Anda di halaman 1dari 81

BAB 1

KONSEP DASAR GIZI


1.1 Pengertian
Beberapa Pengertian / Istilah Dalam Gizi
1. Ilmu Gizi (Nutrience Science) adalah ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang
makanan dalam hubungannya dengan kesehatan optimal/ tubuh.
2. Zat Gizi (Nutrients) adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan
fungsinya, yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara jaringan serta
mengatur proses-proses kehidupan.
3. Gizi (Nutrition) adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang
dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan,
metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan, untuk mempertahankan
kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dri organ-organ, serta menghasilkan
energi.
4. Pangan adalah istilah umum untuk semua bahan yang dapat dijadikan makanan.
5. Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan atau unsur-
unsur/ ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang berguna bila
dimasukkan ke dalam tubuh.
6. Bahan makanan adalah makanan dalam keadaan mentah.
7. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan
zat-zat gizi.
Kata “gizi” berasal dari bahasa Arab ghidza, yg berarti “makanan”. Ilmu gizi bisa
berkaitan dengan makanan dan tubuh manusia. Dalam bahasa Inggris, food menyatakan
makanan, pangan dan bahan makanan.
Pengertian gizi terbagi secara klasik dan masa sekarang yaitu :
1. Secara Klasik : gizi hanya dihubungkan dengan kesehatan tubuh (menyediakan
energi, membangun, memelihara jaringan tubuh, mengatur proses-proses kehidupan
dalam tubuh).
2. Sekarang : selain untuk kesehatan, juga dikaitkan dengan potensi ekonomi seseorang
karena gizi berkaitan dengan perkembangan otak, kemampuan belajar, produktivitas
kerja.

1
1.2 Sejarah Perkembangan Ilmu Gizi
Berdiri tahun 1926, oleh Mary Swartz Rose saat dikukuhkan sebagai profesor ilmu
gizi di Universitas Columbia, New York, AS. Pada zaman purba, makanan penting untuk 
kelangsungan hidup. Sedangkan pada zaman Yunani, tahun 400 SM ada teori Hipocrates
yang menyatakan bahwa makanan sebagai panas yang dibutuhkan manusia, artinya manusia
butuh makan.
Beberapa penelitian yang menegaskan bahwa ilmu gizi sudah ada sejak dulu, antara lain:
1. Penelitian tentang Pernafasan dan Kalorimetri – Pertama dipelajari oleh Antoine
Lavoisier  (1743-1794). Mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan  penggunaan
energi makanan yang meliputi  proses pernafasan, oksidasi dan kalorimetri. Kemudian
berkembang hingga awal abad 20, adanya  penelitian tentang pertukaran energi dan
sifat-sifat bahan  makanan pokok.
2. Penemuan Mineral – Sejak lama mineral telah diketahui dalam tulang dan gigi. Pada
tahun 1808 ditemukan kalsium. Tahun 1808, Boussingault menemukan zat besi
sebagai zat esensial. Ringer (1885) dan Locke (1990), menemukan cairan tubuh perlu
konsentrasi elektrolit tertentu. Awal abad 20, penelitian Loeb tentang pengaruh
konsentrasi garam natrium, kalium dan kalsium klorida terhadap jaringan hidup.
3. Penemuan Vitamin – Awal abad 20, vitamin sudah dikenal. Sejak tahun 1887-1905
muncul penelitian-penelitian dengan makanan yang dimurnikan dan makanan utuh.
Dengan hasil: ditemukan suatu zat aktif dalam makanan yang tidak tergolong zat gizi
utama dan berperan dalam pencegahan penyakit (Scurvy dan Rickets). Pada tahun
1912, Funk mengusulkan memberi nama vitamine untuk zat tersebut. Tahun 1920,
vitamin diganti menjadi vitamine dan diakui sebagai zat esensial.
4. Penelitian Tingkat Molekular dan Selular – Penelitian ini dimulai tahun 1955, dan
diperoleh pengertian tentang struktur sel yang rumit serta peranan kompleks dan vital
zat gizi dalam pertumbuhan dan pemeliharaan sel-sel. Setelah tahun 1960, penelitian
bergeser dari zat-zat gizi esensial ke inter relationship antara zat-zat gizi, peranan
biologik spesifik, penetapan kebutuhan zat gizi manusia dan pengolahan makanan
thdp kandungan zat gizi.
5. Keadaan Sekarang – Muncul konsep-konsep baru antara lain: pengaruh keturunan
terhadap kebutuhan gizi; pengaruh gizi terhadap perkembangan otak dan perilaku,
kemampuan bekerja dan produktivitas serta daya tahan terhadap penyakit infeksi.
Pada bidang teknologi pangan ditemukan : cara mengolah makanan bergizi, fortifikasi
2
bahan pangan dengan zat-zat gizi esensial, pemanfaatan sifat struktural bahan pangan,
dsb. FAO dan WHO mengeluarkan Codex Alimentaris (peraturan food labeling dan
batas keracunan).

1.3 Ruang Lingkup Ilmu Gizi


Ruang lingkup cukup luas, dimulai dari cara produksi pangan, perubahan pascapanen
(penyediaan pangan, distribusi dan pengolahan pangan, konsumsi makanan serta cara
pemanfaatan makanan oleh tubuh yang sehat dan sakit). Ilmu gizi berkaitan dengan ilmu
agronomi, peternakan, ilmu pangan, mikrobiologi, biokimia, faal, biologi molekular dan
kedokteran.
Informasi gizi yang diberikan pada masyarakat, yang meliputi gizi individu, keluarga
dan masyarakat; gizi institusi dan gizi olahraga.
Perkembangan gizi klinis :
 Anamnesis dan pengkajian status nutrisi pasien.
 Pemeriksaan fisik yang berkaitan dengan defisiensi zat besi.
 Pemeriksaan antropometris dan tindak lanjut terahdap gangguannya.
 Pemeriksaan radiologi dan tes laboratorium dengan status nutrisi pasien.
 Suplementasi oral, enteral dan parenteral.
 Interaksi timbal balik antara nutrien dan obat-obatan.
 Bahan tambahan makanan (pewarna, penyedap dan sejenis serta bahan-bahan
kontaminan).

1.4 Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan
Terbagi dalam dua golongan besar yaitu makronutrien dan mikronutrien.
Makronutrien
Komponen terbesar dari susunan diet, berfungsi untuk menyuplai energi dan zat-zat
esensial (pertumbuhan sel/ jaringan), pemeliharaan aktivitas tubuh. Karbohodrat (hidrat
arang), lemak, protein, makromineral dan air.

Mikronutrien
Golongan mikronutrien terdiri dari :
1. Karbohidrat – Glukosa; serat.
2. Lemak/ lipida – Asam linoleat (omega-6); asam linolenat (omega-3).

3
3. Protein – Asam-asam amino; leusin; isoleusin; lisin; metionin; fenilalanin; treonin;
valin; histidin; nitrogen nonesensial.
4. Mineral – Kalsium; fosfor; natrium; kalium; sulfur; klor; magnesium; zat besi;
selenium; seng; mangan; tembaga; kobalt; iodium; krom fluor; timah; nikel; silikon,
arsen, boron; vanadium, molibden.
5. Vitamin – Vitamin A (retinol); vitamin D (kolekalsiferol); vitamin E (tokoferol);
vitamin K; tiamin; riboflavin; niaclin; biotin; folasin/folat; vitamin B6; vitamin B12;
asam pantotenat; vitamin C.
6. Air

1.5 Fungsi Zat Gizi


1. Memberi energi (zat pembakar) – Karbohidrat, lemak dan protein, merupakan ikatan
organik yang mengandung karbon yang dapat dibakar dan dibutuhkan tubuh untuk
melakukan kegiatan/aktivitas.
2. Pertumbuhan dan pemeliharaan jaringan tubuh (zat pembangun) – Protein, mineral
dan air, diperlukan untuk membentuk sel-sel baru, memelihara, dan menganti sel yang
rusak.
3. Mengatur proses tubuh (zat pengatur) – Protein, mineral, air dan vitamin. Protein
bertujuan mengatur keseimbangan air di dalam sel,bertindak sebagai buffer dalam
upaya memelihara netralitas tubuh dan membentuk antibodi sebagai penangkal
organisme yang bersifat infektil dan bahan-bahan asing yang dapat masuk ke dalam
tubuh. Mineral dan vitamin sebagai pengatur dalam proses-proses oksidasi, fungsi
normal sarafdan otot serta banyak proses lain yang terjadi dalam tubuh, seperti dalam
darah, cairan pencernaan, jaringan, mengatur suhu tubuh, peredaran darah,
pembuangan sisa-sisa/ ekskresi dan lain-lain proses tubuh.

4
BAB 2
PENILAIAN STATUS GIZI

2.1 Pengertian PSG


Pengukuran terhadap aspek yang dapat menjadi indikator penilaian status gizi,
kemudian dibandingkan dengan standar baku yang ada.

Metode Penilaian Status Gizi


1. Pengukuran secara Langsung
a. Antropometri
b. Klinis
c. Biokimia
d. Biofisik
2. Pengukuran secara Tidak Langsung
a. Survey konsumsi
b. Statistik vital
c. Faktor Ekologi
2.2 Pengukuran secara Langsung
2.2.1 Antropometri
Pengertian
• Secara umum: ukuran tubuh manusia
 Sudut pandang gizi: antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam
pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat
gizi.

Penggunaan
• Secara umum digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan protein dan energi
• Ketidakseimbangan ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan
tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh
Klinis
• Sangat penting untuk menilai status gizi masyarakat

5
• Didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan
ketidakcukupan zat gizi
• Dapat dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit, mata,
rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat dengan permukaan tubuh
seperti kelenjar tiroid
• Penggunaan: rapid clinical surveys
• Survey ini dirancang untuk mendeteksi secara cepat tanda-tanda klinis umum dari
kekurangan salah satu atau lebih zat gizi
• Untuk mengetahui tingkat status gizi seseorang dengan melakukan pemeriksaan fisik
yaitu tanda (sign) dan gejala (symptom) atau riwayat penyakit

2.2.2Biokimia
Pengertian
• Pemeriksaan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh
• Jaringan tubuh yang digunakan antara lain: darah, urin, tinja, dan juga beberapa
jaringan tubuh seperti hati dan otot

Penggunaan
• Digunakan untuk suatu peringatan bahwa kemungkinan akan terjadi keadaan malnutrisi
yang lebih parah lagi
• Banyak gejala klinis yang kurang spesifik, maka penentuan kimia faali dapat lebih
banyak menolong untuk menentukan kekurangan gizi yang spesifik

2.2.3 Biofisik
Pengertian
 Metode penentuan status gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya
jaringan) dan melihat perubahan struktur dan jaringan

Penggunaan
• Umumnya digunakan dalam situasi tertentu seperti kejadian buta senja epidemik
(epidemicof night blindness)

6
2.2.4 Survey Konsumsi Makanan
Pengertian
• Metode PSG secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang
dikonsumsi
Penggunaan
• Dapat memberikan gambaran tentang konsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga, dan individu
• Survey ini dapat mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi

2.2.5 Statistik Vital


Pengertian
• Menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan
umur, angka kesakitan, kematian akibat penyebab tertentu, dan data lainnya yang
berhubungan dengan gizi
Penggunaan
• Dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak langsung pengukuran status gizi
masyarakat

Penilaian Variabel Ekologi


• Malnutrisi >> masalah ekologi >> hasil interaksi multifaktor dari faktor lingkungan
fisik, biologi, ekonomi, politik, dan budaya
• Jumlah makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti iklim,
tanah, irigasi, dsb
Penggunaan
• Untuk mengetahui penyebab malnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan program intervensi gizi (Schrimsaw, 1964)

Community Nutritional Level (CNL) equation


• adalah persamaan bukan matematika yang dibentuk untuk melihat faktor-faktor yang
berperan dalam status gizi masyarakat terutama kelompok yang rentan gizi, seperti
balita, ibu hamil, ibu menyusui dan lansia

7
2.3 Penilaian Status Gizi Anak
Ada beberapa cara melakukan penilaian status gizi pada kelompok masyarakat. Salah
satunya adalah dengan pengukuran tubuh manusia yang dikenal dengan Antropometri. Dalam
pemakaian untuk penilaian status gizi, antropomteri disajikan dalam bentuk indeks yang
dikaitkan dengan variabel lain. Variabel tersebut adalah sebagai berikut :
a. Umur.
Umur sangat memegang peranan dalam penentuan status gizi, kesalahan penentuan
akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil penimbangan berat badan
maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti bila tidak disertai dengan
penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering muncul adalah adanya
kecenderunagn untuk memilih angka yang mudah seperti 1 tahun; 1,5 tahun; 2 tahun.
Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung dengan cermat. Ketentuannya adalah
1 tahun adalah 12 bulan, 1 bulan adalah 30 hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam
bulan penuh, artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan ( Depkes, 2004).
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran massa
jaringan, termasuk cairan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap perubahan yang
mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi makanan yang menurun. Berat
badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U (Berat Badan menurut Umur) atau
melakukan penilaian dengam melihat perubahan berat badan pada saat pengukuran
dilakukan, yang dalam penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan
paling banyak digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja
tergantung pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan
perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu (Djumadias Abunain, 1990).

