Pendahuluan
Metode Penelitian
pemeriksaan bea cukai yang masih lama untuk barang impor yang
masuk jalur merah dan belum optimalnya pemanfaatan layanan 24 jam
setiap hari dalam pengurusan ekspor dan impor.
• Lemahnya koordinasi dan sinkronisasi program diantara pihak-pihak
instansi pelaksana kegiatan pelabuhan antara IPC, Adpel, Bea Cukai
dan Badan Karantina.
Soegiri (2008) mengatakan sering terjadi suatu ketidakharmonisan
dalam hal kesamaan visi dan misi untuk memajukan pelabuhan, yang
sering terbentur dengan keluarnya surat keputusan yang lebih
dipedomani oleh pengelola pelabuhan daripada peraturan pemerintah
yang menegaskan tugas dan tanggung jawab yang seharusnya disadari
oleh masing-masing pihak.
• Kesenjangan dalam hal keterampilan, karena tidak adanya
keseimbangan antara kemajuan teknologi dan sumber daya manusia
(kurangnya keterampilan teknis).
Adanya tuntutan layanan yang semakin cepat dan adanya karakteristik
dari layanan jasa, sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi,
terutama pada layanan alat serta pelayanan administrasi dengan sistem
komputerisasi. Maka diperlukan tenaga yang handal dan siap pakai
sesuai spesifikasi alat tersebut.
• Masih kurangnya tenaga profesional alat-alat berat seperti Top Loader,
Reach Stacker, Rubber Tired Gantry Crane, Gantry Crane dan Fix
Spreader.
Khusus untuk menangani masalah kondisi suprastruktur Pelabuhan Tanjung
Priok, pada tahun 2014 ini IPC sedang melakukan pembangunan Terminal
Kalibaru atau New Priok Port (Gambar 5.3 a dan 5.3 b) yang merupakan
perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok yang dibangun di atas tanah reklamasi
seluas 432 ha, dan akan dikembangkan dalam dua tahap. Pada tahap pertama
Terminal Kalibaru atau New Priok Port sudah dimulai pembangunannya sejak
terbitnya Izin Lingkungan pada bulan Desember 2012 dan ditargetkan mulai
beroperasi 2014. Sementara terminal tahap kedua direncanakan akan beroperasi
pada 2023. Proyek New Priok Port akan membawa fasilitas pelabuhan di
Indonesia setara dengan pelabuhan kelas dunia lainnya. Ini akan secara signifikan
memperkuat rantai logistik Indonesia, sehingga menyiratkan lingkungan yang
lebih baik untuk perdagangan dan bisnis lainnya, ketika beroperasi penuh pada
2023, New Priok Port akan lebih dari tiga kali lipat kapasitas tahunan dari
Pelabuhan Tanjung Priok.
New Priok Port tahap I direncanakan terdiri dari 3 terminal kontainer serta 2
terminal bahan bakar minyak dan gas. Tahap I meliputi instalasi infrastruktur
terminal kontainer dan peralatan. Pelabuhan ini didesain dengan kedalaman draft
hingga 20 mLWS dengan tahap pertama akan dilakukan pengerukan sedalam 16
mLWS dan alur pelayaran dibuat 2 arah selebar hampir 300 meter untuk
mempercepat arus kedatangan dan keberangkatan kapal. Pada tahap I ini
pelabuhan akan dibangun di atas lahan seluas 195 hektar dengan panjang dermaga
4 000 m, dan menampung kontainer hingga 4,5 juta TEUs sedangkan untuk
minyak dan gas didesain untuk dapat menampung 10 juta meter kubik per tahun
selain itu New Priok Port juga dilengkapi dengan akses tol ke kawasan berikat
Marunda guna menghindari kemacetan yang terjadi selama ini. Keseluruhan
57
(a)
Gambar 5.1 (a) dan (b) Layout Pelabuhan Kalibaru atau New Priok Port
59
Gambar 5.2 Rencana akses jalan tol di jembatan New Priok Port
a. d
60
b. e
c. f.
Sementara pembangunan akses jalan tol menuju Pelabuhan Tanjung Priok dapat
disajikan pada gambar 5.4 berikut ini.
(a) (b)
61
(c) (d)
(e)
(e)
Gambar 5.4 (a),(b),(c),(d) dan (e) Proses pembangunan jalan tol dari Rorotan-
Cilincing menuju Pelabuhan Tanjung Priok
Kesimpulan