Anda di halaman 1dari 12

32

BAB IV
KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI

1. KONSET PENENTUAN HARGA POKOK PENUH


Dalam metoda harga pokok penuh sering juga disebut full costing,
merupakan penggunaan seluruh aktiva, pendapatan yang diperoleh atau sumber
yang digunakan untuk suatu obyek informasi.
Yang mana informasi yang disajikan oleh full costing, nantinya bermanfaat
untuk :
1. Pelaporan informasi keuangan
2. Analisis kemampuan menghasilkan laba
3. Menjawab suatu pertanyaan berapa biaya sesuatu
4. Penentuan harga jual dalam cost type contract
5. Penentuan harga jual normal
6. Penentuan harga jual yang diatur dengan peraturan pemerintah
7. Penyusunan program, dan lain lain
Disamping mempunyai suatu manfaat, metode harga pokok penuh di dalam
mengalokasikan biaya periode dan biaya produksi serta susunan laporan laba
rugi memiliki ciri khas tersendiri.
1. Biaya Periode
Dalam metoda harga pokok penuh mengartikan bahwa biaya periode sebagai
biaya yang berhubungan dengan produksi, dan biaya ini dikeluarkan dalam
rangka mempertahankan kapasitas yang diharapkan dapat dicapai oleh
perusahaan. Sehingga apabila terjadi suatu perbedaan antara yang diharapkan
dengan yang dicapai, baik kelebihan maupun kekurangan maka perbedaannya
ke laporan laba dan rugi.
2. Biaya Produksi Tetap
Pada metoda harga pokok penuh, perlakuan biaya produksi tetap sebagai
bagian dari harga pokok produksi. maka harga pokok produksinya
diperhitungkan sebagai berikut :
33

Bahan baku langsung Rp xxx


Upah langsung Rp xxx
Biaya overhead variabel Rp. xxx
Biaya overhead tetap Rp. xxx
---------- +
Harga pokok produksi Rp. xxx

3. Susunan Laporan Laba dan Rugi


Yang mana susunan laporan laba dan ruginya sebagai berikut :
PT. X
Laporan Laba Rugi
Per, XX

Penjualan Rp. xx
Harga pokok penjualan :
Persediaan awal Rp. xx
Produksi Rp. xx +
jumlah persediaan Rp. xx
Persediaan akhir Rp. xx
Harga pokok penjualan yang dibebankan Rp. xx
Selisih kapasitas Rp. xx
harga pokok penjualan sesungguhnya Rp. xx _
laba kotor Rp. xx
Biaya Operasional :
Biaya pemasaran Rp. xx
Biaya administirasi & umum Rp. xx +
Rp. xx _
Laba bersih sebelum pajak Rp. xx
34

2. KONSEP PENENTUAN HARGA POKOK VARIABEL

Merupakan suatu metoda penentuan harga pokok yang mana hanya biaya
produksi variabel saja dibebankan sebagai bagian dari harga pokok produksi,
dari Dengan menyajikan informasi biaya yang bersifat variabel sesuai dengan
prilakunya dalam perubahan kegiatan perusahaan, maka laporan keuangan yang
disusun mempunyai manfaat untuk :
1. Perencanaan laba jangka pendek
2. Pengendalian biaya
3. Pengambilan keputusan.
Pada harga pokok produksi variabel costing, mengalokasikan biaya periode dan
biaya produksi tetap dan susunan laporan laba rugi dapat dilakukan sebagai
berikut :
1. Biaya periode
Dalam metoda penentuan harga pokok variabel, bahwa yang dimaksud biaya
periode yaitu biaya yang setiap periode harus tetap dikeluarkan tanpa harus
dipengaruhi perubahan kapasitas kegiatan, contoh : biaya penyusutan, biaya
gaji manajer, biaya produksi bulanan.
2. Biaya produksi tetap
Merupakan biaya yang harus dibayar tanpa dipengaruhi oleh kapasitas, oleh
karena itu biaya produksi tetap tidak dimasukkan sebagai elemen harga
pokok produksi. maka harga pokok produksinya diperhitungkan sebagai
berikut :

