Anda di halaman 1dari 4

2 Kelembagaan

2.1. Perkembangan Kelembagaan Bank Sentral

Bank sentral merupakan lembaga keuangan sentral yang memiliki peran sangat strategis bagi
perekonomian suatu negara. Secara garis besar, peranan strategis bank sentral dapat terlihat
dari enam peran dan fungsi bank sentral, yaitu sebagai bank sirkulasi, kasir pemerintah,
bankersbank, otoritas moneter, otoritas sistem keuangan dan otoritas sistem pembayaran.

Pertama, sebagai bank sirkulasi, bank sentral diberi mandat untuk menerbitkan dan mengatur
alat/instrumen pembayaran yang sah (legal tenden di suatu negara atau wilayah (beberapa
negara). Dengan adanya kewenangan untuk menerbitkan dan mencetak uang, bank sentral
memiliki kemampuan yang besar untuk memengaruhi likuiditas perekonomian, baik menambah
maupun mengurangi likuiditas.

Kedua, sebagai kasir pemerintah, bank sentral diberikan mandat untuk melakukan berbagai
layanan perbankan bagi pemerintah. Dalam hal ini bank sentral bertugas untuk memelihara
rekening pemerintah, mengelola transaksi pemerintah dengan mata uang domestik dan mata
uang asing, mengelola utang pemerintah serta memfasilitasi pemerintah dalam membiayai
pengeluaran pembangunan. Dengan bertindak sebagai kasir pemerintah, bank sentral memiliki
kemampuan dan kesempatan untuk menilai kondisi keuangan umum pemerintah sehingga
dapat memberikan saran yang tepat kepada pemerintah dan dapat mengambil langkah
perbaikan yang diperlukan meskipun secara alami bank sentral menjadi pilihan pemerintah
dalam membiayai pengeluarannya.

Ketiga, sebagai bankers bank, bank sentral bertindak sebagai bankir bagi bank komersial, Dalam
hal ini bank sentral berperan sebagai lender of the last resort bagi bank komersial yang
menghadapi permasalahan kekurangan likuiditas dalam jangka pendek. Peran sebagai lender of
the last resort inilak yang pada akhirnya mendorong bank sentral memasuki area pengawasan
dan pengaturan perbankan untuk memastikan bahwa pinjaman yang diberikannya dapat
dikembalikan oleh bank peminjam. Dengan adanya kewenangan untuk mengatasi
permasalahan likuiditas di perbankan, kemampuan bank sentral dalam memengaruhi likuiditas
perekonomian menjadi semakin kuat.

Keempat, sebagai otoritas moneter, bank sentral diberi mandat untuk memelihara stabilitas
moneter melalui pengendalian besaran moneter, membuat dan melaksanakan kebijakan
moneter serta mengatur, mengawasi dan mengendalikan sistem moneter untuk mencapai
perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Dalam praktik, perkembangan kegiatan
perekonomian yang diinginkan tersebut adalah stabilitas ekonomi makro yang antara lain
dicerminkan oleh stabilitas inflasi (nilai uang terhadap harga barang dan jasa), stabilitas nilai
tukar mata uang negara yang bersangkutan relatif terhadap mata uang negara lain, serta
mendukung perkembangan output riil (pertumbuhan ekonomi).

Kelima, sebagai otoritas sistem keuangan, bank sentral diberi mandat penting untuk mencapai
dan menjaga stabilitas sistem keuangan. Peran tersebut berkembang akibat besarnya
kemampuan bank sentral dalam mengendalikan likuiditas perekonomian, serta semakin
besarnya pengaruh lembaga keuangan bank dan nonbank dalam perekonomian. Tugas dan
peran bank sentral sebagai penjaga stabilitas keuangan meliputi upaya untuk mendorong
sistem keuangan yang aman dan efisien. Sebagai bank sentral, tugas menjaga stabilitas sistem
keuangan menjadi syarat penting untuk dapat memelihara stabilitas moneter. Ibarat dua sisi
mata uang, stabilitas moneter hanya dapat tercapai apabila stabilitas sistem keuangan dapat
terjaga begitu pula sebaliknya.

Keenam, sebagai otoritas sistem pembayaran, bank sentral diberi mandat untuk menjaga
kelancaran dan keamanan sistem pembayaran. Bank sentral berperan mengatur dan
melaksanakan sistem pembayaran mencakup sekumpulan kesepakatan, aturan, standar, dan
prosedur yang digunakan dalam mengatur peredaran uang antarpihak dalam melakukan
kegiatan ekonomi dan keuangan dengan menggunakan instrumen pembayaran yang sah.
Sebagai otoritas sistem pembayaran, bank sentral bertugas menciptakan sistem pembayaran
yang aman dan efisien sebagai salah satu bentuk upaya menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap alat pembayaran.

