Anda di halaman 1dari 23

LABORATORIUM ANALISIS FARMASI I

JURUSAN FARMASI FAKULTAS MIPA

UNIVERSITAS PANCASAKTI MAKASSAR

PERCOBAAN V
ANALISIS GOLONGAN ASAM

DISUSUN OLEH :

NAMA : MAYA SARI


NIM : 516 18 011 515
KELAS/ANGKATAN : A/2017
KELOMPOK : V (LIMA)
ASIATEN : RESKY GUNADIAWAN, S.FARM

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PANCASAKTI
MAKASSAR
2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Ilmu kimia merupakan ilmu yang penting di farmasi. Segala

sesuatu yang mengenai obat, sepertii sintesis penentuan kemurnian

formulasinya hingga menjadi obat, dosis yang diberikan, absorbsi dan

distribusinya didalam tubuh, interaksi molekular obat dengan reseptornya,

metabolisme, dan terakhir eliminasi obat dari dalam tubuh, memerlukan

pemahaman yang cermat dan menyeluruh mengenai struktur kimia obat

dan bagaimana struktur kimia ini mempengaruhi sifat-sifat dan kerja obat

didalam tubuh. Oleh karena itu, ilmu kimia merupakan disiplin imu, yang

penting diantara disiplin ilmu lainnya yang memberikan pemahaman

mengenai obat dan kerjanya di dalam tubuh. Pemahaman yang baik

mengenai sifat-sifat kimia obat akan merangsang penelitian dengan topik

yang lebih jauh lagi seperti rancangan obat dan kimia medisinal,

farmakologi molekular, dan sistem penghantaran obat, yang biasanya

dapat diperoleh pada jenjang lanjutan bidang kefarmasian atau

farmaceutikal.

Seperti yang telah dikemukakan pada kata pengantar, sebagian

besar obat merupakan molekul-molekul organik kecil yang, dalam larutan

bertindak sebagai basa lemah atau asam lemah. Untuk memahami dan

mengerti senyawa ini diperlukan suatu studi mengenai teori umum

asam/basa.
B. MAKSUD PERCOBAAN

Untuk mengetahui dan memahami cara menganalisa golongan asam

C. TUJUAN PERCOBAAN

Melakukan pengujian senyawa golongan asam yang meliputi uji kualitatif dan uji

kuantitatif
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. TEORI RINGKAS

Istilah asam (acid) berasal dari bahasa latin “acetum” yang berarti cuka

karena diketahui zat utama dalam cuka adalah asam asetat. Asam adalah zat yang

dapat mengasilkan ion hidrogen (H+) ketika dilarutkan kedalam air benda yang

bersifat asam banyak ditemukan pada makanan dan minuman misalnya jeruk,

tomat, apel, dan lemon (Ratna Rima, 2019)

Asam berkaitan dengan salah satu tanggapan indera pengecap kita

terhadap suatu rasa masam. Kata masam berasal dari bahasa latin, yaitu acidus

yang berarti masam. Scara kimia, asam didefinisikan sebagai senyawa yang

menghasilkan ion hydrogen ketika larut dalam pelarut (biasanya air). Senyawa

asam banyak ditemukan dalam keidupan sehari-hari, seperti pada makanan dan

minuman. Sifat asam antara lain : rasanya masam, dapat mengubah warna

indicator (kertas lakmus biru menjadi merah, sedangkan kertas lakmus merah

tetap merah), menghantarkan arus listrik, dan bereaksi dengan logam

menghasilkan gas hydrogen.

Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting

dalam kehidupan. Dalam bidang industry asam banyak digunakan antara lain

dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastic, dan

pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu terdapat beberapa asam

organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam
askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organic

merupakan asam lemah. (Puji Lestari, 2016)

Asam adalah senyawa yang berion dan membebaskan ion-ion hidrogen

atau proton ke lingkungan disekitarnya. Basa adalah senyawa yang dapat

menerima ion-ion hidrogen. Pernyataan ini dikenal dengan definisi asam dan basa

Bronsted-Lowry. Ada cara lain dalam menjelaskan keasaman dan kebasaan,

termasuk juga dalam buku ini disosiasi asam lemah biasanya dinyatakan seperti di

bawah ini :

HA H+ + A-

Akan tetapi, hal ini memberikan kesan bahwa proton berada didalam

larutan seperti bola tenis bebas di sekitar reaksi kimia. Pada kenyataannya, proton

tersalvasi dalam larutan, yaitu melekatkan diri pada molekul pelarut. Karena

pelarut yang umum digunakan dalam sistem farmasetika dan biologi air, ionisasi

asam lemah lebih baik di gambarkan sebagai : (Donald Cairns, 2008)

HA + H2O H3O+ + A-

Sifat asam adalah berasa masam. Selain itu ,asam dapat menghantarkan

arus listrik dan bersifat korosif, serta memiliki Ph < 7. Berdasarkan daya

ionisasinya larutan asam di bedakan atas asam kuat dan asam lemah : (1) asam

kuat yaitu asam yang dapat terionisasi sempurna di dalam air (α = 1),(2) asam

lemah adalah asam yang hanya terionisasi sebagian di dalam air sehingga nilai α-

nya kecil ( Ratna rima, 2019)


Beberapa contoh asam dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Asam benzoat merupakan salah satu pengawet yang diizinkan oleh

Departemen Kesehatan untuk digunakan pada makanan. Menurut Permenkes RI

No.722/Menkes/Per/IX/88, batas penggunaan asam benzoat pada minuman ringan

dan kecap adalah 600 mg/kg, sedangkan pada sari buah, saus, jelly, manisan dan

agar adalah 1000 mg/kg (Anonim, 1988).

Sifat-sifat asam benzoat adalah sebagai berikut (Anonim, 1995) : Bobot

molekul 122,12, mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari

100,5% C7H6O2 dihitung terhadap zat anhidrat, pemerian : hablur berbentuk

jarum atau sisik, putih, sedikit berbau, biasanya bau benzaldehid atau benzoin.

Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah menguap dalamuap air, kelarutan
: sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dalam kloroform, dan dalam

eter (Wahyu, 2012)

Menurut Rorong (1996) aktivitas asam benzoat sebagai antimikroba dapat

menghambat jamur dan bakteri (fungistatik dan bakteriostatik) dan membunuh

jamur dan bakteri (fungicidal dan bakteriocidal) dengan cara menembus atau

merusak jaringan sel membrane mikroba mengakibatkan kematian sel. Natrium

benzoat menjadi lebih aktif ketika dikonversi menjadi bentuk asam benzoat.

Dalam produk makanan natrium benzoat diubah menjadi asam benzoat dengan

reaksi sebagai berikut: C6H5COONa + H+ ↔C6H5COOH + Na+ . Asam benzoat

sebagai antimikroba memiliki toksisitas yang rendah dan bersifat aman pada

konsentrasi yang rendah, namun asam benzoat dapat menyebabkan penyakit kulit

urtikaria, dermatitis, rhinitis (radang selaput lender pada hidung) dan asma, bila

dikonsumsi berlebihan (Rorong, 2013)

Titrasi asam basa merupakan salah satu metode analisis kuantitatif untuk

menentukan konsentrasi dari suatu zat yang ada dalam larutan. Keberhasilan

dalam titrasi asam-basa sangat ditentukan oleh kinerja indikator yang mampu

menunjukkan titik akhir dari titrasi. Indikator merupakan suatu zat yang

ditambahkan ke dalam larutan sampel sebagai penanda yang menunjukkan telah

terjadinya titik akhir titrasi pada analisis volumetrik. Suatu zat dapat dikatakan

sebagai indikator titrasi asam basa jika dapat memberikan perubahan warna

sampel seiring dengan terjadinya perubahan konsentrasi ion hidrogen atau

perubahan pH (Day & Underwood, 1986).


B. URAIAN BAHAN

1. Aquadest ( FI Edisi V 2014 hal: 63)

Nama Resmi : AIR MURNI

Nama Lain : Purifed water

Rumus Molekul : H2O

Berat Molekul : 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

2. Asam sulfat (FI. IV hal.52)

Nama resmi : ACIDUM SULFURICUM

Nama lain : Asam sulfat

RM/BM : H2SO4

Berat molekul : 98,07

Pemerian : Cairan jernih, seperti minyak, tidak berwarna, bau

sangat tajam dan korosif.

Kelarutan : Bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan

menimbulkan panas.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

3. Asam klorida (FI. III hal.53)

Nama resmi : ACIDUM HYDROCHLORIDUM

Nama lain : Asam klorida

Rumus molekul : HCl

Berat molekul : 36,46

Pemerian : Cairan ; tidak berwarna ; berasap, bau merangsang.

