Anda di halaman 1dari 47

KARYA TULIS ILMIAH

ANALISA KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIN PADA


PEMBALUT WANITA YANG DIJUAL DIPASAR
SUKARAMAI MEDAN SECARA
ARGENTOMETRI

EKA SYAFITRI
P07539015007

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2018
KARYA TULIS ILMIAH
ANALISAKUANTITATIF KANDUNGAN KLORIN PADA
PEMBALUT WANITA YANG DIJUAL DIPASAR
SUKARAMAI MEDAN SECARA
ARGENTOMETRI

Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan Program Studi Diploma III


Farmasi

EKA SYAFITRI
P07539015007

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
2018
LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL : ANALISA KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIN


PADA PEMBALUT WANITA YANG DIJUAL
DIPASAR SUKARAMAI MEDAN SECARA
ARGENTOMETRI
NAMA : EKA SYAFITRI
NIM : P07539015007

Telah diterima Dan Disetujui Untuk Diseminarkan Dihadapan Penguji


Medan, 25 Juli 2018

Menyetujui
Pembimbing

Dra.TriBintarti,M,Si.,Apt
NIP. 195707311991012001

KetuaJurusanFarmasi
PoliteknikKesehatanKemenkes Medan

Dra.Masniah, Apt., M.Kes


NIP. 196204281995032001
LEMBAR PENGESAHAN

JUDUL : ANALISA KUANTITATIFKANDUNGAN


KLORINPADAPEMBALUT WANITA YANG DIJUAL
DIPASAR SUKARAMAI MEDAN SECARA
ARGENTOMETRI
NAMA : EKA SYAFITRI
NIM : P07539015007

Karya Tulis Ini Telah Diuji Pada Sidang Ujian Akhir Program
JurusanFarmasi Poltekkes Kemenekes

Penguji I Penguji II

Dra. Amriani, M.Kes., Apt Rosnike Merly Panjaitan, ST., M.Si


NIP.195408261994032001 NIP.196605151986032003

KetuaPenguji

Dra.TriBintarti,M,Si.,Apt
NIP. 195707311991012001

KetuaJurusanFarmasi
PoliteknikKesehatanKemenkes Medan

Dra.Masniah, Apt., M.Kes


NIP. 196204281995032001
i

PERNYATAAN

ANALISA KUANTITATIF KANDUNGAN KLORIN PADA


PEMBALUT WANITA YANG DIJUAL DIPASAR
SUKARAMAI MEDAN SECARA
ARGENTOMETRI

Dengan ini saya menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk disuatu perguruan tinggi,
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang ditulis diacu dalam naskah ini.

Medan, Agustus 2017

Eka Syafitri

P07539015007
ii

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN


JURUSAN FARMASI
KTI, Agustus 2018

EKA SYAFITRI
Analisa Kuantitatif kandungan Klorin Pada Pembalut Wantia Yang
Dijual di Pasar Sukaramai Medan Secara Argentometri

xi+ 38 Halaman, 3 tabel, 4 gambar, 4 Lampiran

ABSTRAK

Menurut Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996. Bahan berbahaya


adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsiogenik,
teratogenik,mutagenik,iritasi.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan klorin pada 3


(tiga) merek pembalut yang dijual dipasar Sukaramai Medan. Penentuan kadar
dilakukan menurut metode Titrasi Argentometri.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat klorin pada 3 sampel pembalut


wanita mengandung klorin. Kemudian 3 sampel ini dianalisa secara kuantitatif
untuk mengukur kadar klorin yang terkandung didalamnya

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah bahwa kandungan klorin terdapat


pada 3 merek pembalut wanita yang telah diteliti, dimana dapat menyebabkan
gangguan pada organ reproduksi wanita, Menurut Permenkes No.
472/Menkes/Per/1996 tentang pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan,
Sehingga penggunaan Klorin dilarang dipakai pada alat kesehatan seperti
Pembalut wanita.

Kata Kunci : Klorin, Pembalut wanita, Penetapan kadar, Argentometri

Daftar bacaan : 12 (1996 – 2018 )


iii

MEDAN HEALTH POLYTECHNICS OF MINISTRY OF HEALTH


PHARMACY DEPARTMENT
SCIENTIFIC PAPER, July 2018
EKA SYAFITRI

Quantitative Analysis of Chlorine Content in Sanitary Napkins Sold in


the Market Sukaramai Medan in Argentometric

xi + 38 pages, 3 tables, 4 pictures, 4 attachments

ABSTRACT

Permenkes No.472 / Menkes / Per / V / 1996 defines hazardous substances as,


chemicals or biology substances, both in single and mixed forms, which
endanger the health or the environment directly or indirectly, toxic, carcinogenic,
teratogenic , mutagenic and iritative.

This study aimed to determine the chlorine content in 3 (three) brands of sanitary
napkins sold in the Pasar Sukaramai Medan. The chlorine levels were
determined by the Argentometry Titration method.

Based on the results of the study, it was found that 3 samples of sanitary napkins
contained chlorine. Then these 3 samples were analyzed quantitatively to
measure the level of chlorine they contained.

This study concluded that the chlorine content found in the 3 brands of sanitary
napkins can cause interference with the female reproductive organs. Referring to
Permenkes No. 472 / Menkes / Per / 1996 concerning materials harmful to
health, the use of Chlorine is prohibited to use in medical devices such as
sanitary napkins.

Keywords: Chlorine, Sanitary Napkin, Determination, Argentometry


Reference: 12 (1996 - 2018)
iv

KATA PENGHANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
segala berkat dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah ini. Adapun judul Karya Tulis Ilmiah ini adalah “ ANALISA KUANTITATIF
KANDUNGAN KLORIN PADA PEMBALUT WANITA YANG DIJUAL DIPASAR
SUKARAMAI MEDAN SECARA ARGENTOMETRI”

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi persyaratan dalam


memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan program Diploma III di
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan.

