Anda di halaman 1dari 20

KEPEMIMPINAN

“KETERKAITAN ANTARA KEPEMIMPINAN DAN MOTIVASI”

Dosen Pembimbing :
Ramli S.Sos.,M.si

Disusun Oleh :

Kelompok 5:
Nur Azizah (S012019035)
Noor Atiqah Aulia Ibrahim (S012019040)
Muh Ikram Mubaroqah (S012019046)
Nurfaindah Novalia (S012019051)
Muh Ridwan Taufiq (S012019056)
A. Nur Shinta Mutmainnah Mallombasang (S012019061)

ADMINISTRASI PEMBANGUNAN NEGARA 3 B

POLITEKNIK STIA LAN MAKASSAR


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat serta karunia-Nya sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Keterkaitan Kepemimpinan Antara Motivasi” dari makalah ini semoga dapat memberikan
informasi kepada kita semua betapa pentingnya pemimpin dalam sebuah organisasi. Ucapan
terima kasih tidak lupa kami sampaikan kepada Bapak Ramli S.Sos.,M.si  selaku dosen mata
kuliah yang bersangkutan, dan semua pihak yang telah membantu sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini. Kami menyadari atas kekurangan kemampuan kami dalam
pembuatan makalah ini, sehingga akan menjadi suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritikan dan saran yang membangun agar makalah ini selanjutnya akan lebih baik
dan sempurna serta komprehensif. Demikian akhir kata dari kami, semoga makalah ilmiah ini
bermanfaat bagi semua pihak dan pembelajaran budaya dalam segi teoritis sehingga dapat
membuka wawasan ilmu budaya serta akan menghasilkan yang lebih baik di masa yang akan
datang.

Makassar, September 2020


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................

DAFTAR ISI.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang.........................................................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................................................
C. Tujuan .....................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Hidup Ir.Soekaro........................................................................................


B. Pencapaian Apa yang Telah Ir.Soekarno Lakukan..................................................
C. Kepemimpinan Ir. Soekarno....................................................................................
D. Bagaimana Ir.Soekarno Memotivasi Dirinya..........................................................

BAB III PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sebuah organisasi atau perusahaan yang didalamnya terdapat beberapa sumber
daya manusia maupun sumber daya non manusia. Perusahaan akan mengadakan sebuah
ide gagasan yang ada agar mencapai puncak kejayaannya yang baik sesuai dengan
keorganisasian terebut. Dalam sebuah organisasi adanya motivasi sangatlah penting
karena motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) kepada karyawan atau
anggota untuk dapat bekerja sedemikian rupa sehingga tujuan organisasi secara efisien
dapat tercapai.
Manajemen diartikan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Manajemen memiliki
pengaruh bagi seseorang atau sekelomok orang untuk bertindak. Sama halnya degan
manajemen, kepemimpinan pun memiliki pengaruh bagi seseorang atau sekelompok
orang untuk bertidak. Manajemen merupakan suatu proses menyelesaikan aktivitas secara
efisien dengan atau melalui orang laindan berkaitan dengan rutinitas tugas suatu
organisasi, sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi seorang
individu atau kelompok dan berhubungan dengan dengan perubahan.
Kepemimpinan akan berjalan jika ada keputusan yang akan dijalankan, demikian
manajemen bahwa manajemen akan dapat mencapai tujuan dijalankan oleh seseorang
yang memiliki jiwa kepemimpinan agar rencana yang telah disusun harus berjalan dan
nantinya akan tepat sasaran.

a) Dasar Pemikiran atau Kajian Teori


I. Kepemimpinan

A. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang
untuk mempengaruhi orang-orng agar bekerja untu mencapai tujuan dan
sasarannya. Kepemimpinan menurut para ahli yaitu:
 Menurut Bass dan Bass (2011), epemimpinan adalah interaksi dua orang
atau lebih dalam suatu kelompok tersetruktur atau struktur orang terhadap
situasi persepsi dan harapan anggota.
 Yuki (2010), kepemimpinan adlah proses mempengaruhi orang lain untuk
memahami dan menyetujui kebutuhan yang harus dipenuhi dan cara
melakukannya, serta proses memfasilitasi individu dan kelompok berusaha
mencapai tujuan yang sama.
 Northouse (2009), kepemimpinan adalah suatu sifat, sebuah kemampuan,
sebuah ketrampilan, suatu perilaku dan suatu hubungan.
 Stogdill (1974), kepemimpinan adalah fous dari proses kelompok,
peenerimaan kepribadian seseorang, seni memengarui perilaku, alat utuk
memengaruhi perilaku, suatu tindakan perilaku, bentuk dan ajakan, bentuk
dari relasi yang kuat, alat untuk mencapai tujuan, akibat dari interaksi,
peranan yang diferensial dan pembuat struktur.

Kepemimpinan adalah proses pengarahan yang dapat memotivasi orang lain untuk
bekerja kearah pencapaian tujuan tertentu. Adi dalam kepemimpinan ini melibatkan kemampuan
seseorang untuk mempengaruhi orang lain. Disini motivasi harus dapat diterima oleh orang lain
dan menjadi pendorong untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.

b) Teknik-Teknik Kepemimpinan
1. Fungsi-fungsi kepemimpinan
Fungsi kepemimpinan adalah untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang
telah direncanaan dalam suatu organisasi. Dengan demikian kepemimpinan
yang efektif adalah ketika pemimpin mampu mempengaruhi orang-orang untuk
dapat melakukan tugas-tugas yang telah dipercayakan oleh mereka.
Adapun fungsi-fungsi yang terkait dengan hubungan sosial atau
pemeliharaan kelompo memfouska fungsi kepemimpinan dalam upaya untuk
senantiasa memelihara esatuan dintara sesama pekerja, dengan demikian
pemimpin yang efektif adalah ketika emimpin tersebut mampu berkomunikasi
dengan baik dengan tim kerja, mengaja mereka untuk senantias memelihara dan
saling pengertian sehingga tim kerja yang ada senantiasa terpelihara dengan
baik.

2. Ciri Kepemimpinan
Istilah kepemimpinan yang diukiskan oleh chung dan Megginsion
sebagai kesanggupan mempengaruhi perilaku orang lain dalam suatu arah
tertentu. Pada dasarnya usaha untuk mempengaruhi perilaku adalah unsur pook
kepemimpinan.

3. Ciri pemimpin menurut islam:


a. Setia
b. Terikat pada tujuan
c. Menjunjung tinggi syariat dan akhlak islam
d. Memegang teguh amanah
e. Tidak sombong
f. Disiplin, konsisten dan konsekuen

Syarat yang sering tampak dalam diri pemimpin:


a. Kesanggupan utuk memecahkan persoalan seara kreatif
b. Kesanggupan berkomunikasi dengan mendengarkan
c. Hasrat yang kuat untuk mecapai sesuatu
d. Banyak berkepentingan dan sosiabilitas
e. Sikap-siap positif dan tulus terhadap para bawahan
f. Kepercayaan diri
g. Kegairahan
h. Kedislipinan
i. Tata rama
j. Kemantapan emosional
Syarat seorang pemimpin yani merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan
memenuhi kebutuhan kelompoknya. Pemimpin itu mempunyai kemampuan untuk
memutuskan, tindakan apa yang paling baik untuk mencapai tujuan kelompok itu.
Jenis kepemimpinan yang digunakan harus berbeda-beda sesuai situasi kerja
yaitu, kepemimpinan yang sama belum tentu sama efektifnya dalam segala keadaan.
Karena pemimpin yang khas itu terlihat dalam situasi yang berbeda-beda maka haruslah
seorang pemimpin memimpin sesuatu yang dianggp sulit oleh banyak pemimpin.

4. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu dari segi
latar belakang, pengetahuan, nilai dan pengalaman dari pemimpin tersebut.
Selain keempat faktor tersebut karakteristik dari bawahan atau orang-orang
yang dipimpin juga perlu untuk dipertimbangkan sebelum memutusan gaya
kepemimpinan apa yang seharusnya digunakan. Pada dasarnya gaya
kepemimpinan bersifat situasional. Contoh, missal ketika kegiatan perusahaan
berjalan normal, maka pemimpin perlu mengembangkan gaya kepemimpinan
yang bersifat demokratis yang menyeimbangkan antara orientasi kepada orang-
orang dan orientasi kepada peerjaan.

5. Teori-Teori Kepemimpinan
1. Teori Karakter
Berbagai upaya riset dilakukan untuk mengidentifikasi karakter-karakter
yang konsisten dengan kepemimpinan. Upaya riset yang dilakukan untuk
memisahkan karakter kepemimpinan banyak menemui jalan buntu. Robbins
(2003) menyebutkan ada 20 telaah yang berbeda mengidentifikasi hampir 80
karakter kepemimpinan, tetapi hanya 5 dari karakter tersebut yang dijumpai
bersama oleh 4 penyelidikan. Dinyatakan juga bahwa pencarian untuk
mengidentifikasi seperangkat karakter yang membedakan pemimpin dan
pengikut dan antara pemimpin yang efektif dan tidak efektif, banyak yang
gagal.
2. Teori Perilaku
Teori perilaku berusaha untuk mengidentifikasi perilaku-perilaku
pemimpin. Bila perilaku pemimpin ada perbedaan yang berarti jika
dibandingkan dengan perilaku yang dipimpin, maka kepemimpinan akan
dapat diajarkan. Bila kepemimpinan bisa diajarkan, maka pasokan pemimpin
bisa diperbesar.
Perbedaan yang paling mendasar antara teori karakter dan teori perilaku
adalah terletak pada asumsi yang mendasarinya. Jika teori karakter yang
benar, maka pada dasarnya kepemimpinan dibawa dari lahir. Sedangkan jika
teori perilaku yang benar, maka kepemimpinan bisa diajarkan atau
ditanamkan.

3. Teori Situasional
Model yang berkaitan dengan teori situasional dikembangkan oleh Paul
Hersey dan Ken Blanchard. Model yang mempunyai banyak pengikut ini telah
digunakan sebagai perangkat utama pelatihan pada lebih dari 400 perusahaan
Fortune 500; dan lebih dari 1 juta manajer setahun dari beragam organisasi
(Robbins, 2003).
Teori ini lebih menekankan pada pengikut dibandingkan dengan
pemimpin untuk tercapainya kepemimpinan yang efektif. Hersey dan
Blanchard berpendapat bahwa kepemimpinan yang efektif bergantung dari
tingkat kesiapan atau kedewasaan para pengikutnya. Jika pengikut tidak
mampu dan tidak ingin melakukan tugas, maka pemimpin perlu memberikan
arahan khusus dan jelas.

4. Teori Jalur Tujuan


Teori jalur-tujuan pada mulanya dikembangkan oleh Robert House. Pada
prinsipnya teori ini berpendapat bahwa merupakan tugas si pemimpin untuk
membantu pengikutnya dalam mencapai tujuan mereka dan untuk
memberikan pengarahan dan dukungan agar dapat dipastikan tujuan mereka
sesuai dengan sasaran secara keseluruhan dari suatu kelompok atau organisasi.
5. Teori Kemungkinan
Ada keinginan untuk dapat memprediksi kemungkinan seorang pemimpin
akan sukses dikemudian hari. Banyak peneliti yang terlibat dalam hal ini,
namun beberapa peneliti justru berpandangan bahwa meramalkan sukses
kepemimpinan lebih rumit dibandingkan dengan memisahkan beberapa
karakter atau perilaku yang lebih disukai.
Model kemungkinan menyeluruh yang pertama dikenal adalah model
kepemimpinan yang diperkenalkan oleh Fred Fiedler. Model ini
mengemukakan bahwa kinerja kelompok yang efektif bergantung pada
padanan yang sesuai antara gaya pemimpin dan sampai sejauh mana situasi
memberikan kendali dan pengaruh kepada si pemimpin.

b) Keterkaitan Kepemimpinan dan Motivasi

Memotivasi bawahan agar dapat mencapai hasil yang memuaskan berarti


memberi semangat untuk bekerja dengan baik. Hal tersebut dapat dilakukan dengan
pendekatan keagamaan, di mana pemimpin berperan aktif terhadap kegiatan
keagamaan serta memberikan pandangan dan ajaran mengenai kebenaran hakiki. Hal
ini akan memberikan motivasi tersendiri bagi pegawai dalam melaksanakan tugas-
tugasnya, karena pegawai semakin memahami akan pentingnya suatu semangat dalam
hidup, dengan kesadaran tersebut akan dapat menumbuhkan semangat dalam diri
pegawai untuk melaksanakan persoalan-persoalan yang dihadapi guna mencapai
kepuasan jiwanya.

Tujuan seorang pemimpin memberikan motivasi kepada bawahannya adalah :

a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan.

b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan.

c. Meningkatkan produktivitas karyawan.

d. Mempertahankan loyalitas dan kestabilan karyawan perusahaan.


e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi karyawan.

f. Mengefektifkan pengadaan karyawan.

g. Meningkatkan suasana dan hubungan kerja yang baik.

h. Meningkatkan kreativitas dan partisipasi karyawan.

i. Meningkatkan tingkat kesejahteraan karyawan.

j. Mempertinggi rasa tanggung jawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.

k. Meningkatkan efisiensi penggunaan alat-alat dan bahan baku.

Seorang pimpinan dalam memotivasi harus menyadari, bahwa orang akan mau
bekerja keras dengan harapan bahwa ia akan dapat memenuhi kebutuhan dan
keinginan-keinginan dari hasil pekerjaannya.

Menurut Paterson dan Plowman dalam Hasibuan (2003:93-94), keinginan-


keinginan itu antara lain :

a. The desire to live, artinya keinginan untuk hidup merupakan keinginan utama dari
setiap orang. Manusia bekerja untuk dapat makan dan makan untuk dapat
melanjutkan hidupnya.

b. The desire for posession, artinya keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan
keinginan manusia yang kedua dan ini salah satu sebab mengapa manusia mau
bekerja.

c. The desire for power, artinya keinginan akan kekuasaan merupakan keinginan
selangkah di atas keinginan untuk memiliki, mendorong manusia untuk bekerja.

d. Desire for recognition, artinya keinginan akan pengakuan merupakan jenis terakhir
dari kebutuhan dan juga mendorong manusia untuk bekerja.

II. Motivasi
A. Pengertian Motivasi
Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada
karyawan atau anggota untuk dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun
organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi didalam memberikan
motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea
bersedia untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan
organisasi. Faktor-fator penting yang mempengarui motivasi adalah:
1. Kebutuhan pribadi
2. Tujuan dan persepsi individu atau kelompok
3. Cara untuk mewujidkan kebutuhan, tujuan dan persepsi.

B. Teori Motivasi
1. Teori Motivasi Kebutuhan (Abraham H. Maslow)
Menyatakan bahwa manusia dimotivasi untuk memuaskan
sejumlah kebutuhan yang melekat pada diri setiap manusia yang
cenderung bersifat bawaan. Adapun kebutuhan itu adalah:
1) Kebutuhan fisik (physiological needs)
2) Kebutuhan akan keamanan/keselamatan (safety/security needs)
3) Kebutuhan untuk berkelompok (sosial needs)
4) Kebutuhan akan harg diri/penghormatan (egoistic needs)
5) Kebutuhan akan pengakuan diri dan pengembangan diri (self
realization needs)

2. Teori Motivasi Herzberg


Herzberg menyatakan bahwa ada faktor-faktor tertentu di tempat
kerja yang menyebabkan kepuasan kerja, sementara pada bagian lain
adapula ketidak puasan. Dengan kata lain kepuasa dan ketidak puasan
berhubungan satu sama lain.
Ditempat kerja tersebut didevinisikan sebagai hygiene factors
(faktor kesehatan) dan motivation factors (faktor pemuas). Dua faktor
ini oleh Herzberg dialamatkan kepada faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik, dimana faktor intrinsik adalah faktor yang mendorong
karyawan termotivasi yaitu daya dorong yang timbul dari dalam diri
masing-masing orang. Dan faktor ekstrinsik yaitu daya dorong yang
datang dari luar diri seseorang, terutama dari organisasi tempat
bekerja.

3. Teori Motivasi McClelland


Menyatakan kebutuhan manusia ada 3 yaitu:
a) Kebutuhan berprestasi (needs for acbievement) yaitu keiginan
untuk melakukan sesuatu lebih baik dibandingkan sebelumnya.
b) Kebutuhan untuk berkuasa (needs for power) yaitu kebutuhan
untuk lebih kuat, lebih berpengaruh terhadap orang lain.
c) Kebutuhan afiliasi (needs for affiliation) yaitu kebutuhan untuk
disukai, memelihara atau mengembangkan persahabatan dengan
orang lain.

B. Rumusan Masalah

1) Sejarah Hidup Ir.Soekaro


2) Pencapaian Apa yang Telah Ir.Soekarno Lakukan
3) Kepemimpinan Ir. Soekarno
4) Bagaimana Ir.Soekarno Memotivasi Dirinya

C. Tujuan

1) Untuk mengetahui sejarah hidup ir. Soekarno


2) Untuk mengetahui Apa saja yang telah di capai Ir Soekarno
3) Untuk mengetahui proses kepemimpinan Ir Soekarno
4) Untuk mengetahui cara Ir Soekarno memotivasi dirinya
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Hidup Ir. Soekarno


Perjalanan hidup Ir. Soekarno dimulai dari masa ketika ia lahir dari pasangan
aristokrat Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan guru TK di Jawa dan istri Bali-nya
yang berasal dari kasta Brahma, bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno kecil dilahirkan
pada tanggal 6 Juni 1901 dan memiliki nama Kusno Sosrodihardjo. Setelah lulus dari SD
lokal pada tahun 1912, Soekarno dikirim menuju Europeesche Lagere School, sebuah
sekolah SD Belanda yang terletak di Mojokerto. Pada tahun 1916, ayahnya mengirim
Soekarno ke Surabaya untuk masuk ke Hogere Burger School (sebuah sekolah persiapan
kuliah milik Belanda) dimana Soekarno bertemu Tjokroaminoto, seorang nasionalis dan
pendiri Sarekat Islam, sekaligus pemilik tempat kos yang ia tinggali saat itu. Empat tahun
setelahnya, Soekarno kemudian menikahi Siti Oetari yang merupakan anak dari
Tjokroaminoto. Pada tahun 1921, Soekarno akhirnya berhasil masuk ke Technische
Hogeschool (sekarang ITB) di Bandung.

Ketika melanjutkan kuliah di Bandung, Soekarno memfokuskan dirinya untuk


mengambil jurusan civil engineering dan mengambil jurusan arsitektur. Pada saat dia berada
di Bandung inilah ia bertemu Inggit Garnasih, yang pada saat itu adalah istri dari pemilik
rumah kos tempat ia tinggal, Sanoesi. Perbedaan usia Inggit yang lebih tua 13 tahun dari
Soekarno tidak membuatnya gentar, dan mereka berdua kemudian menjalin kisah asmara.
Pada tahun 1923, kisah rumah tangga Soekarno dan Siti Oetari berakhir karena Soekarno
ingin menikahi Inggit, dimana Inggit juga akhirnya menceraikan suaminya agar mereka
berdua bisa menikah.
Mulai memasuki babak baru ketika ia mempelajari banyak hal. Dalam masa
pembelajarannya ini, Soekarno dinilai amat modern baik dalam pandangan arsitektural
maupun politik. Ia sangat membenci feodalisme Jawa yang ia nilai hanya membawa negara
mundur dan menyalahkan sistem tersebut sebagai alasan mengapa Belanda bisa sampai
datang, menduduki Indonesia, dan mengeksploitasinya. Ia juga menyalahkan kurangnya
pendidikan dan kemiskinan masyarakat sebagai alasan bisa dilakukannya imperialisme barat,
yang oleh Soekarno disebut dengan exploitation de l’homme par l’homme. Kemudian
dikeluarkanlah semua ide yang ia miliki ini melalui rancang kota dan sosial politiknya,
walaupun ia tak memperdalam minatnya akan seni modern ke bidang musik pop. Bagi
Soekarno, modernitas itu tidak memandang ras, indah dan cakap dipakai, dan anti-imperialis.

Sebenarnya ide nasionalis sendiri sudah hinggap pada jiwa Soekarno ketika ia tinggal
bersama Tjokroaminoto. Pada masa inilah ia pertama kali terpapar kepada nasionalisme.
Hasilnya adalah ketika ia menjadi pelajar di Bandung, ia terus mempelajari filsuf politik
agama, Eropa, Amerika, komunis, dan nasionalis, dimana pada akhirnya ia menciptakan
ideologi politik sendiri yang merupakan self-sufficiency sosialis bergaya Indonesia. Ide ini
kemudia ia beri nama Marhaenisme yang berasal dari Marhaen, rakyat jelata yang ia temui di
Bandung dimana Marhaen memiliki sebidang tanah sendiri, mengerjakannya sendiri, dan
mendapat penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Selain itu juga di
universitasnya, Soekarno mulai mengorganisir sebuah klub belajar untuk murid-murid
Indonesia.

Perjalanan hidup Ir. Soekarno kembali berubah ketika ia dan salah satu temannya dari
klub belajar di universitasnya membentuk partai pro-kemerdekaan yang diberi nama Partai
Nasional Indonesia (PNI). PNI merupakan partai yang mempromosikan sekularisme dan
persatuan dari banyaknya etnis di Hindia-Belanda demi mencapai Indonesia yang bersatu.
PNI mulai tenar ketika Sarekat Islam dibubarkan pada awal 1920-an dan hancurnya Partai
Komunis Indonesia setelah gagal melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Karena hal ini
juga PNI mulai terendus oleh pemerintahan kolonial, menyebabkan seringnya terjadi
gangguan oleh polisi kolonial yang berujung pada penangkapan Soekarno dan beberapa
tokoh kunci PNI. Soekarno kemudian dijatuhi hukuman penjara 4 tahun di Suka miskin,
Bandung, tapi dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931 karena pidatonya yang menggema
di hati setiap masyarakat, menciptakan tekanan pada bihak Belanda. Ketika dilepaskan,
Soekarno sudah menjadi pahlawan yang populer di setiap bagian negara Indonesia.

Setelah kejadian penangkapan berlalu, Soekarno mulai menyibukkan diri dengan


masa-masa kebangkitan nasional dimana Soekarno dan Hatta sudah memperhitungkan
tentang perang Pasifik dan kemungkinan Jepang maju ke Indonesia yang amat krusial bagi
upaya kemerdekaan Indonesia. Pihak Jepang ternyata memiliki catatan sendiri tentang
Soekarno yang membuat mereka mendekati Soekarno dengan penuh hormat, bertujuan untuk
menggunakannya sebagai pengorganisir orang-orang Indonesia sementara Soekarno berniat
menggunakan Jepang sebagai motor penggerak kemerdekaan Indonesia.

