Anda di halaman 1dari 13

BAB II

SISTEM HARGA POKOK STANDAR

A. Pengertian Sistem Harga Pokok Standar


Sistem Harga Pokok Standar merupakan salah satu sistem harga pokok
yang ditentukan dimuka untuk mengolah produk atau jasa, dengan cara
menentukan besarnya biaya standar dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung dan biaya overhead pabrik, untuk mengolah satu satuan produk atau
jasa. Biaya standar di tentukan melalui penelitian teknis, penilaian prestasi,
penelitian kualitas, penelitian tingkat harga sehingga biaya standar dapat
ditentukan dengan teliti, terpercaya dan disepakati sebagai norma untuk
mengukur pelaksanaan.

B. Manfaat Harga Pokok Standar


Penggunaan dari sistem harga pokok standar akan memberikan
beberapa manfaat antara lain :
1. Perencanaan
Penetapan harga pokok standar didasarkan atas studi, penelitian
faktor-faktor yang mempengaruhi harga pokok standar. Standar tersebut
dapat digunakan menyusun rencana perusahaan dengan efisien, ekonomi
dan teliti.
2. Koordinasi
Merupakan fungsi untuk membuat semua bagian dalam
perusahaan dalam upaya untuk mencapai tujuan secara terkoordinasi.
3. Pengambilan Keputusan
Harga pokok standar menentukan harga pokok sebelum produk
atau jasa mulai dikerjakan, dari informasi ini dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan. Contoh : menentukan harga jual, membuat
sendiri bagian produk.

4
4. Pengendalian Biaya
Harga pokok standar merupakan cerminan dari biaya yang
seharusnya terjadi setiap elemen dan setiap departemen dimana produk
diolah, oleh karenanya harga pokok standar dapat digunakan sebagai
pengendalian biaya dan menilai pelaksanaan dengan baik.

C. Jenis-jenis Standar
1. Standar Teoritis (Ideal)
Merupakan suatu standar yang dalam pelaksanaannya sulit untuk
dapat dicapai, disebabkan karena standar ini tanpa memperhitungkan
ketidak efisienan dan hal-hal yang tidak dapat dihindari terjadi. Misalnya :
kerusakan mesin, waktu menganggur bagi tenaga kerja.
2. Standar Rata-rata Biaya Waktu Yang Lalu
Standar ini ditentukan dengan menghitung rata-rata biaya periode
yang telah lampau, yang mana standar ini sifatnya longgar, disamping itu
standar ini mengandung biaya-biaya yang tidak efisien. Standar ini
berguna saat permulaan perusahaan menerapkan sistem biaya standar.
3. Standar Normal
Standar ini didasarkan pada rata-rata biaya masa lalu dan
disesuaikan dengan keadaan masa yang akan datang, standar ini berguna
bagi manajemen dalam pengambilan keputusan jangka panjang.
4. Standar Pelaksanaan Terbaik Yang Dapat Dicapai.
Standar ini merupakan kriteria yang baik untuk menilai
pelaksanaan karena memperhitungkan ketidak efisienan dan kegiatan tidak
dapat dihindari terjadi, misalnya : kerusakan masin, waktu mengganggur
bagi tenaga kerja.

D. Penentuan Harga Pokok Standar


Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan harga pokok standar
adalah tingkat reliabilias, akurasi dan konseptabilan dari harga pokok standar
yang diterapkan. Ada beberapa standar dalam menentukan harga pokok :

5
1. Standar Biaya Bahan Baku langsung
Merupakan biaya bahan baku langsung yang seharusnya terjadi dalam satu
satuan produk, ada beberapa syarat menentukan standar biaya bahan baku
antara lain :
a. Diperlukan anggaran bahan baku yang akurat.
b. Kewajaran pembelian rutin.
c. Pengawasan atas pengiriman bahan baku yang dibeli dan diangkut.
d. Fasilitas penerimaan dan penyimpanan bahan baku yang memadai.
e. Pengawasan bahan baku yang dipakai.
Dalam standar biaya bahan baku dapat dibagi menjadi standar :
a. Standar harga bahan baku langsung :
Merupakan harga bahan baku persatuan yang seharusnya terjadi
didalam pembelian bahan baku, atau estimasi cermat biaya jenis bahan
baku tertentu pada periode akuntansi berikutnya. Standar harga
ditetapkan untuk setiap unsure bahan baku yang akan diolah oleh
perusahaan. Yang membentuk standar harga bahan baku langsung
adalah harga beli bahan ditambah biaya lain yang berhubungan dengan
pembelian bahan baku yaitu : biaya angkut, biaya penerimaan, biaya
pemeriksaan,dokumen serta potongan yang diterima dan lainya.
b. Standar Kuantitas Bahan Baku langsung
Merupakan jumlah kuantitas bahan baku yang seharusnya
dipakai dalam pengolahan satu satuan produk atau sebuah estimasi
kuantitas yang diharapkan akan digunakan. Standar ini dipengaruhi
oleh spesifikasi rekayasa produk, mutu bahan baku, usia dan
produktivitas mesin dan kwalitas serta pengalaman tenaga kerja.
Standar kuantitas bahan baku langsung harus mencerminkan
banyaknya bahan baku yang masuk ke dalam setiap unit produk jadi
serta kelonggaran / penyisihan untuk sisa bahan baku yang tidak
terhindarkan , kerusakan bahan baku, inefesiensi normal lainnya.