Bahan baku langsung Rp xxx


Upah langsung Rp xxx
Biaya overhead variabel Rp. xxx
---------- +
Harga pokok produksi Rp. xxx
35

3. Susunan laporan laba dan rugi


Dalam metoda penentuan harga pokok variabel yang mana susunan
laporan laba ruginya sebagai berikut :

PT. X
Laporan Laba Rugi
Per, xx

Penjualan Rp. xx
Harga pokok penjualan :

Persediaan awal Rp. xx


Produksi Rp. xx +
Jumlah persediaan Rp. xx
Persediaan akhir Rp. xx
Harga pokok penjualan yang dibebankan Rp. xx
Biaya variabel operasional Rp. xx +
Total biaya variabel Rp. xx
Margin contribusi Rp. xx
Biaya tetap :
- Biaya overhead pabrik Rp. xx
- Biaya Pemasaran Rp. xx
- Biaya administrasi & umum Rp. xx +
Total biaya tetap Rp. xx
Laba bersih sebelum pajak Rp. xx
36

Contoh soal :
1. PT. Ananda mempunyai data operasi pada tahun 20xx sebagai berikut :
Produk yang dihasilkan 1.000 unit
Penjualan 995 unit
Harga jual Rp. 1.000,-
Biaya bahan per unit Rp. 250,-
Biaya tenaga kerja per unit Rp. 200,-
Biaya overhead pabrik per unit Rp. 175,-
Biaya overhead pabrik tetap Rp. 30.000,-
Biaya pemasaran per unit dari penjualan Rp. 25,-
Biaya administrasi dan umum per unit yang
di produksi Rp. 50,-
Biaya administrasi dan umum tetap Rp. 55.000,-
Biaya pemasaran tetap Rp. 15.000,-

Dari uraian tersebut, buatlah :


1. Harga Pokok Produksi/ unit
2. Susunlah laporan laba rugi, dengan menggunakan full costing dan variabel
costing.
37

Penyelesaian
1. Harga pokok produksi

Harga pokok produksi full costing

Biaya bahan baku langsung Rp. 250,-


Biaya tenaga kerja Rp. 200,-
Biaya overhead pabrik Var Rp. 175,-
Biaya overhead pabrik Tetap Rp. 30,- +
Biaya produksi/harga pokok produksi Rp. 655,-

Harga pokok produksi variabel costing

Biaya bahan baku Rp. 250,-


Biaya tenaga kerja Rp. 200,-
Biaya overhead pabrik Rp. 175,-
+
Biaya produksi/harga pokok produksi Rp. 625,-
38

2. Laporan laba dan rugi

Laporan laba dan rugi full costing

PT. Ananda
Laporan Laba dan Rugi
Per, 31 Desember 20xx

Penjualan 995 Unit x Rp. 1.000,- Rp. 995.000,-


Harga pokok penjualan :
Produksi (harga pokok produksi) Rp. 655.000,-
Persediaan akhir 5 unit x Rp. 655 Rp. 3.275,-
Harga pokok penjualan Rp. 651.725,-
Laba kotor Rp. 343.275,-
Biaya operasional :
Biaya pemasaran dari penjualan
995 unit x Rp. 25 Rp. 24.875,-
Biaya administrasi dan umum dari yang
di produksi 1000 unit x Rp. 50 Rp. 50.000,-
Biaya administrasi dan umum tetap Rp. 55.000,-
Biaya pemasaran tetap Rp. 15.000,- +
Rp. 144.875, _
Laba bersih sebelum pajak Rp. 198.400,-
39

Laporan laba dan rugi variabel costing


PT. Ananda
Laporan Laba dan Rugi
Per, 31 Desember 20xx

Penjualan 995 Unit x Rp. 1000 Rp. 995.000,-


Harga pokok penjualan :
Produksi/harga pokok produksi Rp. 625.000,-
Persediaan akhir 5 unit x Rp. 625 Rp. 3.125,-
Harga pokok penjualan Rp. 621.875,-

