kendala untuk meningkatkan derajat kesehatannya.

i. Penemu kasus

Perawat berperan mengidentifikasi masalah kesehatan secara dini,

sehingga tidak terjadi penyakit yang mewabah.

j. Modifikasi lingkungan

Perawat juga harus berperan dalam memodifikasi lingkungan, baik

lingkungan rumah maupun lingkungan masyarakat agar dapat tercipta

lingkungan yang sehat.

7
C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang

diberikan melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu

menyelesaikan masalah kesehtan keluarga tersebut dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan.

Asuhan keperawatan keluarga juga didefinisikan suatu rangkain

kegiatan dalam praktik keperawatan yang diberikan kepada klien sebagai

anggota keluarga, pada tatanan komunitas dengan menggunakan proses

keparawatan, berpedoman pada standar keperawatan, berlandaskan pada etika

dan etiket keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab

keperawatan (kelompok kerja keperawatan CHS, 1994; Mc Closkey & grace,

2001)

Menurut teori / model family center nursing friedman, meliputi 7

komponen pengkajian yaitu :

Tahapan dari proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :

1. Pengkajian

a. Data umum

1) Identitas kepala keluarga

2) Komposisi kepala keluarga

3) Genogram

4) Tipe keluarga

5) Suku bangsa

6) Agama

8
7) Status social ekonomi keluarga

8) Aktifitas rekreasi keluarga

b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembengan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari

keluarga ini.

2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Menjelaskan mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum

terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum

terpenuhi.

3) Riwayat keluarga inti

Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga inti, yang

meliputi riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-

masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit

(status imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang biasa digunakan

keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.

4) Riwayat keluarga sebelumnya

Menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan dan penyakit

menular pada keluarga serta riwayat kebiasaan / gaya hidup yang

mempengaruhi kesehatan.

9
c. Pengkajian lingkungan

1) Karakteristik rumah yang meliputi : ukuran rumah (luas rumah),

kondisi dalam dan luar rumah, kebersihan rumah, ventilasi rumah,

saluran pembuangan air limbah, air bersih, pengelolaan sampah,

kepemilikan rumah, kamar mandi / WC, denah rumah.

2) Karakteristik tetangga dan komunitas tempat tinggal,

Menjelaskan mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas

setempat, yang meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan /

kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang

mempengaruhi kesehatan.

3) Mobilitas geografis keluarga

Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga

berpindah tempat.

4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk

berkumpul bersama, serta perkumpulan yang ada. Sejauhmana

keluarga berinteraksi dengan masyarakat (organisasi sosial yang

diikuti oleh anggota keluarga)

5) System pendukung keluarga

Yang termasuk pada system pendukung keluarga adalah jumlah

anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki

keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas

10
fisik, fasilitas psikologi dan dukungan dari anggota keluarga dan

fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat setempat.

d. Struktur keluarga

1) Pola komunikasi keluarga

Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga

serta cara keluarga memecahkan masalah.

2) Struktur kekuatan keluarga

Menjelaskan kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan

mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku. Respon keluarga

bila ada anggota keluarga yang mengalami masalah, serta power yang

digunakan keluarga.

3) Struktur peran

Menjelaskan peran dari masing–masing anggota keluarga baik secara

formal maupun informal.

4) Nilai dan norma keluarga.

Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga,

yang berhubungan dengan keluarga.

e. Fungsi keluarga

1) Fungsi afektif

Hal yang perlu dikaji adalah gambaran diri anggota keluarga,

perasaan memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga

terhadap anggota keluarga lainnya, bagimana kehangatan tercipta

11
pada anggota keluarga, dan bagaimana keluarga mengembangkan

sikap saling menghargai.

2) Fungsi sosialisasi

Hal yang perlu dikaji adalah bagaimana interaksi atau hubungan

dalam keluarga, sejauhmana anggota keluarga belajar disiplin,

norma, budaya dan perilaku, serta bagaimana memperkenalkan

anggota anggota keluarga dengan dunia luar.

3) Fungsi perawatan kesehatan

Fungsi perawatan kesehatan terkait 5 fungsi kesehatan keluarga yaitu

bagaimana keluarga mengenal masalah, mengambil keputusan,

merawat anggota keluarga, memodifikasi lingkungan, dan

memodifikasi lingkungan.

Kondisi perawatan kesehatan ditujukan pada seluruh anggota

keluarga (bukan hanya kalau sakit diapakan tetapi bagaimana

prevensi / promosi).

4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksikeluarga adalah:

Berapa jumlah anak yang direncakan oleh keluarga , bagaimana

keluarga merencakan jumlah anggota keluarga, adakah penggunaan

alat kontrasepsi.

12
f. Stress dan koping keluarga

1) Stressor jangka pendek dan stressor jangka panjang

Stesor jangka pendek yaitu stesor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan.

Stesor jangka panjang yaitu stesor yang dialami keluarga yang

memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.

2) Respon keluarga terhadap stress

Hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap

situasi / stesor.

3) Strategi koping yang digunakan

Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi

permasalahan.

4) Strategi adaptasi disfungsional

Menjelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan

keluarga bila menghadapi permasalahan. Adakah cara keluarga

mengatasi masalah secara maladaptive.

g. Harapan keluarga

Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap

petugas kesehatan yang ada.