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, tentu penulis tidak hanya
mengandalakan kekuatan sendiri dalam pelaksanaannya, melainkan ada pihak-
pihak yang turut berkontribusi baik dalam materi, non materi dan pemikiran.
Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Dra. Ida Nurhayati, M.kes selaku Direktur Politeknik


Kesehatan Kemenkes Medan.
2. Ibu Dra. Masniah, M.Kesa., Apt. selaku Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Medan dan selaku Pembimbing
Akademik yang telag membimbing penulis selama menjadi
mahasiswi di Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kemenkes
Medan.
3. Ibu Dra. Tri Bintarti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing Karya
Tulis Ilmiah yang selalu memberi masukan, dukungan,
pembelajaran dan bimbingan kepada penulis dan yang telah
menghantarkan penulis dalam mengikuti Ujian Akhir Program
(UAP)
4. Ibu Dra. Amriani, M.Kes., Apt selaku penguji I dan Ibu Rosnike
Merly Panjaitan, ST., M.Si selaku penguji II dalam Karya Tulis
Ilmiah dan Ujian Akhir Program (UAP) yang menguji dan memberi
masukan
5. Seluruh Dosen dan Staff Pegawai Jurusan Farmasi Politeknik
Kesehatan Kemenkes Medan.
v

6. Teristimewa kepada Orang Tua ( Ridwan dan Yusnawati) dan


Andi Putra yang telah memberikan dukungan dan doa yang tulus
selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan
hingga sampai Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Teman- teman seperjuangan kelas A stambuk 2015 yang telah
memberikan dukungan, kebersamaan dan pengalaman.
8. Semua pihak yang telah banyak memberi dukangan yang tidak
dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Maka dari itu penulis bersedia menerima kritik dan saran yang membangun demi
meyempurnakan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata semoga penelitian ini
bermanfaat bagi pembaca.

Medan, Agustus 2018

Penulis

Eka Syafitri

P07539015007
vi

DAFTAR ISI

Halaman

SURAT PENYATAAN……………………………………………………………….i

ABSTRAK…………………………………………………………………………….ii

KATA PENGHANTAR………………………………………………………………iv

DAFTAR ISI ................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................x

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 Latar Belakang ...............................................................................1

1.2 Perumusan Masalah .......................................................................2

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................2

1.4 Manfaat Penelitian ..........................................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .........................................................................4

2.1 Bahan Kimia ...................................................................................4

2.1.2 Klorin……. ............................................................................6

2.1.3 Sumber dan Kegunaan .........................................................8

2.2 Sifat Klorin ......................................................................................8

2.3 Bahaya Klorin Terhadap Kesehatan ...............................................9

2.4 Dampak Pembalut wanita mengandung klorin terhadap kesehatan


reproduksi .......................................................................................... 10

2.4.1 Menstruasi .......................................................................... 11

2.5 Pembalut Wanita .......................................................................... 11

2.5.1 Jenis Pembalut Wanita ....................................................... 11

2.5.2 Komposisi Pembalut wanita ................................................ 11

2.6 Argentometri ................................................................................. 12


vii

2.6.1 Titrasi Langsung ................................................................ 12

2.7 Kerangka Konsep ......................................................................... 14

2.8 Definisi Operasional ..................................................................... 14

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 15

3.1 Jenis dan Desain Penelitian ......................................................... 15

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 15

3.2.1 Penelitian ............................................................................ 15

3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................. 15

3.3 Pengambilan Sampel ...................................................... 15

3.4 Alat dan Bahan ............................................................................. 15

3.4.1 Alat ..................................................................................... 15

3.4.2 Bahan ................................................................................. 16

3.5 Pembuatan Reagensia ................................................................. 16

3.5.1 Pembuatan Larutan Baku Nacl ........................................... 16

3.5.2 Pembuatan Larutan Titer AgNO3 ..................................................................16

3.5.3 Pembuatan Indikator K2CrO4 5% ........................................ 16

3.6 Prosedur Kerja ............................................................................. 16

3.6.1 Pembakuan Larutan Titer AgNO3.................................................................16

3.7 Pemeriksaan klorin sampel yang digunakan pembalut ................. 17

3.8 Penetapan Kadar klorin secara kuantitatif pada pembalut ............ 17

3.9 Titrasi Blanko ............................................................................... 17

3.10. Perhitungan Kadar klorin dengan rumus .................................... 18

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 19

A. Hasil ............................................................................................. 19
B. Pembahasan ................................................................................ 20
viii

BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 21

A. Simpulan ......................................................................................... 21
B. Saran .............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 22

LAMPIRAN.................................................................................................... 23
ix

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 .........................................................................................................8
Tabel 2.5.2..................................................................................................... 11
Tabel 4.1 ....................................................................................................... 19
x

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 Sampel pembalut wanita ................................................... 30


Gambar 2 Pembakuan larutan titer .................................................... 30
Gambar 3 Hasil Titrasi sampel L ........................................................ 31
Gambar 4 Hasil Titrasi sampel S ........................................................ 31
Gambar 5 Hasil Titrasi sampel C........................................................ 32
xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1 Pembuatan Reagensia ................................................... 23


Lampiran 2 Hasil pengujian sampel pembalut wanita yang di jual di Pasar
Sukaramai Medan ............................................................ 25
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian ........................................................ 28
Lampiran 4 Kartu Tanda Bimbingan .................................................. 29
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut Permenkes No.472/Menkes/Per/V/1996. Bahan berbahaya
adalah zat, bahan kimia dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun
campuran yang dapat membahayakan kesehatan lingkungan hidup secara
langsung atau tidak langsung yang mempunyai sifat racun, karsiogenik,
teratogenik,mutagenic,iritasi.Didalam Permenkes No 472/Menkes/Per/V/1996
klorin termasuk bahan berbahaya yang sifat bahayanya racun dan menyebabkan
iritasi.
Klorin berbentuk gas berwarna kuning kehijauan yaitu Cl-.Klorin banyak
digunakan dalam pembuatan kertas, antiseptic, bahan pewarna, insektisida, cat
lukisan, produk-produk minyak bumi, tekstil, pelarut dan banyak penggunaan
lainnya.
Wanita yang memasuki usia remaja akan mengalami suatu masa yang
disebut menstruasi. Mentruasi merupakan proses terjadinya pelepasan dinding
rahim (endometrium) yang disertai dengan pendarahan, rata rata menstruasi
dimulai saat wanita berusia sekita 10-16 tahun dan biasanya berhenti sekitar usia
45-55 tahun. Maka sepanjang itulah seorang wanita akan membutuhkan
pembalut agar tetap dapat beraktivitas dalam hari-hari haidnya
Pembalut wanita memiliki persyaratan kualitas pembalut wanita harus sesuai
dengan Standar Nasiona Indonesia (SNI) tentang pembalut wanita dan memiliki
acuan berdasarkan Permenkes No. 96/Menkes/Per/V/1977 tentang wadah,
pembungkus, penandaan serta periklanan kosmetik dan alat kesehatan.
seiring dengan kemajuan teknologi dalam pembuatan pembalut
daribahandaur ulang menggunakan bahan-bahan kimia untuk
membersihkannya dan jugamenggunakan bahan klorinagar pembalut tersebut
berwarnaputih bersih. penggunaan klorin di larang dipakai pada produk
kesehatan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatanIritasi klorinpadakulit
dapat menyebabkan gangguankesehatanberupa rasa terbakar, peradangan
dan melepuh peradangandanmelepuh. cairan klorin juga dapat menyebabkan
peradangan akibat suhu dingin.Paparan klorin menyebabkan cukup respon,
2

yaitu kulit tampak kering dan timbul bercak coklat, hiperkeratosis.


Penggunaan bahan klorin pada pembalut wanita dapat menyebabkan
gangguanalat reproduksi yaitu keputihan, gatal - gatal, iritasi dan
menyebabkan kanker
Salah satu cara mengecek keamanan produk adalah dengan melihat daftar
bahan dikemasan produk. Namun berdasarkan pengamatan yang saya lakukan
sangat jarang atau tidak ada produk pembalut yang menyertakan bahan dasar
dan komposisinya (ini berbeda dengan produk-produk lain seperti shampoo,
pasta gigi, dan sabun yang masih mencantumkan bahan komposisi dalam
kemasannya). Maka cara paling efektif untuk mengeceknya adalah melihat ada
atau tidaknya label Depkes RI.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian tentang
analisa kandungan klorin pada beberapa merk pembalut wanita yang beredar
dipasaran secara Argentometri, apakah sudah sesuai dengan Permenkes No.
472/Menkes/Per/V/1996

1.2Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Apakah terdapat Klorin pada pembalut wanita yang dijual dipasar


Sukaramai Medan ?
2. Berapa jumlah kadar Klorin yang terdapat pada 3 merek pembalut wanita
yang dijual dipasar Sukaramai Medan?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya Klorin pada pembalut wanita yang dijual dipasar
Sukaramai Medan
2. Untuk mengetahui jumlah kadar Klorin yang terdapat pada 3 merek
pembalut wanita yang beredar di pasaran
3

1.4 Manfaat Penelitian


1 Memberikan informasi dan pengetahuan pada masyarakat bahwa terdapat
klorin pada pembalut wanita yang dijual dipasar Sukaramai Medan
2. Sebagai bahan masukan dan informasi penting bagi mahasiswa poltekkes
kemenkes medan tentang adanya klorin pada pembalut wanita yang dijual
dipasar Sukaramai Medan
4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bahan kimia

Bahan kimia adalah bahan yang terbuat dari bahan buatan atau sintesis
(non hebal). Yang digunakan untuk menambahi atau menyempurnakan suatu
produk mentah menjadi produk jadi. Penggunaan juga harus sesuai dosis atau
takaran, bila tidak sesuai dosisi akan menyebabkan bahan kimia yang tadinya
tidak berbahaya akan menjadi berbahaya bahkan akan menyebabkan kerusakan,
membekas pada bagian tubuh, cacat, dan juga bisa menyebabkan kematian.
Tidak hanya itu saja, penyalah gunaan juga dapat menyebabkan gangguan pada
tubuh, Bahan kimia berbahaya adalah bahan-bahan yang pembuatan,
pengolahan, pengangkutan, penyimpanan, dan penggunaannya menimbulkan
atau membebaskan debu, kabut, serat, uap, gas, serat atrau radiasi sehingga
dapat menyebabkan iritasi, kebakaran, ledakan, korosi, keracunan dan bahaya
lain dalam jumlah yang memungkinkan gangguan kesehatan bagi orang yang
berhubungan langsung dengan bahan tersebut atau menyebabkan kerusakan
pada barang-barang (Syukri,2009)

Beberapa bahan kimia yang sering dipakai diindustri (Yudistira,2009)


1. Asam sulfat (H2SO4) merupakan senyawa yang biasa digunakan dalam
leaching dan scrubbing dan penetralisir subtansi alkali. Mungkin senyawa lain
ini merupakan senyawa asam yang paling lumrah digunakan diberbagai
industri
2. Nitrogen (N2) merupakan senyawa inert yang paling sering ditemukan
diberbagai industri. Digunakan untuk berbagai macam kebutuhan mulai dari
pelapis tangki (untuk mencegah kontakoksigen dengan bahan campuran
mudah terbakar) sampai pengontrol temperature pada reaksi eksotermik.
Nitrogen juga digunakan sebagai container solid pembawa gas ketika kondisi
bahan kimia yang rentan terhadap udara.
3. Oksigen (O2) merupakan the ultimate oxidizer. Digunakan dalam
berbagai aplikasi oksidasi, pembakaran, peleburan loham, hingga pembuatan
5

senyawa sintesis, oksigen dalam bentuk cair digunakan dengan baik dalam
hulu ledakdiberbagai peluru kendali.
4. Etilen (C2H4) merupakan senyawa yang paling popular dalam bentuk
industry pembuatan polimer. Etilen juga digunakan untuk mematangkan dan
zat pewarna dalam buah.
5. Ammonia (NH3) merupakan pelarut yang sering digunakan sebagai
scrubber berbagai zat pengotor dalam aliran pembuangan bahan bakar
minyak bumisebelum dilepaskan ke atmosfer. Ammonia juga digunakan
sebagai bahan pendingin
6. Klorin (Cl) digunakan dalam pembuatan bleaching agent dan titanium
dioksida. Akan tetapi akhir-akhir ini penggunaan klorin mulai dibatasidalam
industry bleaching agent.
7. Formaldehid (HCHO) formalin yang kita kenal merupakan larutan 40
persen formaldehid 60 persen air atau metil alcohol. Formalin digunakan
untuk berbagai aplikasi desinfektan, insektisida, belakangan ini ditemukan
formalin bersifat karsinogen.
8. Asam Klorida (HCl) senyawa ini diproduksi dalam berbagai industry
sebagai produk samping reaksi klorin dengan hidrokarbon. Digunakan dalam
jumlah besar untuk menyiapkan klorida, membersihkan logam dan beberapa
proses industri lainnya.
6

