Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dwi Noviandini

Nim : 18.11.401.01.0761

Mata kuliah : Bahasa Indonesia

Semester : 5

Tugas

1. Perbedaan dari segi wujudnya

Yang menjadi masalah sekarang ialah apakah ada perbedaan wujud antara bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara/resmi sebagai mana yang pernah kita dengar pada pidato kepresidenan dan
membaca surat-surat dinas, dokumen-dokumen resmi, dan peraturan-peraturan pemerintah. Dan
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional, sebagaimanan yang juga pernah kita lakukan pada saat
berkenalaan dengan orang yang dari daerah lainatau suku lain. Perbedaan secara khusus memang ada,
misalnya penggunaan kosakata dan istilah. Hal ini disebabkan oleh lapaangan pembicaraan berbeda.
Dalam lapangan politik di perlukan kosakata tertentu yang berbeda dengan kosakata yang
diperlukankan dalam lapangan administrasi. Begitu juga dalam lapangan ekonomi, sosial, dan lain-lain.
Akan tetapi secara umum terdapat kesamaan. Semuanya menggunakan bahasa yang beciri baku. Dalam
dan situasi di atas tidak pernah digunakan misalnya, struktur kata ‘kasih tau’ (untuk memberitahukan),
‘bikin bersih’ (untuk membersikan), ‘dia orang’ (untuk mereka), ‘dia punya harga’ (untuk harganya), dan
kata-kata lain yang dianggap kurang tepat atau tidak baku.

2. Perbedaaan dari proses terbentuknya

Adanya kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional didorong oleh rasa persatuan
bangsa Indonesia pada waktu itu. Putra-putra Indonesia Indonesia sadar bahwa persatua merupakan
sesuatu yang mutlak untuk mewujudkan suatu kekuatan. Semboyan “ Bersatu kita teguh bercerai kita
runtuh “ benar-benar diresapi oleh mereka. Mereka juga sadar bahwa untuk mewujudkan persatuan
perlu adanya sarana yang menunjangnya. Dari sekian sarana penentu, yang tidak kalah pentingnya
adalah sarana komunikasi yang disebut bahasa. Dengan pertimbangan kesejarahaan dan kondisi bahasa
Indonesia itu, maka di tentukanlah ia sebagai bahasa Nasional.

Berbeda halnya dengan bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi. Terbentuknya bahasa
Indonesia sebagai bahasa Negara/resmi di latar belakangi oleh kondisi bahasa Indonesia itu sendiri yang
secara geografis menyebar pemakainya ke hampir seluruh wilayah Indonesia dan dikuasai oleh sebagian
besar penduduknya. Disamping itu, pada saat itu bahsa Indonesia telah di sepakati oleh pemakainya
sebagai bahasa pemersatu bangsa, sehingga pada saat di tentukannya sebagai bahasa Negara/resmi.

3.Perbedaan dari segi fungsinya


Yang menjadi masalah kita adalah perbedaan sehubungan dengan tanggung jawab kita terhadap
pemakaian fungsi-fungsi itu. Apabila kita menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi tertentu,
terdapat kaitan apa dengan kita? Kita berperan sebagai apa sehingga kita berkewajiban moral
menggunakan bahasa Indonesia sebagi fungsi tertentu?Jawaban atas pertanyaan itulah yang
membedakan tanggung jawab kita terhadap pemakaian fungsi-fungsi bahasa Indonesia baik dalam
kedudukannya sebagai nasional maupun bahasa Negara.

Kita menggunakan sebagai bahasa Negara dipakai sebagai alat perhubungan antarsuku, misalnya karena
kita sebagai bangsa Indonesia yang hidup di wilayah tanah air Indonesia. Sehubungan dengan itu,
apabila ada orang berbangsa lain yang menetapo di wilayah Indonesia dan mahir berbahasa Indonesia,
dia tidak mempunyai tanggung jawab moral untuk menggunakan bahasa Indonesia sebagai fungsi
teersebut.

Jadi, seseorang menggunakan bahasa Indonesia sebagai penghubung antarsuku, karena dia berbangsa
Indonesia yang menetap di wilayah Indonesia. Sedangkan, seseorang menggunakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa Negara, karena dia sebagi warga Negara Indonesia yang menjalankan tugas-
tugas’pembangunan’ Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai