Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

MANAJEMEN PERSEDIAAN

Dosen Pengampu:

Nur Laily Wulandari, M.M

Di Susun Oleh:

1. Dya Ayu Ratri

2. Adji Nur Wahyudin

3. Hafiduddin

UNIVERSITAS BAHAUDIN MUDHARY MADURA

SUMENEP

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang
MANAJEMEN PERSEDIAAN

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan batuan untuk
mempermudah dan melancarkan untuk pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada sumber – sumber pembelajaran yang telah membantu pelancaran
makalah kami ini.

Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa kami masih ada kekurangan
baik dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan
terbuka kamu menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki
malasah makalah ini

Akhir kata dari kami berharap semoga makalah ini tentang MANAJEMEN
PERSEDIAAN ini dapat bermanfaan maupun inspirasi terhadap pembaca.

Sumenep, 04 Maret 2020


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perusahaan tidak akan beroprasi tanpa adanya persediaan. Gatot Nazir Ahmad(2018)
menjelaskan Manajemen Persediaan adalah proses penyimpanan bahan atau barang untuk
memenuhi tujuan tertentu. Contohnya, penggunaan untuk proses produksi atau perakitan yang
nantinya akan dijual kembali atau penggunaan suku cadang dari suatu peralatan atau mesin.
Persedian meliputi bahan mentah, bahan pembantu, barang dalam proses barang jadi, dan suku
cadang. Tujuan Manajemen Persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi
persediaan dan pelayanan pelanggan.

Semua organisasi memiliki beberapa jenis sistem perencanaan dan system pengendalian
persediaan. Bank memiliki metode untuk mengendalikan persediaan uang tunai. Rumah sakit
memiliki metode untuk mengendalikan persediaan darah dan obat-obatan. Lembaga
pemerintahan, sekolah, dan tentu saja, sebenarnya setiap organisasi manufaktur dan produksi
pada hakikatnya perlu memperhatikan perencanaan dan pngendalian persediaan.

Dalam kasus produk fisik, suatu organisasi harus menentukan apakah lebih baik
memproduksi atau membelinya. Setelah keputusan ini dibuat, tahap berikutnya adalah
meramalkan permintaan, kemudian manajer operasi menetapkan persediaan yang diperlukan
untuk melayani permintaan tersebut. Pada bab ini, kita akan membahas beberapa bab tentang
Manajemen Pesediaan. Selanjutnya, kita aka membahas 3 permasalahan persediaan dasar,
apakah yang harus di pesan dan kapan pemesanan dilakukan.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu Manajemen Persediaan ?

2. Apa saja Model – Model Persediaan?

3. Apa yang dimaksud Model Periode Tunggal?

C. Tujuan

1. Tujuan Manajemen Persediaan adalah menentukan keseimbangan antara investasi


persediaan dan pelayanan pelanggan.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN MANAJEMEN PERSEDIAAN

Manajemen Persediaan adalah proses penyimpanan bahan atau barang untuk memenuhi
tujuan tertentu. Persedian perusahaan harus dilakukan supaya kegiatan operasional tetap
bisa dilakukan tanpa harus menunggu ketersediaan input atau bahan baku dan kebutuhan
lainnya.

Fungsi Manajemen Persediaaan

2. Berikut Ini beberapa Fungsi Manajemen Persediaan :

1. Untuk memberikan pilihan barang agar dapat memenuhi permintaan pelanggan


yang di antisipasi dan memisahkan perusahaan dari fluktuasi permintaan.
Persediaan seperti ini digunakan secara umum pada perusahaan ritel.

2. Untuk memisahkan beberapa tahapan dari proses produksi. Contohnya, jika


persediian sebuah perusahaan berfruktuasi, persediaan tambahan mungkin
diperlukan agar bisa memisahkan proses produksi dari pemasok.

3. Untuk mengambil keuntungan dari potongan jumlah karna pembelian dengan


jumlah besar dapat diturunkan biaya pengiriman barang.

4. Untuk menghindari inflasi dan kenaikan harga.

Jenis – jenis Persediaan

Untuk menjalankan fungsi-fungsi persediaan perusahaan harus memelihara 4 jenis


persediaan :

1) Persediaan bahan mentah (raw material inventory) telah dibeli, tetapi belum diproses.
Persediaan ini dapat digunakan untuk memisahkan (yaitu, menyaring) pemasok dari
proses produksi. Meskipun demikian, pendekatan yang lebih disukai adalah
menghapus fariabilitas pemasok dalam kualitas, jumlah, atau waktu pengiriman
sehingga tidak diperlukan pemisahan.
2) Persediaan barang dalam proses (work-in-process-WIP inventory) ialah komponen-
komponen atau bahan mentah yang telah melewati beberapa proses perubahan, tetapi
belum selesai. WIP itu ada karna untuk membuat produk diperlukan waktu (disebut
juga waktu siklus). Mengurangi waktu siklus akan mengurungi persediaan WIP.
Tugas ini tidaklah sulit. Selama sebagian besar waktu sebuah produk “sedang dibuat”,
produk itu sebenarnya hanya berdiam. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 12.1,
waktu kerja actual atau waktu “operasi”, adalah sebagian kecil waktu alir bahan,
mungkin hanya 5%.

3) MRO (maintenance / repair / operating) adalah persediaan yang disediakan untuk


perlengkapan pemeliharaan / perbaikan /operasi (maintenance / repair / operating-
MRO) yang dibutuhkan untuk menjaga agar mesin dan proses tetap produktif. MRO
ada karna kebutuhan dan waktu untuk pemeliharaan dan perbaikan dari beberapa
peralatan tidak dapat diketahui. Walaupun permintaan untuk MRO ini sering kali
merupakan fungsi dari jadwal pemeliharaan, permintaan MRO lain yang tidak
terjadwal harus diantisipasi.

4) Pesediaan Barang Jadi (finish-goods-inventory) adalah produk yang telah selesai dan
tinggal menunggu pengiriman. Barang jadi dapat dimasukkan ke persediaan karena
permintaan pelanggan pada masa mendatang tidak diketahui.
B. MODEL PERIODE TUNGGAL

Model-Model Persediaan
1. Permintaan independen versus permintaan dependen
Model- model pengendalian persediaan berasumsi bahwa permintaan untuk barang
independen atau dependen pada permintaaan barang lainnya. Contohnya, permintaan untuk
lemari Es independen terhasdap permintaan alat untuk memanggang roti dependen. Namun
demikian, permintaan komponen dari alat untuk memanggang roti. Bab ini berfokus pada
pengelola persediaan dengan permintaan independen. Bab 14 menyajikan manajemen
permintaan dependen.
2. Biaya penyimpanan, pemesanan, dan pemasangan.
a. Biaya penyimpanan (holding cost) Merupakan biaya yang terkait dengan menyimpan
atau “membawa” persediaan selma waktu tertentu. Oleh karena itu, biaya penyimpanan
juga mancakup biaya barang usang dan biaya terkait dengan penyimpaan, seperti
asuransi, karyawan tambahan serta pembayaran bunga. Tabel 12.1 menunjukkan jenis-
jenis biaya yang perlu dievaluasi untuk menentukan besarnya biayapenyimpanan.
Konsekuensinya, biaya penyimpanan persediayaan sering kali ditetapkan kurang dari
yang sebenarnya.
b. Biaya pemesanan (ordering cost) Mencakup biaya dari persediaan, formulir, pemrosesan
pesanan, pembelian, dukungan administrasi, dan seterusnya. Ketika pesanan sedang
diproduksi, biaya pesanan juga ada, tetapi merupakan bagian dari apa yang disebut biaya
pemasangan.
c. Biaya pemasangan (setup cost) adalah biaya untuk mempersiapkan mesin atau proses
untuk menghasilkan pesanan. Ini menyertakan waktu dan tenaga kerja untuk
membersihkan serta mengganti peralatan atau alat penahan. Manajer operasi bisa
menurunkan biaya pemesanan dengan mengurangi biaya pemeasangan serta
menggunakan prosedur yang efisien, seperti pemesanan dan pembayaran produk. Dalam
lingkungan manufaktur, biaya pemasangan sangatlah berkaitan dengan
d. Waktu pemasangan (setup time). Pemasangan biasanya memerlukan sejumlah pekerjaan
yang harus dilakukan sebelum pemasangan benar-benar dilakukan pada pusat kerja.
Dengan perencanaan yang tepat, banyak persiapan yang diperlukan untuk melakukan
pemasangan dapat dilakukan tanpa harus mematikan mesin atau proses. Jadi, waktu
pemasangan cukup banyak yang dikurangi. Mesin dan proses yang secara tradisional
akan memakan waktu berjam-jam untuk dipasang, sekarang dapat dipasang dalam waktu
kurang dari satu menit seiring pabrik-pabrik kelas dunia yang semakin imajinatif.
mengerangi waktu pemasangan adalah cara sangat baik untuk mengurangi investasi
persediaan dan meningkatkan produktivitas.

C. METODE PERIODE TUNGGAL


Metode persediaan periode tunggal (single-periode inventory model) menjelaskan situasi
dimana satu pesanan dilakukan untuk satu produk. Di akhir periode penjualan, setiap produk
yang tersisa memiliki nilai yang kecil atau tidak memilki nilai. Hal ini adalah masalah lazim
pada pohon natal, barang musiman, barang di toko roti, surat kabar, dan majalah. (Memang
masalah persediaan ini sering disebut “masalah kios”). Dengan kata lain, meskipun barang –
barang di kios dipesan setiap minggu atau setiap hari, barang – barang tersebut tidak dapat
ditunda dan digunakan sebagai persediaan pada periode penjualan berikutnya. Jadi, keputusan
kita adalah berapa banyak yang harus dipesan pada awal periode.
Kerena permintaan yang tepat untuk produk musiman seperti ini tidak pernah diketahui, kita
akan mempertimbangkan distribusi probabilitas yang berkaitan dengan permintaan. Jika kita
berasumsi distribusi normal, kita menyimpan dan menjual rata – rata 100 pohon natal, setiap
musim, maka ada 50% kemungkinan kita akan kehabisan persediaan dan 50% kemungkinan kita
akan memiliki pohon natal yang berlebihan. Untuk menentukan kebijakan persediaan yang
optimal pada pohon natal sebelum musim natal tiba, kita juga perlu mengetahui standar deviasi
dan mempertimbangkan dua biaya marginal berikut.
Cs = Biaya kekurangan persediaan (kita menaksir terlalu rendah) = Harga jual per unit –
Biaya per unit
Co = Biaya kelebihan persediaan (kita menaksir terlalu tinggi) = Biaya per unit – Nilai sisa
per unit

(jika ada)
Tingkat pelayanan, yakni probabilitas dari tidak kehabisan persediaan, di tentukan sebgai
berikut :

Tingkat pelayanan = Cs

Cs + Co

Oleh sebab itu, kita harus memperhatian meningkatkan kuantitas pesanan sampai tingkat
pelayanan sama dengan atau lebih dari rasio [Cs/(Cs+Co)].

 SISTEM PERIODE TETAP (P)

Model – model persediaan yang telah kita pertimbangkan sejauh ini adalah sistem
kuantitatif tetap (fixed quantity) atau sistem Q (Q, system). Artinya, jumlah tetap yang sama
ditambahkan pada persediaan setiap kali pesanan untuk suatu barang ditempatkan. Kita melihat
bahwa pesanan dipicu oleh kejadian. Ketika persediaan berkurang sampai titik pemesanan ulang
(ROP), pemesanan baru untuk Q unit dilakukan.

Untuk menggunakan model kuantitas tetap, persediaan seharusnya dipantau secara terus –
menerus. Ini disebut sistem persediaan perpetual (perpetual investory system). Setiap kali
sebuah barang ditambahkan atau diambil dari persediaan, catatan harus diperbarui untuk
menentukan apakah ROP sudah tercapai. Dalam sistem periode tetap (fixed-periode sytem)
(juga disebut peninjauan secara berkala, atau sistem P [P system]), di sisi lain, persediaan
dipesan pada akhir periode tertentu. Kemudian, dan hanya jika demikian, persediaan di tangan
akan dihitung. Jumlah yang dipesan hanyalah sebanyak yang diperlukan untuk mencapai tingkat
sasaran (T) yang dipesan. Gambar 12.9 mengilustrasikan konsep ini.

Sistem periode tetap memiliki beberapa asumsi yang sama seperti sistem kuantitas tetap EOQ
dasar.

 Biaya – biaya yang relevan hanya biaya pemesanan dan biaya penyimpanan.

 Waktu tunggu diketahui dan konstan.

 Barang – barang bersifat saling independen.

Garis kemiringan yang menurun pada Gambar 12.9 sekali lagi menyatakan tingkat
persediaan di tangan. Namun sekarang, ketika waktu di antara (P) dilewati, kita melakukan
pemesanan agar dapat meningkatkan pesediaan sampai kuantitas sasaran (T). Jumlah yang di
pesan selama periode pertama mungkin Q1, period kedua Q2, dan seterusnya. Nilai Q1 adalah
selisih antara persediaan ditangan saat ini dan tingkat persediaan sasaran.
Keuntungan dari sistem periode tetap adalah tidak diperlukan perhitungan fisik dari
barang – barang persediaan setelah barang diambil – perhitungannya hanya terjadi ketika
peninjauan berikutnya telat tiba saatnya. Prosedur ini juga tidak merepotkan secara
administratif.

Sistem periode tetap cocok digunakan saat penjual melakukan kunjungan rutin (yakni
pada rentang waktu tetap) ke pelanggan untuk mengambil pesanan baru atau saat pembeli ingin
menggabungkan pesanan untuk menghemat biaya pemesanan dan transportasi (oleh persediaan
serupa). Contohnya, perusahaan mesin yang menjual barang secara otomatis mungkin akan
datang mengisi ulang mesinnya setiap selasa. Ini juga merupakan kasus yang terjadi pada
Anheuse – Busch, dimana agen penjualan mungkin mengunjungi sebuah took setiap 5 hari.

Kelemahan dari sistem P adalah karena tidak ada cacatan persediaan selama periode
peninjauan. Ada kemungkinan terjadi kehabisan persediaan selama waktu ini. Skenario ini
mungkin terjadi jika sebuah pesanan besar membuat tingkat persediaan jatuh menjadi nol setelah
pemesanan di lakukan. Oleh sebab itu, tingkat persediaan pengaman yang lebih tinggi (jika
dibandingkan dengan sistem kuantitas tetap) harus dijaga untuk memberikan perlindungan agar
tidak terjadi kehabisan persediaan selama waktu antara peninjauan dan waktu tunggunya.
BAB III

KESIMPULAN

Sistem persediaan adalah serangkaian kebijaksanaan dan pengendalian yang memonitor


tingkat persediaan dan menentukan tingkat persediaan yang harus di jaga, kapan persediaan
harus diisi, dan berapa besar pesanan yang harus dilakukan. Sistem ini bertujuan menetapkan dan
menjamin tersedianya sumber daya yang tepat, dalam kuantitas yang tepat dan pada waktu yang
tepat.atau dengan kata lain, sistem dan model persediaan bertujuan untuk meminimumkan biaya
total melalui penentuan apa, berapa dan kapan pesanan di lakukan secara optimal.

Manajemen persediaan bertujuan untuk menentukan keseimbangan antara investasi


persediaan dan pelayanan pelanggan. Jadi antara keduanya memiliki keseimbangan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.

Perusahaan dalam melakukan pelaporan mengenai persediaan sangat penting bagi


perusahaan dalam mengambil suatu keputusan dan persediaan merupakan salah satu dari
beberapa unsur yang paling aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus meneru diperoleh,
diproduksi dan dijual. Oleh karena itu, system akuntansi itu sendiri harus dilaksanakan sebaik
mungkin sehingga tidak mengalami hal-hal yang mengganggu jalannya operasi perusahaan.
Pelaporan persediaan yang diteliti dan relevan dianggap vital untuk memberikan informasi yang
berguna bagi perusahaan. Apabila terjadi kesalahan dalam pencatatan persediaan, maka akan
mengakibatkan kesalahan dalam menentukan besarnya laba perusahaan yang diperoleh.
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai