Anda di halaman 1dari 1

YANG MUDA YANG BERKARYA

“ yang muda yang berkarya.” Inilah sebuah slogan yang saya lihat ketika melewati jalanan
yang ada di kampungku, saat itu masih teringat perjalananku menuju kampung halaman, Tak
banyak komentarku terhadap slogan tersebut, yang jelas itu jargon kampanye salah satu kandidat
kepala daerah yang katanya “anak muda sudah saatnya menjadi pembaharu di tanah ini”.
Bergetar ketika orang itu berorasi berteriak di atas podium. Yang muda yang berkarya!!!…

Lalu ada apa dengan pemuda?, sehingga menjadi bahan pembicaraan utama ketika orang-orang
berbicara mengenai negara dan umat di tanah air Indonesia ini. Ketika rakyat membahas masalah
kebodohan bangsa, mereka langsung saja menyalahkan pemuda, ketika kemiskinan dan
pengangguran terus tak terkikis lagi-lagi yang muda yang disalahkan, masalah karakter bangsa
yang merosot tak terelak pemuda jugalah yang disalahkan, ketika prestasi apa saja dipentas dunia
bangsa ini merosot juga yang disalahkan si anak muda, bahkan juga persoalan korupsi lagi-lagi
anak muda yang kena.

Kalau lebih tepatnya bukan dipersalahkan, akan tetapi diberikan amanah luhur untuk
memperbaiki kesalahan-kesalahan diatas yang telah terlanjur menjadi persoalan bangsa yang
harus diurus secara anak muda, secara anak muda?, karena sejatinyalah anak muda yang kelak
akan menjadi penopang bangsa ini, yang muda hari ini yang akan menjadi tulang punggung
bangsanya. Yang muda biasa di gombali dengan kata-kata dahsyat dari generasi lamanya,
sebagai generasi peneruslah, sebagai pengontrol masyarakatlah, bahkan sebagai kekuatan baru.
Lalu sejauh mana gombalan ini merayu anak muda untuk menjalankan fungsinya itu. Sejatinya
anak muda sebagai pencetus peradaban bukan penerus, kita yang muda tak hanya bertugas
meneruskan peradaban bangsa ini, akan tetapi menjadi pencetus terhadap pembaharuan-
pembaharuan ditanah ini, bukankah budaya korupsi, kemiskinan, dan kebodohan bangsa harus
dihilangkan, bukannya di teruskan!.

Mengurus negara secara anak muda, lebih tepatnya karena yang mudalah lebih prospektif untuk
membangun bangsa ini, lewat pemikiran-pemikiran dan gagasan barunya, kinerjakannya dalam
bergerak membuat bangsa ini lebih progress ke arah yang lebih maju, dan yang terpenting anak
muda tidak akan membicarakan apa-apa yang telah dia lakukan, melainkan yang akan dia
perbuat untuk bangsa ini, hal ini akan terwujud jika anak mudanya diurus dengan baik. Dan
pertanyaannya adalah sejauh mana jiwa muda ini melekat pada kita yang hari ini di mahkotai
sebagai MAHASISWA???, elemen terpenting sebuah bangsa yang sedang jatuh bangun ini,
identitas terbesar suatu bangsa, kalau bukan kita siapa lagi?. Mahasiswa sebagai bagian dari
pemuda, yang dimana hanya sekitar 10% dari sekitar 60% anak muda Indonesia, kita memiliki
peranan lebih penting sebagai generasi pembaharu selayaknyalah menyadari akan fungsi
strategis yang kita miliki saat ini. Karena saatnya yang muda yang berkarya.

Anda mungkin juga menyukai