OLEH:
Oleh
Pembimbing:
1
Pembaruan tentang Pengobatan Moluskum Kontagiosum pada Anak
P. Gerlero,a Á. Hernández-Martínb
Abstrak
Moluskum Kontagiosum adalah salah satu infeksi virus paling umum terjadi
pada masa kanak-kanak. Infeksi ini biasanya sembuh sendiri, tetapi pengobatannya
pada anak-anak dapat menjadi sebuah tantangan, terutama ketika pasien
menunjukkan banyak lesi atau ketika lesi tersebut menunjukkan gejala atau sangat
terlihat. Ada beberapa pilihan pengobatan. Pilihan pengobatan tergantung pada
jumlah dari lokasi lesi, pengalaman sebelumnya dari dokter yang merawat, dan
preferensi orang tua atau pengasuh anak. Artikel ini memberikan pembaruan tentang
pilihan pengobatan untuk Moluskum Kontagiosum, dengan focus khusus pada pasien
pediatric imunokompeten.
Pengantar
Moluskum Kontagiosum (MK) disebabkan oleh virus DNA dari genus
Moluscipoxvirus, dari keluarga Poxviridae. Saat ini, virusnya dikategorikan menjadi
dua tipe (MCV-1 dan MCV-2) dan empat genotif berbeda. Genotif 1 menyumbang
98% kasus yang tercatat di Amerika Serikat,genotif 2 dan genotif 3 lebih umum
menyebabkan kejadian di Eropa dan Australia dan pada pasien dengan HIV (Human
Immonudefisiensi Virus), dan genotif empat jarang terjadi. MK merupakan salah satu
dari 50 penyakit yang paling sering terjadi di seluruh dunia. Pada anak-anak, kejadian
tahunannya berkisar dari 2% hingga 10% dan prevalensinya dari 5,1% menjadi
11,5%. Namun, angka ini sangat bervariasi tergantung pada populasi yang diteliti.
MK dapat ditularkan melalui kontak langsung, fomites dan suntikan. Masa inkubasi
dari virus ini berkisar dari 14 hari hingga 6 bulan. Tidak seperti virus herpes, MK
tidak menetap sebagai infeksi laten. Tinjauan literature dari survei Australia terhadap
pasien MK mengungkapkan hal itu terutama mempengaruhi anak-anak sekolah yang
2
telah mengunjungi kolam renang. Namun, tidak ada bukti terdokumentasi yang
menunjukkan bahwa penularan dapat dicegah secara efektif dengan menjauhkan
anak-anak dari kolam renang. Variabel lain seperti kontak langsung, keberadaan
fomites, dan tinggal di iklim tropis juga dikaitkan dengan tingkat infeksi yang lebih
tinggi. Studi lain menentukan bahwa individu yang berbagi spons mandi atau handuk
dengan orang yang terinfeksi memiliki resiko infeksi relatif tiga kali lipat lebih besar
daripada mereka yang tidak berbagi barang-barang mereka. Tindakan pencegahan
tertentu (misalnya memandikan anak-anak terpisah, menghindari penggunaan spons
dan handuk bersama, dan menutupi lesi MK) mungkin akan efektif.
Secara klinis, MK ditandai dengan papula berwarna kulit dan atau nodul
dengan umbilikasi sentral. Pada beberapa pasien, lesinya mungkin dikelilingi oleh
halo dari eksema, yang dikenal dengan dermatitis moluskum. Ini merupakan hasil
dari reaksi hipersensitivitas terhadap antigen virus dan bisa berkembang menjadi
abses atau lesi yang kurang khas (Gambar 1). Meskipun area kulit atau membran
mukosa manapun dapat terinfeksi, lesi pada telapak kaki, telapak tangan dan
membran mukosa jarang terjadi. Anak-anak sering mengalami dermatitis atopik
(DA). Dalam tinjauan retrospektif bagian medis dari 696 kasus MK pediatric, 259
(37,2%) memiliki riwayat DA dan 38,8% menderita dermatitis moluskum. Pada
pasien dengan DA yang mendasari atau kondisi lain yang berhubungan dengan
kekebalan yang terganggu, lesi cenderung lebih banyak dan bertahan lama.
3
Gambar 1. Manifestasi klinis Moluskum Kontagiosum yang berbeda. A, papula merah muda di
kelopak mata dengan umbilikasi sentral yang khas. B, lesi sesil dengan morfologi yang kurang khas di
samping lesi lain yang khas pada MK. C, reaksi Eczematiform (dermatitis moluskum) di sekitar lesi
MK. D, luka radang dan abses di perut.
4
Jenis Pengobatan untuk Moluskum Kontagiosum
Metode Destruktif
Metode destruktif merupakan metode yang paling umum digunakan dalam
praktik rutin dan dapat merusak keratinosit yang terinfeksi oleh virus MK. Ini
prosedur sederhana yang tidak mahal, akan sangat efektif jika dilakukan oleh orang
sesuai yang berkualifikasi.
Kuretase
Kuretase adalah prosedur yang sederhana dan relative murah, dengan
keuntungan tambahan bahwa jaringan yang diangkat dapat disimpan untuk analisis
histopatologi jika ada keraguan diagnostik. Krim EMLA (campuran anestesi lokal
eutetik 2,5% lidokaindan 2,5% prilokain), sering digunakan pada anak-anak untuk
meredakan nyeri yang disebabkan oleh prosedur kuretase, meskipun aplikasinya pada
lesi MK dapat menyebabkan reaksi purpura lokal yang akan sembuh sendiri (Gambar
2).
