Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Saat ini telah banyak sekali terjadi perubahan-perubahan yang cukup pesat dan luas di
seluruh dunia sebagai akibat adanya kemajuan daya pikir manusia. Perubahan Sosial dan Budaya
akan menghasilkan perubahan tata nila, maka dapat menimbulkan berbagai gejolak,
ketidakpastian, rasa cemas dan kegelisahan.
Kehidupan manusia tanpa mengenal Ketuhanan Yang Maha Esa pada sila yang pertama
dapat mengakibatkan mereka kehilangan nilai-nilai etik, moral dan spiritual. Tanpa Kemanusiaan
yang adil dan beradab pada sila kedua, kemajuan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi justru
akan memerosokkan nilai-nilai kemanusiaan ke dalam tempat yang rendah.
Tanpa nilai Persatuan dan Kesatuan pada sila ketiga, bangsa Indonesia akan mengalami
perpecahan, misalnya permusuhan antar suku bangsa, antar agama atau ras. Tanpa nilai-nilai
Kedaulatan rakyat sila keempat, dapat disaksikan tumbuhnya kekuatan-kekuatan pemerintahan
yang sewenang-wenang yang akhirnya terjadi pertentangan antara pemerintah dan rakyat. Dan
tanpa nilai-nilai Keadilan social pada sila kelima, dipastikan adanya kesenjangan sosial dalam
masyarakat akan terjadi kecemburuan sosial antara si kaya dan si miskin.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari Pancasila dan 45 butir nilai-nilai Pancasila?
2. Bagaimana cara kita sebagai seorang perawat dalam menerapkan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dari Pancasila

Dilihat dari pengertian Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia, seperti yang
dimaksud tersebut sesuai dengan bunyi Pembukaan UUD 1945 Alinea IV yang secara jelas
menyatakan, “kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa,
Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu
Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.”
Pancasila sebagai suatu sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu nilai sebagai
sumber dari segala penjabaran norma hukum, moral, maupun norma kenegaraan lainnya. Nilai-
nilai tersebut akan dijabarkan dalam masyarakat, kemudian dijabarkan dalam suatu norma-norma
yang jelas sehingga merupakan suatu pedoman.
Berikut merupakan definisi dari Pancasila menurut para ahli :
1. Muhammad Yamin
Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila  yang berarti sendi, asas, dasar,
atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Jadi, Pancasila merupakan lima dasar
yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang baik.
2. Ir. Soekarno
Pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia yang turun-temurun yang sekian abad lamanya
terpendam bisu oleh kebudayaan barat. Jadi, Pancasila tidak saja falsafah negara, tetapi lebih
luas, yakni falsafah bangsa Indonesia.
3. Notonegoro
Pancasila merupakan dasar falsafah Negara Indonesia. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
Pancasila pada hakikatnya merupakan dasar falsafah dan ideologi Negara yang diharapkan

2
menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan serta pertahanan bangsa dan negara Indonesia.

Jadi pengertian Pancasila selain sebagai dasar Negara Indonesia dan dilihat dari Pembukaan
UUD 1945 pada Alenia IV yang menyebut Pancasila merupakan suatu pedoman bangsa Negara
Indonesia, pengertian Pancasila juga dapat disimpulkan bahwa Pancasila merupakan lima dasar
yang berisikan tentang pedoman dan tingkah laku yang baik, serta Pancasila bukan hanya
falsafah saja tetapi juga falsafah bangsa Negara Indonesia dan pada hakikatnya merupakan dasar
ideologi yang diharapkan dapat menjadi pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai dasar
lambing pemersatu dan kesatuan serta pertahanan bangsa dan Negara Indonesia.
 45 Butir Nilai-nilai Pancasila
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
1) Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaannya kepada Tuhan Yang
Maha Esa.
2) Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
3) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
4) Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap
Tuhan Yang Maha Esa.
5) Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang dipercayai
dan diyakininya.
6) Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
7) Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
2. Kamanusiaan yang Adil dan Beradab
1) Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai
mahluk Tuhan Yang Maha Esa.

3
2) Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa
membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit, dan sebagainya.
3) Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
4) Mengembangkan sikap tenggang rasa dan tepa selira.
5) Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
6) Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
7) Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
8) Berani membela kebenaran dan keadilan.
9) Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
10) Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerjasama dangan bangsa lain.
3. Persatuan Indonesia
1) Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau golongan.
2) Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa, apabila diperlukan.
3) Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4) Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
5) Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan
keadilan sosial.
6) Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
7) Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan
Perwakilan
1) Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia mempunyai kedudukan hak
dan kewajiban yang sama.
2) Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
3) Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan
bersama.Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
4) Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah.

