Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ANALISI STRATEGIK PERUSAHAAN STARTUP


“Airbnb”

DISUSUN OLEH:

ISWAN SETIAWAN (17179339)

Institut Bisnis dan Keuangan Nitro


Makassar
2019
Kata pengantar
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat dan rahmat-
Nya, saya dapat menyelesaikan makalah “Analisis strategi perusahaan STARTUP”
(Airbnb) ini sebagai salah satu tugas pengganti kuis mata kuliah Manajemen
Strategik.

Makalah ini telah saya susun dengan secara maksimal dan mendapatkan
bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya
dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
DAFTAR ISI

Kata pengantar.........................................................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................4
LATAR BELAKANG.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Profil Perusahaan Airbnb..............................................................................................5
B. Visi dan misi perusahaan Airbnb..................................................................................6
C. Strategi Perusahaan Airbnb..........................................................................................7
 Mencoba sesuatu yang baru......................................................................................7
 Membangun produk yang lebih baik........................................................................7
 Selalu Mengomunikasikan Budaya Perusahaan.......................................................8
 Maksimalkan Pengalaman Karyawan.......................................................................9
 melakukan hal yang tidak scalable...........................................................................9
 Strategi growth hacking..........................................................................................10
 Menigkatkan kualitas produk baru.........................................................................10
 Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain.........................................................11
BAB III PENUTUP...............................................................................................................12
Kesimpulan.........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
BAB I
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Istilah startup sering dikaitkan dengan bisnis yang baru dirintis atau
baru berkembang, biasanya merujuk pada semua perusahaan yang belum lama
beroperasi dan identik dengan bisnis yang berbau teknologi.
Neil Blumenthal, cofounder dan co-CEO dari Warby Parker
mengatakan bahwa startup adalah suatu perusahaan yang bekerja untuk
memecahkan masalah di mana solusinya tidak jelas dan kesuksesan tidak
dijamin.
Atribut kunci dari startup adalah kemampuan untuk bertumbuh, di
mana startup adalah sebuah perusahaan yang dirancang untk bertumbuh
secara cepat. Startup berfokus pada pertumbuhan yang tidak dibatasi oleh
geografi, hal inilah yang membedakannya dengan small businesses atau bisnis
kecil. Internet merupakan salah satu faktor penyebab pesatnya pertumbuhan
startup.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil Perusahaan Airbnb
Airbnb merupakan komunitas online marketplace yang
menghubungkan antara pihak yang ingin menyewa sebuah tempat untuk
akomodasi dengan pihak yang ingin menyewakan tempat tinggalnya baik
berupa rumah, apartemen, maupun kamar pribadi. Terbentuk di tahun 2008
tepatnya di San Francisco, California, saat ini sudah ada 200 juta lebih
traveler yang menggunakan lebih dari satu juta tempat di 65 ribu kota dan 191
negara (Airbnb, 2008). Airbnb dapat menghubungkan orang-orang untuk
merasakan pengalaman yang unik dan berbeda dalam berwisata. Pengguna
situs Airbnb juga dapat memilih ingin menyewa tempatnya untuk berapa lama
mulai dari per malam, per minggu, bahkan per bulan dengan harga yang
ditawarkan bermacam-macam.
Airbnb mulanya didirikan oleh Brian Chesky dan Joe Gebbia pada
tahun 2008. Diawali oleh Chesky yang memang mempunyai hobi dan minat
dalam desain akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam Rhode Island
School of Design. Setelah lulus kuliah, dia bersama teman sekamarnya yaitu
Joe Gebbia mencari cara agar mendapatkan uang untuk hidup. Akhirnya
mererka bekerja sebagai freelancer. Pada tahun 2008, Chesky bersama teman
sekamarnya, Joe Gebbia, mengikuti pertemuan Industrial Design di San
Francisco. Tetapi ketika mereka ingin mengikuti pertemuan tersebut, semua
hotel di San Francisco sudah penuh. Tidak ada hotel low budget yang kosong.
Akhirnya mereka berpikir untuk membuat bisnis dari pengalaman itu.
Awalnya mereka membeli tiga kasur untuk disewakan dan
mempromosikannya lewat website. Dan dari situlah nama Airbnb (Air Bed
and Breakfast) muncul hingga akhirnya perusahaannya mampu bernilai lebih
dari 10 juta dolar (Studentpreneur, 2015).
B. Visi dan misi perusahaan Airbnb
Visi
“Kami menghubungkan orang-orang yang memiliki ruang luang dengan
mereka yang mencari tempat tinggal. Tamu dapat membangun hubungan
nyata dengan host mereka, mendapatkan akses ke ruang yang berbeda, dan
membenamkan diri mereka dalam budaya tujuan mereka. Apakah itu
apartemen perkotaan atau kastil pedesaan, Airbnb membuatnya mudah untuk
menampilkan ruang Anda kepada jutaan penonton, dan untuk menemukan
tempat yang tepat pada suatu titik\di mana saja.”