2.1.2 Klorin
Klorin adalah unsur halogen yang berat atomnya 35,46. Warnanya hijau
kekuning- kuningan.Titik didihnya -34,70C, titik bekunya 0,1020C, kepadatan
2,488 atau 2,5kali berat udara.Klor pada tekanan dan suhu biasa bersifat gas
dan dalam tekanan rendah mencair.Klor tidak dapat bebas di alam tetapi
terdapat di senyawa terutama terdapat dalam logam Natrium, Magnesium dan
yang paling banyak terdapat pada Natrium Chloride (NaCl). Klorin merupakan
hasil tambahan yang terbuat dari sodium Hydroxide dengan cara
mengelektrosasikan Sodium Hydroxide (Adiwisastra,2000).
Klorin (bearasal dari bahasa Yunani yaitu Chloros yang berarti “hijau
pucat”).adalah sutu unsur kimia dengan nomor atom 17 dan symbol Cl. Klor
termasuk golongan halogen (Norlatifah, 2012). Sebagai ion klorida, yang
merupakan garam dan senyawa lain, secara normal ia banyak dan sangat
diperlukan dalam banyak bentuk kehidupan, termasuk manusia. Dalam wujud
gas, klorin berwarna kuning kehijauan, baunya sangat meyesakkan dan sangat
beracun.Dalam bentuk cair dan padat, merupakan agen pengoksidasi,
pelunturan yang sangat efektif.Ciri-ciri utama unsur klorin merupakan unsur
murni, mempunyai keadaan fisik berbentuk gas berwarna kuning kehijauan.
Klorin adalah gas kuning kehijuan yang dapat bergabung dengan hamper
seluruh unsur lain karena merupakan unsur bukan logam, yang sangat
elektronegatif
Seperti halnya pemutih H2O2 (Hidrogen Peroksida), pemutih jenis dasar
klorin (Sodium Hipoklorit dan Kalsium Hipoklorit) juga mempunyai sifatmultifungsi
yaitu selain sebagai pemutih, kedua senyawa tersebut juga bisa sebagai
penghilang noda maupun desinfektan.Pemutih jenis dasar klorin terdiri dari dua
jenis yaitu padat dan cair.Pemutih padat adalah Kalsium Hipoklorit (CaOCl2)
berupa bubuk putih.Pada umumnya masyarakat mengenal senyawa ini sebagai
kaporit.Kaporit lazim digunakan untuk menyuci hamakan air ledeng dan kolam
renang.Kelemahan kaporit adalah kelarutannya tidak sempurna, dimana selalu
ada tersisa padatan dan tidak bisa dibuang sembarangan.Sodium Hipoklorit
(NaOCl) sudah lama dikenal sebagai produk pemutih yang handal. Hal mendasar
yang perlu diketahui mengenai pembuatan pemutih dari NaOCl adalah
pengenalan terhadap senyawa atau bahan NaOCl itu sendiri. Sodium Hipoklorit
(NaOCl) merupakan cairan berwarna sedikit kekuningan, beraromakhas dan
7

menyengat. Bahan NaOCl mudah laut dalam air dengan derajat kelarutan
mencapai 100% dan sedikit lebih berat dibandingkan dengan air(berat jenis air
lebih dari satu) serta bersifat sedikit basa (Parnomo, 2003).
Pada suhu ruangan, klorin adalah gas berwarna kuning kehijau-hijauan
hidroklorik (HCl).Ketidakstabilan asam hipoklorus (HClO) membuatnya dengan
baun yang sangat menyengat.Pada tekanan yang meningkat atu pada saat
temperature dibawah -300F, cairannya berwarna kuning sawo dan encer. Klorin
hanya dapat larut dengan mudah dalam air, tetapi apabila kontak dengan uap
ada;ah dalam bentuk asam hipoklorus (HClO) dan asam dapat dengan mudah
menghilang, membentukoksigen bebas. Karena reaksi ini, pada dasarnya air
mempertinggi oksidasi klorin dan efek korosif Klorin memiliki titik didih dan titiki
leleh/beku yang lebih rendah dari suhu kamar, maka klorin tersebut berwujud
gas.

2.1.3 Sumber dan Kegunaan Klorin

Klorin adalah unsur kimia ketujuh tertinggi yang diproduksi di


dunia.Digunakan sebagai alat pemutih pada industri kertas, pulp, dan
tekstil.Digunakan untuk manufaktur, pestisida, dan herbisida, misalnya DDT,
untuk alat pendingin, obat farmasi, vinyl (pipa VPC), plastic, bahan pembersih
dan untuk perawatan air dan air limbah.Supaya bisa dipakai Klorin ini
dikombinasikan dengan senyawa organic (bahan kimia yang mempunyai unsur
karbon) yang biasanya menghasilkan organoklorin.Organoklorin itu sendiri
adalah senyawa kimia yang beracun dan berbahaya bagi kesehatan karena
dapat terkontaminasi dan resisten di dalam tubuh makhluk hidup (Darniadi S,
2007).

2.2 Sifat Klorin


Klorin merupakan unsur kedua dari keluarga halogen, terletak pada
golongan VII A, periode III.Sifat kimia klorin sangat ditentukan oleh konfigurasi
electron pada kulit terluarnya.Keadaan ini membuatnya tidak stabil dan sangat
reaktif.Hal ini disebabkan karena strukturnya belum mempunyai 8 elektron (oktet)
untuk mendapatkan struktur electron gas mulia.Disamping itu, klorin juga bersifat
oksidator.Seperti halnya oksigen, klorin juga membantu fungsi reaksi
pembakaran dengan menghasilkan panas dan cahaya. Dalam air laut maupun
8

sungai, klorin akan terhidrolisa membentuk asam hipoklorit (HCIO) yang


merupakan suatu oksidator
CI2 + HOH HCIO + H+ + CI-
HCIO OCI- + H+

Tabel 2.2. Sifat Fisik Klorin


Sifat-Sifat Klorin

Pada suhu kamar Berwarna kuning kehijauan

Berat Molekul 70,9 dalton

Titik didih -290F (-340C)

Titik beku -1500F (-1010C)

Gaya berat (Specific Gravity) 1,56 pada titik didih

Tekanan uap air 5,168 mmHg pada 680F (200C)

Berat jenis gas 2,5

Daya larut dalam air 0,7% pada 680F (200C)

Sumber :U.S. Department Of Health And Human Services, 2007.