4
5) Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah.
6) Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi atau
golongan.
7) Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesui dengan hati nurani yang luhur.
8) Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran
dan keadilan, mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
9) Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan
permusyawaratan.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
1) Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan kegotong-royongan.
2) Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
3) Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
4) Menghormati hak orang lain.
5) Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6) Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap
orang lain.
7) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah.
8) Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bertentangan dengan atau merugikan
kepentingan umum.
9) Suka bekerja keras.
10) Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama.
11) Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan keadilan
sosial

5
2.2 Menerapkan Nilai-nilai Pancasila dalam Proses Keperawatan
Cara penerapan proses keperawatan dapat kita laksanakan berdasarkan dari sila-sila yang
terkandung dalam Pancasila, sebagai berikut :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Peran seorang perawat dalam sila pertama ini adalah sebagai seorang perawat harus
menjunjung nilai keagamaan, melihat di bangsa Indonesia saja ada berbagai macam agama, dan
kita sebagai seorang perawat kita harus saling menghargai dan menghormati terhadap sesame
terutama untuk pasien atau klien yang berbeda agama dengan perawat.
Nah selain itu, seorang perawat yang baik juga kita harus dapat mengamalkan dan
mengimplementasikan nilai Pancasila sesuai dengan norma atau nilai-nilai yang berlaku dalam
profesi keperawatannya seperti dalam tata kelakuan yang sesuai dengan norma.
Cara kita sebagai seorang perawat dalam mengimplementasi atau menerapkan nilai-nilai
yang terkandung dalam sila pertama, yaitu sebagai berikut :
1) Ikut serta dalam mendoakan kesembuhan pasien atau klien.
2) Perawat harus dapat menghargai dan menghormati pasien atau klien yang berbeda
keyakinan untuk melaksanakan ibadah sholat atau persembahyangan.
3) Mengembangkan sikap menghormati atau membantu pasien yang memiliki keterbatasan
untuk melakukan persembahyangan atau sholat.
4) Perawat dalam melaksanakan tugas harus bersikap sadar, murah hati dan tanpa
mengharapkan imbalan dari pasien.
5) Perawat harus jujur dan tekun dalam melaksanakan tugasnya.
6) Membina kerukunan antara sesame umat beragama, yaitu antara perawat dan pasien
yang berbeda keyakinan atau agama.
2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
Dalam sila kedua dari Pancasila ini dapat kita ketahui bahwa sebagai seorang perawat kita
dituntut untuk selalu bersikap adil dalam artian tidak membeda-bedakan antara pasien atau klien
yang berstatus kaya dan miskin dengan melakukan perawatan asuhan keperawatan yang berbeda.
Dalam profesi keperawatan, seorang perawat dituntut untuk tidak melakukan tindakan yang
sewenang-wenang atau semena-mena dalam melaksanakan tugasnya saat menghadapi pasien
atau klien yang berbeda-beda. Berikut adalah cara kita sebagai seorang perawat dalam
mengimplementasikan nilai-nilai Pancasila dalam proses keperawatan :

6
1) Memberikan pelayanan keperawatan yang adil dengan cara tidak membeda-bedakan
status sosial dari pasien, agama, suku serta penyakit yang di derita si pasien.
2) Dalam melaksanakan tindakan keperawatan hendaknya kita sebagai seorang perawat
harus menjunjung nilai kemanusiaan dengan cara tidak melakukan tindakan yang
semena-mena terhadap pasien.
3) Sebagai seorang perawat hendaknya kita memberikan rasa aman dan nyaman terhadap
pasien agar pasien percaya kepada kita dan pasien tidak merasa cemas.
4) Seorang perawat harus dapat menjadi pemberi dan penerima informasi dari pasien
terhadap keluhan-keluhan yang dirasakan oleh pasien.
5) Dalam merawat pasien, seorang perawat harus memiliki sikap perduli, penuh cinta dan
sikap tenggang rasa.
3. Persatuan Indonesia
Pada sila ketiga ini dapat kita ketahui bahwa di Indonesia terdapat berbagai macam suku
bangsa mulai dari ras, suku, agama dan sebagainya. Nah, dapat kita lihat sebagai seorang
perawat kita pastinya akan berbaur dengan tenaga medis lainnya, hal ini merupakan sebagai
penunjang tenaga medis yang lain dengan tenaga medis lainnya. Jadi, kita dapat simpulkan
bahwa dari perbedaan tersebut kita akan bersatu dalam melakukan kesembuhan pasien atau
klien. Seorang perawat yang baik tidak boleh mementingkan diri sendiri, kelompok atau ras,
seorang perawat yang baik harus dapat mementingkan kesehatan pasien atau klien.

