Anda di halaman 1dari 8

TETANUS

SOP No. Dokumen : C.VII/SOP/143/I/2016

No. Revisi :1

Tanggal Terbit : 4 Januari 2016


Halaman : 1 dari 4

UPTD PUSKESMAS dr. H. Ahmad Hidayat


DTP TALAGA NIP. 19690407 200212 1 011

Pengertian Tetanus adalah penyakit pada system syaraf yang disebabkan oleht etanospasmin.
Tetanospasmin adalah neurotoksin yang dihasilkan oleh Clostridium tetani,
ditandai dengan spasme tonikpersisten disertai dengan serangan yang jelas dan
keras. Spasme hamper selalu terjadi pada ototl eher dan rahang yang
menyebabkan penutupan rahang (trismus, lockjaw), serta melibatkan tidak hanya
otot ekstremitas, tetapi juga tot-otot batangtubuh.

Keluhanutama:

 Tetanus local meliputi kekakuan dan spasme yang menetap disertai rasa sakit
pada otot disekitar proksimal luka. Tetanus local dapat berkembang menjadi
tetanus umum.

 Tetanus sefalik adalah tetanus local yang mengenai wajah dengan masa
inkubasi 1-2 hari, yang disebabkan oleh luka pada daera hkepala atau otitits
media kronis. Gejala berupa trismus, disfagia, rhesus sardonikus dan
disfungsi nervikranialis. Tetanus sefal jarang terjadi, dapat berkembang
menjadi tetanus umum dan prognosisnya biasanya jelek.

 Tetanus umum/generalisata gejala klinis dapat berupa trismus, iritabel,


kelakuanleher, susah menelan, kekakuan dada danperut (opistotonus), rasa
sakit dan kecemasan yang hebat serta kejang umum yang dapat terjadi
dengarangsanganringansepertisinar, suaradan sentuhan dengan kesadaran
yang tetap baik.

 Tetanus neonatorum terjadipada bayi barulahir, disebabkan adanya infeksitali


pusat. Gejala ketidakmampuan untuk menetek, kelemahan, irritable, diikuti
oleh kekakuan spasme.

PemeriksaanFisik:

 Pada tetanus local ditemukan kekakuan dan spasme yang menetap

 Pada tetanus sefalik ditemukan trismus, rhesus sardonikus dan


disfungsinervuscranialis
Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 1

UPTD PUSKESMAS DTP


 Pada tetanus umum/generalisata adanya trismus, kekakuan dada danperut,
fleksi-abduksi lengan serta ekstensi tungkai, kejang umum yang dapat terjadi

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 2

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 2 dari 4

dengan rangsangan ringan sepertisinar, suara dan sentuhan dengan kesadaran


yang tetap baik

 Pada tetanus neonatorum ditemukan kekakuan dan spasme dan posisi tubuh
klasik, kekakuan pada tot-otot punggung, bayi mempertahankan
ekstremitasatas fleksi pada siku dengan tangan mendekap dada, pergelangan
tangan leksi, jari mengepal, ekstremitas bawah hiperekstensi dengan
dorsofleksipada pergelangan danf leksijari-jari kaki

Tujuan Agar petugas dapat memahami dan memberikan penanganan yang tepat pada
pasien Tetanus

Kebijakan  Sebagai pedoman bagi petugas dalam menangani pasien dengan Tetanus

 Dalam menegakkan diagnose dan pengobatan pasien denganTetanus harus


mengikuti langkah langkah SPO penanganan Tetanus

Referensi Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer
2014.

Prosedur a. Petugas menerima pasien.

b.Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perrjalanan penyakit,


riwayatluka, riwayatimunisasi tetanus, dankeluhan-keluhan lain kerah tetanus.

c. Petugas melakukancucitangan sebelum melakukan pemeriksaan.

d.Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanandarah, nadi,


frekuensi pernapasan, dansuhu.

e. Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujungrambut sampai kaki, petugas


mencari tanda-tanda tetanus local, tetanus sefalik, tetanus umum atau tetanus
neonatorum.

f. Petugas melakukan cucitangan setelah pemeriksaan.

g.Petugas mendiganosi pasienmengalami tetanus.

h.Petugas melakukan talaksanaan tetanus sebagaiberikut:

1) Manajemen Luka

a) Semua luka harus dibersihkan danjika perlu dilakukan debridement

b) Riwayat imunisasi tetanus pasienperludidapatkan

c) TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih dari 10 tahun,


jika riwayat imunisasi tidak diketahui TT tidak dapat diberikan

2) Awasi agar tidak ada hambatan fungsi respirasi

3) Diet cukup kalori dan protein 3500 - 4500 kalori per hari dengan 100-150 gr
protein

4) Oksigenasi

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 2

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 3 dari 4

5) Anti konvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan dan respon klinik.
Diazepam 6-8 mg/hari. Bila pasien dating dalam keadaan kejang diberikan
diazepam dosis 0,5 mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum
10mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti pemberian diazepam
oral dengan dosis 0,5mg/kgBB/kali sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal
240 mg/hari.

6) ATS dapat digunakan, tetapi sebelumnyadiperlukan skin test. Dosis 50.000


iu, diberikan IM diikuti 50.000 unit dengan infuse IV lambat.

7) Eliminasi bakteri, diberikan prokain penicillin 1,2 juta unit IM atau IV setiap
6 jam selama 10 hari. Jika alergi diberikan tetrasiklin, 500 mg PO atau IV
setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergitetrasiklin dapat diberikan Eritromisin
50mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam

8) Pemberian TT dapat diberikan bersamaan dengan ATS tetapi pada sisi yang
berbeda dan menggunakan alat suntik yang berbeda

9) Rencana tindak lanjut :

a) Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar terhadap tetanus


selesai. Pengulangan dilakukan 8 minggu kemudian dengan dosis yang
sama dengan dosis inisial

b) Booster dilakukan 6-12 bulan kemudian

c) Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya

d) Laporkan kasus Tetans ke dinas kesehatan setempat

10) Kriteria rujukan:

a) Bila tidak terjadi perbaikan setelah penangan pertama

b) Terjadi komplikasi, seperti distress pernapasan

c) Rujukan ditujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan sekunder yang


memiliki dokter spesialis neurologi

i. Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnose dan terapi ke


dalam rekam medik

j. Petugas menandatangani rekam medic

Diagram Alir
Melakukan anamnesis pada melakukan vital sign menegakan diagnose
pasien dan pemeriksaan fisik berdasarkan hasil pemeriksaan

menulis diagnose Menulis hasilan Memberikan tatalaksana pada


pasienkebuku register. amnesa, pemeriksaan pasien sesuai hasil pemeriksaan
dan diagnose kerekam
medic

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 3

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 4 dari 4

Unit Terkait  Apotik

 IGD

 Rawat Inap

Dokumen Terkait :

 Rekam Medik

 Register

 Blanko Resep

Rekaman historis perubahan

Tanggal Mulai
No Yang dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 4

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 5 dari 4

TETANUS

DAFTAR No. Dokumen : C.VII/SOP/143/V/2016


TILIK
No. Revisi :
Tgl. Mulai Berlaku : 1 Mei 2016
UPTD PUSKESMAS
Halaman : 5 dari 7
DTP TALAGA

Tidak
N
Langkah Kegiatan Ya Tidak Berlak
o
u

1. Apakah Petugas menerima pasien?

2. Apakah Petugas melakukan anamnesis singkat tentang perjalanan


penyakit, riwayat luka, riwayat imunisasi tetanus, dankeluhan-
keluhan lain kerah tetanus?

3. Apakah Petugas melakukan cucitangan sebelum melakukan pemeriksaan?

4. Apakah Petugas melakukan vital sign meliputi pengukuran tekanan darah,


nadi, frekuensi pernapasan, dan suhu?

5. Apakah Petugas melakukan pemeriksaan fisik, dari ujung rambut sampai


kaki, petugas mencari tanda-tanda tetanus local, tetanus sefalik,
tetanus umum atau tetanus neonatorum?

6. Apakah Petugas melakukan cuci tangan setelah pemeriksaan?

7. Apakah Petugas mendiganosis pasien yang mengalami tetanus?

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 5

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 6 dari 4

8. Apakah Petugas melakukan talaksana tetanus sebagaiberikut:


1) Manajemen Luka
a) Semua luka harus dibersihkan dan jika perlu dilakukan
debridement
b) Riwayat imunisasi tetanus pasien perlu didapatkan
c) TT harus diberikan jika riwayat booster terakhir lebih
dari 10 tahun, jika riwayat imunisasi tidak diketahui
TT tidak dapat diberikan
2) Awasi agar tidak ada hambatan fungsi respirasi
3) Diet cukup kalori dan protein 3500-4500 kalori per hari
dengan 100-150 gr protein
4) Oksigenasi
5) Anti konvulsan diberikan secara titrasi, sesuai kebutuhan
dan respon klinik. Diazepam 6-8 mg/hari. Bila pasien dating
dalam keadaan kejang diberikan diazepam dosis 0,5
mg/kgBB/kali i.v. perlahan-lahan dengan dosis optimum 10
mg/kali diulang setiap kali kejang. Kemudian diikuti
pemberian diazepam oral dengandosis 0,5mg/kgBB/kali
sehari diberikan 6 kali. Dosis maksimal 240 mg/hari.
6) ATS dapat digunakan, tetapi sebelumnya diperlukan skin
test. Dosis 50.000 iu, diberikan IM diikuti 50.000 unit
dengan infuse IV lambat.
7) Eliminasi bakteri, diberikan prokain penicillin 1,2 juta unit
IM atau IV setiap 6 jam selama 10 hari. Jika alergi diberikan
tetrasi klin, 500 mg PO atau IV setiap 6 jam selama 10 hari.
Jika alergi tetrasi klin dapat diberikan Eritromisin 50
mg/KgBB/jam selanjutnya 7,5 mg/KgBB tiap 6 jam
8) Pemberian TT dapat diberikan bersamaan dengan ATS
tetapi pada sisi yang berbeda dan menggunakan alat suntik
yang berbeda
9) Rencana tindak lanjut :
a) Pemberian TT harus dilanjutkan sampai imunisasi dasar
terhadap tetanus selesai. Pengulangan dilakukan 8
minggu kemudian dengan dosis yang sama dengan dosis
inisial
b) Booster dilakukan 6-12 bulan kemudian
c) Subsequent booster, diberikan 5 tahun berikutnya
d) Laporkan kasus tetanus ke dinas kesehatan setempat
10) Kriteria rujukan :
a) Bila tidak terjadi perbaikan setelah penangan pertama?
b) Terjadi komplikasi, seperti distress pernapasan
c) Rujukan ditujukan kefasilitas pelayanan kesehatan

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 6

UPTD PUSKESMAS DTP


Halaman 7 dari 4

sekunder
9. Apakah Petugas menulis hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, diagnose dan
terapi ke dalam rekam medic ?

10. Apakah Petugas menandatangani rekam medic?

CR.................................................%.

Talaga , ……………………..

Pelaksana / Auditor

.................................

Dokumen Akreditasi Puskesmas Talaga Dokumen Mutu Hal 7

UPTD PUSKESMAS DTP

Anda mungkin juga menyukai