c. Tinggi Badan
Tinggi badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang dilihat dari
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat keadaan
gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir rendah dan
kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk Indeks TB/U
( tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB ( Berat Badan menurut Tinggi
Badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya

8
hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat yang
menahun ( Depkes RI, 2004).
Berat badan dan tinggi badan adalah salah satu parameter penting untuk
menentukan status kesehatan manusia, khususnya yang berhubungan dengan status gizi.
Penggunaan Indeks BB/U, TB/U dan BB/TB merupakan indikator status gizi untuk
melihat adanya gangguan fungsi pertumbuhan dan komposisi tubuh (M.Khumaidi, 1994).
Penggunaan berat badan dan tinggi badan akan lebih jelas dan sensitive/peka
dalam menunjukkan keadaan gizi kurang bila dibandingkan dengan penggunaan BB/U.
Dinyatakan dalam BB/TB, menurut standar WHO bila prevalensi kurus/wasting < -2SD
diatas 10 % menunjukan suatu daerah tersebut mempunyai masalah gizi yang sangat
serius dan berhubungan langsung dengan angka kesakitan.
Tabel 2. 1 Penilaian Status Gizi berdasarkan Indeks BB/U,TB/U, BB/TB
Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS
Indeks yang Batas
No Sebutan Status Gizi
dipakai Pengelompokan
1 BB/U < -3 SD Gizi buruk
  - 3 s/d <-2 SD Gizi kurang
  - 2 s/d +2 SD Gizi baik
  > +2 SD Gizi lebih
2 TB/U < -3 SD Sangat Pendek
- 3 s/d <-2 SD Pendek
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Tinggi
3 BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
- 3 s/d <-2 SD Kurus
- 2 s/d +2 SD Normal
> +2 SD Gemuk
Sumber : Depkes RI 2004.

Data baku WHO-NCHS indeks BB/U, TB/U dan BB/TB disajikan dalan dua versi
yakni persentil (persentile) dan skor simpang baku (standar deviation score = z). Menurut
Waterlow,et,al, gizi anak-anak dinegara-negara yang populasinya relative baik (well-
nourished), sebaiknya digunakan “presentil”, sedangkan dinegara untuk anak-anak yang
populasinya relative kurang (under nourished) lebih baik menggunakan skor simpang baku
(SSB) sebagai persen terhadap median baku rujukan ( Djumadias Abunaim,1990).
Tabel 2.2 Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks Antropometri
(BB/U,TB/U, BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)

9
Indeks yang digunakan
No Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB

1 Rendah Rendah Normal Normal, dulu kurang gizi


Rendah Tinggi Rendah Sekarang kurang ++
Rendah Normal Rendah Sekarang kurang +
2 Normal Normal Normal Normal
Normal Tinggi Rendah Sekarang kurang
Normal Rendah Tinggi Sekarang lebih, dulu kurang
3 Tinggi Tinggi Normal Tinggi, normal
Tinggi Rendah Tinggi Obese
Tinggi Normal Tinggi Sekarang lebih, belum obese
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS

Sumber : Depkes RI 2004.

Pengukuran Skor Simpang Baku (Z-score) dapat diperoleh dengan mengurangi Nilai
Induvidual Subjek (NIS) dengan Nilai Median Baku Rujukan (NMBR) pada umur yang
bersangkutan, hasilnya dibagi dengan Nilai Simpang Baku Rujukan (NSBR). Atau dengan
menggunakan rumus :

Z-score = (NIS-NMBR) / NSBR

Status gizi berdasarkan rujukan WHO-NCHS dan kesepakatan Cipanas 2000 oleh
para pakar Gizi dikategorikan seperti diperlihatkan pada tabel 2.1 diatas serta di
interpretasikan berdasarkan gabungan tiga indeks antropometri seperti yang terlihat pada
tabel 2. 2.Untuk memperjelas penggunaan rumur Zskor dapat dicontohkan sebagai berikut

Diketahui BB= 60 kg TB=145 cm Umur : karena umur dengan indeks BB/U, TB/U dan
BB/TB berdasarkan WHO-NCHS hanya dibatasi < 18 tahun maka disini dicontohkan anak
laki-laki usia 15 tahun

10
Table weight (kg) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS
Age Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 31.6 39.9 48.3 56.7 69.2 81.6 94.1
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table weight (kg) by stature of boys 145 cm in Height from WHO-NCHS


Stature Standard Deviations
cm -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
145 0 24.8 28.8 32.8 36.9 43.0 49.2 55.4
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Table stature (cm) by age of boys aged 15 year from WHO-NCHS


Stature Standard Deviations
Yr mth -3sd -2sd -1sd Median +1sd +2sd +3sd
15 0 144.8 152.9 160.9 169.0 177.1 185.1 193.2
Sumber: WHO, Measuring Change an Nutritional Status, Genewa 1985

Jadi untuk indeks BB/U adalah


= Z Score = ( 60 kg – 56,7 ) / 8.3 = + 0,4 SD
= status gizi baik
Untuk IndeksTB/U adalah
= Z Score = ( 145 kg – 169 ) / 8.1 = - 3.0 SD
= status gizi pendek
Untuk Indeks BB/TB adalah
= Z Score = ( 60 – 36.9 ) / 4 = + 5.8 SD
= status gizi gemuk

Definisi Operasional Status Gizi


Sebenarnya untuk mendefinisikan operasional status gizi ini dapat dilakukan di klinik
kesehatan swasta maupun pemerintah yang menyediakan pengukuran status gizi, namun
demikian yang perlu diketahui masyarakat adalah pengertian dan pemahaman dari status gizi
anak, selanjutnya ketika mengunjungi klinik gizi hasilnya dapat segera diketahui termasuk
upaya-upaya mempertahankan status gizi yang baik.

