Anda di halaman 1dari 11

RMK EKONOMI MANAJERIAL

TEORI PERMAINAN

Oleh :

Kelompok V

Nova Widya Ningsih (1807521038) (85)

Fenny Wijaya (1807521091) (85)

Elisabeth Marcella J.P (1807521111) (85)

Dyah Jayanti Arimbawa (1807521210) (85)

Ekonomi Manajerial EKM 318 A2 – S1 Reguler Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2020
A. Perilaku Strategis Dan Teori Permainan

Perilaku strategis mengacu kepada rencana kerja atau perilaku seseorang oligopoli,
setelah mempertimbangkan semua reaksi yang mungkin dilakukan oleh para pesaing
selama masih ada pesaing diantara mereka untuk memperoleh laba dan keuntungan
lainnya. Karena hanya terdapat sedikit perusahaan dalam industri tersebut, tindakan dari
perusahaan satu akan berpengaruh terhadap lainnya, dan rekasi dari perusahaan lain harus
diperhitungkan oleh yang pertama dalam menentukan tindakan mana yang paling baik.
Teori permainan dipelopori oleh ahli matematika John Von Neumann dan ekonom Oskar
Morgenstern pada tahun 1944 dan tidak lama kemudian teeori ini diakui sebagai terobosan
baru dalam penelitian tentang oligopoly. Secara umum, teori permainan berkaitan dengan
strategic terbaik atau optimum dalam berbagai situasi konflik. Teori permainan ini
memperlihatkan bagaimana perusahaan oligopoly membuat keputusan secara strategis
untuk memperoleh keunggulan kompetitif atas pesaingnya, atau bagaimana perusahaan
oligopoli bisa memperkecil ancaman potensial akibat langkah strategis pesaingnya.

Setiap model teori permainan terdiri atas pemain, strategi, dan ganjaran. Pemain
(player) adalah para pembuat keputusan yang perilakunya akan berusaha kita jelaskan dan
ramalkan. Strategi adalah pilihan untuk mengubah harga, mengembangkan produk baru,
melakukan kampanye iklan, membangun kapasitas baru, dan tindakan serupa lainnya yang
mempengaruhi penjualan dan tingkat laba perusahaan serta pesaingnya. Ganjaran adalah
hasil atau konsekuensi dari setiap pilihan strategi. Untuk setiap strategi yang diterapkan oleh
sebuah perusahaan, biasanya terdapat strategi-strategi (reaksi) yang bisa dilakukan oleh
pesaing. Ganjaran adalah hasil atau konsekuensi dari setiap kombinasi strategi yang
dilakukan kedua perusahaan. Ganjaran biasanya dinyatakan dalam bentuk laba atau rugi
perusahaan yang kita kaji, akibat strategi perusahaan itu atau reaksi pesaingnya. Table
yang mencamtumkan ganjaran dari semua strategi yang dilakukan suatu perusahaan dan
reaksi yang mungkin diberikan pesaing disebut matriks ganjaran (payoff matrix). Kita harus
membedakan antara pemain berjumlah nol dan permainan tidak berjumlah nol. Permainan
berjumlah nol (zero-sum game) adalah permainan dimana keuntungan salah satu pemain
merupakan akibat dari pengluaran dan keuntungan ini secara persis seimbang dengan
kerugian pemain lainnya. Sebagai contoh hal ini terjadi jika perusahaan A meningkatkan
pangsa pasarnya sebesar biaya yang dikeluarkan perusahaan B dengan meningkatkan
pengeluaran iklannya (perusahaan B tidak melakukan perubahan iklan). Pada satu sisi, jika
perusahaan B juga meningkatkan pengeluaran iklannya, perusahaan A mungkin tidak akan
memperoleh pangsa pasar sama sekali. Jika perusahaan meningkatkan harganya dan
perusahaan B tidak melakukannya, perusahaan A mungkin akan kehilangan pasarnya yang
beralih kepasar B. pemain dalam sifat ini, dimana keuntungan satu pemain sama dengan
kerugian pemain lainnya (sehingga total keuntungan ditambah dengan total kerugian sama
dengan nol) disebut permainan berjumlah nol. Namun jika keuntungan atau kerugian salah
satu perusahaan tidak diakibatkan oleh biaya atau memberikan keuntungan dalam jumlah
sama pada perusahaan lain, kita melakukan permainan berjumlah nol (non-zero game).

Unsur-unsur Teori Permainan (Game Theory)

Ada beberapa unsur atau konsep dasar yang sangat penting dalam penyelesaian setiap
kasus dengan teori permainan. Penjelasan selengkapnya sebagai berikut :

1. Jumlah Pemain

Permainan diklasifikasikan menurut jumlah kepentingan atau tujuan yang ada dalam
permainan tersebut. Dalam hal ini perlu dipahami, bahwa pengertian “jumlah pemain” tidak
selalu sama artinya dengan “jumlah Orang” yang terlibat dalam permainan. jumlah pemain
disini berarti jumlah kelompok pemain berdasarkan masing-masing kepentingan atau
tujuannya. Dengan demikian dua orang atau lebih yang mempunyai kepentingan yang sama
dapat diperhitungkan sebagai satu kelompok pemain.

2. Ganjaran/ Pay-off

Ganjaran/ pay-off adalah hasil akhir yang terjadi pada akhir permainan berkenaan dengan
ganjaran ini, permainan digolongkan menjadi 2 macam kategori, yaitu permainan jumlah-nol
(zero-sum games) dan permainan jumlah-bukan-nol (non-zero-sum games). Permainan
jumlah-nol terjadi jika jumlah ganjaran dari seluruh pemain adalah nol, yaitu dengan
memperhitungkan setiap keuntungan sebagai bilangan positif dan setiap kerugian sebagai
bilangan negatif. Selain dari itu adalah permainan jumlah-bukan-nol. Dalam permainan
jumlah-nol setiap kemenangan bagi suatu pihak pemain merupakan kekalahan bagi pihak
pemain lain. Letak arti penting dari perbedaan kedua kategori permainan berdasarkan
ganjaran ini adalah bahwa permainan jumlah-nol adalah suatu sistem yang tertutup.
Sedangkan permainan jumlah-bukan-nol tidak demikian halnya. Hampir semua permainan
pada dasarnya merupakan permainan jumlah-nol. Berbagai situasi dapat dianalisis sebagai
permainan jumlah-nol.

3. Strategi Permainan

Strategi permainan dalam teori permainan adalah suatu siasat atau rencana tertentu dari
seorang pemain, sebagai reaksi atas aksi yang mungkin dilakukan oleh pemain yang
menjadi saingannya. permainan diklasifikasikan menurut jumlah strategi yang tersedia bagi
masing-masing pemain. Jika pemain pertama memiliki m kemungkinan strategi dan pemain
kedua memiliki n kemungkinan strategi, maka permainan tersebut dinamakan permainan m
x n. letak arti penting dari perbedaan jenis permainan berdasarkan jumlah strategi ini adalah
bahwa permainan dibedakan menjadi permainan berhingga dan permainan tak berhingga.
Permainan berhingga terjadi apabila jumlah terbesar dari strategi yang dimiliki oleh setiap
pemain berhingga atau tertentu, sedangkan permainan tak berhingga terjadi jika setidak-
tidaknya seorang pemain memiliki jumlah strategi yang tak berhingga atau tidak tertentu.

4. Matriks Permainan

Setiap permainan yang dianalisis dengan teori permainan selalu dapat disajikan dalam
bentuk sebuah matriks permainan. matriks permainan disebut juga matriks ganjaran yaitu
sebuah matriks yang semua unsur berupa ganjaran dari para pemain yang terlibat dalam
permainan tersebut. Baris-barisnya melambangkan strategi-strategi yang dimiliki pemain
pertama, sedangkan kolom-kolomnya melambangkan strategi-strategi yang dimiliki pemain
lain. dengan demikian, permainan berstrategi m x n dilambangkan dengan matriks
permainan m x n . Teori permainan berasumsi bahwa strategi yang tersedia bagi masing-
masing pemain dapat dihitung dan ganjaran yang berkaitan dengannya dapat dinyatakan
dalam unit, meskipun tidak selalu harus dalam unit moneter. Hal ini penting bagi
penyelesaian permainan, yaitu untuk menentukan pilihan strategi yang akan dijalankan oleh
masing-masing pemain, dengan menganggap bahwa masing masing pemain berusaha
memaksimumkan keuntungannya yang minimum atau meminimumkan kerugiannya yang
maksimum. Nilai dari suatu permainan adalah ganjaran rata-rata/ ganjaran yang diharapkan
dari sepanjang rangkaian permainan, dengan menganggap kedua pemain selalu berusaha
memainkan strateginya yang optimum.

5. Titik Pelana (Saddle Poin)

Titik pelana adalah suatu unsur didalam matriks permainan yang sekaligus sebagai
maksimin baris dan minimaks kolom. Permainan dikatakan bersaing ketat (Strictly
determined) jika matriksnya memiliki titik pelana. Strategi yang optimum bagi masing-masing
pemain adalah strategi pada baris dan kolom yang mengandung titik pelana tersebut. dalam
hal ini baris yang mengandung titik pelana merupakan strategi optimum bagi pemain
pertama, sedangkan kolom yang mengandung titik pelana merupakan strategi optimum bagi
pemain lain. Langkah pertama penyelesaian sebuah matriks permainan adalah memeriksa
ada atau tidaknya titik pelana. Bila terdapat titik pelana permainan dapat segera dianalisis
untuk diselesaikan.
B. Strategi Dominan dan Keseimbangan Nash

Stragtegi Dominan

Untuk melihat para pemain memilih strategi yang memaksimumkan ganjaran


mereka, merilah kita mulai dengan permainan paling sederhana dalam suatu industri yang
terdiri atas 2 perusahaan (duopoly), perusahaan A dan perusahaan B. Masing-masing
perusahaan memiliki 2 pilihan strategi, yaitu memasang iklan atau tidak memasang iklan.
Perusahaan A tentu saja mengharapkan laba yang lebih tinggi jika dia memasang iklan
dibanding jika dia melakukannya. Tetapi tingkat laba perusahaan A yang sebenarnya, juga
tergantung dari apakah perusahaan B memasang iklan atau tidak. Dengan begitu, setiap
strategi yang dilakukan oleh perusahaan A (yaitu, memasang iklan atau tidak) bisa
dihubungkan dengan setiap strategi perusahaan B (juga memasang iklan atau tidak).

Empat hasil yang mungkin didapatkan dari permainan sederhana ini digambarkan
dalam matriks ganjaran (laba) dalam tabel 10-1. Nomor pertama setiap elemen dalam tabel
mengacu kepada laba bagi perusahaan A, sementara nomor ke-2 adalah laba bagi
perusahaan B. dari tabel 10-1, kita melihat bahwa jiak kedua perusahaan memasang iklan,
perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4, dan perusahaan B akan memperoleh laba
sebesar 3 (sel kiri atas dalam matriks ganjaran). Sebaliknya, elemen kiri dalam matriks
ganjaran menunjukkan bahwa perusahaan A tidak memasang iklan dan perusahaan B
memasang iklan, perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 2, dan perusahaan B akan
memperoleh laba sebesar 5. Laba yang lain dalam kolom kedua tabel tersebut bisa diartikan
dengan cara yang sama.

Startegi manakah yang harus dipilih oleh setiap perusahaan? Pertama-tama mari
kita pertimbangkan perusahaan A. jika perusahaan B memasang iklan (yaitu, bergerak ke
kolom kiri dari tabel 10-1), kita lihat perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 4 jika dia
juga memasang iklan dan hanya 2 jika dia tidak memasang iklan. Dengan demikian,
perusahaan A harus memasang iklan jika perusahaan B memasangnya. Jika perusahaan B
tidak memasang iklan (yaitu bergerak ke kolom kanan dalam tabel 10-1), perusahaan A
akan memperoleh laba 5 jika dia memasang iklan, dan 3 jika ia tidak memasang iklan.
Dengan demikian, perusahaan A harus memasang iklan, tidak peduli apakah perusahaan B
memasang iklan atau tidak. Laba perusahaan A akan selalu lebih besar jika dia memasang
iklan dibanding jika dia tidak melakukannya, tanpa peduli apa yang dilakukan perusahaan B.
dengan demikian, kita bisa mengatakan bahwa memasang iklan adalah strategi yang
dominan bagi perusahaan A. strategi dominan adalah pilihan yang optimum bagi seorang
pemain, apa pun reaksi yang akan dilakukan oleh lawannya.

Hal yang sama juga berlaku untuk perusahaan B. Apapun yang dilakukan oleh
perusahaan A (yaitu, apakah perusahaan A memasang iklan atau tidak), akan lebih
menguntungkan bagi perusahaan B untuk memasang iklan. Kita bisa melihat hal ini dengan
berpindah-pindah baris pada tabel 10-1. Tepatnya, jika perusahaan A memasang iklan, laba
perusahaan B menjadi 5 jika memasang iklan, dan 2 jika tidak. Dengan demikian, strategi
yang dominan bagi perusahaan B adalah juga memasang iklan.

Dalam kasus ini, kedua perusahaan A dan B memiliki strategi dominan memasang
iklan, dan oleh karena itu, akan menjadi keseimbangan akhir. Kedua perusahaan A dan B
akan memasang iklan tanpa perlu mempertimbangkan apa yang akan dilakukan oleh
perusahaan lain dan akan memperoleh laba berturut-turut sebesar 4 dan 3. Perhatikan
bahwa dalam kasus ini, solusi untuk memasang iklan atau keseimbangan akhir bagi kedua
perusahaan akan tetap dipertahankan, apakah perusahaan A atau B yang mula-mula
memilih strateginya, atau apakah kedua perusahaan memutuskan strategi terbaik mereka
secara bersamaan.

Keseimbangan Nash

Tidak semua perusahaan menyediakan strategi dominan untuk semua pemain.


Bahkan dalam dunia sesungguhnya, sangat mungkin bahwa satu atau kedua pemain tidak
memiliki strategi dominan. Contohnya adalah yang ditunjukkan dalam matriks ganjaran pada
tabel 10-2. Ini adalah matriks ganjaran yang sama dengan yang ada dalam tabel 10-1,
kecuali angka pertama dalam elemen kanan bawah diubah dari 3 menjadi 6. Sekarang
perusahaan B mempunyai strategi dominan, tetapi perusahaan A tidak. Strategi dominan
bagi perusahaan B adalah memasang iklan, tidak peduli apakah perusahaan A memasang
iklan atau tidak, yaitu sama persis dengan kasus sebelumnya, karena ganjaran bagi
perusahaan B sama dengan yang ada dalam tabel 10-1. Namun, perusahaan A sekarang
tidak memiliki strategi yang dominan. Alasannya adalah jika perusahaan B memasang iklan,
perusahaan A akan memperoleh laba 4 jika memasang iklan dan 2 jika tidak. Jadi, jika
perusahaan B memasang iklan, perusahaan A juga harus beriklan. Di sisi lain, jika
perusahaan B tidak beriklan, laba perusahaan A adalah 5 jika memasang iklan dan 6 jika
tidak. Jadi, perusahaan A akan memasang iklan jika perusahaan B memasang iklan dan
tidak memasangnya jika perusahaan B tidak. Perusahaan A tidak lagi memiliki strategi yang
dominan. Apa yang harus dilakukan oleh perusahaan A tergantung dari apa yang dilakukan
oleh perusahaan B.

Agar perusahaan dapat menentukan memasang iklan atau tidak, pertama-tama


perusahaan A harus menentukan apa yang dilakukan oleh perusahaan B, dan memasang
iklan jika perusahaan B memasangnya, dan tidak memasangnya jika perusahaan B tidak.
Karena perusahaan A mengetahui isi matriks ganjaran, maka perusahaan A mengetahui
bahwa strategi dominan perusahaan B adalah memasang iklan. Karena itu, strategi yang
optimum bagi perusahaan A adalah juga memasang iklan. Inilah keseimbangan Nash, yang
namanya diambil dari John Nash, ahli matematika dari Universitas Princeton, yang
meresmikan konsep tersebut pada tahun 1951.

Keseimbangan Nash adalah sebuah situasi ketika setiap pemain memilih strategi
optimumnya, untuk menghadapi startegi yang telah diilakukan oleh pemain lainnya. Dalam
contoh di atas, strategi pemasangan iklan yang gencar untuk perusahaan A dan perusahaan
B adalah keseimbangan Nash. Anggaplah bahwa perusahaan B memilih beriklan sebagai
strategi dominannya, strategi optimum untuk perusahaan A adalah juga memasang iklan.
Perhatikan jika kedua perusahaaan memiliki startegi yang dominan, masing-masing
perusahaan dapat memilih strategi optimumnya tanpa memedulikan strategi yang dipilih
oleh pesaingnya. Di sini, hanya perusahaan B yang memiliki strategi dominan. Perusahaan
A tidak memilikinya. Sebagai akibatnya, perusahaan A tidak bisa memilih strategi
optimumnya tanpa terlepas dari perusahaan B. Hanya ketika setiap pemain telah memiliki
strategi optimumnya berdasarkan strategi yang telah dipilih oleh pemain lainnya, maka kita
akan berada pada keseimbangan Nash. Singkatnya, keseimbangan strategi dominana
adalah selalu merupakan keseimbangan Nash, tetapi keseimbangan Nash tidak
memerlukan keseimbangan strategi dominan.
C. Dilema Narapidana (Prisoners Dilemma)

Perusahaan oligopolistik sering menghadapi masalah yang disebut dilema tahanan


(prisoners dilemma). Istilah ini mengacu pada sebuah situsi dimana setiap perusahaan
melaksanankan strategi dominannya, tetapi masing-masing bisa bertindak lebih baik
(artinya, memperoleh laba yang lebih besar) dengan melakukan kerja sama. Untuk
memahami hal ini, perhatikan situasi berikut. Dua orang tersangka ditangkap atas tuduhan
perampokan senjata, dan jika terbukti salah, masing-masing harus menerima hukuman
maksimum 10 tahun penjara. Namun demikian, jiak kedua tersangka tidak mengakui,
merka hanya akan dituntut satu tahun penjara atas tuduhan menyimpan barang-barang
curian. Setiap tersangka diintrograsi secara terpisah, dan keduanya tidak diizinkan
berkomunikasi. Jaksa wilayah berjanji kepada masing-masing tersangka jika mereka
mengaku, tersangka tersebut akan dibebaskan sementara temannya (yang tidak mengaku)
akan menerima hukuman 10 tahun penjara. Jika kedua tersangka mengaku, masing-
masing akan memperoleh hukumang yang lebih ringan 5 tahun penjara. Matriks ganjaran
(negatif) dalam hal masa hukuman yang harus dijalani, disajikan dalam table berikut.

Matriks ganjaran negatif (masa tahanan) untuk tersangka A dan B

Individu B

Mengaku Tidak Mengaku

Individu A Mengaku (5,5) (0,10)

Tidak Mengaku (10,0) (1,1)

Dari tabel diatas, kita melihat bahwa mengaku adalah adalah strategi dominan atau
terbaik bagi tersangka A, apa pun yang dilakukan oleh tersangka B. alasannya adalah,
jika tersangka B mengaku, maka tersangka A menerima hukuman 5 tahun jika mengaku
dan 10 tahun jika tidak. Demikian pula jika tersangka B mengaku, tersangka A bebas jika
dia mengaku dan menerima hukuman 1 tahun ika tidak. Jadi strategi dominan bagi
tersangka A adalah mengaku. Mengaku juga merupakan strategi dominan atau terbaik
bagi tersangka B. alasannya adalah bahwa jika tersangka A mengaku, tersangka B
menerima hukuman 5 tahun jika mengaku dan 10 tahun jika tidak. Demikian pula jika
tersangka A tidak mengaku, tersangka B bebas jika dia mengaku dan menerima
hukuman 1 tahun jika tidak. Jadi, strategi dominan bagi tersangka B adalah juga
mengaku.
Jika setiap tersangka melakukan strategi dominan dengan mengaku, masing-
masing akan menerima 5 tahun hukuman penjara. Tetapi, jika masing-masing tersangka
tidak mengaku, masing-masing hanya akan diganjar 1 tahun hukuman. Tetapi masing-
masing tersangka merasa takut, seandainya dia tidak mengaku, maka keduanya hanya
akan memperoleh hukuman 1 tahun penjara. Karena tidak mungkin melakukan
kesepakatan untuk tidak mengaku (harap diingat bahwa kedua tersangka berada
terpisah di penjara dan tidak bisa berkomunikasi), kedua tersangka akan melakukan
strategi dominannya untuk mengaku dan memperoleh tuntutan hukuman 5 tahun
penjara. Perhatikan bahwa meskipun berhasil dicapai kesepakatan untuk tidak
mengaku, kesepakatan tersebut tidak bisa dipastikan untuk berlaku. Karena itu, setiap
tersangka akhirnya akan mengaku dan menerima hukuman 5 tahun penjara.

D. Persaingan Harga dan Non Harga, Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Tahanan
1) Persaingan Harga dan Dilema Tahanan
Konsep dilema tahanan dapat digunakan untuk menganalisis persaingan
harga dan nonharga dalam pasar oligopolistik, selain juga dalam hal
kecenderungan untuk berbuat curang (yaitu, untuk secara diam-diam
mengurangi harga atau menjual lebih banyak dari kuota) di dalam sebuah kartel.
Persaingan harga oligopolistik yang terjadi bersamaan dengan situasi dilema
tahanan, dapat dikaji dengan menggunakan matriks ganjaran dalam Tabel 10-4.
Tabel 10-4 Perusahaan
Matriks Ganjaran Negatif (Masa Tahanan)
B
untuk Tersangka A dan B
Harga Rendah Harga Tinggi
Perusahaan Harga Rendah (2, 2) (5, 1)
A Harga Tinggi (1, 5) (3, 3)

Matriks ganjaran dalam Tabel 10-4 menunjukkan bahwa jika perusahaan B


menentukan harga rendah (misalnya, $6), perusahaan A akan memperoleh laba
sebesar 2 jika dia juga menentukan harga rendah ($6) dan memperoleh laba 1
jika menentukan harga tinggi (misainya, $8). Demikian pula, jika perusshaan B
menentukan harga tinggi ($8), perusahaan A akan memperoleh laba sebesar 5
jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3 jika dia menentukan harga
tinggi. Jadi, perusahaan A harus melaksanakan strategi dominannya untuk
menentukan harga rendah. Untuk perusahaan B, jika perusahaan A menentukan
harga rendah, perusahaan B akan memperoleh laba sebesar 2 jika dia
menentukan harga rendah dan sebesar 1 jika dia menentukan harga tinggi.
Demikan pula, jika perusahan A menentukan harga tingi, perusahaan B akan
memperoleh Iaba sebesar 5 jika dia menentukan harga rendah dan sebesar 3
jika dia menentukan harga tinggi. Jadi, perusahaan B juga harus melaksanakan
strategi dominannya untuk menentukan harga rendah. Meskipun begitu, kedua
perusahaan bisa melakukan hal yang lebih baik (artinya, memperoleh laba yang
tinggi, yaitu sebesar 3) jika mereka bekerja sama dan keduanya menentukan
harga tinggi (sel kanan bawah dalam Tabel 10-4).
Dengan demikian, kedua perusahaan mengalami dilema tahanan: Setiap
perusahaan akan menentukan harga rendah dan memperoleh laba yang lebih
kecil karena jika dia menentukan harga tinggi, perusahaan tersebut tidak bisa
memercayai bahwa pesaingnya juga akan menentukan harga yang mahal.
Secara khusus, katakan bahwa perusahaan A menentukan harga tinggi dengan
harapan bahwa perusahaan B juga akan menentukan harga tingi (sehingga
setap perusahaan akan memperoleh laba sebesar 3). Tetapi, jika perusahaan A
sudah menentukan harga tinggi, perusahaan B kini memiliki kecenderungan
untuk menentukan harga rendah, karena dengan demikian dia akan
meningkatkan Iabanya menjadi 5 (lihat sel kiri bawah dalam Tabel 10-4), Hal
yang sama juga berlaku jika perusahaan B yang mulai menentukan harga rendah
dan memperoleh labanya hanya sebesar 2. Hanya jika kedua perusahaan belajar
bekerja sama dan menentukan harga tinggi maka mereka berdua akan
menperoleh laba lebih besar yaitu 3 (dan mengakhiri dilema yang mereka
hadap), Apllkasi Kasus 10-3 menunjukkan perang harga dalam industry
penerbangan sebagai contoh dilema tahanan.

2) Persaingan Nonharga, Kecurangan dalam Kartel, dan Dilema Tahanan


Meskipun matriks ganjaran dalarn Tabel 10-4 di atas digunakan untuk
mengkaji persaingan harga oligopolistik dalam menghadapi dilema tahanan,
dengan hanya mengganti judul masing-masing kolorn dan baris matriks itu, kita
dapat menggunakan matriks yang sama untuk membahas persaingan nonharga
dan kecurangan dalam kartel. Misalnya, jika kita mengganti judul "harga rendah"
dengan "memasang iklan" dan mengganti judul "harga tinggi" dengan "tidak
memasang iklan" pada matriks ganjaran dalam Tabel 10-4, kita dapat
menggunakan matriks dalam Tabel 10-4 tersebut untuk menganalisis sebuah
bentuk persaingan nonharga dalam menghadapi dilemma tahanan. Kita
kemudian akan melihat bahwa setiap perusahaan melaksanakan strategi
dominan untuk memasang iklan dan (sebagaimana dalam kasus menentukan
harga rendah) akan memperoleh laba sebesar 2. Namun, kedua perusahaan
akan lebih diuntungkan jika mereka tidak memasang iklan karena mereka akan
memperoleh (seperti halnya dalam kasus menentukan harga tinggi) laba yang
lebih tinggi sebesar 3. Kedua perusahaan tersebut dengan demikian menghadapi
situasi dilema tahanan. Hanya dengan bekerja sama untuk tidak memasang
iklan, keduanya akan memperoleh laba yang lebih tinggi sebesar 3. Misalnya,
ketika iklan rokok di televisi dilarang pada tahun 1971, semua perusahaan
tembakau diuntungkan karena pengeluaran iklannya berkurang dan memperoleh
laba yang lebih tinggi. Dampak yang diharapkan dari aturan tersebut bukanlah
merangsang orang untuk merokok, tetapi aturan tersebut juga memiliki dampak
yang tidak diharapkan, yaitu memecah dilema tahanan yang dihadapi oleh
produsen-produsen rokok.
Serupa dengan itu, jika kita mengganti judul "harga rendah" atau "beriklan"
dengan "curang" dan judul dari "harga tinggi" alau "tidak beriklan" dengan
"jangan curang" di dalam kolom dan baris dari matriks ganjaran di Tabel 10-4,
kita dapat menggunakan ganjaran yang sama di Tabel 10-4 untuk menganalisis
insentif bagi para anggola kartel unuk melakukan kecurangan dalam dilema
tahanan. Dalam kasus ini, seiap perusahaan menerapkan strategi dominannya
untuk curang dan (dalam kasus penerapan harga rendah atau beriklan)
mendapatkan keuntungan 2. Namun, dengan tidak melakukan kecurangan,
setiap anggota kartel akan mendapatkan keuntungan sebesar 3. Anggota kartel
kemudian akan menghadapi dilema tahanan, hanya jika para anggola kartel tidak
melakukan kecurangan setiap anggota akan mendapatkan laba kartel sebesar 3.
Kartel dapat mencegah atau mengurangi probabilitas terjadinya kecurangan
dengan mengawasi penjualan setiap anggota dan menghukum anggota yang
curang. Namun demikian, semakin besar jumlah anggota kartel dan semakin
banyak produk yang berbeda, semakin sulit bagi kartel untuk melakukan
pengawasan dan mencegah terjadinya kecurangan.

Anda mungkin juga menyukai