Pemeriksaan fisik ( Head to toe)

2. Perumusan diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang

didapatkan pada pengkajan.

13
Tipologi dari diagnosis keperawatan :

a. Aktual (terjadi defisit / gangguan kesehatan)

Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari

gangguan kesehatan.

Diagnosa gangguan digunakan bila sudah timbul gangguan / masalah

kesehatan dikeluarga, didukung dengan adanya beberapa data

maladaptive. Perumusan diagnosa keperawatan keluarga nyata / sign

(S).

Perumusan problem (P) merupakan respon terhadap gangguan

pemenuhan kebutuhan dasar. Sedangkan etiologi (E) mengacu pada 5

tugas keluarga yaitu:

1) Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah, meliputi :

Persepsi terhadap keparahan penyakit, pengertian, tanda dan

gejala, faktor penyebab, persepsi keluarga terhadap masalah.

2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan, meliputi:

Sejauhmana keluarga mengerti mengenai sifat dan luasnya

masalah, masalah yang dirasakan keluarga, keluarga menyarah

terhadap masalah yanga dialami, sikap negatif terhadap masalah

kesehatan, kurang percaya terhadap tenaga kesehatan, serta

informasi yang salah.

14
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit,

meliputi:

Bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakit, sifat dan

perkembangan keluarga perawatan yang dibutuhkan, sumber-

sumber yang ada dalam keluarga, sikap keluarga terhadap yang

sakit.

4) Ketidakmampuan keluarga memelihara lingkungan, meliputi:

Keuntungan / manfaat pemeliharaan linhkungan, pentingnya

hiegyene sanitasi, upaya pencegahan penyakit.

5) Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas keluarga,

meliputi:

Keberadaan fasilitas kesehatan, keuntungan yang didapat,

kepercayaan keluarga terhadap petugas kesehatan, pengalaman

keluarga yang kurang baik, pelayanan kesehatan yang terjangkau

oleh keluarga.

b. Risiko (ancaman kesehatan)

Sudah ada yang menunjang namun belum terjadi gangguan, misalnya :

lingkungan rumah yang kurang bersih, pola makan yang tidak adekuat,

stimulasi tumbuh kembang yang tidak adekuat.

c. Potensial (keadaan sejahtera / “wellness”)

Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga

kesehatan keluarga dapat ditingkatkan belum ada data maladaptive.

Perumusan diagnosa keperawatan keluarga potensial, hanya terdiri

15
dari komponen problem (P) saja uatau P (problem) dan S (symptom

/sign), tanpa komponen etiologi (E).

3. Intervensi keperawatan

Perencanaan diawali dengan merumuskan tujuan yang ingin dicapai

serta rencana tindakan untuk mengatasi masalah yang ada. Tujuan

dirumuskan untuk mengatasi atau meminimalkan stresor dan intervensi

dirancang berdasarkan tiga tingkat pencegahan. Pencegahan primer untuk

memperkuat garis pertahanan fleksibel, pencegahan sekunder untuk

memperkuat garis pertahanan sekunder dan pencegahan tersier untuk

memperkuat garis pertahanan resisten (Anderson & Mc Farlane, 2000).

Tujuan terdiri dari tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek.

Penetapan tujuan jangka panjang (tujuan umum) megacu pada bagaimana

mengatasi problem / masalah (P) dikeluarga, sedangkan penetapan tujuan

jangka pendek (tujuan khusus) mengacu pada bagaimana mengatasi etiologi

(E). Tujuan jangka pendek harus SMART (S= spesifik, M= measurable /

dapat diukur, A= achievable / dapat dicapai, R= reality, T= Time limited /

punya limit waktu).

4. Implementasi

Implementasi merupakan langkah yang dilkukan setelah

perencanaan program. Program dibuat untuk menciptakan keinginan

berubah dari keluarga, memandirikan keluarga. Seringkali perencanaan

program yang sudah baik tidak diikuti dengan waktu yang cukup untuk

merencanakan implementasi.

16
5. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses keperawatan. Evaluasi

merupakan sekumpulan informasi yang sistematis berkenaan dengan

program kerjadan efektifitas dari serangkaian program yang digunakan

terakhir program kegiatan, karakteristik dan hasil yang telah dicapai (Patton,

1986 dalam Halvie, 1998).

Evaluasi digunakan untuk mengetahui sebarapa tujuan yang

ditetapkan telah tercapai dan apakah intervensi yang dilakukan efektif untuk

keluarga setempat sesuai dengan kondisi dan situasi keluarga. Program

evaluasi dilaksanakan untuk memastikan apakah hasil program sudah sejalan

dengan sasaran dan tujuan yang direncanakan.

Pada tahap evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan

yang sudah dilaksanakan.

Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAP secara operasional.

S adalah hal-hal yang dikemukakan oleh keluarga secara subjektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

O adalah hal-hal yang ditemui oleh perawat secara objektif setelah

dilakukan intervensi keperawatan.

A adalah analisa dari hasil yang telah di capai dengan mengacu pada

tujuan yang terkait dengan diagnosis.

P adalah perencanaan yang akan datang setelah melihat respon dari

keluarga pada tahapan evaluasi.

17

Anda mungkin juga menyukai