Status Gizi Anak adalah keadaan kesehatan anak yang ditentukan oleh derajat
kebutuhan fisik energi dan zat-zat gizi lain yang diperoleh dari pangan dan makanan yang

11
dampak fisiknya diukur secara antroppometri ( Suharjo, 1996), dan dikategorikan
berdasarkan standar baku WHO-NCHS dengan indeks BB/U, TB/U dan BB/TB
Indikasi pengukuran dari variabel ini ditentukan oleh :
1. Penimbangan Berat Badan (BB) dan pengukuran Tinggi Badan (TB)
Dilakukan oleh petugas klinik gizi sesuai dengan syarat-syarat penimbangan berat badan
dan pengukuran tinggi badan yang baik dan benar penggunaan timbangan berat badan dan
meteran tinggi badan (mikrotoise)
2. Penentuan umur anak ditentukan sesuai tanggal penimbangan BB dan
Pengukuran TB, kemudian dikurangi dengan tanggal kelahiran yang diambil dari data
identitas anak pada sekolah masing-masing, dengan ketentuan 1 bulan adalah 30 hari dan
1 tahun adalah 12 bulan.
a. Kriteria objektifnya dinyatakan dalam rata-rata dan jumlah Z score
simpang baku (SSB) induvidu dan kelompok sebagai presen terhadap median
baku rujukan (Waterlow.et al, dalam, Djuamadias, Abunain, 1990) Untuk
menghitung SSB dapat dipakai rumus :
NIS− NMBR
Skor Baku Rujukan=
NSBR
Dimana : NIS : Nilai Induvidual Subjek
NMBR : Nilai Median Baku Rujukan
NSBR : Nilai Simpang Baku Rujukan
Hasil pengukuran dikategorikan sbb
1. Untuk BB/U
a. Gizi Kurang Bila SSB < - 2 SD
b. Gizi Baik Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gizi Lebih Bila SSB > +2 SD
2. TB/U
a. Pendek Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Tinggi Bila SBB > +2 SD
3. BB/TB
a. Kurus Bila SSB < -2 SD
b. Normal Bila SSB -2 s/d +2 SD
c. Gemuk Bila SSB > +2 SD

12
Dan juga status gizi diinterpretasikan berdasarkan tiga indeks antropomteri, (Depkes,
2004). Dan dikategorikan seperti yang ditunjuukan pada tabel 2. 3

Tabel 2.3 Kategori Interpretasi Status Gizi Berdasarkan Tiga Indeks (BB/U,TB/U,
BB/TB Standart Baku Antropometeri WHO-NCHS)
Indeks yang digunakan
Interpretasi
BB/U TB/U BB/TB
Normal, dulu kurang gizi Rendah Rendah Normal
Sekarang kurang ++ Rendah Tinggi Rendah
Sekarang kurang + Rendah Normal Rendah
Normal Normal Normal Normal
Sekarang kurang Normal Tinggi Rendah
Sekarang lebih, dulu kurang Normal Rendah Tinggi
Tinggi, normal Tinggi Tinggi Normal
Obese Tinggi Rendah Tinggi
Sekarang lebih, belum obese Tinggi Normal Tinggi
Keterangan : untuk ketiga indeks ( BB/U,TB/U, BB/TB) :
Rendah : < -2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Normal : -2 s/d +2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Tinggi : > + 2 SD Standar Baku Antropometri WHO-NCHS
Sumber: Depkes RI, 2004

Kesimpulan
Terjadinya gizi buruk pada anak bukan saja disebabkan oleh rendahnya intake
makanan terhadap kebutuhan makanan anak, tetapi kebanyakan orang tua tidak tahu
melakukan penilaian status gizi pada anaknya, sepertinya masyarakat atau keluarga hanya
tahu bahwa anak harus diberikan makan seperti halnya orang dewasa harus makan tiap
harinya.

13
BAB 3
KONSEP GIZI SEIMBANG

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia adalah masalah gizi kurang dan gizi
lebih. Pola pertumbuhan dan status gizi merupakan indikator kesejahteraan. Oleh karena itu,
perlu adanya program gizi yang berguna untuk mendorong kedua hal tersebut.
Masalah gizi menyebabkan kualitas SDM menjadi rendah. Adapun tujuan program pangan
dan gizi yang dikembangkan untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 adalah :
1. Meningkatkan ketersediaan komoditas pangan pokok dengan jumlah yang cukup,
kualitas memadai dan tersedia sepanjang waktu melalui peningkatan produksi dan
penganekaragaman serta pengembangan produksi olahan.
2. Meningkatkan penganekaragaman konsumsi pangan untuk memantapkan ketahanan
pangan tingkat rumah tangga.
3. Meningkatkan pelayanan gizi untuk mencapai keadaan gizi yg baik dengan
menurunkan prevalensi gizi kurang dan gizi lebih.

14
4. Meningkatkan kemandirian keluarga dalam upaya perbaikan status gizi untuk
mencapai hidup sehat.
Sejarah Gizi Seimbang
Pada tahun 1992 diselenggarakan konggres gizi internasional di Roma. Konggres
tersebut membahas pentingnya gizi seimbang untuk menghasilkan kualitas SDM yang
handal. Hasilnya adalah rekomendasi untuk semua negara menyusun PUGS (Pedoman
Umum Gizi Seimbang). Sebenarnya di Indonesia, pada tahun 1950 pernah diperkenalkan
pedoman 4 sehat 5 sempurna, yang kemudian setelah adanya konggres gizi internasional di
Roma dikembangkan PUGS pada tahun 1995. Slogan 4 sehat 5 sempurna merupakan bentuk
implementasi PUGS dan terdapat 13 pesan dalam PUGS.
Pengertian Gizi Seimbang
Gizi Seimbang adalah makanan yang dikonsumsi oleh individu sehari-hari yang
beraneka ragam dan memenuhi 5 kelompok zat gizi dalam jumlah yang cukup, tidak
berlebihan dan tidak kekurangan (Dirjen BKM, 2002). Menu seimbang : menu yang terdiri
dari beranekaragam makanan dengan jumlah dan proporsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna pemeliharaan dan perbaikan sel-sel tubuh dan proses
kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2001). Peranan berbagai
kelompok bahan makanan tergambar dalam piramida gizi seimbang yang berbentuk kerucut.
Populer dengan istilah “TRI GUNA MAKANAN”.
Pertama, sumber zat tenaga yaitu padi-padian dan umbi-umbian serta tepung-
tepungan yang digambarkan di dasar kerucut.Kedua, sumber zat pengatur yaitu sayuran dan
buah-buah digambarkan bagian tengah kerucut.
Ketiga, sumber zat pembangun, yaitu kacang-kacangan, makanan hewani dan hasil olahan,
digambarkan bagian atas kerucut.

