Anda di halaman 1dari 25

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen Kedai dan Cafe

Brotus Fried Chicken Kota Kupang. Karakteristik responden yang

dimaksudkan dalam penelitian ini adalah keadaan atau identitas yang melekat

pada responden. Karakteristik responden dalam penelitian ini dilihat dari

berbagai aspek seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, dan

pendapatan.

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Sebaran responden dilihat dari jenis kelamin, tampak pada Tabel

4.1 sebagai berikut :

Tabel 4.1

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Kelamin


No Jenis kelamin Jumlah orang Persentasi (%)

1 Laki-laki 53 42

2 Perempuan 73 58

Jumlah 126 100

Sumber: data primer diolah, tahun 2018 (lampiran 20.a)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa karakteristik jenis kelamin dari

126 orang responden yang melakukan pembelian produk pada Kedai dan

Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang berjenis kelamin laki-laki

sebanyak 53 orang (42%) dan yang berjenis kelamin perempuan adalah

sebanyak 73 orang (58%). Sesuai data di atas, dapat disimpulkan bahwa

58
konsumen yang melakukan pembelian pada Kedai dan Cafe Brotus Fried

Chicken Kota Kupang didominasi oleh kaum perempuan. Dari data ini

pihak manajemen harus tetap mempertahankan konsumennya dengan cara,

merubah pelayanan yang sering dikeluhkan oleh beberapa konsumen.

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Responden dilihat dari usia dapat ditampilkan pada Tabel 4.2

sebagai berikut:

Tabel 4.2

Jumlah Responden Berdasarkan Usia


No Usia (Tahun) Jumlah orang Persentasi (%)

1 17-25 60 48

2 26-34 45 36

3 35-43 12 9

4. 44-52 9 7

Jumlah 126 100

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 20.b)

Data pada Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden yang

berumur 17-25 tahun menjadi paling dominan melakukan pembelian

produk pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang, yakni

sebanyak 60 orang (48%), dan responden yang berumur 44-52 tahun

menjadi responden yang paling sedikit melakukan pembelian, yakni

berjumlah 9 orang (7%). Usia 35-52 tahun cenderung lebih memilih

makanan yang tidak keras dan tidak berminyak. Dari data di atas pihak

manajemen harus tetap mempertahankan konsumen yang berusia 17-25

tahun dengan cara, membuat suasana Kedai dan Cafe lebih menarik lagi.

59
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Responden yang merupakan konsumen produk Kedai dan Cafe

Brotus Fried Chicken Kota Kupang, dilihat dari jenis pekerjaan dapat

ditampilkan pada Tabel 4.3 sebagai berikut:

Tabel 4.3

Jumlah Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan


Jumlah
No Jenis Pekerjaan Persentase (%)
(Orang)
1 Pelajar/Mahasiswa 47 37
2 Wiraswasta 28 22
3 Pegawai Negeri 27 21
4 Pegawai Swasta 24 19
Jumlah 126 100
Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 20.c)

Jumlah responden yang melakukan pembelian produk Kedai dan

Cafe Brotus Fried Chicken Kupang berdasarkan jenis pekerjaan

didominasi oleh pelajar/mahasiswa, yakni berjumlah 47 orang atau sebesar

37% dan yang terendah adalah pegawai swasta, yakni sebanyak 24 orang

atau sebesar 19%. Data di atas menunjukkan jumlah responden terbanyak

adalah pelajar/mahasiswa, karena pelajar/mahasiswa lebih konsumtif

dibandingkan konsumen lainnya. Dari data ini pihak manejemen harus

tetap mempertahankan konsumen yang berprofesi sebagai

pelajar/mahasiswa dengan cara, membuat produk-produk baru.

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan/Orang Tua

Responden yang merupakan konsumen produk Kedai dan Cafe

Brotus Fried Chicken Kota Kupang dilihat dari karakteristik responden

berdasarkan pendapatan dapat ditampilkan pada Tabel 4.4 sebagai berikut:

60
Tabel 4.4

Jumlah Responden Berdasarkan Pendapatan


Jumlah Persentase
No Pendapatan
Responden (%)

1 < Rp 500.000,00 39 31

Rp 500.000,00-
2 75 59
Rp 2.000.000,00

3 >Rp 2.000.000,00 12 10

Jumlah 126 100


Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 20.d)

Data pada Tabel 4.4 di atas, menunjukkan bahwa responden yang

paling dominan mengkonsumsi makanan cepat saji di Kedai dan Cafe

Brotus Fried Chicken, adalah yang memiliki pendapatan sebesar Rp

500.000,00 sampai dengan Rp 2.000.000,00 dengan jumlah sebanyak 75

responden (59%) dan pada tingkat pendapatan sebesar lebih dari (>) Rp

2.000.000,00 memiliki jumlah responden paling rendah, yaitu sebanyak 12

responden (10%). Hal ini harus diperhatikan oleh pihak manajemen

dengan cara memberikan harga produk makanan/minuman yang dapat

dijangkau oleh setiap konsumen.

Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 4.1 sampai pada Tabel 4.4

dapat dijelaskan bahwa segmen pasar Kedai dan Cafe Brotus Fried

Chicken adalah konsumen baik pria maupun wanita dari usia 17 tahun

sampai 52 tahun yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa, PNS, pegawai

swasta, maupun wiraswasta dengan memiliki pendapatan yang berkisar

61
dari Rp 500.000,00 sampai dengan Rp 2.000.000,00.

Konsumen yang paling banyak mengkonsumsi makanan cepat saji

adalah kaum perempuan dengan rentang usia 17 tahun sampai 25 tahun

yang bekerja sebagai pelajar/mahasiswa dan memiliki pendapatan (uang

saku) per bulan berkisar antara Rp 500.000,00 sampai dengan Rp

2.000.000,00. Hal ini dikarenakan kaum perempuan memilki sifat yang

lebih konsumtif, dan kaum perempuan juga lebih banyak menghabiskan

waktu di luar rumah, sehingga makanan cepat saji yang ada di Kedai dan

Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang, merupakan salah satu alternatif

yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pangan dari pada kaum perempuan.

B. Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Validitas

Validitas instrumen adalah ukuran sejauh mana suatu alat ukur

dapat mengukur apa yang ingin diukur (Supranto, 2003). Pemahaman ini

diperkuat oleh Sugiyono (2006:109), bahwa hasil penelitian benar-benar

valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Pengujian kuesioner sebagai instrumen penelitian, dapat dilakukan

dengan uji validitas dan reliability. Instrument penelitian dikatakan valid,

apabila mampu mengukur apa yang ingin diukur dan dapat

mengungkapkan data dari variabel-variabel yang diteliti secara tetap.

Suatu data dikatakan valid, jika nilai corrested item total correlation untuk

semua item pertanyaan ≥ 0,3 sesuai dengan persyaratan, sehingga seluruh

62
butir pertanyaan dapat digunakan untuk pengumpulan data dengan

menggunakan bantuan SPSS.

Uji validitas dan uji reliability yang dilakukan terhadap 126

responden yang dijumpai pada saat membeli produk pada Kedai Kedai

dan Cafe Brotus Fried Chicken Brotus, dengan menggunakan program

SPSS versi 16 for windows. Secara rinci dapat dilihat pada beberapa tabel

untuk setiap variabel, sebagai berikut.

a. Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan

Tabel di bawah ini merupakan hasil pengujian validitas

variabel kualitas pelayanan:

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Pelayanan (X1)


Variabel Item
r-tabel r-hitung Keterangan
(X1) pernyataan
P1 0,300 Valid
0,847
P2 0,300 Valid
0,801
Kualitas
P3 0,300 Valid
Pelayanan 0,791
P4 0,300 0,772 Valid
P5 0,300 0,806 Valid
P6 0,300 Valid
0,835
Sumber: Analisis Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 6)

Data pada Tabel 4.5 menjelaskan bahwa korelasi antar masing-

masing butir pernyataan P1-P6 terhadap total skor butir pernyataan

variabel kualitas pelayanan menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,300). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan

variabel kualitas pelayanan adalah valid.

63
b. Uji Validitas Variabel Kualitas Produk

Hasil pengujian validitas variabel kualitas produk dapat dilihat

pada Tabel 4.6 di bawah ini:

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel Kualitas Produk (X2)


Variabel Item
r-tabel r-hitung Keterangan
(X2) pernyataan

P1 0,300 0,849 Valid

P2 0,300 0,852 Valid


Kualitas
P3 0,300 0,855 Valid
Produk

P4 0,300 0,832 Valid

P5 0.300 0,799 Valid

Sumber: Analisis Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 7)

Data Tabel 4.6 dijelaskan bahwa korelasi antar masing-masing

butir pertanyaan P1-P5 terhadap total skor butir pernyataan variabel

kualitas produk menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,300).

Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan variabel

kualitas produk yang ada dalam kuesioner penelitian yang disebarkan

oleh peneliti kepada konsumen yang mengkonsumsi makanan cepat

saji pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang, adalah

valid.

c. Uji Validitas Variabel Lokasi

Hasil pengujian validitas variabel lokasi dapat dilihat pada

Tabel 4.7 adalah sebagai berikut:

64
Tabel 4.7

Hasil Uji Validitas Variabel Lokasi (X3)


Variabel Item
r-tabel r-hitung Keterangan
(X3) pernyataan

P1 0,300 0,864 Valid


P2 0,300 0,876 Valid
Lokasi P3 0,300 0,861 Valid
P4 0,300 0,853 Valid
P5 0.300 0,872 Valid
Sumber: Analisis Data Primer Diolah Tahun 2018 (lampiran 8)

Data Tabel 4.7 menjelaskan bahwa korelasi antar masing-

masing butir pernyataan P1-P5 terhadap total skor butir pernyataan

variabel lokasi menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari rtabel (0,300).

Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan variabel lokasi

adalah valid.

d. Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Hasil pengujian validitas variabel keputusan pembelian dapat

dilihat pada Tabel 4.8 di bawah ini:

Tabel 4.8

Hasil Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Variabel Item
r-hitung r-tabel Keterangan
(Y) pernyataan
P1 0,300 0,833 Valid
P2 0,300 0,894 Valid
Keputusan
P3 0,300 0,905 Valid
Pembelian
P4 0,300 0,848 Valid
P5 0,300 0,837 Valid
Sumber: Analisis Data Primer Diolah Tahun 2018 (lampiran 9)

65
Data Tabel 4.8 menjelaskan bahwa korelasi antar masing-

masing butir pernyataan P1-P5 terhadap total skor butir pernyataan

variabel keputusan pembelian menunjukkan nilai rhitung lebih besar dari

rtabel (0,300). Jadi dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan

variabel keputusan pembelian adalah valid.

2. Uji Reliabilitas

Sugiyono, (2006:110) bahwa instrumen yang reliabel adalah

instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang

sama, akan menghasilkan data yang sama dari waktu ke waktu. Pengujian

reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha.

Uji reliabilitas dilakukan terhadap 126 responden dengan

menggunakan program SPSS versi 16 for windows. Hasil pengujian

reliabilitas untuk masing-masing variabel yang diteliti, yaitu variabel

kualitas pelayanan, kualitas produk, lokasi dan keputusan pembelian

dilihat pada Tabel 4.9 di bawah ini:

Tabel 4.9

Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas


Cronbach’
No Variabel Parameter Keterangan
Alpha
1 Kualitas 0,60 0,801 Reliabel
Pelayanan
2 Kualitas Produk 0,60 0,814 Reliabel

3 Lokasi 0,60 0,820 Reliabel

4 Keputusan 0,60 0,819 Reliabel


Pembelian

Sumber: Data Primer Diolah, Tahun 2018 (lampiran 10,11,12,13)

66
Berdasarkan hasil uji reliabilitas pada Tabel 4.9, menunjukkan

bahwa semua variabel dalam penelitian ini mempunyai nilai r Cronbach’s Alpha

lebih besar dari 0,60 sehingga dapat dikatakan bahwa semua butir-butir

pertanyaan tersebut adalah reliabel yang berarti bahwa kuesioner yang

digunakan dalam penelitian ini merupakan kuesioner yang handal dan

butir-butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut dapat digunakan berkali-

kali pada jangka waktu yang berbeda.

C. Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan alat statistik yang digunakan untuk

menggambarkan sekumpulan data yang digunakan dalam sebuah penelitian.

Dalam penelitian ini, analisis deskriptif dilakukan dengan membuat

tabel dari jawaban responden dan kemudian memberikan jawaban dari

hasil persentase dan jawaban responden berdasarkan rumus yang telah

ditetapkan.

a. Kualitas Pelayanan

Kualitas pelayanan merupakan segala bentuk aktivitas yang

dilakukan oleh perusahaan guna memenuhi harapan konsumen.

Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang

disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan,

hubungan, kemampuan dan keramahtamahan yang ditujukan melalui

sikap dan sifat dalam memberikan pelayanan untuk kepuasan

konsumen. Kualitas pelayanan dapat diketahui dengan cara

67
membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang mereka

terima/harapkan terhadap suatu perusahaan.

Adapun gambaran kualitas pelayanan konsumen yang membeli

produk Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang, dapat

dilihat pada tabel seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 sebagai

berikut:

Tabel 4.10

Jawaban Responden Variabel Kualitas Pelayanan (X1)


Jumlah Kategori
XPs- X
Indikator item Jawaban Persepsi
Ps-p p/5×100
Responden

P1 497 3,94 78,8 Baik


Bukti
Fisik 77,5
P2 481 3,81 76,3 Baik

492 3,90 78,09 78,0 Baik


Empati P3
9
Kehandal 497 3,94 78,8 Baik
P4 78,8
an
Cepat 500 3,96 79,3 Baik
P5 79,3
Tanggap

Jaminan P6 496 3,91 78,7 78,7 Baik

Total 2963 3,91 78,33 Baik

Sumber : Hasil SPSS (lampiran 2)

Hasil rekapitulasi pada Tabel 4.10 di atas, menunjukkan

jumlah jawaban 126 responden mengenai kualitas pelayanan adalah

2963 dengan rata-rata skor untuk kategori persepsi (Ps-p), yakni 3,91,

sehingga kategori persepsi (XPs-p/5×100) dari variabel kualitas

pelayanan adalah 78,33% dan dikategorikan baik.

68
b. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan totalitas dari karakteristik suatu

produk (barang atau jasa) yang menunjang kemampuannya untuk

memenuhi kebutuhan. Adapun gambaran kualitas produk terhadap

keputusan konsumen pada pembelian produk (makanan dan minuman)

Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang, dapat dilihat pada

Tabel 4.11 adalah sebagai berikut:

Tabel 4.11

Jawaban Responden Variabel Kualitas Produk (X2)


Jumlah Kategori
Item XPs-
Indikator Jawaban Persepsi
Ps-p p/5×1 X
Responden
00
Kinerja P1 478 3,79 75,8 75,8 Baik

Estetika P2 461 3,65 73 73 Baik

Keistimewaan P3 469 3,72 74,4 74,4 Baik

Kehandalan P4 464 3,68 73,6 73,6 Baik

Kesesuaian P5 477 3,78 75,6 Baik


75,6

Total 2349 3,10 74,48 Baik

Sumber : Hasil SPSS (lampiran 3)

Hasil rekapitulasi pada tabel di atas menunjukkan jumlah

jawaban 126 responden mengenai kualitas produk adalah 2349 dengan

rata-rata skor untuk kategori persepsi (Ps-p) yakni 3,10, sehingga

kategori persepsi (XPs-p/5×100) dari variabel kualitas produk adalah

74,48% dan dikategorikan baik.

69
c. Lokasi

Lokasi merupakan suatu tempat, di mana suatu usaha atau

aktivitas usaha dilakukan. Lokasi berhubungan dengan letak, area

parkir dari usaha tersebut, dan akses menuju tempat usaha. Gambaran

mengenai lokasi terhadap pembelian produk Kedai dan Cafe Brotus

Fried Chicken Kota Kupang, dapat dilihat pada Tabel 4.12 adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.12

Jawaban Responden Variabel Lokasi (X3)


Jumlah Kategori
Indikator Item Jawaban XPs- Persepsi
Ps-p X
Responden p/5×100
Tempat P1 479 3,8 76 76 Baik
Parkir P2 459 3,64 72,8 Baik
72,8
Akses P3 469 3,72 74,4 Baik
74,4
Visibilitas P4 473 3,75 75 75 Baik

Infrastruktur P5 475 3,76 75,2 75,2 Baik

Total 2355 3,73 74,68 Baik


Sumber : Hasil SPSS (lampiran 4)

Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 4.12 di atas, jumlah

jawaban 126 responden terhadap variabel lokasi adalah 2355 dengan

rata-rata skor untuk persepsi populasi (Ps-p) yakni 3,73, sehingga

persepsi kategori (XPs-p/5×100) dari variabel lokasi adalah 74,68%

dan dikategorikan baik.

d. Keputusan Pembelian (Y)

Keputusan pembelian merupakan sikap atau tindakan

konsumen dalam menentukan suatu keputusan sebelum melakukan

70
pembelian pada suatu produk. Hal ini mencakup apa yang mereka

beli, kapan mereka membeli, di mana mereka membeli, seberapa

sering mereka membeli, dan seberapa sering mereka

menggunakannya. Gambaran mengenai keputusan pembelian terhadap

produk Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang dapat

dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13

Jawaban Responden Variabel Keputusan Pembelian (Y)


Jumlah Kategori
XPs-
Indikator Item Jawaban Persepsi
Ps-p p/5×1 X
Responden
00
Kebiasaan Baik
dalam
P1 453 3,59 71,8 71,8
membeli
produk
Rekomendasi Baik
1 P2 445 3,53 70,6
71,1
Rekomendasi Baik
2 P3 452 3,58 71,6

Pembelian Baik
ulang 1 P4 454 3,6 72
72 Baik
Pembelian
ulang 2 P5 454 3,6 72

Total 2258 3,58 71,60 Baik

Sumber : Hasil SPSS (lampiran 5)

Berdasarkan hasil rekapitulasi pada Tabel 4.13, jumlah

jawaban 126 responden terhadap variabel keputusan pembelian adalah

2258 dengan rata-rata skor untuk persepsi populasi (Ps-p) yakni 3,58,

sehingga persepsi kategori (XPs-p/5×100) dari variabel keputusan

pembelian adalah 71,60% dan dikategorikan baik.

71
2. Analisis statistik inferensial

a. Uji Asumsi Klasik

1) Uji Multikolinearitas

Persamaan regresi mengandung gejala multikolinearitas,

berarti terjadi korelasi (mendekati sempurna) antara variabel bebas.

Hasil uji multikolinearitas menunjukkan bahwa variabel kualitas

pelayanan, kualitas produk, dan lokasi berpengaruh secara parsial

dan simultan terhadap variabel keputusan pembelian pada produk

Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang. Hasil

menunjukkan nilai VIF (variable indexfactor) kualitas pelayanan

(X1) 1,088, kualitas produk (X2) 1,128, dan lokasi (X3) 1,206.

Berdasarkan hasil perhitungan tidak menunjukkan adanya

multikolinearitas (VIF kurang dari 10). Selain itu, nilai tolerance

tidak kurang dari 0,10 dengan hasil tolerance kualitas pelayanan

(X1) 0,919, kualitas produk (X2) 0,887, dan lokasi (X3) 0,829,

sehingga dapat disimpulkan bahwa model ini tidak terkena asumsi

klasik multikolinearitas.

2) Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data-data

hasil penelitian, baik variabel terikat maupun variabel bebas

berdistribusi normal atau tidak. Untuk melihat normal atau

tidaknya sebaran data dapat diamati pada Grafik Histogram

maupun Grafik Normal P-Plot dapat kita lihat pada gambar di

bawah ini:

72
Gambar 4.1

Grafik Histogram Uji Normalitas

Sumber: Hasil Program SPSS (lampiran 18)

Gambar 4.2

P-plot Uji Normalitas

Sumber:Hasil Program SPSS (lampiran 19)


Pada lampiran 18 dan lampiran 19 menunjukkan bahwa

data berada pada kurva normal atau menyebar mengikuti distribusi

normal. Demikian juga grafik normal probabilitas plot

menunjukkan bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal

serta penyebarannya mengikuti garis diagonal. Karena itu dapat

disimpulkan bahwa data hasil penelitian ini dapat dianalisis dengan

model regresi karena memenuhi asumsi normalitas.