5
Gambar 2. Reaksi purpura terhadap pengaplikasian topikal krim EMLA (campuran anestesi lokal
eutektik) dan oklusi selama 1 jam.
6
Tabel 2. Dosis maksimum yang direkomendasikan dan area pengaplikasian campuran anestesi
lokal eutetik.
Usia dan atau berat Dosis maksimum Maksimal area Maksimal jam
badan total pengaplikasian, cm2 pengaplikasian, Jam
0-3 bulan atau < 5 kg 1 10 1
3-12 bulan dan > 5 kg 2 20 4
1-6 tahun dan > 10 kg 10 100 4
7-12 tahun dan > 20 20 200 4
kg
Ekstrusi Manual
Inti lesi umbilikasi dapat diangkat secara manual menggunakan tangan atau
salah satu dari berbagai instrument, termasuk pisau bedah, lancet, jarum insulin, slide
atau forsep (Gambar 3). Bekas luka yang dihasilkan mirip dengan yang disebabkan
oleh kuretase. Teknik ini sangat menarik karena sederhana dan cepat serta dapat
dipelajari oleh pasien, anggot keluarga dan pengasuh, maka dari itu ini dapat
dilakukan di rumah.
Gambar 3. Tindakan manusal pada moluskum dengan jari-jari. A, lesi terjepit di antara 2 jari. B dan
C, bagian putih dari moluskum diesktrusi. C, Kerusakan jaringan minimal.
Asam Trikloroasetat
Asam trikloroasetat menyebabkan kerusakan jaringan dengankoagulasi kimiawi
langsung dan nekrosis superfisial. Ini digunakan pada konsentrasi 25% dam 35%
kemudian dioleskan berulang kali ditengah lesi sampai terbentuk penampakan seperti
7
embun beku. Dalam tinjauan kasus pediatrik, MK pada wajah yang diobati dengan
asam trikloroasetat topikal, tidak ada iritasi atau perubahan pigmen dan pasien hanya
melaporkan rasa perih ringan selama pengaplikasian, ini menghasilkan hasil klinis
yang baik. Efek samping termasuk pruritus di daerah yang dirawat, iritasi pada kulit
sekitar, ulserasi dan jaringan parut.
Asam salisilat
Asam salisilat adalah agen keratolitik yang dijual dengan konsentrasi 10%
hingga 30%. Sebuah uji coba terkontrol acak dari pengobatan dengan 10% kalium
hidroksida (KOH) atau kombinasi asam salisilat dan asam laktat pada 16,7% pada 26
pasien MK berusia 2 tahun sampai 12 tahun tidak menemukan perbedaan yang
signifikan antara kelompok setelah 6 minggu. Efek sampingnya antara lain iritasi,
pruritus, sensasi terbakar dan pengelupasan kulit.
Hidrogen peroksida
Hidrogen peroksida (HP) adalah agen pengoksidasi dan antiseptic yang kuat
yang dapat menonaktifkan poxvirus in vitro. Pengobatan dengan HP yang dijual di
luar spanyol dalam krim 1%, menghasilkan lesi sembuh total pada pasien berusia 8
bulan dengan MK genital saat diterapkan pada setiap penggantian popok selama 1
minggu. Dalam studi lain dari 12 pasien MK yang diobati dengan krim HP 1% yang
dioleskan dua kali sehari selama 21 hari berturut-turut, 67% mengalami kesembuhan
tanpa kekambuhan setelah 6 bulan masa follow up. Uji klinis yang tepat diperlukan
untuk memastikan kemanjuran dan keamanan HP untuk pengobatan MK pada anak-
anak.
Chantaridin
Cantharidin adalah agen vesicant yang diproduksi oleh kumbang Lytta
vesicatoria. Ketika dioleskan pada kulit, penghambat fosfodiesterase ini
menghasilkan lepuh intraepidermal yang jarang meninggalkan bekas luka karena
8
lokasinya yang superfisial. Chantaridin digunakan pada konsentrasi 0,7% hingga
0,9%, dan setelah aplikasi harus dibiarkan di tempat selama 2 hingga 4 jam tanpa
penyumbatan dan kemudian dihilangkan dengan sabun dan air. Penulis lain telah
mengusulkan bahwa dalam kasus lesi resisten cantharidin harus dibiarkan mengering
selama 5 sampai 10 menit dan kemudian ditutup dengan pita perekat. Perawatan
dapat diulang dengan interval 1 hingga 4 minggu. Dalam penelitian retrospektif
terhadap 300 anak dengan MC yang diobati dengan cantharidin, angka kesembuhan
90% dicapai dengan rata-rata 2,1 pengobatan.
Perawatannya sendiri tidak menimbulkan rasa sakit, tetapi dalam 24 hingga 48
jam bentuk lepuhan yang menyakitkan, membawa risiko tambahan superinfeksi
sekunder. Kasus limfangitis dengan limfedema setelah pengobatan cantharidin juga
telah dilaporkan Mengingat risiko ini, cantharidin tidak dianjurkan untuk MC pada
wajah atau daerah anogenital.
Potasium Hidroksida
Potasium hidroksida (KOH) adalah alkali yang menembus dan menghancurkan
kulit dengan melarutkan keratin. Ini digunakan dalam larutan air pada konsentrasi 5%
sampai 20%, dan diterapkan pada lesi MC sekali atau dua kali sehari. Dalam uji coba
prospektif di mana 35 anak dengan lesi MC menerima perawatan dua kali sehari
dengan larutan air KOH 10%, resolusi lesi lengkap diamati pada 32 pasien. Aplikasi
dihentikan pada 3 pasien karena sengatan parah dan infeksi sekunder. Kemanjuran
KOH telah dibandingkan dengan perawatan MC lainnya. Tidak ada perbedaan
signifikan yang dilaporkan dalam percobaan yang membandingkan kemanjuran
cryotherapy dengan 10% KOH dalam larutan untuk pengobatan MC. Namun, biaya
yang lebih tinggi dan efek lokal sekunder dari cryotherapy cenderung mendukung
penggunaan KOH. Studi lain menemukan bahwa 10% KOH dan krim imiquimod 5%
sama efektifnya, tetapi KOH memiliki onset kerja yang lebih cepat. Akhirnya,
penelitian ketiga membandingkan 10% KOH yang diberikan sekali sehari dengan
kombinasi asam salisilat dan asam laktat, menemukan bahwa keduanya sama-sama
9
efektif dalam pengobatan MC. Karena pengobatan 10% KOH tidak invasif, efektif,
dan dapat diterapkan di rumah, banyak penulis menganggapnya sebagai terapi lini
pertama.
Cryoterapi
Penerapan nitrogen cair pada 196◦C menginduksi pembentukan kristal es
intraseluler dan ekstraseluler, yang menyebabkan kerusakan jaringan dan perubahan
pada membran sel dan sirkulasi di kulit. Nitrogen cair diaplikasikan dengan kapas
atau penyemprot portabel selama 10 hingga 20 detik dalam 1 atau 2 siklus perawatan
dengan interval 1 hingga 3 minggu. Dalam sebuah studi prospektif yang merekrut 74
anak dengan MC, kemanjuran klinis dari cryotherapy mingguan dibandingkan dengan
5% imiquimod yang diberikan 5 kali per minggu. Setelah 16 minggu pengobatan,
resolusi lengkap diamati pada 100% pasien yang diobati dengan cryotherapy dan
91,8% dari mereka yang diobati dengan imiquimod, tetapi perbedaannya tidak
signifikan secara statistik. Meskipun krioterapi dapat dengan mudah dan cepat
diberikan, terapi ini sangat tidak dapat ditoleransi pada anak kecil. Kerugian lain
termasuk pembentukan lepuh, kemungkinan jaringan parut, dan hiperatau
hipopigmentasi residual
Terapi Laser
Beberapa penulis menganggap karbon dioksida (CO2) terapi laser menjadi
pendekatan yang lebih cepat dan tidak terlalu traumatis dibandingkan kuretase.
Namun, dalam sebuah penelitian terhadap 6 pasien yang diobati dengan CO2 laser,
bekas luka hipertrofik dan keloid diamati pada 70% pasien pasien yang dirawat, dan
oleh karena itu penggunaannya pada anak-anak tidak dianjurkan. Beberapa penulis
menganggap terapi laser pulsed dye sangat berguna pada anak-anak dengan lesi
resisten. Karena hanya diperlukan satu siklus pengobatan dalam banyak kasus,
kecemasan yang terkait dengan pengobatan berulang diminimalkan. Namun,
modalitas perawatan ini mahal dan terkadang membutuhkan anestesi lokal. Efek
10
merugikan dari jenis terapi laser ini termasuk rasa sakit dan ketidaknyamanan lokal,
edema, dan perubahan pigmen
Imunoterapi
Metode imunoterapi didasarkan pada stimulasi respon imun seluler dan / atau
Potasium hidroksida humoral yang dapat menghilangkan infeksi virus.
Imiquimod
Imiquimod, agonis dari reseptor 7, mengikat reseptor ini, mengaktifkan respon
imun bawaan dan menginduksi sintesis interferon-, interleukin (IL) -1, IL-5, IL-6, IL-
8, IL-10, dan IL-12, dan antagonis reseptor IL-1, di antara faktor-faktor lainnya. Efek
antivirus dan antitumor Imiquimod dimediasi oleh sistem kekebalan adaptif dan
bawaan. Ini tersedia dalam krim 5% untuk dioleskan pada malam hari, dibiarkan
selama 8 jam, dan dibilas di pagi hari. Beberapa penulis merekomendasikan aplikasi
harian sementara yang lain menyarankan 3 perawatan per minggu. Dalam satu studi
di mana anak-anak dengan MC diobati 3 kali per minggu selama 16 minggu dengan
krim imiquimod 5%, resolusi lengkap MC diamati pada 69%. Efek samping lokal
yang paling sering adalah eritema, pruritus, perih, dan nyeri, yang dalam beberapa
kasus sangat intens
11
Gambar 4. Iritasi yang disebabkan oleh penerapan imiquimod topikal di lengan bawah kanan.
Simetidin
Simetidin oral adalah antagonis reseptor histamin H2. Ini memberikan efek
imunomodulator dengan merangsang hipersensitivitas tertunda. Dalam sebuah studi
klinis terhadap 13 anak berusia kurang dari 10 tahun yang diobati dengan 40 mg/kg
simetidin oral sekali sehari selama 2 bulan, resolusi lesi lengkap diamati pada 9 dari
13 pasien. Para penulis menyimpulkan bahwa simetidin adalah alternatif yang mudah
diaplikasikan, efektif, dan tanpa rasa sakit untuk mengobati MC di wajah, meluas,
atau berulang pada anak-anak yang imunokompeten. Namun, dalam uji coba tersamar
ganda yang membandingkan pengobatan plasebo dengan simetidin oral (35 mg/kg)
yang diberikan sekali sehari selama 12 minggu pada pasien MC yang berusia 1
sampai 16 tahun, tidak ada perbedaan yang signifikan secara statistik yang diamati
antara kelompok plasebo dan kelompok pengobatan. Berdasarkan temuan ini, penulis
mengusulkan bahwa kemanjuran yang diamati dalam penelitian lain sebenarnya
12
mungkin merupakan hasil dari resolusi lesi secara spontan. Efek samping simetidin
oral jarang terjadi, tetapi termasuk mual, diare, ruam, dan pusing
Candidin
Candidin, zat yang berasal dari ekstrak yang dimurnikan Candida albicans,
biasanya digunakan untuk mengobati kutil tetapi telah diusulkan sebagai pilihan
pengobatan untuk MC. Ini diberikan secara intralesi baik yang tidak diencerkan atau
pada konsentrasi 50% dalam lidokain. Dosis yang diberikan sesuai dengan 0,2 sampai
0,3mL antigen. Dalam satu penelitian retrospektif terhadap 29 pasien MC di bawah
usia 17 tahun yang dirawat dengan 0,3mL candidin intralesi, tingkat respons global
adalah 93%, dan respons lengkap dan parsial diamati masing-masing pada 55% dan
37,9% pasien. Kebanyakan efek sampingnya minimal, tetapi nyeri di tempat suntikan
dialami oleh 4 pasien. Dalam tinjauan retrospektif lain dari 25 kasus MC yang diobati
dengan Update tentang Pengobatan Moluskum Kontagiosum pada Anak candidin
intralesi, resolusi lengkap diamati pada 14 (56%) kasus, respon parsial pada 7 (28%),
dan tidak ada perbaikan klinis pada 4 (16%). Keuntungan imunoterapi dalam
pengobatan MC termasuk induksi respon imun memori terhadap MC, potensi untuk
menginduksi respon umum yang mengarah pada resolusi lesi yang tidak diobati di
tempat yang jauh secara anatomis, dan kurangnya efek samping. Namun, candidin,
yang tidak tersedia secara komersial di Spanyol, jarang digunakan dalam praktik
klinis.
Perak Nitrat
Perak nitrat dibuat dengan 0,2 ml larutan perak nitrat 40% dan 0,05 g larutan
kami. Campuran semitransparan ini ditempatkan di tengah lesi. Setelah 24 jam, kulit
hitam mulai muncul, dan setelah sekitar 14 hari lesi MC lepas. Pengobatan 389
pasien MC berturut-turut dengan perak nitrat 40% menghasilkan angka kesembuhan
97,7% dan tidak menimbulkan jaringan parut. 41 Prosedur sederhana dan murah ini
13
tidak menimbulkan rasa sakit dan menyebabkan beberapa reaksi merugikan seperti
nyeri, perih, eritema, luka bakar kimiawi, atau sisa hiperpigmentasi
Terapi Antimitotik
Cidovir
Cidofovir adalah analog nukleotida dari deoxycytidine monophosphate.
Meskipun mekanisme kerjanya masih belum jelas, ia diketahui menghambat
polimerase DNA virus, oleh karena itu menghalangi sintesis DNA virus. Cidofovir
dapat diberikan secara intravena (5mg / kg / minggu selama 2 minggu diikuti dengan
5mg / kg sekali setiap 2 minggu) atau secara topikal (krim atau gel 1%- 3%,
dioleskan setiap hari). Beberapa penelitian telah menggambarkan keberhasilan
penggunaan intravena atau topikal cidofovir untuk MC resisten terhadap pengobatan
lain. Namun, obat ini mahal dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan
kemanjuran dan keamanannya pada anak-anak
Perawatan Lainnya
Basis bukti yang mendukung beberapa pengobatan dengan efektivitas langka
lemah, tetapi tidak berbahaya dan secara umum diterima dengan baik oleh orang tua
dan pengasuh. Perawatan semacam itu mungkin berguna pada pasien dengan lesi
resisten multipel yang membutuhkan pengobatan aktif. Perawatan ini termasuk
hipertermia lokal, oklusi dengan pita perekat, dan aplikasi topikal Leucotomos
polipodium ekstrak, immunoferon, seng oksida, asam azelaic, dan produk alami
tertentu seperti minyak esensial dari daun myrtle lemon Australia.
14
terselesaikan pada 18 bulan, dan 13% tetap tidak terselesaikan pada 24 bulan. Namun,
banyak orang tua tidak akan menerima perkiraan waktu yang tidak pasti untuk
penyelesaian dan takut potensi risiko penyebaran atau penularan ke anak-anak lain.