Biaya variabel :
Biaya pemasaran dari penjualan
995 unit x Rp. 25 Rp. 24.875,-
Biaya adm dan umum dari yang
di produksi 1000 unit x Rp. 50 Rp. 50.000,-

Total biaya variabel Rp. 696.750,-


Contribusi Margin RP.298.250,-

Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik Rp. 30.000,-
Biaya pemasaran Rp. 15.000,-
Biaya administrasi dan umum Rp. 55.000,-
Total biaya tetap Rp. 100.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 198.250,-
40

Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud penentuan harga pokok full costing dan penentuan harga
pokok variabel costing.
2. Jelaskan perbedaan yang mendasar antara full costing dan variabel costing.
3. Sebutkan dan jelaskan manfaat full costing dan variabel costing.
4. Dalam hal apa saja variabel costing tidak dapat digunakan
5. PT. Angkasa bergerak di bidang produksi, mempunyai informasi operasi sebagai
berikut :
a. Kapasitas fasilitas terpasang normal 100.000 unit pertahun atau 25.000
unit per triwulan.
b. Biaya produksi per unitnya :
1. Biaya bahan baku .. Rp. 1.500,-
2. Upah langsung …… Rp. 750,-
3. BOP variabel……… Rp. 250,-
4. BOP tetap………… Rp. 200,- (Rp.5.000.000,- / triwulan)
Harga pokok produksi Rp. 2.700,-

c. Biaya operasi variabel Rp. 250,- per unit


d. Biaya operasi tetap Rp. 1.000.000,- per triwulan
e. Harga jual per unit Rp. 6.000,-
f. Data yang lain sebagai berikut :
Tri wulan I Tri wulan II
Persediaan awal
Produksi 25.000 unit 25.000 unit
Penjualan 25.000 unit 20.000 unit
Persediaan akhir 5.000 unit

Tri wulan III Tri wulan IV


41

5.000 unit
20.000 unit 28.000 unit
25.000 unit 24.000 unit
4.000 unit

Dari data tersebut diatas buatlah laporan laba rugi dengan metode full costing
dan direct costing .

Penjualan 23.000 Unit x Rp. 6.000 Rp. 138.000,-


42

Harga pokok penjualan :


Biaya bahan baku 25.000 unit x Rp.1.500 Rp. 37.500,-
Biaya tenaga kerja 25.000 unit x Rp.750 Rp. 18.750,-
Biaya O P Var 25.000 unit x Rp.250 Rp. 6.250,-
Biaya produksi/harga pokok produksi Rp. 62.500,-
Persediaan akhir 2.000 unit x Rp. 2.500 Rp. 5.000 ,-
Harga pokok penjualan Rp. 57.500,-

Biaya variabel :
Biaya operasi Variabel
25.000 unit x Rp. 250 Rp. 6.250
Total biaya variabel Rp. 63.750
Contribusi margin RP. 74. 250,-

Biaya tetap :
Biaya overhead pabrik Rp. 5.000,-
Biaya operasional Rp. 1.000
Total biaya tetap Rp. 6.000,-
Laba sebelum pajak Rp. 68.250,-

FULL COSTING
43

Penjualan 23.000 Unit x Rp. 6.000 Rp. 138.000,-


Harga pokok penjualan :
Biaya bahan baku 25.000 unit x Rp.1.500 Rp. 37.500,-
Biaya tenaga kerja 25.000 unit x Rp.750 Rp. 18.750,-
B O P Var 25.000 unit x Rp.250 Rp. 6.250,-
B O P Tetap Rp. 5.000,-
Biaya produksi/harga pokok produksi Rp. 67.500,-
Persediaan akhir 2.000 unit x Rp. 2.700 Rp. 5.400 ,-
Harga pokok penjualan Rp. 62.100,-
Laba Kotor Rp. 75.900,-
Biaya operasional:
Tetap Rp. 1.000,-
Variabel Rp. 6.250 Rp. 7.250,-
Laba sebelum pajak Rp. 68.650,-

Anda mungkin juga menyukai