15
Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang
1. Ekonomi (terjangkau dengan keuangan keluarga)
2. Sosial budaya (tidak bertentangan)
3. Kondisi kesehatan
4. Umur
5. Berat badan
6. Aktivitas
7. Kebiasaan makan (like or dislike).
8. Ketersediaan pangan setempat.
1.3 Pesan Umum Gizi Seimbang
1. Makanlah aneka ragam makanan.
2. Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi.
5. Gunakan garam beryodium.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.
8. Biasakan makan pagi.
9. Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
11. Hindari minuman yang beralkohol.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.

16
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.
Pesan 1: Makanlah aneka ragam makanan
Makan makanan yang beranekaragam sangat bermanfaat untuk kesehatan. Makanan
harus mengandung unsur zat gizi yang diperlukan tubuh baik kuantitas maupun kualitas.
Idealnya, ada zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
Pesan 2: Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi
Kebutuhan energi dapat tercukupi dengan mengkonsumsi makanan sumber
karbohidrat, protein dan lemak. Tanda kecukupan energi dapat dipantau dengan keadaan
berat badan yang normal. Pemantauan berat badan dilakukan pada bayi, balita dan usia
sekolah dengan menggunakan KMS; pada orang dewasa dengan penghitungan IMT (Indeks
Massa Tubuh); dan pada lansia dengan KMS Usila. Kelebihan energi disimpan dalam bentuk
lemak/ jaringan lain. Bila kelebihan tersebut berlanjut maka akan timbul penyakit (hipertensi,
jantung, DM, dll). Sedangkan untuk menutupi kekurangan energi, diambilkan cadangan
energi dari jaringan otak/ lemak. Bila keadaan ini berlanjut sebabkan penurunan daya kerja/
produktivitas kerja, prestasi belajar dan kreativitas, penurunan BB dan kekurangan gizi lain.
Pesan 3: Makanlah makanan sumber karbohidrat, setengah dari kebutuhan energi
Dua kelompok karbohidrat adalah karbohidrat kompleks dan karbohidrat sederhana.
Golongan karbohidrat kompleks: padi-padian (beras, jagung, gandum); umbi-umbian
(singkong, ubi jalar, kentang) serta tepung, sagu dan pisang. Karbohidrat kompleks
penyerapannya lebih lama sehingga tidak membuat mudah lapar. Golongan karbohidrat
sederhana : gula (menyebabkan mudah lapar). Pembatasaan konsumsi gula dianjurkan sampai
5% dari jumlah kecukupan energi atau ± 3 – 4 sendok makan setiap hari.
Apabila energi yang diperoleh dari makanan sumber karbohidrat kompleks (selain
gula) melebihi 60% atau 2/3 bagian dari energi yang dibutuhkan, maka kebutuhan protein,
vitamin dan mineral sulit dipenuhi.
Pesan 4: Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai seperempat dari kecukupan energi
Adapun guna lemak dan minyak adalah untuk meningkatkan jumlah energi,
membantu penyerapan vitamin A, D, E, K dan menambah lezat hidangan. Tiga golongan
lemak: lemak yang mengandung asam lemak tak jenuh ganda (paling mudah dicerna), lemak
yang mengandung asam lemak tak jenuh tunggal (mudah dicerna), dan lemak yang
mengandung asam lemak jenuh (sulit dicerna). Makanan yang mengandung asam lemak tak
jenuh ganda dan tak jenuh tunggal: berasal dari nabati, kecuali minyak kelapa. Sedangkan
makanan sumber asam lemak jenuh: berasal dari hewani. Konsumsi lemak dan minyak

17
kurang sama dengan 10% dan tidak lebih dari 25 % dari kebutuhan energi. Komposisi
konsumsi lemak nabati: hewani= 2 : 1
Kebiasaan mengkonsumsi lemak hewani berlebihan menyebabkan penyempitan
pembuluh darah arteri dan penyakit jantung koroner. Sedang makan ikan mengurangi risiko
penyakit jantung koroner, oleh karena lemak ikan mengandung asam lemak omega 3. Asam
lemak omega 3 berperan mencegah terjadinya penyumbatan lemak pada dinding pembuluh
darah.

Pesan 5: Gunakan garam beryodium


Garam beryodium yang dianjurkan adalah garam dg KIO3 (Kalium iodat) sebanyak 30-80
ppm. Sesuai Keppres No. 69 tahun 1994 menyatakan bahwa kekurangan yodium dapat
mengakibatkan GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium); gondok; kretin dan
penurunan IQ.
Indonesia kehilangan 140 juta IQ point akibat GAKY .
Dasar penghitungan klasifikasi pengurangan point IQ adalah :
Kretin (GAKY berat) 50 poin
Gondok 5 poin
Bayi di daerah GAKY 10 poin
GAKY bentuk lain 10 poin
Catatan :
Rata-rata IQ manusia normal = 110
IQ dibawah 80 point tergolong bodoh
IQ point merupakan ukuran kemampuan seseorang dalam hal berpikir, memecahkan masalah
dan menyesuaikan diri dengan keadaan yang baru.
Anjuran pemberian yodium :
Anak SD (daerah endemik berat) 1 kapsul / tahun
Wanita usia subur (WUS) 2 kapsul / tahun @ 200 mg
Ibu hamil 1 kapsul / tahun
Ibu menyusui 1 kapsul / tahun selama menyusui
Konsumsi garam beryodium ± 6 gram per hari/ 1 sendok teh.
Mutu garam baik dengan Tes Kit Yodina. Hasil warna garam yang bermutu baik adalah biru
keunguan.
Pesan 6: Makanlah makanan sumber zat besi
Fe merupakan unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan Fe
dapat berakibat Anemia Gizi Besi (AGB). Adapun Tanda-tanda AGB : pucat, lemah lesu,
pusing dan penglihatan berkunang-kunang; kadar Hb kurang dari normal.

18
Resiko AGB bagi ibu hamil adalah BBLR, perdarahan dan kematian. Bagi anak-anak
adalah kemampuan belajar turun. Sedangkan bagi orang dewasa adalah penurunan
produktivitas kerja. Sumber utama zat besi adalah bahan pangan hewani dan kacang-
kacangan serta sayuran berwarna hijau tua. Zat besi Fe pangan asal hewani/haeme lebih
mudah diserap (10-20%) daripada zat besi pangan asal nabati/non haeme (1-2%). Insidensi
atau angka kejadian AGB di Indonesia : tidak lebih sama dengan 63% bumil dan 55% balita.
Zat gizi yang membantu penyerapan Fe diantaranya protein hewani seperti daging, ikan dan
telur, vitamin C, vitamin A, Zink (Zn) dan asam folat. Program pemberian Tablet Tambah
Darah (TTD) bagi ibu hamil adalah 1 TTD selama 90 hari. Untuk balita dapat diberikan
preparat besi dalam bentuk sirup. Kandungan 1 TTD = 200 mg ferrosulfat = 60 mg besi
elemental + 0,25 mg asam folat
Pesan 7: Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya
ASI merupakan makanan terbaik bayi. Pemberian : 0-6 bulan (ASI Eksklusif =
pemberian ASI saja tanpa makanan lain). Kegagalan ASI Eksklusif sebabkan jumlah sel otak
berkurang 15-20%.MP-ASI: makanan/ minuman pendamping ASI untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.
Pesan 8: Biasakan makan pagi
Manfaat makan pagi adalah untuk memelihara ketahanan fisik, mempertahankan daya
tahan tubuh, meningkatkan produktifitas kerja dan meningkatkan konsentrasi belajar.
Kebiasaan makan pagi, membantu memenuhi kecukupan gizi sehari-hari. Sedangkan resiko
tidak membiasakan makan pagi adalah gangguan kesehatan yang berupa menurunnya kadar
gula darah.
Pesan 9: Minumlah air bersih, aman yang cukup jumlahnya
Air yang kita minum harus bersih dan aman (bebas dri kuman). Fungsi air dalam
tubuh adalah untuk melancarkan transportasi zat gizi dlm tubuh; mengatur keseimbangan
cairan dan garam mineral dalam tubuh; mengatur suhu tubuh; melancarkan dlm buang air
besar dan buang air kecil. Kebutuhan air minum ± 2 liter sehari/ 8 gelas sehari, dengan
kecukupan air minum dapat mencegah dehidrasi dan menurunkan resiko batu ginjal.
Pesan 10: Lakukan aktivitas fisik secara teratur
Manfaat dari melakukan aktifitas fisik adalah meningkatkan kebugaran; mencegah
kelebihan berat badan; meningkatkan fungsi jantung, paru dan otot; memperlambat proses
penuaan. Olahraga teratur disesuaikan dengan usia, jenis kelamin, pekerjaan dan kondisi
kesehatan. Salah satunya dengan membiasakan jalan kaki dengan jarak tempuh ± 50-100 m.

19
Pesan 11: Hindari minuman yang beralkohol
Alkohol mengandung energi, tapi tidak terdapat unsur gizi lain. Akibat kebiasaan
minum minuman beralkohol adalah terhambatnya proses penyerapan gizi; hilangnya zat-zat
gizi yang penting, meski mengkonsumsi makanan bergizi dalam jumlah yang cukup; kurang
gizi; penyakit gangguan hati; kerusakan saraf otak dan jaringan. Sedangkan efek samping
minuman alkohol: sering buang air kecil, ketagihan dan hilang kendali diri.
Pesan 12: Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan
Selain bergizi lengkap dan seimbang, makanan juga harus layak konsumsi (aman
untuk kesehatan). Syarat makanan aman adalah “wholesome” (zat-zat gizi tidak banyak yang
hilang dan bentuk fisiknya masih utuh. Kecuali, bila makanan sengaja akan diolah dan diubah
bentuk fisiknya).
Ciri makanan yang tidak sehat adalah berlendir, berjamur, aroma dan rasa berubah; lewat
tanggal kadaluwarsa dan rusak pada kemasan; terdapat zat/ bahan pengawet; cara pengolahan
yang tidak benar.
Pesan 13: Bacalah label pada makanan yang dikemas
Label adalah keterangan tentang isi, jenis, ukuran bahan-bahan yang digunakan, susunan zat
gizi, tanggal kadaluwarsa dan keterangan penting lain.
Beberapa singkatan yang lazim digunakan dalam label antara lain:
MD Makanan yang dibuat di dalam negeri
ML Makanan luar negeri (import)
Tanggal kadaluarsa, artinya batas waktu makanan tersebut masih layak
Exp
dikonsumsi. Sesudah tanggal tersebut, makanan tidak layak dikonsumsi
Standart Nasional Indonesia (keterangan mutu makanan telah sesuai dengan
SNI
persyaratan)
SP Sertifikat penyuluhan

BAB 4
MASALAH GIZI DI INDONESIA

Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun


penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan
kesehatan saja. Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifaktor, oleh karena itu
pendekatan penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor yang terkait.

20
Masalah gizi, meskipun sering berkaitan dengan masalah kekurangan pangan,
pemecahannya tidak selalu berupa peningkatan produksi dan pengadaan pangan. Pada kasus
tertentu, seperti dalam keadaan krisis (bencana kekeringan, perang, kekacauan sosial, krisis
ekonomi), masalah gizi muncul akibat masalah ketahanan pangan di tingkat rumah tangga,
yaitu kemampuan rumah tangga memperoleh makanan untuk semua anggotanya. Menyadari
hal itu, peningkatan status gizi masyarakat memerlukan kebijakan yang menjamin setiap
anggota masyarakat untuk memperoleh makanan yang cukup jumlah dan mutunya. Dalam
konteks itu masalah gizi tidak lagi semata-mata masalah kesehatan tetapi juga masalah
kemiskinan, pemerataan, dan masalah kesempatan kerja.
Masalah gizi di Indonesia dan di negara berkembang pada umumnya masih didominasi
oleh masalah Kurang Energi Protein (KEP), masalah Anemia Besi, masalah Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), masalah Kurang Vitamin A (KVA) dan masalah
obesitas terutama di kota-kota besar. Pada Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi tahun
1993, telah terungkap bahwa Indonesia mengalami masalah gizi £inda yang artinya
sementara masalah gizi kurang belum dapat diatasi secara menyeluruh, udah muncul masalah
baru, yaitu berupa gizi lebih.
Di samping masalah tersebut di atas, diduga ada masalah gizi mikro lainnya sepeni
defisiensi Zink yang sampai saat ini belum terungkapkan, karena adanya keterbatasan Iptek
Gizi, Secara umum masalah gizi di Indonesia, terutama KEP, masih lebih tinggi daripada
negara ASEAN lainnya. Pada tahun 1995 sekitar 35,4% anak balita di Indonesia menderita
KEP (persen median berat menurut umur <80%).>

4.1 MASALAH GIZI KAITAN DENGAN PEJAMU, AGENS DAN LINGKUNGAN


Suatu penyakit timbul karena tidak seimbangnya berbagai faktor, baik dari sumber
penyakit (agens), pejamu (host) dan lingkungan (environment). Hal itu disebut juga dengan
istilah penyebab majemuk (multiple causation of diseases) sebagai lawan dari peiiyebab
tunggal (single causation). Beberapa contoh mengenai agens, pejamu dan lingkungan akan
diuraikan di bawah ini.

Sumber Penyakit (Agens)


Faktor sumber penyakit dapat dibagi menjadi delapan unsur, yaitu unsur gizi, kimia
dari luar, kimia dari dalam, faktor faali/fisiologis, genetik, psikis, tenaga dan kekuatan fisik,
dan biologi/parasit.
1. Gizi

21
Unsur gizi swing diakibatkan oleh defisiensi zat gizi dan beberapa toksin yang
dihasilkan oleh beberapa bahan makanan, di samping akibat kelebihan zat gizi. Di bawah
ini beberapa penyakit yang diakibatkan oleh kekurangan dan kelebihan zat gizi tertentu
seperti terlihat pada Tabel 1.
2. Kimia dari Luar
Penyakit dapat muncul karena zat kimia dari luar seperti obat-obatan, bahan kimia
yang terdapal dalam makanan, penambahan zat aditif dalam makanan yang berlebihan.
3. Kimia dari Dalam
Agens yang berasal dari kimia dari dalam yang dihubungkan dengan metabolisme
dalam tubuh seperti sistem hormonal (hormon tiroksin), kelebihan lemak, dan
sebagainya.
4. Faktor Faali
Faktor faali dalam kondisi tertentu, seperti pada saat kehamilan, eklampsia pada
waktu melahirkan dengan tanda-tanda bengkak atau kejang.
Tabel 1. Penyakit yang Diakibatkan oleh Kekurang an/Kelebihan Zat Gizi
No. Penyakit Penyebab
1. Kurang Energi Protein (KEP)  Kekurangan energi dan protein
2. Anemia gizi  Kekurangan protein, vitamin C, asam folat,
vitamin B12, zat best (Fe)
3. Angular stomatitis  Kekurangan riboflavin
4. Keratomalasia  Kekurangan vitamin A
5. Rakhitis  Kekurangan vitamin D
6. Skorbut/sariawan  Kekurangan vitamin C
7. Gondok  Kekurangan yodium.
8. Kanker hati  Toksin yang ada dalam makanan seperti
aflatoksin pada kacang-kacangan. dll.
9. Beri-beri  Kekurangan vitamin B1
10 Penyakit jantung/hipertensi  Kelebihan lemak/kolesterol

5. Genetis
Beberapa penyakit yang disebabkan karena faktor genetis seperti diabetes mellitus
(kencing manis), kepala besar terdapat pada orang mongolid, buta warna, hemofill, dan
albino.
6. Faktor Psikis
Faktor psikis yang dapat menimbulkan penyakit adalah tekanan darah tinggi dan
tukak lambung yang disebabkan oleh perasaan tegang (stres).
7. Tenaga dan Kekuatan Fisik

22
Sinar matahari, sinar radioaktif, dan lain-lain merupakan faktor tenaga dan
kekuatan fisik yang dapat menimbulkan penyakit.
8. Faktor Biologis dan Parasit
Faktor biologis dan parasit (metazoa, bakteri, jamur) dapat menyebabkan penyak
defisiensi gizi atau infeksi.
Pejamu (Host)
Faktor-faktor pejamu yang mempengaruhi kondisi manusia hingga menimbulkan
penyakit, terdiri atas faktor genetis, umur, jenis kelamin, kelompok etnik, fisioiogi
imunologik, kebiasaan seseorang (kebersihan, makanan, kontak perorangan, peke, jaan,
rekreasi, pemanfaatan pelayanan kesehalan). Faktor pejamu yang cukup berpengaruh dalam
timbulnya penyakit, khususnya di negara yang sedang berkembar adalah kebiasaan buruk,
seperti membuang sampah dan kotoran tidak pada ten patnya, tabu, cara penyimpanan
makanan yang kuiang baik, higiene rumah tangga (jendela atau ventilasi, pekarangan) yang
kurang mendapat pernatian.
Lingkungan (Environment)
Faktor lingkungan dapat dibagi dalara tiga unsur utama, yaitu:
1. Lingkungan fisik, seperti cuaca atau iklim, tanah, dan air.
2. Lingkungan biologis:
a. Kependudukan: kepadatan penduduk.
b. Tumbuh-tumbuhan: sumber makanan yang dapat mempengaruhi sumber penyakit.
c. Hewan: sumber makanan, juga dapat sebagai tempat munculnya sumber penyakit.
3. Lingkungan sosial ekonomi:
a. Pekerjaan: yang berhubungan dengan bahan-bahan kimia.
b. Urbanisasi: kepadatan penduduk, adanya ketegangan dan tekanan sosial.
c. Perkembangan ekonomi: usaha koperasi di bidang kesehatan dan pendidikan. Golongan
ekonomi yang rendah lebih banyak menderita gizi kurang dibanding dengan golongan
ekonomi menengah ke atas. Sebaliknya, pada golongan yang terakhir insidensi
penyakit kardiovaskuler cenderung meningkal.
d. Bencana alam; peperangan, banjir, gunung meletus, dan sebagainya.

23
BAB 5
GIZI DAUR HIDUP

5.1 Gizi pada Ibu Hamil


Gizi seimbang adalah makanan yang dikonsumsi individu dalam satu hari yang
beraneka ragam dan mengandung zat tenaga, zat pembangun, maupun zat pengatur sesuai
dengan kebutuhannya.