Jika diencerkan dengan 2 bagian air, asap dan bau

hilang.

Kelarutan : Larut dalam etanol, asam asetat, tidak larut dalam

air.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Zat tambahan

4. Etanol (FI V Hal 403)

Nama Resmi : Etil Alkohol / etanol

Nama Lain : Etil alkohol; hidroksietana; alkohol; etil hidrat;

alkohol absolut
Rumus Molekul : C2H5OH

Berat molekul : 46,07 g/mol

Pemerian : cairan yang mudah menguap, mudah terbakar, tak

berwarna, dan merupakan alkohol yang paling

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari

Kegunaan : sebagai pelarut.

5. Asam Benzoat (FI V Hal : 144)

Nama resmi : ASAM BENZOAT

Nama lain : Benzoate acid

Berat molekul : 122,12g/mol

Rumus molekul : C7H6O2

Pemerian : hablur bentuk jarum atau sisik; putih sedikit

berbau biasanya bau benzaldehida atau benzoin.

Agak mudah menguap pada suhu hangat, mudah

menguap dalam uap air.

Kelarutan : sukar larut dalam air ; mudah larut dalam etanol,

dan kloroform dan dalam eter.

Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat


Khasiat : Zat aktif

6. Besi (III) klorida ( Ditjen POM edisi III 1979 : 659)

Nama Resmi : FERRI CHLORIDA

Nama Lain :Besi (III) Klorida

Rumus molekul : FeCl3

Berat molekul : 162,5

Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, hitam kehijauan, bebas

warna jingga dari garam hidrat yang telah

berpengaruh oleh kelembapan

Kelarutan : Larut dalam air, lautan berpotensi berwarna jingga

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pereaksi

7. Timbal Asetat (Dirjen Pom, 1979)

Nama resmi : PLUMBI ACETAS

Nama lain : Timbal asetat

Rumus molekul : (CH3COO)2Pb

Berat Molekul : 379.33


Pemerian : Hablur prisma monklimi kecil putih,

transparan atau massa hablur berat bau

cuka.

Kelarutan : Larut dalam dua bagaian air umumnya

beropalesensi ;dalam 63 bagian etanol

(95%) P dan dalam dua bagian gliserol P

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Khasiat : Adstringen

Kegunaan : Sebagai Pereaksi


BAB III

METODE KERJA

A. Alat dan Bahan

1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah Tabung reaksi dan kertas

indikator.

2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah Asam sulfat (H2SO4), Asam

klorida (HCL), Asam benzoat (C7H6O2),Alkohol 96 % (C2H5OH), Timbal

II asetat (CH3COOH) Pb, Ferri klorida (FeCl 3), Natrium hidroksida

(NaOH).

B. Cara Kerja

1. Uji kualitatif

Siapkan alat dan bahan yang digunakan di ambil 3 tabung reaksi setelah

itu masukan 1ml sampel Asam benzoat kedalam masing-masing tabung

kemudian tabung I dimasukan asam sulfat (H2SO4) dan ditambahkan

alkohol 96 % secukupnya sampai mengeluarkan bau seperti etil asetat,

tabung II dimasukan timbal asetat (CH3COOH)Pb secukupnya sampai

terbentuk dinding kristal pada tabung reaksi ,dan tabung III di masukan
ferri klorida (FeCl3) setelah itu tambahkan asam klorida (HCl)sampai

terbentuk kristal jarum pada sampel.

2. Uji Kuantitatif

Siapkan alat dan bahan di ambil Asam benzoat 500 mg sampel lalu setelah

itu tambahkan alkohol netral 10 ml dan masukan indikator fenoftalein

kemudian titrasi dengan natrium hidroksida secukupnya kemudian catat

hasil volume dan hitung % kadarnya.


