Anda di halaman 1dari 11

METODOLOGI PENELITIAN EKONOMI

Dosen Pengampu:

Dr.Made Heny Urmila Dewi

Pokok Bahasan:

Masalah Penelitian

Oleh:

KELOMPOK 2

I Gusti Ayu Made Arista Moontari 1607511026

Pinta Uli Purba 1607511027

Made Febby Anggia Dewi 1607511029

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana

2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dunia pendidikan dihadapkan pada berbagai permasalahan berupa penyimpangan yang


menuntut pemecahan melalui metode yang sistematis dan memerlukan penelitian untuk
mendapatkan jawaban atau kesimpulan dari permasalahan tersebut.
Permasalahan dalam penelitian adalah kesulitan yang dirasakan oleh orang awam maupun
para peneliti, permasalahan dapat juga diartikan sebagai sesuatu yang menghalangi tercapainya
tujuan. Secara umum, suatu masalah didefinisikan sebagai keadaan atau kesenjangan antara
harapan dan kenyataan. Masalah sebagai gap antara kebutuhan yang diinginkan dan kebutuhan
yang ada. Dari dua definisi tersebut, kita bisa mengetahui bahwa masalah penelitian adalah suatu
kondisi dimana terjadinya kesenjangan antara yang diharapkan dengan fakta yang terjadi di
lapangan.  Dalam penelitian, kedudukan masalah sangat penting karena melalui masalah kita
dapat menentukan tujuan penelitian, metode penelitian, analisis data yang akan digunakan.
Dengan kata lain tujuan dari penelitian adalah untuk menyelesaikan permasalahan. Pada
kesempatan ini, kami akan membahas tentang permasalahan-permasalahan dalam penelitian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Sumber-sumber masalah penelitian
2. Bagaimana kriteria pemilihan masalah penelitian?
3. Pedoman merumuskan masalah penilitian
4. Pertanyaan penelitian, pertanyaan manajemen, pertanyaan investigatif, dan pertanyaan
pengukuran
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber-sumber masalah penelitian
2. Untuk mengetahui kriteria pemilihan masalah penelitian
3. Untuk mengetahui pedoman merumuskan masalah penilitian
4. Untuk mengetahui Pertanyaan penelitian, pertanyaan manajemen, pertanyaan investigatif,
dan pertanyaan pengukuran
BAB II
PEMBAHASAN

2. Masalah Penelitian

Masalah adalah gap/ kesenjangan antara harapan dan kenyataan.Menurut Notoatmodjo


(2002) masalah penelitian secara umum dapat diartikan sebagi “Suatu kesenjangan (gap) antara
yang seharusnya dengan apa yang terjadi tentang sesuatu hal, atau antara kenyataan yang ada
atau terjadi dengan yang seharusnya ada atau terjadi serta antara harapan dan kenyataan”.
Dengan demikian adanya masalah penelitian oleh karena adanya "Rational Gap" antara yang
diharapkan dan kenyataan. Meskipun masalah penelitian itu selalu ada dan banyak, belum tentu
mudah mengangkatnya sebagai masalah penelitian, diperlukan kepekaan terhadap masalah
penelitian.

Menemukan masalah merupakan sesuatu yang sangat sulit, baik bagi peneliti pemula maupun
peneliti yang sudah berpengalaman. Setiap penelitian yang dilakukan oleh peneliti harus
didasarkan atas masalah yg ada, sehingga hasil penelitiannya akan bermanfaat baik bagi
pengembangan ilmu pengetahuan maupun bagi masyarakat/ organisasi ataupun perusahaan
dimana penelitian tersebut dilakukan.

2.1 Sumber-sumber Masalah Penelitian

Masalah dapat diketahui apabila:


a) Terdapat penyimpanan antara pengalaman dengan kenyataan

b) Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengan kenyataan

c) Ada pengaduan

d) Ada kompetisi

Masalah juga dapat bersumber dari hal-hal sebagai berikut:


a) Bacaan terutama bacaan yang yang melaporkan hasil penelitian

b) Seminar, diskusi dan lain-lain pertemuan ilmiah

c) Pernyataan pemegang otoritas


d) Pengamatan sepintas

e) Pengalaman pribadi

f) Perasaan intuitif
Permasalahan dapat berasal dari berbagai sumber. Menurut James H. MacMillan dan
Schumacher (Hadjar, 1996 : 40 – 42), masalah dapat bersumber dari :
 Observasi
Masalah dalam penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap hubungan tertentu
yang belum memiliki penjelasan memadai dan cara-cara rutin yang dalam melakukan
suatu tindakan didasarkan atas otiritas atau tradisi.
 Dedukasi dari teori
Teori merupakan konsep-konsep yang masih berupa prinsip-prinsip umum yang
penerapannya belum dapat diketahui selama belum diuji secara empiris. Penyelidikan
terhadap masalah yang dianggap dari teori berguna untuk mendapatkan penjelasan
empiris praktik tentang teori.
 Kepustakaan
Hasil penelitian mungkin memberikan rekomendasi perlunya dilakukan penelitian ulang
(replikasi) baik dengan atau tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil
penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan lebih luas. Laporan penelitian sering
juga menyampaikan rekomendasi kepada peneliti lain tentang apa yang perlu diteliti lebih
lanjut. Hal ini juga menjadi sumber untuk menentukan masalah yang menentukan
masalah yang perlu diangkat untuk diteliti.
 Masalah sosial
Masalah sosial yang ada di sekitar kita atau yang baru menjadi berita terhangat (hot
news) dapat menjadi sumber masalah penelitian. Misalnya : 
a. Adanya perkelahian antar sekolah menimbulkan berbagai dampak bagi sekolah
dan warga sekitar.
b. Penggalakan program 3 M (menguras, mengubur, menimbun) sebagai upaya
pencegahan penyakit demam berdarah.  

2.2 Kriteria Pemilihan Masalah penelitian

Penemuan masalah penelitian, sekali lagi, bukan merupakan pekerjaan yang mudah.
Ada sejumlah kriteria yang dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penemuan masalah
ppenelitian, antara lain :

(1) Merupakan bidang masalah dan topik yang menarik,

(2) Mempunyai signifikasi secara teoritis atau praktis,

(3) Dapat diuji melalui pengumpulan dan analisis data,

(4) Sesuai dengan waktu dan biaya yang tersedia.

Seacara umum kriteria pemilihan masalah penelitian ada 4 yaitu sebagai berikut :

1. Managable

Masalah yang dipilih oleh peneliti haruslah telah mempertimbangkan latar belakang
kemampuan, maupun keahlian peneliti. Demikian pula biaya yang tersedia memadai,
batas waktu yang diberikan cukup, dan ada kemungkinan kerjasama dengan pihak-pihak
lain dalam menyelenggarakan riset.

2. Obtainable

Guna membahas topik atau menjawab masalah penelitian harus cukup tersedia bahan-
bahan. Kepustakaan yang diperlu kan bagi pengembangan hipotesis lengkap. Faktor-
faktor yang merintangi pe ngumpulan data seperti masalah letak daerah, dan penguasaan
bahasa dapat diatasi.

3. Significance

Topik atau masalah penelitian cukup penting untuk diselidiki yaitu suatu peneliti an
yang dilakukan harus memberikan sumbangan baik bagi ilmu pengetahuan maupun bg
masyarakat secara langsung. Diharapkan penelitian tersebut akan dapat memberikan
cara pemecahan yang baru dan bukan hanya sekedar duplikasi dari penelitian
sebelumnya.

4. Interested

Topik atau masalah yang diteliti harus dpt mengaktifkan minat yang pasif, tanpa ada
hadiah-hadiah yang tersembunyi atas kesuksesan penelitiannya. Menarik minat untuk
dibahas yang diteliti, yang timbul dari keinginan ilmiah dan bukan karena sikap
berprasangka untuk membuktika kebenaran pendapat pribadi.

Proses pemilihan terhadap masalah yang penting untuk diteliti disebut dengan proses
pelingupan atau scoping. Mukayat (1994) menyebutkan beberapa pertimbangan yang perlu
diperhatikan dalam melihat apakah suatu masalah layak atau penting untuk diteliti, sebagai
berikut:

a. Apakah benar suatu masalah yang ditentukan tersebut belum pernah dicari jawabannya
(orisinalitas penelitian)?
b. Apakah masalah yang ditentukan itu benar-benar penting untuk dipecahkan pada waktu
penelitian dikerjakan (aktualitas penelitian)?
c. Apakah masalah yang ditentukan itu memenuhi 5 W yaitu what (apa), where(dimana),
why (mengapa), when (bilamana), dan how (bagaimana)
d. Apakah masalah yang dipilih itu memiliki relevansi dengan gerak pembangunan
(memiliki kemanfaatan praktis)
e. Apakah dana yang tersedia cukup memadai untuk mencari jawaban masalah yang
ditentukan sehingga dapat menghasilkan suatu pengatahuan yang bulat.
.
2.3 Pedoman Merumuskan Masalah penelitian

Fraenkel dan Wallen (1990,dalam Sugiono, 2000) mengemukakan bahwa masalah penelitian
yang baik memenuhi hal-hal barikut:

 Masalah harus feasible, dalam arti masalah tersebut harus dapat dicari jawabannya
melalui sumber yang jelas, tidak banya menghabiskan dana, tenaga dan waktu

 Masalah harus jelas, dalam arti semua orang memberikan persepsi yang sama
terhadap masalah tersebut

 Masalah harus signifikan, dalam arti jawaban atas masalah tersebut harus
memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan pemecahan masalah dalam
kehidupan praktis.

 Masalah bersifat etis, yaitu tidak berkenaan denagn hal-hal yang bersifat etika, moral,
nilai-nilai keyakinan, dan agama.
Tidak ada aturan umum dalam perumusan masalah. Sumadi (1989) senada denagan
Tuckman (dalam Sugiono, 2000) menyarankan perumusan masalah sebagai berikut:
1) Masalah sebaiknya dirumuskan dalam bentuk pertanyaan
2) Rumusan masalah harus jelas dan padat sehingga tidak memunculkan interpretasi yang
berbeda.
3) Rumusan masalah harus menjadi dasar dalam merumuskan judul penelitian
4) Rumusan masalah harus menjadi dasar dalam merumuskan tujuan penelitian. Hal ini
berarti rumusan tujuan penelitian dibuat setelah ada rumusan masalah penelitian.
5) Rumusan masalah harus menjadi dasar dalam hipotesis penelitian. Hal ini juga berarti
bahwa peneliti akan dapat merumuskan hipotesis dlm penelitiannya jika peneliti telah
merumuskan rumusan masalahnya secara benar.

Dalam perumusan masalah perlu memperhatikan bentuk-bentuk masalah. Sugiono


(2000) menyebutkan ada tiga bentuk masalah yaitu masalah deskriptif, komparatif, dan masalah
asosiatif.

a) Masalah deskriptif

Masalah deskriptif yaitu masalah yang berkenaan dengan pernyataan terhadap


keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih (variabel
yang berdiri sendiri). Contoh : Seberapa tinggi efektivitas penggunaan metode
diskusi dalam pembelajaran?

b) Masalah komparatif

Masalah komparitif adalah suatu permasalahan penelitian yang bersifat


membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda. Contoh: Adakah perbedaan
kemampuan dan disiplin kerja antara guru sekolah swasta dengan guru sekolah
negeri?

c) Masalah asosiatif

Masalah asosiatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang bersifat hubungan


antara dua variabel atau lebih. Hubungan tersebut bisa simetris, kausal, maupun
hubungan timbal balik.
 Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan kausal ataupun
interaktif.
 Hubungan kausal yaitu hubunagn yanga bersifat sebab akibat. Dalam
hal ini ada variabel independen dan variabel dependen. Variabel
independen mempengaruhi variabel dependen.
 Hubungan timbal balik atau interaktif adalah hubungan yang saling
mempengaruhi. Disini tidak diketahui mana variabel dependen dan
variabel independen.

2.4 Pertanyaan Penelitian


 Pertanyaan Pengukuran
Secara hirarkis suatu permasalahan atau pertanyaan penelitian dimulai dari pertanyaan yang
lebih umum kemudian menukik ke pertanyaan yang sifatnya lebih khusus. Cooper dan Emory
(1996) membedakan hirarkis pertanyaan menjadi 4 tingkatan yaitu pertanyaan manajemen,
pertanyaan penelitian, pertanyaan penyelidikan, dan pertanyaan pengukuran.

 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian (research question) yaitu suatu pertanyaan yang menekankan pada
fakta dan pengumpulan informasi. Terkait dengan kegagalan bank dalam memperoleh
keuntungan lebih tinggi, dapat diajukan beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut:
a) Faktor utama apa yang menyebabkan kegagalan bank dalam mencapai pertumbuhan yang
lebih tinggi dalam tingkat tabungannya?
b) Seberapa baik bank menjalankan hal-hal berikut?
c) Bagaimana mutu lingkungan kerjanya?
d) Seberapa baik efisiensi operasi dibandingkan dengan standar industri perbankan?
e) Bagaimana keadaan keuangan dibandingkan dengan standar industri perbankan?
 Pertanyaan Manajemen
Pertanyaan manajemen adalah pertanyaan yang mencerminkan suatu keputusan yang
harus dibuat seorang manajer dan merupakan masalah yang menyebabkan penelitian dilakukan.
Suatu pertanyaan yang menunjukkan pertanyaan manajemen seperti misalnya ”bagaimana
meningkatkan keuntungan?” Dalam hal ini tidak terlihat jenis penelitian yang akan dilakukan.
 Pertanyaan Investigative
Pertanyaan investigative merupakan pernyataan yang harus dijawab peneliti untuk dapat
menanggapi pernyataan umum secara memuaskan. Tujuannya adalah untuk mengambil
pertanyaan penelitian yang lebih umum dan merincinya menjadi pertanyaan–pertanyaan yang
lebih rinci. Pertanyaan investigative terkait dengan pertanyaan penelitian tersebut di atas dapat
diajukan:
a) Bagaimana kedudukan masyarakat berkaitan dengan jasa keuangan dan pemanfaatannya?
 Jasa-jasa keuangan khusus apa yang dipakai?
 Sejauh mana bebagai jasa sedemikian menarik?
 Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan jasa
tertentu?
b) Bagaimana posisi persaingan bank tersebut?
 Bagaimana pola geografis dari nasabah-nasabahnya?
 Sejauh mana masyarakat tahu mengenai usaha-usaha promosi yang dilakukan
oleh bank?
 Bagaimana pertumbuhan dalam jasa-jasa bila dibandingkan dengan lembaga-
lembaga saingannya?
 Pertanyaan Pengukuran
Pertanyaan pengukuran (measurement question) dalam survei pertanyaan-pertanyaan
pengukuran adalah pertanyaan yang sebenarnya diajukan kepada responden. Pertanyaan-
pertanyaan ini muncul dalam kuesioner. Contoh: bagaimana penilaian anda terhadap kualitas dan
harga produk A?
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Perumusan masalah merupakan aktivitas yang sangat menentukan dalam sebuah


penelitian, karena masalah yang dirumuskan akan mengarahkan seluruh aktivitas penelitian.
Perumusan masalah ditentukan melalui prosedur yang berurutan berawal dari mendeskripsikan
latar belakang masalah penelitian, mengidentifikasi masalah penelitian, membatasi masalah dan
juga merumuskan masalah penelitian

Setiap penelitian pasti bertitik tolak dari suatu masalah. Ketika akan melakukan
penelitian, pertama yang harus dicari adalah masalahnya,bukan apa judulnya. Satu masalah bisa
melahirkan banyak judul tetapi satu judul hanya berisi satu masalah. Setiap permasalahan berupa
sebuah pertanyaan yang harus dicari jawabannya. Sehingga munculah rumusan masalah yang
merupakan pemetaan faktor atau variabel yang terkait dengan fokus masalah. Adanya rumusan
masalah akan menjadi petunjuk bagi penulis untuk memformulasikan secara ringkas, jelas dan
tajam tentang permasalahan yang akan diteliti. Sehingga peneliti bisa dengan jelas mendapatkan
jawaban dari masalah yang diteliti
DAFTAR PUSTAKA

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi
dan Manajemen. BPFE: Yogyakarta.

Setyawan, Dodiet Aditya. 2013. Metodologi Penelitian: Data dan Metode Pengumpulan Data
Penelitian.

http:// Rudi Susila/Documents/PP2-identifikasi_dan_masalah_penelitian.pdf

http://henrich27.blogspot.com/2013/11/masalah-penelitian.html

https://www.eurekapendidikan.com/2015/09/definisi-masalah-dan-jenis-jenis-dalam-
penelitian.html

Anda mungkin juga menyukai