1. Obat antiangina
Angina pektoris adalah nyeri dada hebat yang terjadi ketika aliran darah
koroner tidak cukup memberikan oksigen yang dibutuhkan oleh jantung,
Kondisi yang paling sering melibatkan Iskemia jaringan dimana obat-obat
vasilisator digunakan, Antiangina adalah obat untuk angina pectoris (ketidak
seimbangan antara permintaan (demand)) dan penyediaan (supply) oksigen
pada salah satu bagian jantung.
Obat Antiangina:
a. Gol Nitrat
Cara kerja : Mengakibatkan vasodilatasi / pelebaran pembuluh
darah perifer dan koroner
Contoh:
ISDN (Isosorbid Dinitrat)
Kontra Indikasi :
1. Hipersensitivitas terhadap isosorbid dinitrat atau komponen lain dalam
formulasi
2. Hipersensitif terhadap nitrat organik
3. Penggunaan bersama penghambat phosphodiesterase-5 (PDE-5)
(sildenafil, tadalafil, or vardenafil)
4. Glaukoma angle-closure (peningkatan tekanan intraocular)
5. Trauma kepala atau perdarahan serebral (peningkatan tekanan
intrakranial)
2. Obat Aritrimia
Aritmia jantung adalah masalah yang sering terjadi dalam praktik klinis,
yang timbul hingga 25% dari pasien yang diobati dengan digitalis, 50%
dari pasien-pasien yang dianestesi, dan lebih dari 80% pasien dengan
infarktus miokardium akut.
Contoh Obat :
a. Propanolol: tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg
Kontra Indikasi : Kontraindikasi propranolol di antaranya pada syok
kardiogenik dan penyakit paru obstruktif kronis. Peringatan
penggunaan pada orang dengan gangguan hepatik atau renal karena
terjadi perubahan farmakokinetik obat.
b. Alprenolol: tab 50 mg
Kontra Indikasi : Obat ini dikontraindikasikan pada AV block derajat
dua dan tiga, pasien dengan sinus bradikaria, kegagalan jantung yang
tidak terkontrol, asma atau bronkospasme, penyakit arteri perifer
parah, asidosis metabolik, phaeochromocytoma, penggunaan
bersamaan dengan clonidine.
c. Oksprenolol: tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
Kontra Indikasi : Kontraindikasi propranolol di antaranya pada syok
kardiogenik dan penyakit paru obstruktif kronis. Peringatan
penggunaan pada orang dengan gangguan hepatik atau renal karena
terjadi perubahan farmakokinetik obat.
d. Metoprolol: tab 50 dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
Kontra Indikasi :
• Blok atrioventrikular derajat 2 atau 3
• Sindrom sinus
• Hipotensi
• Gagal jantung
• Gagal jantung dekompensasi
• Sinus bradikardia
• Gangguan peredaran arteri perifer berat
• Asma berat
• Prinzmetal angina
• Asidosis metabolik
e. Bisoprolol: tab 5 mg
Kontra Indikasi : Kontraindikasi bisoprolol untuk syok kardiogenik,
gagal jantung tidak stabil, sick sinus syndrome, blok nodus sinoatrial
(SA), blok atrioventrikular derajat 2 atau 3, asidosis metabolik,
penyakit arteri perifer berat, penyakit paru obstruktif
kronis (PPOK), asma berat, dan phaeochromocytoma yang tidak
diobati.
f. Asebutolol: kap 200 mg dan tab 400 mg
Kontra Indikasi : Kontraindikasi merupakan suatu petunjuk
mengenai kondisi-kondisi dimana penggunaan obat tersebut tidak
tepat atau tidak dikehendaki dan kemungkinan berpotensi
membahayakan jika diberikan. Pemberian Acebutolol
dikontraindikasikan pada kondisi-kondisi berikut ini:
Jangan digunakan untuk penderita yang mengalami reaksi
hipersensitivitas terhadap acebutolol atau obat golongan beta
blocker lainnya
Tidak boleh digunakan untuk penderita hipotensi (tekanan
darah rendah), brakikardia persisten berat, blok AV dari
derajat 2 dan 3, syok kardiogenik, gagal jantung yang tidak
terkendali (overt cardiac failure), sindrom sinus, asidosis
metabolik, penyakit peredaran darah perifer berat,
feokromositoma yang tidak diobati
Obat-obat golongan beta blocker sebaiknya tidak diberikan
kepada pasien dengan riwayat asma atau bronkospasme
Karena memiliki sifat intrinsic sympathomimetic activity
(ISA), sebaiknya tidak digunakan untuk angina baik stabil
atau tidak stabil
3. Alfa bloker