Misi:

 Menghubungkan orang-orang yang membutuhkan tempat/ruang untuk


tinggal dengan orang-orang yang memiliki ruang lebih untuk menjadi tuan
rumah
 Membuat koneksi nyata / persahabatan antara orang yang memiliki satu
pemikiran
 Menyediakan wisatawan dengan seorang ahli lokal, suasana local rahasia
lokal dan pengetahuan lokal
 Menghasilkan uang untuk host yang menyediakan ruang dan waktu
mereka
C. Strategi Perusahaan Airbnb
 Mencoba sesuatu yang baru 
Sebagai bagian proses yang sedang berjalan di Airbnb, perusahaan
mendorong karyawan baru untuk mengirimkan fitur baru pada hari
pertama mereka di perusahaan. Ini membuat mereka bisa menancapkan
kakinya di perusahaan dan menunjukkan bahwa ide hebat bisa datang dari
mana saja. Pendekatan ini menghasilkan sesuatu yang tidak bisa
diperkirakan. Contohnya, satu desainer Airbnb ditugaskan pada tugas
yang kelihatannya adalah tugas kecil, yaitu mengevaluasi fungsi
“bintang”. Dalam produk asli Airbnb, pengguna bisa memberikan
“bintang” untuk menambahkannya ke wish list – fitur dasar. Gebbia
mengatakan:
“Desainer kami datang kembali ke saya dan mengatakan bahwa dia
punya ide. Saya bertanya ide apa ini? Padahal ia hanya menghabiskan
beberapa hari saja di sana. Dia menjawab, menurut saya bintang adalah
suatu fungsi yang bisa didorong dengan pengalaman. Dia menjelaskan
bahwa layanan kami sangat aspiratif. Kenapa kita tidak melakukan sesuatu
dengan bintang ini? Dia mengatakan bahwa dia akan mengubah bintang
menjadi hati. Saya terkejut, wow, oke. Ini adalah hal menarik. Ketika
kami menggantinya, kami masukkan kode di dalamnya agar kami bisa
melacak perubahannya.