BAB IV

PEMBAHASAN

A. HASIL PENGAMATAN

1. Hasil pengamatan uji kualitatif

TABUN PERUBAHAN(LITERATU KETERANGA


PEREAKSI
G R) N
H2SO4+alkohol

I 96% Bau etil asetat +

II
CH3COOHPb Kristal(dinding tabung) +

III FeCl3 1%HCL Kristal jarum +

2. Hasil pengamatan uji kuantitatif

TABUNG PEREAKSI VOLUME KETERANGAN

TITRASI
Asam

I benzoat+alkohol 28ml +

netral+indikator

MM
Asam

II benzoat+alkohol 28.5ml +

netral+indikator

MM
Asam

III benzoat+alkohol 29ml +

netral+indikator

MM

B. PEMBAHASAN

Asam merupakan salah satu senyawa yang mempunyai peranan penting

dalam kehidupan. Dalam bidang industry asam banyak digunakan antara lain
dalam proses pembuatan pupuk, obat-obatan, bahan peledak, plastic, dan

pembersihan permukaan logam-logam tertentu. Selain itu terdapat beberapa asam

organic yang digunakan sebagai pengawet makanan, seperti asam asetat, asam

askorbat, asam propanoat, dan asam benzoat. Kebanyakan asam organic

merupakan asam lemah.

Adapun cara kerja pada uji kualitatif yaitu Siapkan alat dan bahan yang

digunakan di ambil 3 tabung reaksi setelah itu masukan 1ml sampel Asam benzoat

kedalam masing-masing tabung kemudian tabung I dimasukan asam sulfat

(H2SO4) dan ditambahkan alkohol 96 % secukupnya sampai mengeluarkan bau

seperti etil asetat, tabung II dimasukan timbal asetat (CH3COOH)Pb secukupnya

sampai terbentuk dinding kristal pada tabung reaksi ,dan tabung III di masukan

ferri klorida (FeCl3) setelah itu tambahkan asam klorida (HCl)sampai terbentuk

kristal jarum pada sampel.

Adapun hasil yang didapatkan pada uji kualitatif pada tabung pertama

dengan menggunakan pereaksi H2SO4+ alkohol 96 % terjadi perubahan yaitu bau

asetat yang menandakan hasil positif, pada tabung kedua yang ditambahkan

pereaksi CH3COOHPb terjadi pembentukan kristal (pada dinding tabung ) yang

menandakan hasil positif. Sedangkan pada tabung tiga yang ditambahkan pereaksi

FeCl3 1%HCL terbentuk kristal jarum yang menandakan hasil positif (+).

Adapun cara kerja pada uji kualitatif yaitu Siapkan alat dan bahan di

ambil Asam benzoat 500 mg sampel lalu setelah itu tambahkan alkohol netral 10

ml dan masukan indikator fenoftalein kemudian titrasi dengan natrium hidroksida

secukupnya kemudian catat hasil volume dan hitung % kadarnya.


Adapun hasil yang didapatkan pada uji kuantitatif adalah pada tabung 1

dimasukkan asam benzoat 500mg lalu setelah itu ditambahkan pereaksi alkohol

netral 10 ml dan di masukkan indikator fenoftalein kemudian dititrasi dengan

natrium hidroksida dengan volume titrasi 28 ml didapatkan hasil positif. pada

tabung 2dimasukkan asam benzoat 500mg lalu setelah itu ditambahkan pereaksi

alkohol netral 10 ml dan di masukkan indikator fenoftalein kemudian dititrasi

dengan natrium hidroksida dengan volume titrasi 28,5 ml didapatkan hasil positif.

pada tabung 3 dimasukkan asam benzoat 500mg lalu setelah itu ditambahkan

pereaksi alkohol netral 10 ml dan di masukkan indikator fenoftalein kemudian

dititrasi dengan natrium hidroksida dengan volume titrasi 29 ml didapatkan hasil

positif.

Adapun alasan asam benzoat ditambahkan H2SO4 dan alkohol 96% yaitu

untuk mengidentifikasi bau atau aroma yang berubah karena larutan dapat berbau

etil asetat dalam suasana asam karena terjadi esterifakasi.

Alasan asam benzoat ditambahkan HCL untuk mempercepat reaksi dan

pembentukan kristal jarum.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa

pada uji kualitatif pada tabung 1 yang ditambahkan pereaksi H 2SO4 dan alkohol

96% didaptkan hasil positif yang ditandai dengan bau etil asetat.pada tabung 2

yang ditambahkan pereaksi CH3COOHPb didapatkan hasil positif yang ditandai

dengan pembentukan kristal pada dinding tabung reaksi. Dan pada tabung 3 yang

ditambahkan pereaksi FeCl3 1%HCL didapatkan hasil positif yang ditandai

dengan pembentukan kristal jarum. Sedangkan pada uji kuantitatif untuk tabung 1

yang ditambahkan pereaksi asam benzoat, alkohol netral dan indikator fenoftalein

dengan volume titrasi 28 ml didapatkan persen kadar yaitu 68,38%.untuk tabung

kedua dengan penambahan indikator fenoftalein, alkohol netral dan asam benzoat

dengan volume titrasi 28,5 ml didapatkan persen kadar 69,60%, dan untuk tabung

ketiga dengan penambahan pereaksi asam benzoat,alkohol netral dan indikator

fenoftalein dengan volume titrasi 29 ml didapatkan persen kadar 70,82%

denganpersen kadar rata-rata 69,6%.