Keseluruhan fungsi tersebut mengalami evolusi dari masa ke masa sesuai dengan
perkembangan ekonomi, sosial politik serta teori ekonomi. Secara umum, pada awal evolusinya
bank sentral yang ada merupakan lembaga bentukan pemerintah yang ditugaskan untuk
membantu pemerintah menjalankan fungsi manajemen ekonomi. Perkembangan kelembagaan
bank sentral dimulai pada pertengahan abad ke-17, tepatnya pada tahun 1668 saat Sveriges
Risk Bank di Swedia didirikan. Kurang lebih dua dekade berikutnya, the Bank of England
terbentuk yang diyakini merupakan cikal bakal dari bank sentral modern. Lembaga ini menjadi
pusat dari operasi perbankan di Inggris.

"The Bank of England is described as 'the centre of banking operations in the United Kingdom',
and the provider of important services to the govern- ment, especially in times of war and
difficulty, and to commerce in general (Palgrave 1894: 92 at Singleton Jhon 2011).

Kedua lembaga tersebut merupakan bank komersial milik bersama antara pihak swasta dan
pemerintah (a joint stock bank), yang kemudian berkembang menjadi bank sentral di negara
tersebut. Pada awal terbentuknya bank sentral bertindak sebagai bank sirkulasi yang diberi
mandat untuk menerbitkan dan mengedarkan uang sebagai alat pembayaran, kemudian
berevolusi sebagai kasir pemerintah untuk mendukung pembangunan pemerintah hingga
bertindak sebagai bankers bank guna menjaga kecukupan kebutuhan likuiditas bank komersial
dalam mendukung pertumbuhan ekonomi. Perkembangan ekonomi yang semakin pesat dan
tidak mengenal batas negara membuat peran bank sentral yang hanya berfokus pada upaya
mendorong perekonomian dirasa tidak cukup hingga bank sentral berevolusi menjadi bank
sentral modern yang memiliki kewenangan sebagai otoritas moneter, sistem keuangan dan
sistem pembayaran.

Secara lebih rinci bank sentral modern saat ini berperan penting dalam menjaga stabilitas
moneter, stabilitas sistem keuangan dan pengatur sistem pembayaran. Berkembangnya tugas
sebagai otoritas sistem keuangan merupakan respon dari tingginya frekuensi peristiwa krisis
ekonomi yang terkait dengan kondisi lembaga keuangan bank dan nonbank pada beberapa
dasawarsa terakhir. Peristiwa krisis tersebut memberi dampak buruk terhadap stabilitas
moneter sehingga membuat bank sentral merasa penting untuk mewujudkan kestabilan sistem
keuangan sebagai salah satu prasyarat yang diperlukan dalam menjaga kestabilan moneter.

2.1.1. Definisi dan Fungsi Bank Sentral

Secara umum hingga saat ini belum ada kesepakatan tentang definisi bank sentral. Namun,
sebagai rujukan terdapat beberapa pendapat yang mengemukakan mengenai definisi bank
sentral, baik dalam arti sempit maupun dalam arti luas berdasarkan fungsi yang dijalankan oleh
bank sentral.

Menurut Goodhart (1985) bank sentral merupakan institusi yang berevolusi secara alami dari
bank swasta yang berperan khusus sebagai bank pemerintah kemudian berkembang menjadi
institusi independen yang memiliki peran sentral menjaga kestabilan ekonomi terutama yang
bersumber dari ketidakmampuan bank-bank dalam menghadapi goncangan. Goodhart (1991)
menyatakan bahwa fungsi bank sentral berkembang secara alami akibat hubungannya dengan
pemerintah dan bank-bank. Hal ini dikarenakan posisi bank sentral dalam sistem berada di
tengah-tengah/sentral, bank sentral memiliki kekuatan politik sebagai bank pemerintah,
kekuasaan yang dimiliki biasanya sangat besar, dan yang terpenting adalah kemampuan bank
sentral untuk menyediakan uang dalam jumlah besar menjadikan bank sentral sebagai bankers
bank, yaitu bank yang menyediakan likuiditas ekstra pada saat bank umum mengalami
kesulitan.

Selain Goodhart, John Singleton (2011) mengemukakan salah satu definisi bank sentral dalam
arti sempit dimana bank sentral merupakan sebuah bank tempat bank-bank lain menaruh dana
(rekening) dan mempergunakan dana tersebut untuk penyelesaian akhir (settlement) dari
transaksi antarbank.
"The narrowest definition of a central bank is a bank at which other banks hold deposits and use
them for the settlement of interbank payments."

Jika dilihat dari sisi kelembagaan bank sentral, Hawke (1973) menjelaskan bahwa bank sentral
adalah sebuah organisasi yang berada di antara pemerintah dan perbankan.

Anda mungkin juga menyukai