6
2. Standar Biaya Tenaga Kerja Langsung
Merupakan biaya tenaga kerja langsung yang seharusnya tejadi
didalam pengolahan satu satuan produk.
Hal yang perlu diperhatikan menyusun Standar Tenaga Keja Langsung :
a. Tata letak pabrik, kondisi peralatan, tempat kerja, fasilitas transportasi
telah distandarisasi.
b. Terdapat pengawasan pengolahan bahan baku segi kuantitas maupun
kualitas.
c. Diselenggarakan sistem perencanan rute, kecepatan kerja.
d. Memberikan instruksi kerja untuk karyawan, mengadakan training atau
pengarahan sebelum karyawan bekerja.
Dalam standar tenaga kerja langsung dapat dibagi :
a. Standar tarif upah
Standar tarif upah adalah tarip upah langsung yang seharusnya terjadi
untuk setiap satuan pengupahan (upah perjam, upah perpotong)
didalam pengolahan produk.atau biaya tenaga kerja per jam yang
diproyeksikan akan berlaku selama periode akuntansi berikutnya untuk
setiap fungsi atau spesifikasi pekerjaan. Didalam penentuan standar
tarif upah langsung didasarkan atas :
1) Sistem penggajian yang dilaksanakan oleh perusahaan.
2) Perjanjian kerja antara organisasi buruh atau karyawan dengan
organisasi.
3) Tarif upah yang dibayar pada masa lalu yang disesuaikan dengan
periode penggunaan standar.
b. Standar waktu tenaga kerja langsung
Standar jam waktu kerja langsung adalah waktu kerja yang diharapkan
akan diperlukan setiap departemen, mesin, atau proses untuk
menyelesaikan sebuah unit produk. Dalam penentuan besarnya waktu
standar dapat dilaksanakan :
1) studi gerak dan waktu, studi ini dilaksanakan dengan mencatat
waktu setiap kegiatan.

7
2) Rata-rata prestasi masa lalu, penetapan standar ini sangat sederhana
tetapi tidak teliti, karena prestasi masa lalu dapat mengandung
pembatasan.
3) Estimasi dimuka terhadap waktu yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan tertentu.
3. Standar Biaya overhead pabrik
Adalah biaya overhead pabrik yang seharusnya terjadi didalam mengolah
satu satuan produk. Didalam penentuan standar biaya overhead pabrik
tidak berbeda dengan penentuan tarif biaya overhead pabrik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun standar biaya overhead
pabrik :
a. Standar biaya overhead pabrik ditentukan lebih ilmiah, teliti dan
cermat.
b. Dalam penetapan standar perlu koordinasi dan kerja sama dengan
teknik produksi, bagian personalia dan bagian akuntansi.
c. Tarif standar, dibebani biaya overhead pabrik sebesar jumlah produk
dikalikan dengan standar biaya overhead pabrik untuk mengolah satu
satuan produk.
E. Analisis Selisih
1. Perhitungan Selisih Bahan Baku Langsung
a. Selisih Harga Bahan Baku langsung
Untuk perhitungan selisih harga bahan baku dapat dilakukan dengan
membandingkan harga standar dengan harga sesungguhnya dikalikan
kuantitas bahan baku saat dibeli atau saat dipakai.
1) Harga Bahan Baku saat dibeli
(Harga standar-harga sesungguhnya) kuantitas bahan saat dibeli.
2) Harga Bahan Baku saat dipakai.
(Harga standar-harga sesungguhnya) kuantitas bahan saat dipakai.

8
b. Selisih kuantitas bahan baku langsung
Selisih kuantitas bahan baku terjadi karena telah dipakai kuantitas
bahan baku yang lebih besar/lebih kecil dibandingkan dengan kuantitas
standar dalam pengolahan produk.
Selisih kuantitas bahan baku = (kuantitas standar bahan baku dipakai –
kuantitas sesungguh-nya bahan baku dipakai) harga standar bahan baku
saat dipakai.
2. Perhitungan Selisih Biaya Tenaga Kerja Langsung
a. selisih tarif upah.
Timbulnya tarif upah karena perusahaan telah membayar upah
langsung dengan tarif lebih tinggi atau lebih rendah dibandingkan
dengan tarif upah langsung standar.
Selisih tarif upah langsung = (tarif standar – tarif sesungguhnya) jam
sesungguhnya.
b. selisih efisiensi upah langsung.
Selisih ini timbul karena telah digunakan waktu kerja yang lebih besar
atau lebih kecil dibandingkan waktu standar.
Selisih efisiensi upah langsung = (Jam standar – jam sesungguhnya )
tarif upah standar.

3. Perhitungan selisih biaya overhead pabrik


Selisih biaya overhead pabrik timbul karena perbedaan antara biaya
overhead pabrik sesungguhnya dengan biaya overhead standar atau
seharusnya.
Dalam menganalisa selisih biaya overhead pabrik dapat digunakan
beberapa metode,
a. Metoda Dua Selisih
1. Selisih Terkendali
Selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara biaya overhead
pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead pabrik yang
dianggarkan pada kapasitas standar.

9
Selisih Terkendali = B.O.P Sesungguhnya – ((Kapasitas normal x
tarif tetap) + (Kapasitas Standar x tarif
variabel))
2. Selisih Volume
Selisih yang diakibatkan oleh perbedaan antara anggaran fleksibel
pada kapasitas atau jam standar dengan biaya overhead pabrik yang
dibebankan ke produk melalui rekening barang dalam proses.
Selisih Volume = (Kapasitas Normal – Kapasitas Standar) tarif
tetap.
b. Metoda Tiga Selisih
1. Selisih Anggaran/Budget
Disebabkan oleh antara biaya overhead pabrik sesungguhnya
dibandingkan dengan biaya overhead pabrik yang dianggarkan pada
kapasitas sesungguhnya. Selisih anggaran.

Selisih Anggaran = B.O.P Sesungguhnya – ((Kapasitas Normal x


tarif BOP) + (Kapasitas sesungguhnya x tarif
BOP Variabel))
2. Selisih Kapasitas
Dihubungkan dengan elemen biaya overhead pabrik tetap yang
disebabkan kapasitas sesungguhnya lebih besar atau lebih kecil
dibanding kapasitas yang dipakai untuk menghitung tarif.
Selisih Kapasitas = (Kapasitas normal – kapasitas sesungguhnya)
tarif BOP tetap.
3. Selisih Efisiensi
Adalah perbedaan antara kapasitas standar dengan kapasitas
sesungguhnya yang dipakai untuk mengolah produk dikalikan taraf
tarif biaya overhead pabrik.
Selisih Efisiensi = (Kapasitas sesungguhnya – kapsitas standar)
total tarif BOP

10
c. Metoda Empat Selisih
Metoda analisa empat selisih adalah perluasan dari metoda analisa tiga
selisih dimana selisih efisiensi biaya overhead pabrik dipisahkan ke
dalam selisih efisiensi tetap dan selisih efisiensi variabel, maka
metoda analisa empat selisih terdiri dari :
1. Selisih Anggaran = B.O.P Sesungguhnya – ((Kapasitas Normal x
tarif BOP) + (Kapasitas sesungguhnya x tarif BOP Variabel))
2. Selisih Kapasitas = (Kapasitas normal – kapsitas sesungguhnya)
tarif BOP tetap.
3. Selisih efisiensi variabel = (kapasitas sesungguhnya – kapasitas
standar) tarif BOP variabel.
4. Selisih efisiensi tetap = (kapasitas sesungguhnya – kapasitas
standar) tarif BOP tetap.

F. Contoh
PT. Andika merupakan perusahaan bergerak dalam pembuatan pakaian jadi,
dalam berproduksi menunggu adanya pesanan. Pada tanggal 5 Januari 2019
perusahaan tersebut menerima pesanan, membuat baju kaos sebanyak 150
potong, dengan harga jual Rp. 30.000. Untuk membuat satu baju kaos
diperlukan standar sebagai berikut :
Bahan baku 100 cm @Rp. 50 Rp. 5.000
Biaya tenaga kerja 60 menit @Rp. 60 Rp. 3.600
Biaya overhead pabrik :
Biaya tetap 60 menit @Rp. 50 Rp. 3.000
Biaya variabel 60 menit @Rp. 55 Rp. 3.300
Rp. 14.900
Sedangkan transaksi yang berkaitan dengan pembuatan baju kaos adalah
sebagai berikut : pada tanggal 5 Januari 2019, dibeli kain (bahan baku)
sebanyak 15.100 cm dengan harga Rp. 52, kapasitas maksimum berproduksi
untuk satu minggu sebanyak 9.300 menit, jam tenaga kerja langsung. Untuk
biaya produksi yang dikeluarkan sebagai berikut :

11
a. Jumlah bahan baku yang dipergunakan 14.000 cm
b. Biaya tenaga kerja 9.100 menit @ Rp. 59,-
c. Biaya overhead pabrik yang terjadi Rp. 945.000,-
Dari data tersebut, hitunglah :
1. Selisih biaya bahan baku.
2. Selisih biaya tenaga kerja.
3. Selisih biaya overhead pabrik (dua selisih, tiga selisih, empat
selisih).
4. Menghitung laporan laba dan rugi.
Penyelesaian :
1. Selisih biaya bahan baku langsung
a. selisih harga bahan baku langsung
1) Selisih harga bahan baku saat dibeli
(Harga standar – harga sesungguhnya) kuantitas bahan saat dibeli.
(Rp. 50 – Rp. 52) 15.100 cm = Rp. 30.200 (R)
2) Selisih harga bahan baku saat dipakai
(Harga standar – harga sesungguhnya) kuantitas bahan saat dipakai.
(Rp. 50 – Rp. 52) 14.000 cm = Rp. 28.000 (R)
b. Selisih kuantitas bahan baku langsung
(Kuantitas bahan standar – kuantitas bahan sesungguhnya) harga standar
(15.000 cm – 14.000 cm) Rp. 50 = Rp. 50.000 (L)
2. Selisih Biaya Tenaga Kerja
a. Selisih tarif upah langsung
(Tarif standar – tarif sesungguhnya) jam sesungguhnya
(Rp. 60 – Rp. 59) 9.100 menit = Rp. 9.100 (L)
b. Selisih efisiensi upah langsung
(Jam standar – jam sesungguhnya) tarif standar
(9.000 menit – 9.100 menit) Rp.60 = Rp. 6.000 (R)
3. Selisih Biaya overhead pabrik
a. Metoda dua selisih
1) Selisih Terkendali

12
B.O.P sesungguhnya – ((Kapasitas normal x tarif tetap) + (kapasitas
standar x tarif variabel)).
Rp. 945.000 – ((9.300 menit x Rp. 50) + (9.000 menit x Rp. 55)
Rp. 945.000 – (Rp. 465.000 + Rp. 495.000)
Rp. 945.000 – Rp. 960.000 = Rp. 15.000 (L)
2) Selisih volume
(Kapasitas normal – kapasitas standar) tarif tetap
(9.300 menit – 9.000 menit) Rp. 50
(300 menit) Rp. 50 = Rp. 15.000 (R)
b. Metoda tiga selisih
1) Selisih anggaran
B.O.P sesungguhnya – ((Kapasitas normal x tarif tetap) + (kapasitas
sesungguhnya x tarif variabel)).
Rp. 945.000 – ((9.300 menit x Rp. 50) + (9.100 menit x Rp. 55)
Rp. 945.000 – (Rp. 465.000 + Rp. 500.500)
Rp. 945.000 – Rp. 965.500 = Rp. 20.500 (L)
2) Selisih kapasitas
(Kapasitas normal – kapasitas sesungguhnya) tarif tetap
(9.300 menit – 9.100 menit) Rp. 50
(200 menit) Rp. 50 = Rp. 10.000 (R)
3) Selisih Efisiensi
(Kapasitas sesungguhnya – kapasitas standar) total tarif
(9.100 menit – 9.000 menit) Rp. 105
(100 menit) Rp. 105 = Rp. 10.500 (R)
c. Metoda empat selisih
1) Selisih anggaran = Rp. 20.500 (L)
2) Selisih kapasitas = Rp. 10.000 (R)
3) Selisih efisiensi variabel
(Kapasitas sesungguhnya – kapasitas standar) tarif variabel
(9.100 menit – 9000 menit) Rp. 55
(100 menit) Rp. 55 = Rp. 5.500 (R)

