Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

KOMUNITAS DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN


AKUT (ISPA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG
KITRI RT 002/008 KELURAHAN MARGAHAYU BEKASI
TIMUR

Nama Kelompok :

1. Ade Dwi Agustiarini 6. Maya Cahyawati


2. Ahmad Isbahani Fauzi Nur 7. Singgih M Yuda
3. Delia Chairunnisa 8. Tiara Puspita
4. Fatimah Nurul Alissa 9. Tri Damar Hadi
5. Indah Samsul Bahri 10. Yuyun Yuningsih

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH

PROGRAM PROFESI NERS


2020

1. Latar Belakang

a. Karakteristik Komunitas

Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) adalah penyakit infeksi yang


sangat umum dijumpai pada anak-anak dengan gejala batuk, pilek, panas atau
ketiga gejala tersebut muncul secara bersamaan (Meadow, Sir Roy. 2002:153).
Tetapi, sekarang sasarannya adalah masyarakat di Wilayah kerja Puskesmas
Karang Kitri RT 002/008 Kelurahan Margahayu Bekasi Timur.
ISPA (lnfeksi Saluran Pernafasan Atas) yang diadaptasi dari bahasa
Inggris Acute Respiratory hfection (ARl) mempunyai pengertian sebagai
berikut:
l. Infeksi adalah masuknya kuman atau mikoorganisme kedalam tubuh
manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit.
2. Saluran  pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alfeoli beserta
organ secara anatomis mencakup saluran pemafasan bagian atas.
3. Infeksi akut adalah infeksi yang berlansung sampai 14 hari. Batas 14 hari
diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa
penyakit yang digolongkan ISPA. Proses ini dapat berlangsung dari 14
hari (Suryana, 2005:57).
b. Etiologi
Etiologi ISPA terdiri dari lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan richetsia.
Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus Streptococcus,
Staphylococcus, Pneumococcus,
Haemophylus, Bordetella dan Corinebacterium. Virus penyebab ISPA antara
lain adalah golongan Miksovirus, Adenovirus, Coronavirus, Picornavirus,
Micoplasma, Herpesvirus dan lain-lain.
Etiologi Pneumonia pada Balita sukar untuk ditetapkan karena dahak
biasanya sukar diperoleh. Penetapan etiologi Pneumonia di Indonesia masih
didasarkan pada hasil penelitian di luar Indonesia. Menurut publikasi WHO,
penelitian di berbagai negara menunjukkan bahwa di negara berkembang
streptococcus pneumonia dan haemophylus influenza merupakan bakteri yang
selalu ditemukan pada dua per tiga dari hasil isolasi, yakni 73, 9% aspirat paru
dan 69, 1% hasil isolasi dari spesimen darah. Sedangkan di negara maju,
dewasa ini Pneumonia pada anak umumnya disebabkan oleh virus.
c. Tanda dan Gejala
 Batuk
 Nafas cepat
 Bersin
 Pengeluaran secret atau lender dari hidung
 Nyeri kepala
 Demam ringan
 Tidak enak badan
 Hidung tersumbat
 Kadang-kadang sakit saat menelan
d. Klasifikasi
Program Pemberantasan ISPA (P2 ISPA) mengklasifikasi ISPA sebagai berikut:
 Pneumonia berat: ditandai secara klinis oleh adanya tarikan dinding dada
kedalam (chest indrawing).
 Pneumonia: ditandai secara klinis oleh adanya napas cepat.
 Bukan pneumonia: ditandai secara klinis oleh batuk pilek, bisa disertai
demam, tanpa tarikan dinding dada kedalam, tanpa napas cepat.
Rinofaringitis, faringitis dan tonsilitis tergolong bukan pneumonia.
e. Patofisiologi
Perjalanan klinis penyakit ISPA dimulai dengan berinteraksinya virus
dengan tubuh. Masuknya virus sebagai antigen ke saluran pernafasan
menyebabkan silia yang terdapat pada permukaan saluran nafas bergerak ke atas
mendorong virus ke arah faring atau dengan suatu tangkapan refleks spasmus
oleh laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus merusak lapisan epitel dan
lapisan mukosa saluran pernafasan.