Cara mengimplementasikan nilai Pancasila dalam proses keperawatan :


1) Seorang perawat harus mengutamakan kesehatan pasien atau klien dari pada kepentingan
sendiri atau pribadi.
2) Segaai tim medis harus mengembangkan sikap kerja sama yang baik untuk kesembuhan
klien.
3) Seorang perawat harus mambpu membangun hubungan yang baik terhadap perawat yang
lainnya.
4) Mengembangkan persatuan atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
4. Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan
Di dalam profesi keperawatan, seorang perawat harus bias memimpin dan bekerja sama
dengan baik dengan tim. Seorang perawat juga sebelum melakukan tindakan dengan pasien,

7
perawat harus melakukan musyawarah kepada keluarga pasien agar dapat terciptanya proses
keperawatan yang baik bagi pasien. Berikut merupakan cara mengimplementasikannya :
1) Sebelum melakukan tindakan keperawatan, seorang perawat hendaknya harus melakukan
musyawarah kepada keluarga pasien terlebih dahulu.
2) Perawat hendaknya tidak membicarakan tentang privasi klien mengenai penyakitnya
kepada orang lain.
3) Seorang perawat hendaknya harus bijaksana dan professional dalam menjalankan
tugasnya.
4) Seorang perawat hendaknya harus merakyat atau tidak mementingkan kepentingan
sendiri dan lebih mengutamakan kesembuhan pasien.
5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Pada sila kelima dari Pancasila ini dapat dikatakan bahwa seorang perawat yang professional
harus bersikap adil dalam melaksanakan tugasnya dengan tidak membeda-bedakan pasien satu
dengan pasien lainnya. Seorang perawat juga harus mementingkan kesehatan dan keselamatan
pasien dari pada keselamatan dan kepentingannya sendiri. Perawat juga harus mampu
menyeimbangkan antara hak dan kewajinan dari pasien. Implementasi dari nilai-nilai Pancasila
dalam proses keperawatan :
1) Harus mengembangkan sikap adil antara hak dan kewajiban pasien.
2) Perawatan dalam merawat pasien harus didasarkan atas sikap kekeluargaan dan gotong-
royong antara pasien, keluarga pasien dan sesama tim medis.
3) Menyeimbangkan antara hak dan kewajiban.
4) Dapat bersikap adil.
5) Harus dapat menyeimbangkan, yaitu lebih mementingkan keselamatan pasien tetapi tetap
memperhatikan keselamatan dari si perawat tersebut.

8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila adalah dasar Negara Republik Indonesia selain sebagai dasar Negara, Pancasila
juga merupakan pedoman bagi bangsa Negara Indonesia yang berisikan tentang lima dasar yang
mencakup tingkah laku yang baik dan banyak nilai-nilai yang luhur yang terkandung di dalam
Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung didalam Pancasila tersebut dapat kita implementasikan
atau kita terapkan pada saat kita melakukan proses keperawatan dan kontak langsung terhadap
pasien, keluarga pasien, sesama tenaga medis dan yang lainnya.
Dalam merawat pasien, kita juga dituntut melakukan tindakan dengan tulus ikhlas tanpa
mengharapkan imbalan, bukan semata-mata karena uang. Melainkan melayani pasien dengan
baik dan ikhlas tanpa membeda-bedakan pasien satu dengan pasien yang lainnya merupakan
nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.

3.2 Saran
Berdasarkan dari uraian tersebut diatas, setidaknya kita harus menyadari bahwa Pancasila
bukan hanya sekedar falsafah Negara Republik Indonesia, melainkan Pancasila merupakan
pedoman bangsa Indonesia. Dan harus menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dengan nilai
setulus hati dan ikhlas.

9
DAFTAR PUSTAKA

Prof. Drs. H.A.W. Widjaja. 2003. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Pancasila pada Perguruan
Tinggi. Jakarta : Penerbit PT Raja Grafindo Persada
Notonegoro. 1995. Pancasila secara Ilmiah Populer. Jakarta: Bumi Aksara.
Dra. Hj. Mimin Emi Suhaemi. 2004. Etika Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC
Asih, Luh Gede Yasmin. 1993. Prinsip – prinsip Merawat Berdasarkan Pendekatan Proses
Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Suwarno, P.J. Pancasila Budaya Bangsa Indonesia.
Kaelan. 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: paradigma
C.S.T. Kansil. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

10

Anda mungkin juga menyukai