Selain itu, dalam beberapa kasus penyakit ini dapat menimbulkan ketidaknyamanan
atau menstigmatisasi. Satu survei menemukan bahwa orang tua dua kali lebih
mungkin dibandingkan anak-anak mereka dengan MC untuk mengungkapkan
kekhawatiran yang signifikan tentang penyakit tersebut. Kekhawatiran orang tua
terkait dengan manifestasi klinis MC (jaringan parut, menyebar, gatal, dan nyeri) dan
ketidaknyamanan yang disebabkan oleh metode pengobatan yang tersedia. Namun,
penelitian yang sama menemukan bahwa infeksi tidak terjadi secara signifikan
memengaruhi aktivitas sehari-hari, kualitas hidup, atau produktivitas individu di
sekolah
15
dapat meminimalkan rasa sakit, tetapi tidak melakukan apa pun untuk mengurangi
rasa takut pada anak-anak. Selain itu, anestesi topikal sulit diterapkan di lokasi
tertentu seperti kelopak mata. Meskipun sedasi pada pasien dimungkinkan, opsi ini
disediakan untuk keadaan yang sangat spesifik
Di Spanyol, KOH dijual dengan konsentrasi 5% dan 10% dan dapat diterapkan
di rumah. Kedua formulasi tersebut cocok untuk pengobatan pasien dengan banyak
lesi atau lesi pada batang tubuh dan ekstremitas. KOH juga berguna saat anak tidak
bekerja sama dengan diam selama pengobatan atau saat orang tua enggan
mengizinkan kuretase. Kami cenderung tidak menggunakan produk topikal lain yang
tersedia di Spanyol karena menurut pengalaman kami, produk tersebut menyebabkan
iritasi lokal yang cukup besar dan menunjukkan efektivitas yang relative buruk.
Selain itu, sangat sedikit yang secara resmi diindikasikan untuk pengobatan MC pada
anak-anak.
Kesimpulan
Meskipun MC adalah salah satu penyakit kulit akibat virus yang paling umum
pada anak-anak, tidak ada kesepakatan mengenai pilihan pengobatan atau apakah
pasien harus dirawat. Tidak ada bukti ilmiah yang secara jelas mendukung
pengobatan khusus untuk MC. Menurut Strength of Recommendation Taxonomy yang
baru dikembangkan untuk menilai kualitas, kuantitas, dan konsistensi bukti untuk
terapi, dukungan untuk opsi manajemen MC akan berada pada level B paling baik,
menunjukkan kurangnya bukti yang konsisten dan berkualitas tinggi yang tersedia
Pada prinsipnya, MC harus dirawat dengan menggunakan modalitas yang
menyebabkan nyeri dan jaringan parut minimal. Penting juga untuk menentukan
pengobatan yang paling tepat untuk setiap kasus tertentu.
16
See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/324880317
CITATIONS READS
4 9,782
2 authors, including:
Angela Hernández-Martín
Hospital Infantil Universitario Niño Jesús
259 PUBLICATIONS 2,344 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Angela Hernández-Martín on 03 June 2018.
REVIEW
a
Servicio de Dermatología, Hospital Sirio Libanés, Buenos Aires, Argentina
b
Servicio de Dermatología, Hospital Infantil del Niño Jesús, Madrid, Spain
KEYWORDS Abstract Molluscum contagiosum is one of the most common viral infections in childhood. It
Molluscum is a benign and usually self-limiting infection, but its treatment in children can be challenging,
contagiosum; particularly when the patient presents multiple lesions or when lesions are symptomatic or
Children; highly visible. Several treatment options exist. Choice of treatment depends on the number
Treatment; and location of lesions, the prior experience of the treating physician, and the preferences of
Poxvirus; the child’s parents or carers. This article provides an update on treatment options for molluscum
Curettage; contagiosum, with a particular focus on immunocompetent pediatric patients.
Cryotherapy © 2018 Elsevier España, S.L.U. and AEDV. All rights reserved.
夽 Please cite this article as: Gerlero P, Hernández-Martín Á. Actualización sobre el tratamiento de moluscos contagiosos en los niños. Actas
Dermosifiliogr. 2018;109:408---415.
∗ Corresponding author.
1578-2190/© 2018 Elsevier España, S.L.U. and AEDV. All rights reserved.
Update on the Treatment of Molluscum Contagiosum in Children 409
Figure 1 Different clinical manifestations of molluscum contagiosum (MC). A, Pink papules on the eyelids with typical central
umbilication. B, Sessile lesion of less typical morphology next to other lesions more characteristic of MC. C, Eczematiform reaction
(molluscum dermatitis) surrounding MC lesions. D, Inflamed and abscessed lesions on the abdomen.
410 P. Gerlero, Á. Hernández-Martín
Table 1 Treatment Options for Molluscum Contagiosum and Corresponding Degree of Evidence.
or screening, according to the SORT. Adapted from Forbat et al42 and Ebell et al.51
Curettage
Trichloroacetic Acid
Manual Extrusion
Trichloroacetic acid causes tissue destruction by immediate
The umbilicated nucleus of the lesion can be manually chemical coagulation and superficial necrosis.18 It is used
removed using the hands or any one of a variety of instru- at concentrations of 20% and 35% and applied repeatedly
ments, including a scalpel, lancet, insulin needle, slide, or on the center of the lesion until a white, frost-like cover-
forceps (Fig. 3). The resulting scarring is similar to that ing forms. In a review of pediatric cases of facial MC treated
caused by curettage. This technique is of particular inter- with topical trichloroacetic acid, no irritation or marked pig-
est as it is simple and fast and can be learned by patients, mentary alterations were described, and patients reported
family members, and caregivers and therefore performed at only mild stinging during applications, which produced good
home.11 clinical results.19 Adverse effects include pruritus in the
Update on the Treatment of Molluscum Contagiosum in Children 411
Table 2 Maximum Recommended Dose and Area of Application of Eutectic Mixture of Local Anesthetics.
Age and/or Body Weight Total Maximum Maximum Area of Maximum Application
Dose, g Application, cm2 Time, h
0---3 mo or < 5 kg 1 10 1
3---12 mo and > 5 kg 2 20 4
1---6 y and > 10 kg 10 100 4
7---12 y and > 20 kg 20 200 4
Figure 3 Manual expression of molluscum bodies with the fingers. A, The lesion is squeezed between 2 fingers. B and C, A whitish
molluscum body is extruded. C, Tissue damage is minimal.
treated area, irritation of the surrounding skin, ulceration, consecutive days, 67% attained full resolution without recur-
and scarring.18 rence after 6 months of follow-up. Appropriate clinical trials
are required to confirm the efficacy and safety of HP for the
treatment of MC in children.
Salicylic Acid
Candidin
Laser Therapy
Some authors consider carbon-dioxide (CO2 ) laser therapy Candidin, a substance derived from the purified extract
to be a faster and less traumatic approach than curettage. of Candida albicans, is usually used to treat warts38 but
However, in a study of 6 patients treated with CO2 laser, has been proposed as a treatment option for MC.39 It
hypertrophic scars and keloids were observed in 70% of is administered intralesionally either undiluted or at a
treated patients, and therefore its use in children is not concentration of 50% in lidocaine. The dose administered
recommended.31 Some authors consider pulsed dye laser corresponds to 0.2 to 0.3 mL of the antigen. In one ret-
therapy to be particularly useful in children with resistant rospective study of 29 MC patients under the age of 17
lesions. Because only a single treatment cycle is required who were treated with 0.3 mL of intralesional candidin the
in most cases, anxiety associated with repeated treatments global response rate was 93%, and complete and partial
is minimized.32 However, this treatment modality is expen- responses were observed in 55% and 37.9% of patients,
sive and sometimes requires local anesthesia. The adverse respectively.40 Most side effects were minimal, but pain
effects of this type of laser therapy include localized pain at the site of injection was experienced by 4 patients. In
and discomfort, edema, and pigmentary changes. another retrospective review of 25 MC cases treated with
Update on the Treatment of Molluscum Contagiosum in Children 413
Figure 4 Irritation caused by the application of topical imiquimod on the right forearm.
intralesional candidin, complete resolution was observed cidofovir for MC resistant to other treatments.44 However,
in 14 (56%) cases, a partial response in 7 (28%), and this drug is expensive and further studies are required to
no clinical improvement in 4 (16%).39 The advantages of determine its efficacy and safety in children.
immunotherapy in the treatment of MC include the induc-
tion of a memory immune response to MC, the potential
to induce a generalized response that leads to resolution Other Treatments
of untreated lesions in anatomically distant sites, and the
lack of adverse effects.40 However, candidin, which is not
The evidence base supporting several treatments of scarce
commercially available in Spain, is scarcely used in clinical
efficacy is weak, but they are harmless and generally well
practice.
accepted by parents and caregivers. Such treatments may
be useful in patients with multiple resistant lesions for
Silver Nitrate whom active treatment is sought. These treatments include
local hyperthermia,45 occlusion with adhesive tape,46 and
Silver nitrate is prepared with 0.2 mL of a 40% aqueous the topical application of Polypodium leucotomos extract,
solution of silver nitrate and 0.05 g of flour. This semitrans- immunoferon,47 zinc oxide,48 azelaic acid, and certain natu-
parent mixture is placed in the center of the lesion. After ral products such as essential oil of Australian lemon myrtle
24 hours a dark crust begins to appear, and after about 14 leaves.49
days the MC lesion falls off. Treatment of 389 consecutive
MC patients with 40% silver nitrate resulted in a cure rate
of 97.7% and caused no scarring.41 This simple, inexpen- Wait and See
sive procedure is painless and causes few adverse reactions
such as pain, stinging, erythema, chemical burns, or residual Because MC is benign and self-limiting, a wait-and-see
hyperpigmentation.42 approach is reasonable. The time to resolution of MC varies.
In a prospective community cohort study the average time
to resolution of MC lesions in 306 British MC patients aged
Antimitotic Therapies 4 to 15 years was 13.3 months.50 Thirty percent had not
resolved at 18 months, and 13% remained unresolved at 24
Cidofovir months. However, many parents will not accept an indeter-
minate estimate of time to resolution and fear the potential
Cidofovir is a nucleotide analogue of deoxycytidine risk of spread or transmission to other children.23 More-
monophosphate. Although its mechanism of action remains over, in some cases the disease can be uncomfortable or
unclear, it is known to inhibit viral DNA polymerase, stigmatizing. One survey found that parents were twice as
therefore blocking the synthesis of viral DNA. Cidofovir can likely as their children with MC to express significant concern
be administered intravenously (5 mg/kg/wk for 2 weeks about the disease.6 Parents’ concerns related to the clinical
followed by 5 mg/kg once every 2 weeks) or topically manifestations of MC (scarring, spread, itching, and pain)
(1%---3% cream or gel, applied daily).43 Several studies and the discomfort caused by available treatment meth-
have described the successful use of intravenous or topical ods. However, the same study found that infection did not
414 P. Gerlero, Á. Hernández-Martín
21. Bigardi A, Milani M. Successful treatment of molluscum conta- 37. Antony F, Cliff S, Ahmad A, Holden C. Double-blind placebo-
giosum skin infection with hydrogen peroxide 1% cream. J Eur controlled study of oral cimetidine treatment for molluscum
Acad Dermatology Venereol. 2003;17:419. contagiosum. Br J Dermatol. 2001;145:122---9.
22. Semkova K, Palamaras I, Robles W. Hydrogen peroxide 1% cream 38. Muñoz Garza FZ, Roé Crespo E, Torres Pradilla M, Aguilera
under occlusion for treatment of molluscum contagiosum in an Pieró P, Baltá Cruz S, Hernandez Ruiz ME, et al. Intralesional
8-month-old infant: An effective and safe treatment option. candida antigen immunotherapy for the treatment of recalci-
Clin Exp Dermatol. 2014;39:560---1. trant and multiple warts in children. Pediatr Dermatol. 2015;32:
23. Coloe Dosal J, Stewart PW, Lin JA, Williams CS, Morrell DS. 797---801.
Cantharidin for the treatment of molluscum contagiosum: A 39. Maronn M, Salm C, Lyon V, Galbraith S. One-year experience
prospective, double-blinded, placebo-controlled trial. Pediatr with candida antigen immunotherapy for warts and molluscum.
Dermatol. 2014;31:440---9. Pediatr Dermatol. 2008;25:189---92.
24. Epstein E. Cantharidin therapy for molluscum contagiosum in 40. Enns LL, Evans MS. Intralesional immunotherapy with candida
children. J Am Acad Dermatol. 2001;45:638. antigen for the treatment of molluscum contagiosum in chil-
25. Stazzone AM, Borgs P, Witte CL, Witte MH. Lymphangitis dren. Pediatr Dermatol. 2011;28:254---8.
and refractory lymphedema after treatment with topical can- 41. Niizeki K, Hashimoto K. Treatment of molluscum contagiosum
tharidin. Arch Dermatol. 1994;130, 518-518. with silver nitrate paste. Pediatr Dermatol. 1999;16:395---7.
26. Handjani F, Behazin E, Sadati MS. Comparison of 10% potas- 42. Forbat E, Al-Niaimi F, Ali FR. Molluscum contagiosum:
sium hydroxide solution versus cryotherapy in the treatment review and update on management. Pediatr Dermatol.
of molluscum contagiosum: An open randomized clinical trial. 2017;34:504---15.
J Dermatolog Treat. 2014;25:249---50. 43. De Clercq E. Cidofovir in the treatment of poxvirus infections.
27. Romiti R, Ribeiro AP, Grinblat BM, Rivitti EA, Romiti N. Trends Pharmacol Sci. 2002;23:456---8.
Treatment of molluscum contagiosum with potassium hydrox- 44. Watanabe T, Kunihiko T. Cidofovir diphosphate inhibits mollus-
ide: A clinical approach in 35 children. Pediatr Dermatol. cum contagiosum DNA polymerase activity. J Am Acad Dermatol.
1999;16:228---31. 2007;56.
28. Metkar A, Pande SKU. An open, non randomized, comparative 45. Gao YL, Gao XH, Qi RQ, Xu J-L, Huo W, Tang J, et al. Clin-
study of imiquimod 5% cream versus 10% potassium hydroxide ical evaluation of local hyperthermia at 44 ◦ C for molluscum
solution in the treatment of molluscum contagiosum. Indian J contagiosum: pilot study with 21 patients. Br J Dermatol.
Dermatol Venereol Leprol. 2008;74:614---8. 2017;176:809---12.
29. Can B, Topaloğlu F, Kavala M, Turkoglu Z, Zindancı I, Sudogan S. 46. Lindau MS, Munar MY. Use of duct tape occlusion in the treat-
Treatment of pediatric molluscum contagiosum with 10% potas- ment of recurrent molluscum contagiosum. Pediatr Dermatol.
sium hydroxide solution. J Dermatolog Treat. 2012:1---3. 2004;21:609.
30. Al-Mutairi N, Al-Doukhi A, Al-Farag S, Al-Haddad A. Comparative 47. Brieva A, Guerrero A, Pivel JP. Inmunoferon, a glycoconju-
study on the efficacy, safety, and acceptability of imiquimod 5% gate of natural origin, inhibits LPS-induced TNF- a production
cream versus cryotherapy for molluscum contagiosum in chil- and inflammatory responses. Int Immunopharmac 1. 2001:
dren. Pediatr Dermatol. 2010;27:388---94. 1979---87.