2.3 Bahaya Klorin Terhadap Kesehatan


Penggunaan klorin saat ini semaikin marak terjadi di masyarakat. Tidak lagi
hanya digunakan sebagai bahan baku pada industry tetapi juga ditambahkan
dalam makanan. Keberadaan klorin sangat berbahaya bagi kesehatan
manusia.Klorin, dalam bentuk gas maupun cairan dapat mengakibatkan luka
permanen bahkan kematian. Pada umumnya luka permanen terjadi disebabkan
oleh asap gas klorin. Klorin ini sangat potensia untuk menyebabkan penyakit di
kerongkongan, hidung, dan tract respiratory (saluran kerongkongan dekat paru-
paru). Klorin juga sangat membhayakan sistem pernafasan terutama anak-anak.
Dalam bentuk gas, klor dapat merusak membran mucus dan dalam wujud cair
dapat menghancurkan kulit.Tingkat klorida sering naik turun bersama dengan
9

tingkat natirum. Ini karena natrium klorida atau garam merupakan unsur utama
dalam darah (Chandra, 2006)..
Batas paparan gas klor 1 ppm dan kadar 0,1% sudah dapat mengakibatkan
kematian dalam beberapa menit. Mengidentifikasi dari muntahan dan napas
penderita keracunan, tercium bau gas klor.
Bahaya keracunan oleh gas klor dapat terjadi, yaitu (Adiwisastra,1989):
1.Keracunan Akut
Disebabkan karena menghisap gas klor dalam konsentrasi tinggidan
penghisapan terjadi untuk pertama kalinya. Menghisap gas klor dalam15 ppm
menimbulkan pengaruh rangsangan/iritasi pada selaput lender tenggorokan dan
dan dalam 30 ppm akan menyebabkan batuk-batuk, dalam konsentrasi tinggi
(1000 ppm) akan mengakibatkan kematian mendadak.

Gejala-gejala keracunan oleh gas klor, yaitu (Adiwisastra 1989) :


a. Tenggorokan terasa gatal, pedih/panas
b. Batuk terus menerus disebabkan pengaruh rangsangan terhadap refleks alat
pernapasan yang menyebabkan orang tidak menahan batuk.
c. Pernapasan (kalau menarik napas) terasa sakit dan sesak.
d. Muka kelihatan kemerah-merahan
e. Mata terasa pedih akibat rangsangan terhadap selaput lender conjungtiva
f. Batuk kadang-kadang disertai darah dan muntah-muntah hebat.
g. Pengisapan gas klor dalam konsentrasi tinggi dapat menyebabkan
terhentinya pernapasan.

Efek toksik klorin yang terutama adalah sifat korosifnya. Kemampuan


oksidasi klorin sangat kuat, dimana di dalam air klorin akan melepaskan
oksigendan hydrogen klorida yang menyebabkan kerusakan jaringan. Sebagai
alternatif, klorin diubah menjadi asam hipoklorit yang dapat menembus sel dan
bereaksi dengan protei sitoplasmik yang dapat merusak struktut sel.

2.Keracunan Kronis

Disebabkan oleh pemanajaan sesuatu yang bersifat toksin dalam waktu


yang lama, tetapi dalam konsentrasi yang rendah.Dalam hal ini keracunan kronis
10

disebabkan karena menghirup gas klor sehingga dapat menyebabkan hilangnya


rasa pada indera penciuman, merusak gigi/gigi keropos (Adiwisastra, 2000).

2.4 Dampak pembalut wanita mengandung klorin terhadap kesehatan


reproduksi
Pembalut wanita yang mengandung klorin beresiko tinggi terhadap
reproduksi kesehatan wanita, termasuk resiko adanya : keputihan, gatal-gatal,
iritasi dan menyebabkan kanker (Faiz,2012)
Permenkes No 472/Menkes/Per/V/1996 klorin termasuk bahan berbahaya
yang sifat bahayanya racun dan menyebabkan iritasi.gatal-gatal Sehingga
dilarang penggunaannya dalam pembalut.

2.4.1 Menstruasi
Haid yang pertama kali disebut menarche (Mochtar,1998)Menarche
sebenarnya merupakan puncak dari serangkaian perubahan yang terjadi pada
seorang gadis sedang menginjak dewasa. Perubahan timbul karena serangkaian
interaksi antara beberapa kelenjar didalam tubuh.Pada jarak waktu tertentu sejak
menarche pada mulanya tidak teratur, tetapi semakin lama semakin
teratur.Dalam waktu 4-6 tahun sejak menarche pola haidnya sudah terbentuk
tetapi berbeda-beda untuk setiap wanita, pada umumnya haid datang sebulan
sekali dan berlangsung terus hingga berumur 45 tahun. Pada kebanyakan wanita
siklus haid ini berkisar antara 22 sampai 35 tahun, sedangkan rata-rata 29 hari
(Llewellyn,2005)
Menstrusi adalah peristiwa keluarnya darah dari vagina, darah air berasal
dari uterus dan timbul akibat terlepasnya selaput lendir uterus yang mengalami
proses kemunduran dan kerusakan, karenanya selain darah terdapat pula sisa-
sisa dari selaput lender dan sel telur yang tidak dibuahi.
11

2.5 Pembalut Wanita


Menurut CIC dalam (Ilyasa,2004), definisi pembalut wanita adalah suatu
produk monufaktur yang digunakan pada saat menstruasi dan digunakan diluar
alat kelamin. Bahan dasar yang digunakan secara umum dalam pembuatan
pembalut adalah pulp, non woven, water resisting paper, wonder gel, water proof,
paper, laminated, adhesive tape, dan polyethylene film. Namun demikian, bahan
dasar yang digunakan diindustri pembalut wanita domestic cukup bervariasi
sebab diversifikasi pembalut wanita cukup tinggi

2.5.1 Jenis Pembalut wanita


Pembalut wanita memiliki dua jenis yaitu:
1. Pembalut yang terbuat dari kapas, yang memiliki bentuk beraneka ragam
dan bisa disesuaikan dengan kenyamanan beraktivtas, seperti slim, wings
dan maxi, dan juga memiliki ukuran mulai dari short, long dan for night.
2. Pembalut herbal, pembalut jenis ini adalah kandungannya terbuat dari
herbal yang tidak hanya berfungsi menyerap darah haid tetapi juga sebagai
antiseptik.
Pembalut wanita pada saat ini umumnya terbuat dari katun, rayon,
caraatau campuran rayon dan kapas. Rayon terbuat dari setat selulosa yang
berasal dari pulp kayu, untuk mendapatkan bahan baku rayon umumnya perlu
ditambahakan proses pemutihan pulp kayu (Bleaching) dan pemurnian, Dibawah
ini ada beberapa pemutihan
1. Pemutihan menggunakan gas klorin proses ini dapat menghasilkan dioksin
sebagai produk sampingannya. Proses ini digunakan oleh pemasok bahan
baku rayon, diperlukan beberapa proses berikutnya untuk menghilangkan
dioksin. Di Amerika proses ini tidak boleh lagi digunakan dalam pembuatan
pembalut wanita.
2. Pemutihan yang bebas elemen klorin pemutihan ini tidak menggunakan
gas klorin, tetapi menggunakan hydrogen peroksida. Proses ini tidak
menghasilkan dioksin sebagai kontaminan sehingga sering pula disebut
proses pemutihan bebas dioxin
12

2.5.2 Komposisi pembalut wanita


Pembalut wanita yang beredar dipusat perbelanjaan harus memiliki
komposisi yang berdasarkan SNI 16-6363-2000.Komposisi pembalut wanita
terdiri dari kapas serap, kertas serap rayon, katun oleh natrium
karboksimetilselulose, pulpa jonjot, kasa.

Tabel criteria 2.5 kriteria dan syarat produk pembalut wanita


No Jenis Uji Persyaratan

1 Deskripsi Bersih tidak mengandung kotoran dan zat asing,


tidak menyebabkan iritasi atau efek yang
membahayakan lainnya, tidak melepaskan
serabut pada waktu digunakan, tidak berbau dan
lembut.

2 Warna Warna putih, kecuali sebagai tanda atau identitas


pada sisi yang tidak bersentuhan dengan tubuh.

3 Keasaman atau Netral terhadap fenolftalien dan jingga metal


kebasaan
4 Flourensensi Tidak berflourensensi kuat atau tidak ada
flouresensi yang menunjukan adanya
kontaminasi, pada sisi yang bersentuhan dengan
tubuh.

5 Daya serap Tidak kurang lebih dari 10 kali bobot pembalut

6 Rembes Tidak mudah rembes

7 Kekuatan Tidak mudah robek

Sumber : SNI 16-6363-2000 Tahun 2000

2.6Argentometri ( Pengendapan)

Prinsip reaksi dalam titrasi argentometri adalah titrasi dengan sebagai


titran dan terbentuk endapan stabil yang tidak larut hasil reaksi dengan .
Titrasi argentometri termasuk di dalam titrasi presipitasi atau
13

pengendapanTerdapat beberapa metode yang dapat digunakan dalam titrasi


argentometri, antara lain metode Mohr (titrasi langsung), metode Volhard,
metode Fajans, metode Gay Lussac, metode Liebieg, dan metode Deniges.Pada
penelitian ini digunakan metode Mohr

2.6.1 (Titrasi langsung)

Metode Mohr biasanya digunakan pada penentuan halogen, tetapi lebih umum di
gunakan untuk menentukan . Pada metode ini digunakan sebagai
indikator Titik akhir titrasi di tunjukkan dengan timbulnya endapan merah coklat
dari . Reaksi antara dan terjadi sebagai berikut.

(putih) +

Jika telah habis bereaksi dengan , sedikit kelebihan akan bereaksi


dengan indikator menurut reaksi:

→ ↓ (merah coklat) +

Ksp (1,7. ) memiliki nilai yang lebih kecil jika dibandingkan


dengan Ksp (1,2. ). Namun, akan mengendap lebih dahulu karena
konsentrasi dalam larutan lebih besar dari pada konsentrasi . Akibatnya,
konsentrasi yang diperlukan untuk mengendapkan lebih kecil dari
konsentrasi yang diperlukan mengendapkan .

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan metode Mohr adalah:

a. pH larutan. Kisaran pH larutan harus netral-basa lemah (6,5-9). Bila pH


larutan terlalu asam, ion kromat akan berikatan dengan dan menjadi ion
bikromat sehingga mengurangi konsentrasi kromat dalam larutan dan Ksp
tidak terlampaui. Bila pH larutan terlalu basa akan mengendapkan Ag
sebagai AgOH.
b. Tidak boleh mengandung ion warna dominan, misalnya (biru),
(merah), atau (merah) karena dapat menggangu pengamatan titik akhir
titrasi.
c. Adanya ion lain larutan. Larutan tidak boleh mengandung ion yang dapat
bereaksi dengan (misalnya ion fosfat dan asetat). Larutan juga tidak
14

boleh mengandung zat yang dapat bereaksi dengan sebagai indikator


(misalnya ion atau )
d. Ksp Ag kromat akan meningkat dengan bertambahnya suhu
e. Konsentrsi indikator (ion kromat) harus sesuai agar tidak mengendap terlebih
dahulu konsentrasi yang biasa digunakan adalah 5%.(Harmita,2017)

2.7 Kerangka konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Diuji dengan metode


Pembalut wanita Klorin
Argentometri

2.8 Definisi Operasional


1. Pembalut wanita adalah suatu produk monufaktur yang digunakan
pada saat menstruasi dan digunakan diluar alat kelamin
2. Klorinadalah unsur halogen yang berat atomnya 35,46. Warnanya
hijau kekuning- kuningan.
3. Argentometri adalah Metode Analisa Kuantitatif yang digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya kandungan klorin pada pembalut wanita dan
menganalisa kadar klorin tersebut.
15

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian


Metode ini dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan kandungan
klorin secara argentometri dalam pembalut wanita yang dijual dipasar
Sukaramai Medan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Poltekkes Kemenkes
Medan Jurusan Farmasi, pada April- Juli 2018.

3.3 Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel secara acak dari 6 (enam) merek sampel
yang dijual di Pasar Sukaramai Medan.Jumlah sampel yang diambil adalah
sebanyak 3 merek sampel.

3.4 Alat dan Bahan


3.4.1 Alat
1. Beaker glass
2. Buret 50 ml
3. Statif/klem
4. Pipet Volume 25 ml
5. Erlenmeyer
6. Gelas ukur
7. Pipet Tetes
8. Labu ukur
9. Neraca analitik
10. Kertas perkamen
16

3.4.2 Bahan
1. Sampel pembalut wanita yang akan diuji 3 sampel
(Laurier, Charm,Softex daun sirih)
2. AgNO3
3. NaCI
4. K2CrO4 5 %
5. Aquadest

3.5 Pembuatan Reagensia

3.5.1 Pembuatan Larutan Baku NaCI

Prosedur :

Timbang 0,58 g NaCl lalu masukkan kedalam labu ukur 50 ml secara


kuantitatif.Cukupkan volumenya sampai garis tanda, kocok homogen.

3.5.2 Pembuatan Larutan Titer AgNO3 0,01 N

Prosedur :

Timbang 0,51 g AgNO3 dalam beaker glass 50 ml, larutkan dengan


aquadest, masukkan kedalam botol yang telah dikalibrasi 300 ml dan
cukupkan volume sampai garis tanda. Kocok sampai homogen.

3.5.3 Pembuatan Indikator K2CrO4 5 %

Prosedur :
Timbang sebanyak 5 gr Indikator K2CrO4 5 %, kemudian larutkan dengan
100 ml aquadest, kocok homogen dan masukkan dalam botol.

3.6 Prosedur Kerja

3.6.1 Pembakuan Larutan Titer AgNO3

1. Pipet 25,0 ml larutan baku NaCI kedalam Erlenmeyer 250 ml, bilas dengan
sedikit aquadest.
2. Tambahkan 3 tetes indikator K2CrO4 5 %
17

3. Titrasi dengan larutan titer AgNO3 sampai terbentuk endapan warna


merah bata.
4. Catat volume titer AgNO3.
5. Lakukan titrasi 3 kali, hitung normalitas AgNO3 yang sebenarnya.

3.7 Pemeriksaan Klorin pada sampel yang digunakan pembalut


wanita

 Ambil bagian dalam pembalut 10 g, Rendambagian dalam pembalut dengan


aquadest 250 ml selama 8 menit
 Ambil 1 ml sampel masukkan ke dalam tabung reaksi tambahkan beberapa
tetes 0,01 N AgNo3, terbentuk endapan putih.

3.8 Penetapan Kadar Klorin Secara Kuantitatif pada pembalut wanita

1. Timbang 10 gram sampel yang telah diambil bagian dalamnya


2. Rendam dengan aquadest 250 ml selama 8 menit
3. Ambil filtratenya sebanyak 50 ml kedalam erlenmeyer
4. Tambahkan Indikator K2CrO4 5 % sebanyak 3 tetes.
5. Titrasi dengan larutan titer Agno3sampai terbentuk endapan berwarna
merah kecoklatan.
6. Catat volume larutan AgNO3
7. Hitung kadar Klorin yang terdapat pada pembalut wanita
8. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali.

3.9 Titrasi Blanko


1. Titrasi Blanko dengan mengambil 100 ml aquadest dimasukkan kedalam
Erlenmeyer 250 ml
2. Tambahkan Indikator K2CrO4 5 % 1 ml
3. Titrasi dengan larutan baku perak nitrat AgNO30,01 N sampai terbentuk
endapan merah kecoklatan
4. Catat volume larutan AgNO30,01 N
5. Lakukan percobaan sebanyak 3 kali
18

3.10 Perhitungan kadar klorin dengan rumus


( )
Kadar Klorin = x 100%

Dimana :
A = Volume larutan bakuAgNO3 untuk titrasi sampel(ml)
B = Volume larutan bakuAgNO3 untuk titrasi blanko (ml)
N = Normalitas larutan bakuAgNO3 (mgrek/ml)
Ar Cl = 35,5 (mg/mgrek)
19

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Pada penelitian ini ditetapkan kadar klorin pada tiga sampel
pembalut wanita, dari tiga merek pembalut yang berbeda-beda. Yang
pertama dari pembalut Charm (C), yang kedua dari pembalut Laurier
(L), yang ketiga dari pembalut Softex Daun Sirih (S).

Tabel 4.1 Hasil Penetapan Kadar Klorin dalam pembalut wanita yang
dijual di Pasar Sukaramai Medan secara Argentometri.

No Kode Bobot Volume Hasil Kadar


Sampel sampel Titrasi Kadar Sebenarnya
(g) (ml) Klorin %
%
1 C1 10,02 3,0 4,5
C2 10,04 3,0 4,6 4,4
C3 10,03 2,9 4,2

2 L1 10,00 3,5 6,3


L2 10,04 3,7 6,8 6,9
L3 10,05 3,9 7,7

3 S1 10,01 2,7 3,5


S2 10,02 2,8 3,8 3,8
S3 10,04 2,9 4,2

Berdasarkan hasil penelitian analisa kadar klorin pada


pembalut wanita yang dilakukan dilaboratorium menunjuan bahwa
setiap pembalut wanita memiliki kadar klorin yang berbeda-beda
setiap merek pembalut.
20

Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/1996 tentang pengamanan


Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, Sehingga penggunaan Klorin dilarang
dipakai yang mempunyai sifat racun, karsinogenik, teratogenik,
mutagenik.korosif dan iritasi

4.2 Pembahasan

Analisa kuantitatif dilakukan untuk menentukan kadar klorin pada


pembalut wanita yang telah positif mengandung klorin metode yang
digunakan adalah Argentometri Mohr dilakukan dengan cara titrasi yang
membentuk endapan perak nitrat. Prinsip Argentometri Mohr adalah reaksi
pengendapan dimana senyawa klorida dalam suasana netral atau sedikit
basa dengan larutan baku NaCl dan Indikator K2CrO4..

Klorin adalah gas kuning kehijauan dimana seiring dengan kemajuan


tekhnologi dalam pembuatan pembalut dari bahan daur ulang menggunakan
bahan-bahan kimia untuk membersihkannya dan juga menggunakan bahan
klorin agar pembalut tersebut berwarna putih bersih.penggunaan klorin
dilarang dipakai pada produk kesehatan karena dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, iritasi.Klorin pada kulit dapat menyebabkan gangguan
kesehatan berupa rasa terbakar, peradangan dan melepuh. Penggunaan
bahan klorin pada pembalut wanita dapat menyebabkan gangguan pada alat
reproduksi yaitu keputihan, gatal-gatal, iritasi dan menyebabkan kanker

Dari hasil pengujian diperoleh kadar klorin sebesar 4,4% untuk sampel
Charm (C), diikuti oleh sampel Laurier (L) 6,9%, Kemudian sampel Softex
daun sirih (S) 3,8%. Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/1996 tentang
pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, Sehingga penggunaan
Klorin dilarang dipakai yang mempunyai sifat racun, karsinogenik,
teratogenik, mutagenik.korosif dan iritasi. Data tersebut menunjukan bahwa
pembalut wanita mengandung klorin.Efek dari pembalut wanita yang
mengandung klorin dapat menyebabkan iritasi, rasa terbakar, dan melepuh.
21

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Kadar Klorin pada pembalut wanita yang dijual dipasar
Sukaramai Medan yaitu :
1. Sampel Kode C adalah 4,4%
2. Sampel Kode L adalah 6,9%
3. Sampel Kode S adalah 3,8%

Menurut Permenkes No. 472/Menkes/Per/1996 tentang pengamanan


Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan, Sehingga penggunaan Klorin dilarang
dipakai pada alat kesehatan seperti Pembalut wanita.

5.2 SARAN
1. Kepada Balai POM agar mengadakan pemantauan, pengawasan
terhadap penggunaan klorin pada pembalut wanita
2. Kepada produsen hendaknya tidak menggunakan klorin pada
pembalut wanita
3. Kepada konsumen supaya lebih selektif dalam memilih pembalut
yang akan dipakai dan konsumen harus memperhatikan komposisi
dan izin pada kemasan pembalut sebelum membeli.
22

DAFTAR PUSTAKA

Mukono.2010.Prinsip dasar kesehatan lingkungan.Surabaya: Airlangga


University press

BSN.2000.Pembalut wanita. Standar Nasional Indonesia (SNI).Jakarta

Syukri.2009.Kimia dasar.Bandung:Institut Teknologi Bandung

Llwellyn.2005.Setiap wanita.penerbit deleptrasa publishing

Yudistira.2009.Bahan kimia yang sering digunakan.Diakses 10 Januari


2018.http://dunia-astro.blogspot.com
Peraturan Mentri Kesehatan No.472,1996.Pengamanan Bahan Berbahaya bagi
kesehatan.Jakarta

Parnomo.2003.Pembuatan Cairan Pemutih.Jakarta: Puspa swara

Adiwasatra.2000.Sumber bahaya serta penanggulangan keracunan.Bandung:


Angkasa

Faiz.2012.FC bio sanitari pad avail.Diakses 7 April 2018 dari


http://availeloktegal.blogspot.com

Harmita.2007.Penetapan Kadar Bahan Baku Obat dan Sedian Farmasi.Jakarta:


Buku Kedokteran

Notoatmodjo.2012.Metodologi penelitian.Jakarta: Rineka Cipta

Mochtar,R,1998.SinoposisobstetricCetakan kedua.Jakarta: Penerbit EGC


23

LAMPIRAN 1

Pembuatan Reagensia
1. Pembuatan Larutan Titer AgNO3
Normalitas AgNO3 = 0,01 N
Volume Titer = 300 ml
BM = 170
e =1

W=

W= 0,51 g

2. Pembuatan Larutan Baku NaCl


Normalitas AgNO3 = 0,01 N
Volume Titer = 1000 ml
BM = 58,44
e =1

W=

W= 0,5844 g

Normalitas NaCl

N=
N= 0,0100
Normalitas Nacl = 0,0100 N
3. Pembakuan Larutan Titer AgNO3

V1 = 29,5 ml

V2 = 28,7 ml Volume rata-rata = = 29,03 ml


V3 = 28,9 ml

Normalitas Larutan Titer AgNO3


24

Vt . Nt = Vb . Nb

Nt =

Nt = 0,0090 N
25

LAMPIRAN 2

Hasil pengujian sampel pembalut wanita yang di jual di Pasar


Sukaramai Medan.

1) Sampel C
No Kode Sampel Berat sampel (g) Volume titrasi (ml)
1 C C1 10,02 3,0
2 C2 10,04 3,0
3 C3 10,03 2,9

( )
 Kadar klorin = x 100%

( )
Kadar C1 = x 100%

( )
= x 100%

= 4,5 %

( )
Kadar C2 = x 100%

( )
= x 100%

= 4,6%

( )
Kadar C3 = x 100%

( )
= x 100%

=4,2%

Kadar C rata-rata = = 4,4%


26

2) Sampel L
No Kode Sampel Berat sampel (g) Volume titrasi (ml)
1 L L1 10,00 3,5
2 L2 10,04 3,7
3 L3 10,05 3,9

( )
 Kadar klorin = x 100%

( )
Kadar L1 = x 100%

( )
= x 100%

= 6,3%

( )
Kadar L2 = x 100%

( )
= x 100%

= 6,8%

( )
Kadar L3 = x 100%

( )
= x 100%

=7,7%

Kadar L rata-rata = = 6,9%


27

3) Sampel S
No Kode Sampel Berat sampel (g) Volume titrasi (ml)
1 S S1 10,01 2,7
2 S2 10,02 2,8
3 S3 10,04 2,9

( )
 Kadar klorin = x 100%

( )
Kadar S1 = x 100%

( )
= x 100%

= 3,5%

( )
Kadar S2 = x 100%

( )
= x 100%

= 3,8%

( )
Kadar S3 = x 100%

( )
= x 100%

=4,2%

Kadar S rata-rata = = 3,8%


28
29
30

GAMBAR

Gambar 1.Sampel Pembalut wanita

Gambar 2.Pembakuan larutan titer


31

Gambar 3.Hasil titrasi sampel Laurier

Gambar 4.Hasil Titrasi sampel Softex daun sirih


32

Gambar 5.Hasil titrasi sampel Charm

Anda mungkin juga menyukai