Nim : 201651322
Algae adalah mikroorganisme aerobicfotosintetik, dijumpai di mana saja yang tersedia cukup cahaya, kelembapan,
dan nutrient sederhana yang memperpanjang hidupnya. Pertumbuhan algae berlangsung cepat di air yang diam dengan
bantuan sinar matahari. Phosphat dan Nitrat dalam air dapat mendukung pertumbuhan Algae.Beberapa spesies algae hidup
pada salju dan es di daerah-daerah kutub dan puncak-puncak gunung. Beberapa ganggang hidup dalam sumber air panas
dan suhu setinggi 70 0C. beberapa algae beradaptasi pada tanah lembab, pepagan pohon, dan bahkan permukaan batuan.
Alga (ganggang) mempunyai tiga macam pigmen fotosintetik yaitu klorofil, karotenoid, dan fikobilin (ketiganya
terdapat dalam kloroplas). Sebagai hasil fotosintetiknya, algae menyimpan berbagai produk makanan cadangan sebagai
granul atau globul dalam sel-selnya. Ganggang hijau menyimpan pati seperti yang terdapat pada tumbuhan. Algae lain
dapat menyimpan macam-macam karbohidrat, beberapa algae menyimpan minyak atau lemak.
Gas karbon dioksida dapat memicu timbulnya algae, ini di sebabkan karena ketika banyak
co2 terlarut yang tidak di manfaatkan oleh tanaman untuk berfotosintesis. Co2
berlebih tersebut akhirnya di manfaatkan oleh algae untuk hidup dan berkembang. Pada
dasarnya algae adalah makhluk hidup yang dapat tumbuh dan berkembang dibberbagai
kondisi yang kita anggap tidak mungkin sekalipun makhluk ini akan tetap hidup.
Kelebihan nutrisi merupakan bentuk dan ini merupakan penyebab munculnya algae senyawa
nitrogen dan fosfor lah yang memiliki peran utama atau bisa di katakan pemasok utama kebutuhan algae. Ketika tanaman
tidak mampu menyerap nutrisi dengan baik melalui sistem perakaran terutama unsur nitrogen dan fosfor maka akan di
ambil alih oleh algae untuk menyerap unsur -unsur tersebut untuk tumbuh.
Pigmen berguna pada alga yang hidup di perairan lebih dalam, yang tidak mampu ditembus oleh spektrum cahaya biru.
Pigmen-pigmen tersebut adalah:
a. Fikosianin (pigmen warna biru)
Hasil fotosintesis di simpan dalam bentuk polisakaridayang di sebut paramilon dan di simpan dalam pirenoid
1. Bacillariophyta (Diatom)
Stephanodiscus sp.
Diatom (diatome) adalah algae unisel yang memiliki tudung keras yang dinamakan frustule, yang tersusun dari silica dan
tertutup oleh lapisan organik. Dinding selnya terdiri dari epiteka dan hipoteka. Reproduksi secara vegetatif dengan
membelah diri. Tubuhnya berwarna kuning keemasan. Habitatnya pada air tawar, air laut dan tempat basah atau lembab.
Sebagian hidup bebas dan sebagian lagi hidup berkoloni. Bentuk kloroplasnya bervariasi, yaitu seperti cakram, seperti huruf
H, periferal, dan pipih.
Perannya sebagai fitoplankton dan produsen primer bagi trofik di atasnya. Pada beberapa literatur, Bacillariophyta (Diatom)
ini dimasukkan ke divisi Chrysophyta (golden algae) karena susunan pigmennya yang mirip. Fosilnya banyak digali dan
digunakan sebagai bahan bangunan atau bahan penyaring (filter) dan bahan pengikis serta digunakan dalam industri
kostruksi termasuk bahan tambahan pada semen dan bahan bahan konstruksi lainnya. Contoh spesiesnya adalah
Stephanodiscus alpinus, Stephanodiscus astrea, Stephanodiscus parvus, Stephanodiscus minutulus dan Cymbella
cistula serta Cymbella ventricosa.
2. Euglenophyta (Euglena)
Euglena granulata
Alga jenis ini memiliki struktur antara algae sebenarnya dan protozoa. Penciri khususnya adalah memiliki flagella, dapat
bergerak menggunakan flagellanya, uniseluler, biasanya ditemukan di perairan yang bersih khususnya pada daerah yang
kaya bahan organik, habitatnya pada perairan air tawar dan tempat yang lembab. Memiliki struktur titik mata
(eyespot/stigma) yang merupakan organ primitif yang memungkinkan untuk menentukan tingkat cahaya di lingkungan.
Euglena terbilang unik karena beberapa sifatnya seperti tumbuhan yaitu memiliki kloroplas dan memproduksi energi dari
proses fotosintesis. Adapun sifat seperti hewan ditunjukkan pada beberapa jenis yang heterotrof yaitu mampu mengasimilasi
substansi organik selama fotosintesis. Bahkan, beberapa jenis Euglena dapat menelan makanan berbentuk partikel melalui
lubang lubang di seluruh permukaan tubuhnya.
Contohnya Euglena granulata yang tidak memiliki dinding sel, organel sitoplasma nya mengandung vakuola, inti, kloroplas,
mitokondria, paramylon (suatu polimer glukosa). Tidak dapat bereproduksi secara seksual, umumnya secara aseksual dan
vegetatif. Umumnya menjadi masalah pada pada aquarium karena mengakibatkan air menjadi keruh berwarna kehijauan dan
kental. Contoh lainnya adalah Euglena gracilis dan Euglena viridis.
3. Pyrrhophyta (Dinoflagellata)
Gonyaulax catenella
Alga ini dikenal juga dengan nama alga api, hal ini karena tubuhnya dapat berpendar karena memiliki kandungan fosfor.
Kemampuan untuk berpendar atau menghasilkan cahaya ini dinamakan bioluminescent. Alga ini uniseluler memiliki dua
flagella, dan diselubingi oleh lapisan selulosa. Kebanyakan adalah plankton di lautan, beberapa pada perairan yang bersih
dan bergantung pada temperatur, salinitas dan kedalaman. Alga bersifat heterotrof (saprofit, simbiotik, parasit, atau hidup
bebas). Mengandung klorofil a dan c, β‐carotene, xanthophyll. Berperan menjadi produsen primer dan menjadi bagian
penting dalam rantai makanan di laut.
Beberapa spesies hidup bebas dan berinteraksi simbiosis dengan organisme lain di beberapa jenis jenis terumbu karang dan
coral. Spesies Gonyaulax catenella amemproduksi toksin saxitoxin yang neurotoksik, yang dikeluarkan saat ride tide
(populasi dari Gonyaulax yang membludak 40-60 milyar per liter air laut) yang sering mengkontaminasi hewan laut seperti
kerang, cumi‐cumi dan biota laut lain serta meracuni manusia. Contoh organisme lainnya adalah Ornithocercus magnificus.
Anabaena sp.
Alga jenis ini merupakan satu satunya organisme yang prokariotik di mana tidak memiliki dinding sel mirip dengan bakteri
sehingga sebutan lainnya adalah Cyanobacteria. Walaupun tidak memiliki dinding sel (prokariotik) alga jenis ini memiliki
klorofil yang digunakan dalam proses fotosintesis. Klorofilnya tidak terletak di dalam kloroplas namun tersebar di seluruh
sitoplasma.
Sebagian merupakan uniseluler (biasanya merupakan fitoplankton) dan multiseluler (biasanya sebagai Nekton, Bentos atau
Perifiton). Habitatnya berada di perairan (terutama perairan tawar) dan tempat-tempat lembab serta pada beberapa jenis ada
yang mampu hidup pada perairan dengan suhu sampai 850C (sumber air panas) sehingga alga ini sering dianggap sebagai
salah satu vegetasi perintis.
Contoh spesiesnya adalah Chroococcus dan Gloeocapsa yang hidup di air yang tenang dan menjadi epifit, Spirulina maxima
yang dijadikan sebagai suplemen makanan bagi manusia, Anabaena azollae yang berinteraksi dengan Azolla pinnata
(tanaman paku) yang hasil dari simbiosis ini mampu memfiksasi Nitrogen di udara. Pada beberapa literatur Cyanophyta
dikeluarkan dari kelompok alga karena karakteristiknya yang sangat dekat dengan kelompok eubacteria. (baca juga artikel
terkait interaksi antar organisme dalam ekosistem)
5. Chrysophyta (Golden Algae)
Vaucheria sp.
Alga jenis ini pada umumnya banyak yang hidup di habitat perairan air tawar. Tubuh bersel tunggal (uniseluler) dan
sebagian kecil multiseluler, membentuk koloni, dinding sel mengandung silica, memiliki dua flagella yang tidak sama
panjangnya, cara hidup ada yang berenang bebas dan ada yang membentuk koloni. Tubuh tersusun dari pigmen klorofil a
dan c, serta pigmen tambahan berupa karoten yang menentukan warna kuning hingga keemasan yang turunan dari karoten
ini adalah fucoxanthin, beta-carotine dan xanthophylls yang terkumpul di bagian kloroplas.
Hidup sebagian besar di perairan air tawar dan sebagian kecil di laut. Hampir semua dari alga jenis ini berperan dan menjadi
komponen penting dalam eksositem laut yaitu sebagai bagian dari jenis jenis plankton yang disebut fitoplanklton.
Fitoplankton ini berperan sebagai produsen primer bagi trofik di atasnya. Contohnya alga yang uniseluler atau bersel
tunggal adalah Ochromonas danica, Ochromonas malhamensis dan Navicula lanceolata atau biasa di sebut alga
kersik (karakternya mirip dengan Bacillariophyta/diatom) serta alga yang multiseluler atau bersel banyak adalah
Vaucheria geminata dan Vauceheria litorea.
Padina australis
Bentuknya menyerupai tumbuhan tingkat tinggi. Umumnya berwarna coklat dan memiliki klorofil a dan c, pigmen tambahan
xantofil dan fikosantin. Habitat sebagian besar di laut. Reproduksi aseksual dengan fragmentasi dan zoospora. Reproduksi
seksual dengan oogami, sel telur dihasilkan oleh oogonia, dan sperma dihasilkan oleh anteridia.
Variasi dari bentuk thallusnya beragam, beberapa diantaranya adalah ukuran lebar dan panjang (Padina australis), berbentuk
bulatan (Sargassum duplicatum), berbentuk batangan yang lunak atau keras (Dictyota bartayresiana), banyak dijumpai di
jenis jenis terumbu karang yang menghadap langsung dengan laut lepas atau samudera. Contohnya Laminaria sp,
Sargassum spp, Fucus sp., Turbinaria spp., dan Macrocystis spp. Mayoritas dari jenis alga ini merupakan makroalga
sehingga alga jenis ini memegang peran penting dalam ekologi laut di mana berperan sebagai penjaga suhu dingin di laut.
Gracilaria sp.
Alga merupakan makroalga yang tersebar hampir di seluruh perairan, umumnya berwarna merah dan beberapa turunan
warna lainnya. Hal ini terkait dengan pigmen penyusunnya yaitu pigmen klorofil a, klorofil b, karotin, xantofil dan
fikobiliprotin yang terdiri dari fikoeretin dan fimosianin. Alga jenis ini memiliki warna yang bervariasi, hal ini terkait fungsi
cahaya matahari bagi tumbuhan alga di mana warna alga ditentukan dari intensitas cahaya, ini dinamakan adaptasi
karomatik.
Zat penyusun dinding sel mempunyai komposisi berupa kalsium karbonat, selulosa dan produk fotosintetik berupa
keraginan, agar, fulcellaran dan porpiran. Secara umum ciri ciri alga jenis ini adalah memiliki thallus bulat silindris atau
gepeng, bercabang selang – seling tidak teratur di atau tricotomus, memiliki benjolan (bulat nodule) dan duri – duri atau
spines, substansi thalli gelatinous dan atau kartilagenous.
Habitat hampir mayoritas berada di laut, bersel banyak (multiseluler) dan eukariotik. Manfaat dari alga ini digunakan dalam
dunia kesehatan, kedokteran dan terbaru ini sebagai obat melawan radikal bebas dan anti penuaan. Contoh alga jenis ini
adalah Eucheuma spinosum, E. cottonii, Gelidium sp, dan Gracilaria sp. yang dibudidayakan sebagai rumput laut.
Ulva sp.
Hidup di air tawar, air laut, juga di salju, daerah tanah lembab, dan epifit. Eukariotik, tubuh berwarna hijau karena memiliki
pigmen klorofil untuk proses fotosintesis yang mengandung klorofil a dan klorofil b, beta, gamma, karotenoid yang terdiri
dari siponaxantin, siponein, lutuein, violaxantin dan zeaxantin.
Rumput laut ini hidup berkoloni. Dinding sel mengandung selulose dan berlendir sehingga lingkungan jadi licin. Bentuk
bermacam‐macam. Pada beberapa jenis merupakan fitoplankton dan beberapa adalah makroalga yang dibudidayakan sebagai
rumput laut.
Contoh alga yang dibudidayakan sebagai rumput laut adalah Ulva spp. atau biasa disebut selada laut. Contoh yang lain yaitu
Chlorella sp merupakan jenis alga hijau bersel satu, habitatnya di air tawar dan laut. Bentuk tubuhnya bulat, dengan
kloroplasnya yang menyerupai lonceng atau mangkuk. Alga jenis ini dimanfaatkan menjadi bahan makanan sebagai protein
sel tunggal. Spiroggyra sp. merupakan jenis alga hijau yang memiliki bentuk seperti benang silindris. Populasinya banyak
dijumpai pada perairan yang memiliki arus yang tidak deras. Sedangkan yang lain merupakan fitoplankton, yaitu
Chlamydomonas, Micrasterias, Volvox, Hydrodictyon, Chlorococcum, Oedogonium dan Scenedesmus.
Manfaat Alga
Alga yang terdiri dari mikroalga (fitoplankton) dan makroalga memiliki manfaat sekaligus kerugian. Namun, umumnya alga
lebih banyak memiliki manfaat dibandingkan kerugiannya. Berikut beberapa manfaat dari alga, yaitu
1. Makanan alternatif
Beberapa jenis alga diyakini dapat menjadi makanan alternatif, diantaranya adalah Chlorella sp yang dimanfaatkan menjadi
bahan makanan sebagai protein sel tunggal (PST), kemudian Acanthophora sp. yang juga dijadikan makanan olahan dan
snack, Porphyra spp. dan Laminaria sp. yang dijadikan makanan yang mengandung antioksidan tinggi dan kaya zat besi dan
vitamin A serta C seperti nori dan gambu. Pada Spirulina maxima yang dimanfaatkan sebagai suplemen makanan tambahan
bagi manusia
2. Makanan Ternak
Di negara sentra budidaya alga, biasanya diolah menjadi Makanan-makanan ternak yang berasal dari bahan utamanya yaitu
alga, dapat dikomsumsi secara langsung maupun diolah menjadi bentuk makanan ternak yang lebih efisien.
3. Industri Kosmetik
Telah lama dipercaya alga laut dengan beberapa memiliki kandungan yang mampu mengencangkan kulit dan beberapa
senyawanya yang anti penuaan telah banyak diproduksi dari bahan baku alga.
4. Bidang pertanian
Dalam bidang pertanian terutama pupuk. Hal ini dimungkinkan karena alga memilki kandungan fosfor, kalium, dan beberapa
unsur runut. Pembuatannya sendiri dengan mencampur makroalgae dengan bahan-bahan organik lainnya. Contoh lain adalah
penggunaan Anabaena azollae sebagai pupuk N karena kemampuannya dalam memfiksasi nitrogen dari udara.
Pada beberapa jenis alga, juga ditemukan manfaat yang sangat berarti bagi proses pembuatan obat-obatan maupun sebagai
antibiotik. Alga dengan manfaat antibiotik ini diteliti efektif dalam pencegahan bakterti Escherichia colli. Sedangkan pada
jenis alga lainnya ditemukan S. fucoidin dan sodium laminarin sulfat yang digunakan sebagai antikoagulan darah.
Bahkan pada beberapa jenis alga berfungsi sebagai pengobatan penyakit ginjal, kandung kemih dan paru-paru, tumor dan
kanker. Kemudian dapat dijadikan sebagai detoksifikasi tubuh yang dapat membuang logam berat (seperti: merkuri,
kadmium, timah) dan residu pestisida dari dalam tubuh, hal ini karena kandungan klorofilnya yang tinggi pada alga
khususnya alga hijau.
6. Bidang Ekologi
Peran alga sebagai autotrof dengan kemampuan proses fotosintesis pada tumbuhan menjadikan alga sebagai produsen primer
di ekosistem laut dan menjaga rantai makanan dan piramida rantai makanan biota laut. Perannya memberi andil sebanyak
50% oksigen yang dilepaskan ke atmosfir melalui proses fotosintesis pada tumbuhan, hal ini mampu menjaga keseimbangan
ekosistem di laut. Oleh karena itu, pelestarian ekosistem laut dan pelestarian biota laut perlu dilakukan sebagai cara menjaga
keseimbangan eksositem dan upaya pelestarian lingkungan hidup.
Pada beberapa jenis alga yang sensitif terhadap perubahan lingkungan, dapat dijadikan sebagai bioindikator lingkungan,
sebagai contoh, Euglena dan Chlorella digunakan untuk menunjukkan tingkat pencemaran air. Selain itu berperan dalam
reklamasi dan penanggulangan limbah dan pembukaan lahan produktif di bidang pertanian dan perkebunan.
Bidang industri ini misalnya penggunaan asam alginate sebagai bahan pembentukan eskrim, pembentukan pil, salep,
pembersih gigi, lotion dan krim. Bidang lain adalah dalam konstruksi sebagai bahan tambahan semen, perekat dan bahan
bahan konstruksi lainnya.