13
4) Selisih efisiensi tetap
(Kapasitas sesungguhnya – kapasitas standar) tarif tetap
(9.100 menit – 9000 menit) Rp. 50
(100 menit) Rp. 50 = Rp. 5.000 (R)

4. Laporan Laba Rugi


PT. Handika
Laporan Laba Rugi
Per 31 Januari 2019

Penjualan 150 potong x Rp. 30.000 Rp. 4.500.000


Harga pokok penjualan :
Biaya bahan baku 150 potong x Rp. 5.000 = Rp.750.000
Biaya tenaga kerja 150 potong x Rp. 3.600 = Rp.540.000
Biaya overhead pabrik :
Biaya variabel : 150 potong x Rp. 3.000 = Rp. 450.000
Biaya tetap : 150 potong x Rp. 3.300 = Rp. 495.000
+
Harga pokok penjualan Rp. 2.235.000
_

Laba kotor Rp. 2.265.000


Selisih biaya :
Selisih harga bahan baku saat dibeli Rp. 30.200 (R)
Selisih harga bahan baku saat dipakai Rp. 28.000 (R)
Selisih kuantitas bahan baku Rp. 50.000 (L)
Selisih tarif upah langsung Rp. 9.100 (L)
Selisih efisiensi upah langsung Rp. 6.000 (R)
Selisih anggaran Rp. 20.500 (L)
Selisih kapasitas Rp. 10.000 (R)
Selisih efisiensi variabel Rp. 5.500 (R)
Selisih efisiensi tetap Rp. 5.000 (R)
Total Selisih Rp. 5.100 (R)
Laba usaha Rp. 2.259.900

14
5. Laporan Laba Rugi
PT. Handika
Laporan Laba Rugi
Per 31 Januari 2019

Penjualan 150 potong x Rp. 30.000 Rp. 4.500.000


Harga pokok penjualan :
Biaya bahan baku 150 potong x Rp. 5.000 = Rp.750.000
Biaya tenaga kerja 150 potong x Rp. 3.600 = Rp.540.000
Biaya overhead pabrik :
Biaya variabel : 150 potong x Rp. 3.000 = Rp. 450.000
Biaya tetap : 150 potong x Rp. 3.300 = Rp. 495.000
+
Harga pokok penjualan Rp. 2.235.000
_

Laba kotor Rp. 2.265.000


Selisih biaya :
Total selisih biaya bahan baku Rp. 8.200 (R)
Total selisih biaya tenaga kerja ls Rp. 3.100 (L)
Total selisih biaya overhead pabrik Rp. 0 (R)
Total Selisih Rp. 5.100 (R)
Laba usaha Rp. 2.259.900

15
Latihan Soal
1. Apa yang dimaksud Harga Pokok Standar, dan Biaya Standar.
2. Apa perbedaan Harga Pokok Standar dengan Harga Pokok Taksiran.
3. Jika terjadi selisih baik pada Harga Pokok Standar maupun Harga Pokok
Taksiran dibebankan kemana.
4. PT. Rahayu, mempunyai standar pembuatan kue sebagai berikut :
Bahan baku 200 gram @Rp. 50 Rp. 10.000
Biaya tenaga kerja 70 menit @ Rp. 40 Rp. 2.800
Biaya overhead pabrik :
Tetap 70 menit @ Rp. 60 Rp. 4.200
Variabel 70 menit @ Rp. 70 Rp. 4.900
Rp. 21.900
Pada tanggal 25 Pebruari 2019, PT. Rahayu membuat kue sebanyak 250 biji,
dengan harga jual Rp. 25.000 bahan baku yang dibeli sebanyak 53.000 gram.
kapasitas produksi 17.900 menit tenaga kerja langsung.
Transaksi-transaksi yang terjadi :
1. Bahan baku yang dipakai 51.000 gram @ Rp. 45 Rp. 2.250.000
2. Biaya tenaga kerja 17.500 menit @Rp. 35 Rp. 612.500
3. Biaya overhead pabrik Rp. 2.275.000
Dari data tersebut, hitunglah :
1. Selisih biaya bahan baku.
2. Selisih biaya tenaga kerja.
3. Selisih biaya overhead pabrik (dua selisih, tiga selisih, empat
selisih).
4. Menghitung laporan laba dan rugi.

16

Anda mungkin juga menyukai