Disusun Oleh:
Kelas 4C
FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MH THAMRIN
SOAL
1. Tuliskan cara kerja isolasi dan identifikasi bakteri genus
Pseudomonas dan Proteus pada tahapan :
a. Pra analisa : (pembuatan media isolasi BA, MCA,
Cetrimide Agar, sampling dan enrichment)
b. Analisa : (Gram, isolasi, identifikasi koloni, uji biokimia,
pembacaan uji biokimia, dan uji resistensi)
c. Pasca analisa : dibuat gambar hasil pewarnaan, ciri-ciri
koloni pada media BA, MCA, dan Cetrimide (untuk
Pseudomonas) pada media BA dan MCA (untuk Proteus),
hasil uji biokimia dengan gambar dan hasil uji resistensi.
2. Untuk uji biokimia dan uji resistensi digambarkan/dituliskan
hasil dari beberapa spesies Pseudomonas dan Proteus.
3. Untuk cara kerja dan interpretasi hasil dibuat dalam bentuk
word
4. Untuk hasil dibuatkan juga dalam bentuk ppt.
2
Cara kerja isolasi dan identifikasi Proteus pada tahapan :
A. Pra Analitik (pembuatan media)
1. Media BA
ALAT DAN BAHAN
Alat:
Neraca
Cawan Petri
Jarum suntik
Kapas
Gunting
Erlenmeyer
Lampu Bunsen
Gelas ukur
Tabung reaksi
Autoclave
Bahan:
Pembuatan Media:
3
6. Media yang telah steril didinginkan hingga mencapai suhu 45-500C.
7. Ditambahkan 5-7% darah kambing
8. Media dituang ke dalam plate dan ditunggu hingga padat.
9. Setelah beku media siap digunakan
2. Media MCA
Alat dan Bahan
Alat:
Neraca
Cawan Petri
Batang Pengaduk
Kapas
Gunting
Bahan:
Aquadest
Mac Conkey Agar 51,5 g/L
Pembuatan Media:
4
10. Setelah beku dibungkus kertas. Media siap digunakan.
4. Sampling
Prosedur :
1. Persiapkan alat-alat yang diperlukan : jarum, kapas alkohol 70%, tourniquet, plester,
tabung vakum, jarum dan holder.
2. Pasang jarum pada holder, pastikan terpasang erat.
3. Tanyakan identitas seperti nama dan alamat, cocokan dengan lembar permintakan
pemeriksaan.
4. Tanyakan keadaan pasien, misalnya puasa atau konsumsi obat. Catat bila pasien
minum obat tertentu, tidak puasa dsb.
5. Minta pasien meluruskan lengannya, pilih lengan yang banyak melakukan aktifitas.
6. Minta pasien mengepalkan tangan.
7. Pasang tourniquet kira-kira 10-15 cm atau 3 jari di atas lipat siku. Pemasangan
tourniquet jangan kencang-kencang
8. Pilih bagian vena median cubital atau cephalic. Lakukan perabaan (palpasi) untuk
memastikan posisi vena; vena teraba seperti sebuah pipa kecil, elastis dan memiliki
dinding tebal. Jika vena tidak teraba, gerakkan lengan (ditekuk dan diluruskan)
beberapa kali.
9. Bersihkan kulit pada bagian yang akan diambil dengan kapas alcohol 70% dan
biarkan kering. Kulit yang sudah dibersihkan jangan dipegang lagi. Pembersihan kulit
searah atau melingkar.
10. Tusuk bagian vena dengan posisi lubang jarum menghadap ke atas. Jika jarum telah
masuk ke dalam vena, akan terlihat darah masuk ke dalam sambungan antara jarum
vena dan jarum tabung. Usahakan sekali tusuk.
11. Masukkan tabung ke dalam holder dan dorong sehingga jarum bagian posterior
tertancap pada tabung, maka darah akan mengalir masuk ke dalam tabung. Tunggu
sampai darah berhenti mengalir. Jika memerlukan beberapa tabung, setelah tabung
pertama terisi, cabut dan ganti dengan tabung kedua, begitu seterusnya.
12. Lepas tourniquet dan minta pasien membuka kepalan tangannya.
13. Letakkan kapas di tempat tusukan lalu segera tarik jarum. Tekan kapas beberapa saat
lalu plester selama kira-kira 15 menit. Jangan menarik jarum sebelum tourniquet
dibuka.
5
5. Media Enrichment
Media: Nutrient broth
Cara Pembuatan :
1. Timbang Nutrient Broth 8gr di atas aluminium foil.
2. Siapkan Aquaest 1000ml di dalam erlemeyer 1 liter
3. Tuangkan Nutrient Broth ke dalam Aquadest secara perlahan.
4. Aduk secara terus-menerus dengan menggunakan magnetic stirrer.
5. Apabila campuran telah larut homogen, tutup erlemeyer dengan menggunakan
kapas.
6. Tutup kembali dengan menggunakan kertas dan karet.
7. Masukkan ke dalam autoclave, nyalakan autoclave.
8. Setting autoclave pada suhu 121˚C, selama 15 menit.
9. Setelah Autoclave mati, diamkan sampai suhu turun mencapai 100˚C ( tekanan
udara normal ).
10. Buka autoclave, keluarkan larutan yang telah steril.
11. Dinginkan, simpan di dalam tempat yang dingin (kulkas).
B.Analisa
1. Pewarnaan Gram
Cara kerja :
1. Buat sediaan pada objek gelas, keringkan, kemudian rekatkan (fiksasi) 3x di atas api
Bunsen.
2. Tuangi dengan larutan karbol-gentian-violet (sesudah sediaan dingin), biarkan selama
5 menit.
3. Zat warna dibuang dan bubuhi dengan larutan mordant (lugol), diamkan selama kira-
kira 1-3 menit.
4. Lugol dibuang dan preparat dicelupkan ke dalam alkohol 96%, sampai warna gentian
violet lepas (sampai gentian violet tidak ada luntur lagi).
5. Cuci dengan air kran sampai bersih, kemudian bubuhi dengan cat-penutup (counter
stain) larutan water-fuchsin, biarkan kira-kira 1-2 menit.
6. Cuci dengan air kran, keringkan dalam temperatur kamar, lihat dengan mikroskop
memakai lensa rendam minyak. Gram positif = ungu. Gram negatif = merah.
6
2. Isolasi
BA MCA
Cara inokulasi:
1. Disediakan plate agar BA, MCA
2. Diambil ose, lalu disterilkan diatas nyala api bunsen sampai berpijar dengan sudut
45o
3. Dengan menggunakan ose yang steril, diambil spesimen bakteri, kemudian
digoreskan pada media BA, MCA dengan metode gores (dilakukan di dekat nyala
api bunsen)
4. Diinkubasikan media BA, MCA ke dalam inkubator pada suhu 37 oC selama 18-24
jam.
3. Identifikasi koloni
Dengan mengamati ciri–ciri koloni yang tumbuh pada media BA, MCA yang telah
diinkubasi dengan suhu 37oC selama 18-24 jam. Kemudian melakukan pewarnaan gram
dan dilanjutkan ditanam media uji biokimia.
7
4. Uji Biokimia
a. Simmon’s Citrat Agar
c. Mr/VP
8
e. Gula-gula (Glukosa, Sukrosa, Laktosa, Maltosa dan Mannitol)
a) Dengan menggunakan ose steril, diambil spesimen bakteri, kemudian ditanam pada
media Glukosa, Sukrosa, Laktosa dan Manitol dengan cara mengaduk dengan ose
secara perlahan-lahan dipermukaan tabung. Lalu dihomogenkan.
b) Diinkubasikan pada suhu 370C selama 24 jam.
f. Urea
9
5. PEMBACAAN UJI BIOKIMIA
Media gula-gula ini terpisah dalam 5 tabung yang berbeda dan media yang digunakan
adalah masing-masing gula dengan konsentrasi 1% dalam pepton. Masing-masing gula
ditandai dengan tinta pada tutup kapas yang berbeda-beda. Untuk glukosa tidak
berwarna/kuning, laktosa berwarna ungu, maltosa berwarna merah, manitol berwarna hijau,
dan sukrosa berwarna biru.
Interpretasi Hasil :
Media TSIA
Pada media TSIA berisi 3 macam karbohidrat yaitu glukosa, laktosa dan sukrosa. Glukosa
berada di dasar media sedangkan laktosa dan sukrosa berada di bagian lereng.
Lereng/Dasar/GAS/H2S
Interpretasi Hasil :
Hanya memfermentasi glukosa : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning
(bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Ac atau K/A
Memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna kuning
(bersifat asam) dan lereng (slant) berwarna kuning (bersifat asam) → Ac/Ac atau
A/A.
Tidak memfermentasi semua karbohidrat : Bila pada dasar (butt) media berwarna
merah (bersifat basa) dan lereng (slant) berwarna merah (bersifat basa) → Al/Al atau
10
K/K Fermentasi pada TSIA juga disertai dengan pembentukan gas CO2 yang dapat
dilihat dari pecahnya dan terangkatnya agar dan terbentuknya H2S (endapan hitam).
Pada media Simons citrat berisi indikator BTB (Brom Tymol Blue). Apabila bakteri
menggunakan sitrat sebagai sumber karbon maka media berubah menjadi basa dan berubah
warna menjadi biru.
Interpretasi Hasil :
Media VP
Media yang dipakai adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui
pembentukan asetil metil karbinol (asetoin) dari hasil fermentasi glukosa.
Interpretasi Hasil :
Media MR
Media yang digunakan adalah pepton glukosa phosphat. Uji ini digunakan untuk mengetahui
adanya fermentasi asam campuran (metilen glikon).
Interpretasi Hasil :
11
Positif (+) : Terjadi perubahan warna media menjadi merah setelah
ditambahkan methyl red 1%. Artinya bakteri
menghasilkan asam campuran (metilen glikon) dari
proses fermentasi glukosa yang terkandung dalam
media MR.
Media SIM
Adanya indol dapat diketahui dengan penambahan reagen Ehrlich/Kovac’s yang berisi
paradimetil amino bensaldehid.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Tidak terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan
biakan, artinya bakteri ini tidak membentuk indol dari triptophan sebagai sumber
karbon.
Positif (+) : Terbentuk lapisan cincin berwarna merah pada permukaan biakan,
artinya bakteri ini membentuk indol dari triptophan sebagai sumber karbon.
Pada media SIM selain untuk melihat motilitas bisa juga untuk test indol dan pembentukan
H2S.
Interpretasi Hasil :
Negatif (-) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar
hanya pada bekas tusukan inokulasi.
Positif (+) : Terlihat adanya penyebaran yang berwarna putih seperti akar
disekitar inokulasi. Hal ini menunjukan adanya pergerakan
dari
bakteri yang diinokulasikan, yang berarti bahwa bakteri ini
memiliki flagel.
Media Urease
Tujuan dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah kuman mempunyai enzim urease yang
dapat menguraikan urea membentuk amoniak. Media urea berisi indikator phenol red.
Interpretasi Hasil :
12
Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah
jambu, artinya kuman tidak memecah urea membentuk
amoniak.
Positif (+) : Tidak terjadi perubahan warna media menjadi pink/merah
jambu, artinya kuman memecah urea membentuk amoniak.
6. UJI RESISTENSI
Cara kerja :
Sediakan Muller Hinton Agar (MHA).
Swab yang steril dicelupkan ke dalam bakteri pada Nutrient Broth, kemudian
diswab ke seluruh permukaan media MHA dengan merata dibiarkan selama ± 5
menit.
Selanjutnya siapkan cakram disk antibiotik kemudian letakkan cakram disk diatas
media tadi.
Kemudian diinkubasikan pada suhu 37oC selama 24 jam.
3. Pasca analisa
Warna : Merah
13
Susunan : berpasangan atau membentuk rantai
2. IDENTIFIKASI KOLONI
Media Gula-Gula
G L M M S TSI
l a a a u A
u k n l k
k t i t r
o o t o o
s s o s s
14
a a l a a
+
/ -/+,
Proteus mirabilis g - - - + +
a H2S
s
+ +
/ / -/+,
Proteus vulgaris g - - g + +
a a H2S
s s
15
16