Kisah hidup Ir. Soekarno kembali membuka halaman baru setelah para penjajah
hilang dari muka Indonesia, dengan kesibukannya yang kini menjadi presiden pertama
Indonesia dibantu dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Soekarno juga menciptakan
beberapa strategi dan pemikiran saat pasukan Sekutu kembali datang ke Indonesia. Soekarno
digulingkan oleh Soeharto pada 12 Maret 1967, dan menjadi tahanan rumah di Istana Bogor.
Soekarno kemudian meninggal dunia pada 21 Juni 1970 karena gagal ginjal.

B. Pencapaian Apa yang Telah Ir.Soekarno Lakukan

Bicara soal prestasi, Bung Karno adalah putra bangsa yang karyanya akan selalu
dikenang sepanjang masa. Salah satu pencapaiannya yang menjadi sejarah adalah yakni
ketika ia memproklamirkan Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Tak berhenti disitu, ia bersama Panitia Sembilan juga telah merumuskan dasar
negara. Bahkan, rumusan yang diajukan Soekarno yakni Pancasila, kini menjadi Dasar
Negara Republik Indonesia. Selama hidup, tercatat Soekarno setidaknya memiliki
pencapaian karier sebagai berikut:

Arsitek (1926-1942)

Penasehat Militer Jepang (3A, POETERA, BPUPKI) tahun 1942 – 1945


Presiden RI periode 1945 – 1967

C. Kepemimpinan Ir.Soekarno

Soekarno adalah sosok yang senantiasa belajar apa saja dan dari siapa saja. Soekarno
adalah seorang pemimpin yang lentur terhadap gaya, tetap tegas dalam standar, teristimewa
di tengah kemajemukan rakyat Indonesia. Kita tahu bahwa beliau memiliki gaya
kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-ledak, tidak jarang lembut
dan menyukai keindahan.

Gaya kepemimpinan yg diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika
ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik,
cocok diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yg juga menonjol dan Ir. Soekarno
adalah percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif & inovatif serta kayaakan ide
dan gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan
sumber inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta
pergerakan melepas ketergantungan dari negara-negara barat (Amerikadan Eropa). Ir.
Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan
rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Oleh karena itu
visi dan misi saja tidaklah cukup jika seorang pemimpin ingin berhasil dalam mencapai
tujuannya. Seorang pemimpin dituntut untuk mengembangkan kecerdasan emosional agar
mampu menghargai perbedaan disekitarnya dan menjaga hubungan emosional para
pengikutnya sehingga tujuan yangingin dicapai dapat terwujud.

D. Bagaimana Ir.Soekarno Memotivasi Dirinya

Soekarno meyakini, bahwa adanya persamaan tanggal dan bulan kelahirannya, yakni
sama-sama angka enam (6), akan membawa pengaruh pada pola pemikirannya yaitu ;
a. Ia akan mampu berada di antara semua kelompok di Indonesia. Maksudnya ialah
Soekarno akan selalu menempatkan dirinya pada dua ekstrem dan antara dua ujung.
Sikap ini tentunya didasarkan pada keinginan Soekarno untuk menciptakan keselarasan
(harmony) kesatuan dan toleransi beragama (unity and religious tolarence) yang sesuai
dengan sifat kejawaan yang menjadi latar belakang kehidupan keluarganya. Atas dasar itu
pula, ia selalu berusaha mencari keselarasan dari berbagai bentuk aliran pemikiran baik
dalam skala nasional maupun internasional yang saling bertentangan antara satu sama
lain.

b. Sikap berada diantara dua ujung tersebut dapat dilihat dari sikap radikal dan
konservatifnya dalam memandang masalah. Pada satu masalah, Soekarno dapat
dikelompokkan sebagai orang radikal, namun dalam hal lain ia mampu bersikap dan
berbuat konservatif. Keberadaannya tersebut bukan berarti ia tidak memiliki sikap, akan
tetapi karena permasalahan yang dihadapi manusia dalam pandangan Soekarno harus
dilihat dari sisi rasional bukan emosional dan kepentingan golongan atau partai politik.
Bahkan tidak menutup kemungkinan dengan kedua-duanya atau hanya salah satu dari
keduanya. Tetapi semuanya membutuhkan kearifan dan keputusan yang bijaksana,
sehingga tidak mencederai hati masyarakat banyak.

Pandangan Soekarno di atas, adalah sikap yang dilakukan Soekarno dalam


merancang dirinya menjadi penguasa. Maka sandaran yang digunakan adalah mencari
sesuatu yang bisa dijadikan landasan. Hanya faktor penanggalanlah yang bisa dijadikan
sandarannya walaupun bukan prinsip dan tidak ilmiah. Tetapi penanggalan tersebut sering
dihubungkan dalam tata kehidupan masyarakat Jawa. Soekarno pada awal kelahirannya
diberi nama Kusno Sosrodihardjo. Namun karena ia sering sakit, maka ketika beliau berumur
lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno, nama tersebut diambil dari cerita pewayangan
yakni seorang panglima perang dalam kisah Perang Bharata Yudha yaitu Karna. Nama
"Karna" menjadi "Karno" karena dalam bahasa Jawa huruf "a" berubah menjadi "o"
sedangkan awalan "su" memiliki arti "baik".
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Motivasi adalah proses pemberian motif (penggerak) epada karyawan atau anggota untuk
dapat bekerja sedemiian rupa sehingga tujun organisasi secara efisien dapat tercapai. Jadi
didalam memberikan motivasi, menejer harus mempengaruhi sikap bawahan agar merea bersedia
untuk menjalankan tugas-tugas yang selaras dengan tujuan organisasi.

Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi


orang-orang agar bekerja untuk mencapai tujuan dan sasarannya dan kepemimpinan memiliki
fungsi untuk menjalankan berbagai pekerjaan yang telah direncanakan dalam suatu organisasi.
Adapun syarat seorang pemimpin yaitu merasa puas dengan selesainya pekerjaan dengan
memenuhi kebutuhan kelompoknya. Pemimpin itu mempnyai kemampuan untuk memutuskan,
tindakan apa yang paling baik untuk mencapai tujuan kelompok itu. 
DAFTAR PUSTAKA

Yudiaatmaja, Firdayana. 2013. Kepemimpinan : Konsep, Teori, dan Karakternya. Media


Komunikasi FIS. 2 (2) : 31-37.

Cahyaningrum, Fitria. 2017. Makalah Motivasi dan Kepemimpinan. Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang.

Kesmas-ode.blogspot.com. 2012. Hubungan Kepemimpinan dengan Motivasi. http://kesmas-


ode.blogspot.com/2012/11/hubungan-kepemimpinan-dengan-motivasi.html?m=1. Diakses 28
September 2020

Utak-atik.com. 2016. Sejarah Singkat Kisah Hidup Ir. Soekarno – Bapak Proklamator RI.
https://m.utakatikotak.com/kongkow/detail/2208/Sejarah-Singkat-Kisah-Hidup-Ir-Soekarno-
Bapak-Proklamator-RI. Diakses 28 September 2020

Kumparan.com. 2020. Profil Ir. Soekarno, Bapak Proklamator Republik Indonesia.


https://kumparan.com/berita-hari-ini/profil-ir-soekarno-bapak-proklamator-republik-indonesia-
1tYNund2ogf. Diakses 28 September 2020

Sholachuddin, Hanif. 2019. Gaya Kepemimpinan Presiden Di Indonesia.


https://www.academia.edu/33001135/GAYA_KEPEMIMPINAN_PRESIDEN_DI_INDONESI
A. Diakses 28 September 2020

Sanusi, AS Anwar. 2015. Biografi dan Perjuangan Soekarno. Repository.Syekhurjati.ac.id.


Diakses 28 September 2020

Anda mungkin juga menyukai