Iritasi virus pada kedua lapisan tersebut menyebabkan timbulnya batuk


kering. Kerusakan stuktur lapisan dinding saluran pernafasan menyebabkan
kenaikan aktifitas kelenjar mukus yang banyak terdapat pada dinding saluran
nafas, sehingga terjadi pengeluaran cairan mukosa yang melebihi noramal.
Rangsangan cairan yang berlebihan tersebut menimbulkan gejala batuk.
Sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling menonjol adalah batuk.
Adanya infeksi virus merupakan predisposisi terjadinya infeksi sekunder
bakteri. Akibat infeksi virus tersebut terjadi kerusakan mekanisme mukosiliaris
yang merupakan mekanisme perlindungan pada saluran pernafasan terhadap
infeksi bakteri sehingga memudahkan bakteri-bakteri patogen yang terdapat
pada saluran pernafasan atas seperti streptococcus pneumonia, haemophylus
influenza dan staphylococcus menyerang mukosa yang rusak tersebut. Infeksi
sekunder bakteri ini menyebabkan sekresi mukus bertambah banyak dan dapat
menyumbat saluran nafas sehingga timbul sesak nafas dan juga menyebabkan
batuk yang produktif. Invasi bakteri ini dipermudah dengan adanya fakor-faktor
seperti kedinginan dan malnutrisi. Suatu laporan penelitian menyebutkan bahwa
dengan adanya suatu serangan infeksi virus pada saluran nafas dapat
menimbulkan gangguan gizi akut pada bayi dan anak.
Penanganan penyakit saluran pernafasan pada anak harus diperhatikan
aspek imunologis saluran nafas terutama dalam hal bahwa sistem imun di
saluran nafas yang sebagian besar terdiri dari mukosa, tidak sama dengan sistem
imun sistemik pada umumnya. Sistem imun saluran nafas yang terdiri dari
folikel dan jaringan limfoid yang tersebar, merupakan ciri khas system imun
mukosa. Ciri khas berikutnya adalah bahwa IgA memegang peranan pada
saluran nafas atas sedangkan IgG pada saluran nafas bawah. Diketahui pula
bahwa sekretori IgA (sIgA) sangat berperan dalam mempertahankan integritas
mukosa saluran nafas
f. Komplikasi
 Pneumonia
 Bronchitis
 Sinusitis
 Laryngitis
 Kejang demam
2. Rencana Keperawatan

a. Diagnosa Keperawatan Komunitas

 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan


produksi muskus (secret)
 Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
 Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit

b. Tujuan Umum

Setelah dilaksanakan asuhan keperawatan komunitas diharapkan


pengetahuan masyarakat meningkat dan tidak terjadi kasus ISPA di masyarakat

c. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini audiens / masyarakat dapat :

- Memahami pengertian penyakit ISPA dengan bahasa yang sederhana


- Mengetahui faktor-faktor penyebab dari ISPA
- Mengetahui siapa yang menjadi faktor resiko terhadap penyakit tersebut
- Mengetahui tanda dan gejala dari ISPA
- Mengetahui komplikasi dari ISPA
- Memahami dan mengetahui cara pencegahan dari ISPA
- Memahami dan mengetahui cara perawatan dan pengobatan dari ISPA

3. Rancangan Kegiatan

a. Topik
Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA)

b. Metode

Ceramah, Tanya jawab dan Demonstrasi

c. Media

Laporan Pendahuluan, Satuan Acara Penyuluhan (SAP), Leaflet,


Lembar balik, alat peraga batuk efektif

d. Waktu dan Tempat

e. Pengorganisasian

4. Kriteria Evaluasi

a. Evaluasi Struktur

- Ruang kondusif untuk kegiatan


- Peralatan memadai dan berfungsi
- Media dan materi tersedia dan memadai
- SDM memadai

b. Evaluasi Proses

- Ketetapan waktu pelaksanaan


- Peran serta aktif audiens / masyarakat sekitar
- Kesesuaian peran dan fungsi dari penyuluhan
- Faktor pendukung dan penghambat kegiatan

c. Evaluasi Hasil

- Tes lisan
- Penyaji mengajukan beberapa pertanyaan secara langsung kepada audiens
tentang materi penyuluhan yang akan dijelaskan
- Bila audiens dapat menjawab 60% dari pertanyaan yang diajukan, maka
dikategorikan pengetahuan baik

Anda mungkin juga menyukai