31. Michel JL, le Pillouer-Prost A, Misery L. Lasers and viral tumors 48. Safa GDL. Successful treatment of molluscum contagiosum with
in children. Med Laser Appl. 2006;21:149---58. a zinc oxide cream containing colloidal oatmeal extracts. Indian
32. Shahriari M, Makkar H, Finch J. Laser therapy in dermatology: J Dermatol. 2010;55:295---6.
Kids are not just little people. Clin Dermatol. 2015;33:681---6. 49. Burke BE, Baillie JE, Olson RD. Essential oil of Australian lemon
33. Myhre PE, Levy ML, Eichenfield LF, Kolb VB, Fielder SL, Meng myrtle (Backhousia citriodora) in the treatment of mollus-
TC. Pharmacokinetics and safety of imiquimod 5% cream in the cum contagiosum in children. Biomed Pharmacother. 2004;58:
treatment of molluscum contagiosum in children. Pediatr Der- 245---7.
matol. 2008;25:88---95. 50. Olsen JR, Gallacher J, Finlay AY, Piguet V, Francis NA.
34. Arican O. Topical treatment of molluscum contagiosum Time to resolution and effect on quality of life of
with imiquimod 5% cream in Turkish children. Pediatr Int. molluscum contagiosum in children in the UK: A prospec-
2006;48:403---5. tive community cohort study. Lancet Infect Dis. 2015;15:
35. Bayerl C, Feller G, Goerdt S. Experience in treating mollus- 190---5.
cum contagiosum in children with imiquimod 5% cream. Br J 51. Ebell MH, Siwek J, Weiss BD, Woolf SH, Susman J, Ewig-
Dermatol. 2003;149:25---8. man B, et al. Strength of recommendation taxonomy (sort): A
36. Dohil M, Prendiville JS. Treatment of molluscum contagiosum patient-centered approach to grading evidence in the medical
with oral cimetidine: clinical experience in 13 patients. Pharma- literature. Am Fam Physician. 2004;69:548---56.
col Ther. 1996;13:310---2.
OLEH:
Mega R. Bagdad ( 201984002)
Cynthia Manaha (201984005)
Pembimbing
dr. Hanny Tannasal Sp,KK
01 02
2. 3.
Use EMLA cream Disadvantages of curratage
for the procedure include the need for local
Risk of systemic anesthesia, potential pain and
toxicity bleeding, and the risk of
scarring
Curretage
1.
Is a simple and
relatively
inexpensive
procedure
Purpuric reaction to topical
application of EMLA
Maximum Recommended Dose and Area of Application of
Eutetic Mixture of Local Anesthetics
Manual Extrusion
The umbilicated nucleus This technique is of
of the lession can be particular interest as it is
manually removed using simple and fast.
the hands or any of
instruments.
01 02 03
Salicylic Acid
Hydrogen Peroxide
Is a powerful oxidizing
agent andantiseptic.
Treatment HP 1%
cream
Appropriate cliical
trials are required to
confirm the efficacy
and safety of HP for
the treatment of MC
in Children.
Cantharidin
• Cantharidin is a It is used at
in cases of resistant
vesicant agent concentrations of 0.7%
lesions cantharidin
produced by the to 0.9%, and after
should be allowed to
beetle application should be left
dry for 5 to 10 minutes
Lyttavesicatoria. in place for 2 to 4 hours
and then occluded with
• Cantharidin is a without occlusion and
adhesive tape.
phosphodiesterase subsequently removed
inhibitor with soap and water
Cryotherapy
Liquid nitrogen is applied with a cotton swab or a portable
sprayer for 10 to 20 seconds in 1 or 2 treatment cycles at
intervals of 1 to 3 weeks.
Laser Therapy
However, in a study of 6 patients treated with CO2
laser,hypertrophic scars and keloids were observed in
70% oftreated patients, and therefore its use in children is
not recommended.
Laser Therapy
Imiquimod, an agonist of toll-like receptor 7, binds to thisr eceptor,
activating the innate immune response and inducing the synthesis of
interferon , interleukin (IL)-1, IL-5,IL-6, IL-8, IL-10, and IL-12, and IL-1
receptor antagonist, among other factors.
20
Silver Nitrate
Treatment of 389 consecutive MC patients with This simple, inexpen-sive procedure is painless and
40% silver nitrate resulted in a cure rateof 97.7% causes few adverse reactions such as pain, stinging,
and caused no scarring. erythema, chemical burns, or residual
hyperpigmentation
21
Antimitotic Therapies
(CIDOFOVIR)
22
Other Treatments
These treatments include
o local hyperthermia,
o occlusion with adhesive tape
o the topical application of Polypodium leucotomos extract,
o immunoferon,
o zinc oxide,
o azelaic acid,
o and certain natural products such as essential oil of Australian lemon
myrtleleaves
23
Wait and See
• Because MC is benign and self-limiting, a wait and- • More-over, in some cases the disease can be uncomfortable
see approach is reasonable or stigmatizing
• The time to resolution of MC varies • One survey found that parents were twice as likely as their
• In a prospective community cohort study the children with MC to express significant concern about the
average time to resolution of MC lesions in 306 disease
British MC patients aged4 to 15 years was 13.3 • Parents’ concerns related to the clinical manifestations of
months. MC (scarring, spread, itching, and pain) and the discomfort
caused by available treatment methods
Our Approach to the Treatment
of MC