Ketenagakerjaan
Ketenagakerjaan
PENDAHULUAN
Globalisasi adalah sebuah era yang tidak dapat dihindarkan. Saat ini, semua bangsa
sedang bersaing untuk menjadi yang terdepan dalam era persaingan. Berbicara tentang
persaingan antara bangsa, tentu saja setiap bangsa dituntut untuk memiliki daya saing
yang tinggi. Bangsa yang memiliki daya saing tinggi ditandai dengan kemampuan sumber
daya manusia (SDM) yang andal, penguasaan pengetahuan yang tinggi, dan penguasaan
perekonomian global.
Berdasarkan Global Competitiveness Report (2006) yang dikeluarkan World
Economic Forum (WEF), Indonesia menempati peringkat ke-50. Kita bandingkan dengan
beberapa negara tetangga, antara lain Singapura (5), Malaysia (26) dan Thailand (35).
Berdasarkan Human Development Report (2006) yang dikeluarkan UNDP, posisi
Indonesia dalam hal kualitas SDM (human development index) adalah peringkat ke-108
dari 177 negara. Bandingkan dengan beberapa negara tetangga, yaitu Singapura (25),
Brunei Darusallam (34), Malaysia (61), Thailand (74), Filipina (84), Vietnam (109),
Kamboja (129), Myanmar (130), Laos (133), dan Timor Leste (142). Data tersebut
menunjukkan bahwa daya saing Indonesia belum sesuai dengan harapan. Kemerdekaan
yang sudah berlangsung lebih dari 61 tahun belum mampu memberikan kesejahteraan
kepada rakyat Indonesia. Ini adalah hasil dari sistem yang buruk.
Yang menjadi faktor utama lemahnya kinerja dan profesionalisme pekerja Indonesia
adalah upah. Bicara soal upah minimum saja, Indonesia masih jauh lebih rendah
dibanding Malaysia dan Filipina, jika kondisinya kemudian dibalik, dimana Indonesia
mampu memberikan upah yang layak dan memberikan kesejahteraan yang lebih baik dari
Malaysia dan Filipina, maka kualitas dan daya saing pekerja Indonesia akan jauh lebih
baik dari kedua negara itu.
Hal ini bisa dilihat dari tingginya tingkat permintaan negara luar terhadap pekerja
(TKI) asal Indonesia. Kondisi ini menempatkan Indonesia sebagai pemasok tenaga kerja
terbesar ke sejumlah negara ASEAN.
B. Perumusan Masalah
Tujuan dan kegunaan penelitiaan ini adalah sebagai sumbangsih untuk pemikiran
ataupun rujukan dari peneliti selanjutnya. Kegunaanya digunakan sebagai bahan
pembanding penelitian yang terdahulu, sekarang dan akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ketenagakerjaan
Informasi ketenagakerjaan diperoleh dari seluruh pihak yang terkait, baik dari instansi
pemerintah maupun instansi swasta. Tata cara memperoleh informasi ketenagakerjaan
dan penyusunan serta pelaksanaan perencanaan tenaga kerjadisusun secara ilmiah dan
objektif.
8. Tenaga Kerja di Dalam Hubungan Kerja Sektor Informal Dan di Luar Hubungan
Kerja
setiap tenaga kerjayang bekerja didalam hubungan kerja sektor informal dan di
luar hubungan kerja berhak memperoleh jaminan sosial tenaga kerja sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Selain berhak memperoleh
jaminan sosial tenaga kerja, tenaga kerja juga berhak memperoleh keselamatan kerja
dalam melakukan pekerjaan.
B. Tugas Pemerintah Dalam Ketenagakerjaan
Tugas pemerintah ini kiranya sesuai dengan fungsinya seperti yang tercantum pada pasal
102 ayat 1 UU No. 13 Tahun 2003, yaitu:
· Menetapkan kebijakan
· Memberikan pelayanan
· Melaksanakan pengawasan
· Melakukan penindakan terhadap pelanggaran peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.
4. Pengawasan
Pengawasan ketenagakerjaan adalah kegiatan mengawasi dan menegakkan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Tugas pengawasan
ketenagakerjaan dilakukan oleh pegawai pengawas ketenagakerjaan yang mempunyai
kompetensi dan independen guna menjamin pelaksanaan peraturan perundang-undang
ketenagakerjaan.
Pegawai pengawas ketenagakerjaan ditetapkan oleh mentri tenaga kerja atau pejabat yang
ditunjuk. Pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan diatur dengan keputusan Presiden.
Pengawasan ketenagakerjaan dilaksanakan oleh unit kerja tersendiri pada instansi yang
lingkup tugas dan tanggung jawabnya di bidang ketenagakerjaan pada pemerintah pusat,
pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota.
Unit kerja pelaksana pengawasan ketenagakerjaan mempunyai dua kewajiban berikut:
1. Wajib menyampaikan laporan pelaksanaan pengawasan ketenagakerjaan kepada
Menteri Tenaga Kerja, khusus bagi unit kerja pada pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota.
2. Wajib merahasiakan segala sesuatu yang menurut sifatnya patut dirahasiakan dan tidak
menyalahgunakan kewenangannya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran