1895 - Laporan Acara 2A
1895 - Laporan Acara 2A
1895 - Laporan Acara 2A
BIOKIMIA
ACARA 2A
Karbohidrat 1
Disusun oleh:
LABORATORIUM BIOMOLEKULER
FAKULTAS TEKNOBIOLOGI
UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA
2020
KREDIT NILAI LAPORAN
PRAKTIKUM BIOKIMIA
A. JUDUL 0
B. TUJUAN PRAKTIKUM 5
A. HASIL 15
B. PEMBAHASAN 35
V. SIMPULAN 10
DAFTAR PUSTAKA 10
JUMLAH 100
A. Judul
Karbohidrat 1
B. Tujuan
1. Mengenal sifat dan jenis – jenis karbohidrat.
II. TINJAUAN PUSTAKA
B. Cara Kerja
1. Uji Seliwanoff
Sampel glukosa, sukrosa, dan maltose dimasukan ke tabung reaksi
yang berbeda sebanyak 5 tetes. Setiap tabung reaksi lalu diberi 2 mL
reagen Seliwanoff. Sampel kemudian dipanaskan dengan spiritus selama 2
menit dan diamati perubahannya.
2. Uji Benedict
Sampel glukosa, sukrosa, dan maltose dimasukan ke tabung reaksi
sebanyak 5 tetes. Setiap tabung reaksi diberi 2 mL reagen Benedict.
Sampel lalu dipanaskan dengan spiritus selama 2 menit dan diamati
perubahannya.
3. Uji Hirolisa Amilum
Amilum 1% sebanyak 10 mL dimasukan ke tabung reaksi dan
ditambah HCl 6 M sebanyak 3 mL. Sampel di waterbath dengan suhu
99oC setiap 3 menit dan diambil 1 tetes ke drop plate dan ditambah iod 1
tetes. Amilum 1% sebanyak 20 tetes ditambah Na 2CO3 1% 5 tetes dan
kemudian dilanjutkan uji Benedict.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 1. Hasil Uji Seliwanoff dan Uji Benedict
Sampel Seliwanoff Hasil Reaksi Benedict Hasil Reaksi
(+/-) (+/-)
Larutan
Kuning Kuning - Biru Hijau +
Glukosa
Larutan Merah
Kuning Kuning - Biru +
Maltosa Bata
Larutan
Kuning Jingga + Biru Biru -
Sukrosa
B. Pembahasan
Karbohidrat adalah zat organik polihidroksi aldehid atau polihidroksi keton,
serta senyawa lain yang akan menghasilkan kedua senyawa tersebut jika
terhidrolisa. Karbohidrat adalah salah satu sumber energi yang dibutuhkan semua
makhluk hidup (Voet dan Voet, 2011). Uji-uji yang dilakukan bertujuan untuk
mengetahui kandungan atau gugus dalam suatu sampel, sehingga seluruh uji yang
dilakukan adalah uji kualitatif.
1.Uji Seliwanoff
Uji Seliwanoff adalah sebuah uji yang dilakukan untuk membedakan
gula aldosa dan ketosa. Uji ini didasari dari gugus fungsi keton atau aldehida
pada keton sehingga dapat dibedakan dari aldose. Reagen yang digunakan
adalah larutan Seliwanoff yang mengandung resolsinol 0,5% dan HCl pekat
(Bintang, 2010).
Tahapan yang dilakukan dalam uji Seliwanoff adalah sampel glukosa,
sukrosa, dan maltose dimasukan ke tabung reaksi yang berbeda. Setiap tabung
reaksi lalu diberi reagen Seliwanoff. Sampel kemudian dipanaskan dengan
spiritus agar reaksi hidrolisis disakarida dan dehidrasi ketosadan dapat
dipercepat. Sampel yang dipanaskan kemudian didiamkan untuk mendapatkan
hasil yang lebih akurat karena telah bereaksi dengan baik, lalu diamati
perubahannya. Warna merah yang muncul pada sempel menandakan adanya
gugus keton dan sukrosa sehingga hasil uji Seliwanoff adalah positif.
Berdasarkan hasil pada Tabel 1, larutan glukosa memiliki warna kuning
namun tidak mengalami perubahan warna setalah penambahan reagen sehingga
hasilnya negatif. Sampel maltosa memiliki warna kuning namun tidak
mengalami perubahan warna setalah penambahan reagen sehingga hasilnya
negatif. Sampel sukrosa mengalami perubahan warna dari kuning menjadi
jingga sehingga hasilnya positif.
Perubahan warna pada sampel sukrosa dari kuning menjadi warna jingga
menandakan adanya gugus keton karena hasil reaksi dengan reagen. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Bintang (2010) yang menyatakan bahwa uji
Seliwanoff didasari dari gugus fungsi keton atau aldehida pada keton sehingga
dapat dibedakan dari aldose dengan reagen Seliwanoff. Sampel sukrosa setelah
ditambah reagen terjadi perubahan warna menjadi jingga yang menandakan
hasilnya postif. Hal ini berdasarkan pernyataan Katoch (2011) yang
menyatakan karbohidrat direaksikan dengan larutan Seliwanoff maka akan
menunjukan warna merah yang menandakan hasilnya positif.
2. Uji Benedict
Uji Benedict adalah uji yang digunakan untuk mengidentifikasi
karbohidrat melalui reaksi gula pereduksi. Uji Benedict menggunakan larutan
Benedict kupri sulfat, natrium karbonat, natrium sitrat (Katoch, 2011). Uji
Benedict dilakukan dalam keadaan basa yang akan menimbulkan terjadinya
transformasi isomeric (Bintang, 2010).
Tahapan alam uji Benedict adalah sampel glukosa, sukrosa, dan maltosa
dimasukan ke tabung reaksi. Setiap tabung reaksi diberi 2 mL reagen Benedict.
Sampel kemudian dipanaskan dengan spiritus agar reaksi hidrolisis disakarida
dan dehidrasi ketosadan dapat dipercepat. Sampel yang dipanaskan kemudian
didiamkan untuk mendapatkan hasil yang lebih akurat karena telah bereaksi
dengan baik, lalu diamati perubahannya. Hasil positif pada uji benedict adalah
munculnya endapan merah bata dari glukosa dan maltose, gugus karbonil
bebas pada sukrosa dipakai berikatan dengan fruktosa sehingga hasilnya
negatif pada uji Benedict.
Berdasarkan Tabel 1, larutan glukosa yang berwarna biru berubah
menjadi hijau menandakan hasilnya positif. Sampel maltosa yang memiliki
warna biru berubah menjadi merah bata menandakan bahwa hasilnya positif.
Sampel sukrosa tidak memiliki perubahan warna sehingga hasilnya negatif.
Sampel glukosa dan maltosa terjadi perubahan warna menandakan bahwa
sampel-sampel terjadi reaksi antara gula pereduksi dengan reagen. Perubahan
warna pada sampel glukosa dan maltose menandakan bahwa hasil ujinya
adalah positif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bintang (2010) yang
menyatakan bahwa reaksi Cu2+ dari CuSO4 dalam reagen oleh gula pereduksi
akan berlangsung dengan cepat dan membentuk Cu2O yang memberi larutan
warna merah bata, hijau, dan kuning.
Hart, H. 1990. Kimia Organik : Suatu Kuliah Singkat Edisi ke-6. Erlangga,
Jakarta.
Voet, D. dan Voet, J. G. 2011. Biochemistry Edisi ke-4. John Wiley and Sons,
Massachusetts.