73
b. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda (Sugiyono, 1999), digunakan

untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap

variabel terikat, baik secara bersama-sama (simultan) maupun secara

sendiri-sendiri (parsial). Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh

koefisien beta regresi linear berganda seperti Tabel 4.14 adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.14

Analisis Regresi Linear Berganda


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model
Std.
B Error B
1 (Constant)
1,963 2,359 0,832 0,407

X1
0,127 0,080 0,124 1,590 0,114
X2
0,395 0,089 0,352 4,433 0,000

X3
0,300 0,086 0,287 3,495 0,001

a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil program SPSS versi16 for windows (Lampiran 15)

Berdasarkan Tabel 4.16, persamaan regresi linear berganda

dalam penelitian ini adalah:

Y = 0,124X1 + 0,352X2 + 0,287X3

Persamaan regresi linear berganda di atas, dapat dijelaskan

makna dari masing-masing koefisien regresi sebagai berikut:

74
1) Nilai (β1) = 0,124, menunjukkan koefisien regresi variabel kualitas

pelayanan (X1), di mana jika variabel kualitas produk (X2) dan

lokasi (X3) dianggap konstanta dan bila terjadi perubahan pada

variabel kualitas pelayanan (X1), maka keputusan pembelian

konsumen juga akan berubah. Artinya jika variabel kualitas

pelayanan (X1) naik, maka keputusan pembelian konsumen juga

akan naik. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan pada

kualitas pelayanan (X1), maka keputusan pembelian konsumen juga

akan turun.

2) Nilai (β2) = 0,352, menunjukkan koefisien regresi variabel kualitas

produk (X2), di mana jika variabel kualitas pelayanan (X1)

dianggap konstanta dan bila terjadi perubahan pada variabel

kualitas produk (X2) dan lokasi (X3), maka keputusan pembelian

juga akan berubah. Artinya jika variabel kualitas produk (X2) naik,

maka keputusan pembelian juga akan naik. Begitu juga sebaliknya,

jika terjadi penurunan pada kualitas produk (X2), maka keputusan

pembelian konsumen juga akan turun.

3) Nilai (β3) = 0,287, menunjukkan koefisien regresi variabel lokasi

(X3), di mana jika variabel kualitas pelayanan (X1) dianggap

konstanta dan bila terjadi perubahan pada variabel kualitas produk

(X2), maka keputusan pembelian juga akan berubah. Artinya jika

variabel lokasi (X3) naik, maka keputusan pembelian juga akan

naik. Begitu juga sebaliknya, jika terjadi penurunan pada lokasi

75
(X3), maka keputusan pembelian konsumen juga akan turun

sehingga variabel lokasi (X3) akan berpengaruh pada keputusan

konsumen dalam pembelian suatu produk tertentu.

c. Pengujian Hipotesis Statistik

1) Uji Parsial (Uji t)

Hasil pengujian hipotesis statistik pengaruh secara parsial

(Uji t) untuk masing-masing variabel bebas yang terdiri dari:

kualitas pelayanan (X1), kualitas produk (X2) dan lokasi (X3)

terhadap variabel terikat keputusan pembelian (Y), dapat dilihat

pada Tabel 4.15, sebagai berikut:

Tabel 4.15

Hasil Uji Parsial t


Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients t Sig.
Model Std.
B Error B
1 (Constant) 1,963 2,359 0,832 0,407
X1 0,127 0,080 0,124 1,590 0,114
X2
0,395 0,089 0,352 4,433 0,000

X3 0,300 0,086 0,287 3,495 0,001


a. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil program SPSS versi16 for windows (lampiran 15)

a) Kualitas Pelayanan (X1)

Hasil uji t untuk variabel kualitas pelayanan (X1)

menunjukkan nilai t hitung sebesar 1,590 dengan nilai signifikan

sebesar 0,114 lebih besar dari tingkat alfa yang digunakan 0,05

76
(5%), maka sesuai dengan kaidah pengambilan keputusan

hipotesis alternatif (Ha) ditolak dan menerima hipotesis nol

(H0), artinya secara parsial variabel kualitas pelayanan (X1)

berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pembelian

produk pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken di Kota

Kupang.

b) Kualitas Produk (X2)

Hasil uji t untuk variabel kualitas produk (X2)

menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,433 dengan nilai signifikan

sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat alfa yang digunakan 0,05

(5%), maka sesuai dengan kaidah pengambilan keputusan

hipotesis alternatif (Ha) diterima dan menolak hipotesis nol

(H0), artinya secara parsial variabel kualitas produk (X2)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pembelian produk

pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken di Kota Kupang.

c) Lokasi (X3)

Hasil uji t untuk variabel lokasi (X3) menunjukkan nilai

t hitung sebesar 3,495 dengan nilai signifikan sebesar 0,001 lebih

kecil dari tingkat alfa yang digunakan 0,05 (5%), maka sesuai

dengan kaidah pengambilan keputusan dapat disimpulkan

bahwa hipotesis alternatif (Ha) diterima dan menolak hipotesis

nol (H0), artinya secara parsial variabel lokasi (X3) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap pembelian produk pada Kedai

dan Cafe Brotus Fried Chicken di Kota Kupang.

77
2) Uji Simultan (Uji F)

Uji simultan (uji F) bertujuan untuk menguji secara

bersama-sama atau secara simultan pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu

variabel kualitas pelayanan (X1), kualitas produk (X2) dan lokasi

(X3), sedangkan variabel terikat adalah keputusan pembelian (Y)

pada produk Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang.

Pengujian hipotesis statistik secara simultan dapat dilihat

pada Tabel 4.16:

Tabel 4.16

Uji Simultan F
ANOVA
Sum of
Model Df Mean Square F Sig.
Squares
1 Regression
1171,859 3 390,620 19,113 0,000a

Residual
2493,348 122 20,437

Total
3665,206 125

a. Predictors: (Constant), X3, X2 , X1

b. Dependent Variable: Y

Sumber: Hasil program SPSS (lampiran 16)

Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.16 diperoleh nilai

F hitung sebesar 19,113 dengan tingkat signifikan 0,000. Karena

nilai probabilitas < 0.05 yaitu (0.000 < 0.05), maka model regresi

dapat dipergunakan untuk keputusan konsumen terhadap

78
pembelian produk Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken di Kota

Kupang. Dengan kata lain, variabel kualitas pelayanan, kualitas

produk, dan lokasi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel keputusan pembelian pada

Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui

pengaruh variabel kualitas pelayanan (X1), kualitas produk (X2)

dan lokasi (X3), berpengaruh secara bersama-sama terhadap

variabel keputusan pembelian (Y). Nilai dari koefisien determinasi

(R2) dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 4.17 tentang

Output Model Summary, seperti di bawah ini:

Tabel 4.17

Hasil Uji Determinasi R2

Model R R Adjusted Std. Error of Durbin-


Square R Square the Estimate Watson

1 0,565a 0,320 0,303 4,520 2,240

Sumber:Hasil program SPSS (lampiran 17)


Berdasarkan pada output model summary di atas, nilai

Koefisien Determinasi (R2) sebesar 0,320. Nilai koefisien

determinasi (R2) ini menerangkan bahwa 32% variabel keputusan

pembelian pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota

79
Kupang merupakan kontribusi dari ketiga variabel independen,

yakni kualitas pelayanan, kualiitas produk, dan lokasi, sedangkan

selebihnya, yaitu sebesar 68% dijelaskan oleh variabel-variabel

lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

D. Pembahasan

Hasil penelitian yang diuraikan di atas, baik dengan menggunakan alat

statistik deskriptif maupun inferensial, selanjutnya dikaitkan dengan teori-

teori yang menjadi landasan teori, hasil penelitian terdahulu, dan fakta atau

kondisi di lapangan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh

variabel pelayanan (X1), kualitas produk (X2) dan lokasi (X3), terhadap

keputusan pembelian (Y) pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota

Kupang.

1. Pengaruh Variabel Kualitas Pelayanan (X1) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kualitas pelayanan

ditemukan bahwa populasi kategori adalah baik yakni 78,33%, yang

artinya gambaran tentang kualitas pelayanan terhadap keputusan

pembelian pada produk Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota

Kupang adalah baik. Penilaian responden tentang kualitas pelayanan

tersebut, juga diikuti oleh kategori persepsi untuk variabel keputusan

pembelian yang baik, yakni 71,60%. Pada hasil uji statistik secara parsial

menunjukkan bahwa ada pengaruh yang tidak signifikan antara kualitas

pelayanan terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan oleh nilai t

80
hitung sebesar 1,590 dengan nilai signifikan sebesar 0,114 lebih besar dari

tingkat alfa yang digunakan, yaitu 0,05 (5%), sehingga keputusan yang

diambil adalah menolak hipotesis alternatif (Ha) dan menerima hipotesis

nol (H0).

Penelitian ini hasilnya tidak mendukung dengan penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya oleh Kusumah (2011). Studi ini hasilnya

menunjukkan variabel kualitas pelayanan berpengaruh positif, dan

signifikan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Restoran

Waroeng Taman Singosari di Semarang.

2. Pengaruh Variabel Kualitas Produk (X2) Terhadap Keputusan

Pembelian (Y)

Hasil analisis deskriptif terhadap variabel kualitas produk

ditemukan bahwa kategori responden adalah baik yakni 74,48%, yang

artinya gambaran tentang kualitas produk terhadap keputusan pembelian

adalah baik. Penilaian responden tentang kualitas produk tersebut, juga

diikuti oleh kategori persepsi untuk variabel keputusan pembelian yang

baik, yakni 71,60%. Pada hasil uji statistik secara parsial menunjukkan

bahwa ada pengaruh yang signifikan antara kualitas produk terhadap

keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan oleh nilai t hitung sebesar 4,433

dengan nilai signifikan sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat alfa yang

digunakan 0,05 (5%), maka keputusan yang diambil adalah menerima

hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis nol (H0).

Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Dheanyarumsari (2011). Studi ini menguji analisis

81
pengaruh kualitas produk, yang berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian air minum dalam kemasan (AMDK) merek

Aqua.

3. Pengaruh Variabel lokasi (X3) Terhadap Keputusan Pembelian (Y)

Hasil analisis deskriptif terhadap variabel lokasi ditemukan bahwa

populasi kategori adalah baik, yakni 74,68%, artinya gambaran tentang

lokasi terhadap keputusan pembelian adalah baik. Penilaian responden

tentang lokasi tersebut, juga diikuti oleh kategori persepsi untuk variabel

keputusan pembelian konsumen yang baik, yakni 71,60%. Pada hasil uji

statistik secara parsial menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan

antara lokasi terhadap keputusan pembelian. Hal ini dibuktikan oleh nilai t

hitung sebesar 3,495 dengan nilai signifikan sebesar 0,001 lebih kecil dari

tingkat alfa yang digunakan yaitu 0,05 (5%), sehingga keputusan yang

diambil adalah menerima hipotesis alternatif (Ha) dan menolak hipotesis

nol (H0). Penelitian ini mendukung penelitian yang telah dilakukan

sebelumnya oleh Antyadika (2012). Studi ini menguji analisis pengaruh

kualitas produk yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian Wong Art Bakery & Cafe Semarang. Hasil analisis

regresi linear berganda juga dapat diketahui bahwa kualitas pelayanan,

kualitas produk, dan lokasi mampu mempengaruhi keputusan pembelian

konsumen pada Kedai dan Cafe Brotus Fried Chicken Kota Kupang 32%
2
(nilai ajusted R ). Dengan kata lain, terdapat pengaruh variabel-variabel

lain sebesar 68% yang tidak diukur dalam penelitian ini.

82

Anda mungkin juga menyukai