 Membangun produk yang lebih baik


Pengalaman Gebbia dengan meningkatkan kualitas foto membuktikan
bahwa coding tidak bisa menyelesaikan setiap masalah yang dimiliki
customer. Walaupun komputer itu kuat, ada beberapa hal yang tidak bisa
diselesaikan. Entrepreneur di Silicon Valley biasanya merasa nyaman
dengan peran mereka sebagai jockey keyboard. Akan tetapi, pergi keluar
untuk menemui customer di dunia nyata hampir selalu menjadi cara
terbaik untuk menemukan solusi yang cerdas dalam pemecahan masalah.
Gebbia bercerita bagaimana pengalaman sekolah desainnya juga
membentuk pola pikirnya tentang customer development, ”jika kami
sedang mengerjakan sebuah alat medis, kami pergi keluar. Kami berbicara
dengan semua orang yang terkait dalam projek ini, semua pengguna
produk, dokter, suster, pasien dan bahkan kami mendapatkan pencerahan
saat kami berbaring di kasur rumah sakit. Kami gunakan alat ini pada diri
kami sendiri, kami duduk dan merasakan hal yang dirasakan pasien, dan di
momen inilah anda mulai merasakan ketidaknyamanan. Pasti ada cara
yang lebih baik untuk melakukan hal ini.” Pengalaman inilah yang
mendorong Gebbia untuk menjadikan pasien sebagai nilai utama dari tim
desainnya.
Keinginan untuk selalu menjadi pasien langsung dirasakan oleh semua
anggota tim desain barunya. “Semua karyawan baru berkeliling
perusahaan pada minggu pertama dan kedua dan mereka
mendokumentasikannya. Kami memiliki pertanyaan terstruktur yang
mereka jawab dan lalu mereka benar-benar membagikannya kembali ke
perusahaan. Penting bagi semua orang di perusahaan untuk tahu hal yang
kami percayakan, kami akan membayar anda untuk berkeliling perusahaan
di minggu pertama.”

 Selalu Mengomunikasikan Budaya Perusahaan


Meski markas besarnya terdapat di San Francisco, Airbnb memiliki
banyak sekali karyawan yang tersebar di seluruh dunia. Hebatnya, HR
Airbnb selalu rutin berkomunikasi dengan mereka. Demi
mengomunikasikan budaya perusahaan, Airbnb menggunakan teknologi
virtual untuk melakukan pertemuan mingguan setiap hari Selasa. Program
ini juga dinamakan sebagai staff immersion week, di mana seluruh
karyawan dari berbagai belahan dunia dapat berbagi foto, wawasan, dan
info-info lain melalui WhatsApp. Cara ini dianggap lebih efektif daripada
harus bertatap muka secara langsung. Di sisi lain, Airbnb pusat juga bisa
mempelajari budaya kantor lokal Airbnb di berbagai negara.

 Maksimalkan Pengalaman Karyawan


Demi memberikan pengalaman terbaik bagi para pelanggan mereka,
Airbnb memutuskan untuk menciptakan pengalaman yang terbaik pula
bagi para karyawannya. Sebelumnya, departemen HR di Airbnb terbagi
menjadi tiga kelompok, yakni rekrutmen, talent, dan ground control. Kini,
ketiga kelompok tersebut telah bergabung dengan penambahan beberapa
spesialisasi seperti kompensasi, pengembangan talenta, fasilitas,
keamanan, dan program makanan.
Employee Experience Department tersebut mencangkup aspek yang
lebih luas daripada Departemen HR, mengingat bahwa Departemen HR
tidak menyediakan fasilitas, makanan, dan lain sebagainya. Dengan
menerapkan strategi “inside out”, Airbnb berharap agar para karyawannya
memiliki rasa memiliki terhadap satu sama lain yang bisa memotivasi
mereka untuk memberikan layanan dengan lebih baik.

 melakukan hal yang tidak scalable


Pada waktu itu, Airbnb adalah bagian dari Y Combinator. Suatu sore,
tim ini meneliti hasil pencarian mereka untuk daftar kamar di kota New
York bersama Paul Graham, mereka mencoba mencari tahu hal-hal yang
tidak bekerja seperti yang diharapkan. Setelah menghabiskan waktu di
situs ini, Gebbia sadar akan sesuatu. “Kami melihat pola. Ada beberapa
persamaan antara 40 daftar kamar ini. Persamaannya adalah kamar ini
memiliki foto yang jelek. Fotonya tidak bagus. Orang-orang menggunakan
kamera handphone atau menggunakan gambar mereka dari situs iklan
baris. Sebenarnya ini tidak mengherankan, orang-orang tidak memesan
kamar karena mereka tidak benar-benar melihat apa yang akan mereka
bayar.
Graham datang dengan sebuah ide yang sangat tidak scalable dan
bukan solusi yang teknikal pada masalah: pergi ke New York, sewa
sebuah kamera, habiskan waktu memperbaiki properti kamar customer,
dan gantikan fotonya dengan gambar yang beresolusi tinggi. Tim dengan
tiga orang ini langsung berangkat ke New York dan memperbaiki semua
foto amatiran menjadi gambar yang indah. Awalnya, tidak ada data pasti
untuk melakukan hal ini. Mereka hanya melakukannya saja. Seminggu
kemudian, hasilnya adalah: peningkatan kualitas gambar ini berhasil
meningkatkan pendapatan dua kali lipat menjadi $400 per minggu. Ini
adalah peningkatan keuangan pertama yang dialami perusahaan ini selama
delapan bulan terakhir. Mereka tahu bahwa mereka menemukan secercah
cahaya.

 Strategi growth hacking


Airbnb, menggunakan cara growth hacking yang tidak sembarang
marketer (non-programmer) dapat melakukannya. Mereka membuat
sebuah sistem yang memungkinkan pengguna Airbnb untuk
memasangkan iklannya ke Craigslist.org yang telah memiliki lebih dari 10
juta pengguna. Kemudahan yang diberikan Airbnb tersebut kepada
penggunanya secara tidak langsung telah menguntungkan Airbnb. Dengan
semakin banyak pengguna Craigslist yang melihat iklan Airbnb, maka
akan semakin banyak pula pengguna Airbnb.

 Menigkatkan kualitas produk baru


Airbnb juga akan meningkatkan kualitas yang baru seperti
meluncurkan Airbnb Plus dan Beyond by Airbnb. Kemudian koleksi
Airbnb – rumah yang disesuaikan untuk tiap kegiatan para tamu. Airbnb
juga akan berinvestasi kembali ke komunitasnya melalui program
HosTeladan dan program keanggotan untuk para tamu Airbnb yang akan
diluncurkan akhir tahun ini.
 Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain
Bagi Robin Kwok, Country Manager Airbnb untuk Asia Tenggara,
Hong Kong & Taiwan, Dengan lebih dari empat juta kedatangan tamu
yang semakin bertambah di Asia Tenggara tahun lalu, tahun ini
merupakan waktu yang paling tepat untuk menjadi tuan rumah Airbnb.
“Airbnb memberdayakan pengusaha penginapan setempat dan
kami berharap dapat bekerjasama dengan komunitas lokal dan pemerintah
dalam membantu wisatawan untuk menjelajahi Indonesia dengan cara
yang berbeda dan baru,” pungkas Kwok.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
AirBnB adalah unicorn terbesar kedua di US. Didirikan pada Agustus 2008,
Airbnb menjadi Unicorn pada bulan Juli 2011 dengan valuasi sebesar US$1,3 miliar.
Pada bulan lalu, lebih dari 60 juta orang telah menggunakan layanan penyewaan
kamar Airbnb, yang beroperasi di 34.000 kota di 190 negara. Dalam pengembangan
usaha, perusahaan menggunakan beberapa strategi di antaranya:

a. Mencoba sesuatu yang baru


b. Membangun produk yang lebih baik
c. Selalu mengkomunikasikan budaya perusahaan
d. Melakukan hal yang tidak scalable
e. Strategi growth hacking
f. Meningkatkan kualitas produk baru
g. Menjalin kerja sama dengan perusahaan lain
DAFTAR PUSTAKA
 https://webcache.googleusercontent.com/search?
q=cache:x_Ldy8YDjTYJ:https://openlibrary.telkomuniversity.ac.id/pustaka/files/142
751/bab1/analisis-adopsi-situs-airbnb-menggunakan-technology-acceptance-
model-tam-.pdf+&cd=7&hl=id&ct=clnk&gl=id
 https://kawanpendi.com/2016/01/07/belajar-dari-kisah-sukses-air-bnb-bagaimana-
desain-mengubah-airbnb-dari-startup-yang-gagal-menjadi-bisnis-bernilai-milyaran-
dollar/
 https://www.jurnal.id/id/blog/growth-hacking-strategi-marketing-untuk-bisnis-
startup/

Anda mungkin juga menyukai