B. saran

Adapun saran dari praktikan agar kiranya prsktikum selanjutnya dapat

dilakukan secara langsung agar mahasiwa dapat lebih mengerti dan memahami

tentang prosedur kerja dari setiap percobaan.

DAFTAR PUSTAKA
Alfreds Rorong, Johnly. 2013. Analisis Asam Benzoat Dengan Perbedaan

Preparasi Pada Kulit dan Daun Kayu Manis ( Cinnamomum burmanni).

Manado. Universitas SAM Ratulangi.

Cairns, Donald. 2008. Intisari Kimia Farmasi Edisi II. Jakarta : EGC

Guntary, Ani dkk. 2012. Penetapan Kadar Asam Benzoat Dalam Beberapa Merk

Dagang Minuman Ringan Secara Spektrofotometri Ultraviolet.

Yogyakarta : Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan.

Kartika Irawati, Ratna. 2019. Pengaruh Pemahaman Konsep Asam Basa terhadap

Konsep Hidrolisis Garam Mata Pelajaran Kimia SMA Kelas XI.

Banjarmasin : UIN

Lestari, Puji. 2016. Kertas Indikator Bunga Belimbing Wuluh ( Averrhoa bilimbi

L) Untuk Uji Larutan Asam-Basa. Giriliyo : Madrasah Tsanawiyah Negeri

Giriliyo

Ratnasari, Sinta dkk. 2016. Studi Potensi Ekstrak Daun Adam Hawa (Rhoeo

discolor) Sebagai Indikator Asam-Basa. Bandung : Universitas Islam

Negeri Sunan Gunung Djati.

Rima Melati, Ratna. 2019. Asam, basa dan garam. Jakarta : Penerbit Duta

LAMPIRAN
A. Skema kerja

1. Uji kuantitatif
Siapkan alat

dan bahan

500 mg sampel+ alkohol netral 10 ml + indikator MM

Titrasi dengan NAoH

Catat volume dan hitung % kadar

2. Uji Kualitatif

Siapkan alat dan bahan


yang akan digunakan

Diambil 1 ml sampel asam


benzoat

Tabung 1 H2SO4 Tabung 2 Tabung 3 FeCl3 +


+ Alkohol 96 % CH3COOHPb HCl secukupnya
secukupnya

Bau etil asetat Kristal dinding tabung Kristal jarum


B. Perhitungan

1. tabung 1

Diketahui : volume titrasi = 28 ml

N = 0,1 N

Berat ekuivalen asam benzoat = 122,12

Berat sampel = 500mg

Ditanyakan : % kadar.....?

Penyelesaian :

% kadar = volume titrasi x nxBEx100%

Berat sampel

% kadar = 28 mlx0,1x 122,12 x100 %

500 mg

= 68,36 %

2. tabung 2

Diketahui : volume titrasi = 28,5 ml

N = 0,1 N

Berat ekuivalen asam benzoat = 122,12

Berat sampel = 500mg

Ditanyakan : % kadar.....?

Penyelesaian :

% kadar = volume titrasi x nxBEx100%

Berat sampel
% kadar = 28,5 mlx0,1x 122,12 x100 %

500 mg

= 69,60 %

3. tabung 3

Diketahui : volume titrasi = 29 ml

N = 0,1 N

Berat ekuivalen asam benzoat = 122,12

Berat sampel = 500mg

Ditanyakan : % kadar.....?

Penyelesaian :

% kadar = volume titrasi x nxBEx100%

Berat sampel

% kadar = 29mlx0,1x 122,12 x100 %

500 mg

= 70,82 %

2. persen kadar rata-rata

% rata-rata kadar = %kadar 1+% kadar 2+ % kadar 3

=68,38 %+69,60% +70,82%

= 69,6 %

Anda mungkin juga menyukai