24
Gizi seimbang diperlukan sepanjang siklus daur kehidupan wanita, termasuk bagi ibu hamil.
Materi gizi seimbang bagi ibu hamil akan membahas tentang:
1. Prinsip Gizi untuk Ibu Hamil.
2. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil.
4. Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Hamil.
5. Menu Seimbang untuk Ibu Hamil.
5.1.1 Prinsip Gizi untuk Ibu Hamil
Kehamilan merupakan anugerah yang luar biasa yang dapat membuat keluarga
menjadi bahagia. Perubahan fisik dan psikologis akan terjadi selama kehamilan. Masa
kehamilan ini sangat penting untuk menentukan kualitas anak. Oleh karena itu, selama
kehamilan ibu memerlukan makanan yang bergizi. Kecukupan gizi selama kehamilan
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan janinnya maupun aktivitas ibu.
Menurut Huliana (2001), makanan yang dikonsumsi ibu hamil dipergunakan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin sebesar 40 persen sedangkan 60 persen untuk
memenuhi kebutuhan ibu. Apabila masukan gizi pada ibu hamil tidak sesuai kebutuhan maka
kemungkinan dapat terjadi gangguan dalam kehamilan, baik terhadap ibu maupun janin yang
dikandungnya.
Makanan ibu hamil harus sesuai dengan kebutuhan yaitu makanan yang seimbang
dengan perkembangan masa kehamilan. Trimester I, pertumbuhan janin masih lambat
sehingga kebutuhan gizi untuk pertumbuhan janin belum begitu besar, tetapi ibu mengalami
ketidaknyamanan seperti ngidam, mual dan muntah. Trimester II dan III, pertumbuhan janin
berlangsung dengan cepat sehingga perlu memperhatikan kebutuhan gizinya.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang makanan sehat bagi ibu hamil, antara lain:
1. Menyediakan energi yang cukup (kalori) untuk kebutuhan kesehatan tubuh ibu dan
pertumbuhan bayi.
2. Menyediakan semua kebutuhan ibu dan bayi (meliputi protein, lemak, vitamin,
mineral).
3. Dapat menghindarkan pengaruh negatif bagi bayi.
4. Mendukung metabolisme tubuh ibu dalam memelihara berat badan sehat, kadar gula
darah, dan tekanan darah.
5.1.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Gizi Ibu Hamil
Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi ibu hamil antara lain:

25
1. Umur.
2. Berat badan.
3. Suhu lingkungan.
4. Aktivitas.
5. Status kesehatan.
6. Pengetahuan zat gizi dalam makanan.
7. Status ekonomi.
Umur
Lebih muda umur ibu hamil, maka energi yangg dibutuhkan lebih banyak.
Berat Badan
Berat badan lebih ataupun kurang dari berat badan rata-rata untuk umur tertentu, merupakan
faktor menentukan jumlah zat makanan yang harus dicukupi selama hamil.

Suhu Lingkungan
Suhu tubuh dipertahankan pada 36,5-37 derajat Celcius yang digunakan untuk metabolisme
optimum. Lebih besar perbedaan suhu tubuh dan lingkungan berarti lebih besar pula masukan
energi yang diperlukan.
Aktivitas
Semakin banyak aktivitas yang dilakukan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan oleh
tubuh.
Status Kesehatan
Pada saat kondisi tidak sehat maka asupan energi tetap harus diperhatikan.
Pengetahuan Zat Gizi dalam Makanan
Perencanaan dan penyusunan makanan kaum ibu atau wanita dewasa mempunyai
peranan yang penting. Faktor yang mempengaruhi perencanaan dan penyusunan makanan
yang sehat dan seimbang antara lain:
1. Kemampuan keluarga dalam membeli makanan.
2. Pengetahuan tentang zat gizi.
Dengan demikian, tubuh ibu akan menjadi lebih efisien dalam menyerap zat gizi dari
makanan sehari-hari.
Kebiasaan dan Pandangan Wanita Terhadap Makanan

26
Pada umumnya, kaum ibu atau wanita lebih memperhatikan keluarga daripada saat
ibu tersebut hamil. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilannya, minimal empat kali
selama kehamilannya.
Status Ekonomi
Status ekonomi maupun sosial mempengaruhi terhadap pemilihan makanan.
5.1.3 Kebutuhan Gizi Ibu Hamil
Kebutuhan gizi pada masa kehamilan berbeda dengan masa sebelum hamil,
peningkatan kebutuhan gizi hamil menurut Huliana (2001) sebesar 15 persen, karena
dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, volume darah, plasenta, air ketuban dan
pertumbuhan janin.
Penambahan kebutuhan gizi selama hamil antara lain meliputi:
1. Kalori.
2. Protein.
3. Lemak.
4. Karbohidrat.
5. Vitamin.
6. Mineral.
Kalori
Tambahan kalori selama hamil digunakan bagi janin maupun aktivitas ibu. Banyaknya kalori
yang dibutuhkan hingga melahirkan sekitar 80.000 Kkal atau membutuhkan tambahan 300
Kkal sehari. Menurut Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI 2004 tambahan kalori yang
dibutuhkan sekitar 300 Kkal per hari.

Kebutuhan kalori tiap trimester antara lain:


1. Trimester I, kebutuhan kalori meningkat secara minimalis.
2. Trimester II, kebutuhan kalori akan meningkat untuk kebutuhan ibu yang meliputi
penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, payudara dan lemak.
3. Trimester III, kebutuhan kalori akan meningkat untuk pertumbuhan janin dan
plasenta.

Protein
Penambahan protein selama kehamilan tergantung kecepatan pertumbuhan janinnya.
Kebutuhan protein pada trimester I hingga trimester II kurang dari 6 gram tiap harinya,

27
sedangkan pada trimester III sekitar 10 gram tiap harinya. Menurut Widyakarya Pangan dan
Gizi VI 2004 menganjurkan penambahan 17 gram tiap hari. Kebutuhan protein bisa didapat
dari nabati maupun hewani. Sumber hewani seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu.
Sedangkan sumber nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan.
Protein digunakan untuk:
1. Pembentukan jaringan baru, baik plasenta dan janin.
2. Pertumbuhan dan diferensiasi sel.
3. Pembentukan cadangan darah.
4. Persiapan masa menyusui.
Lemak
Lemak dibutuhkan untuk perkembangan dan pertumbuhan janin selama dalam
kandungan sebagai kalori utama. Lemak merupakan sumber tenaga dan untuk pertumbuhan
jaringan plasenta. Selain itu, lemak disimpan untuk persiapan ibu sewaktu menyusui. Kadar
lemak akan meningkat pada kehamilan tirmester III.
Karbohidrat
Sumber utama untuk tambahan kalori yang dibutuhkan selama kehamilan untuk
pertumbuhan dan perkembangan janin adalah karbohidrat. Jenis karbohidrat yang dianjurkan
adalah karbohidrat kompleks seperti roti, serelia, nasi dan pasta. Karbohidrat kompleks
mengandung vitamin dan mineral serta meningkatkan asupan serat untuk mencegah
terjadinya konstipasi.
Vitamin
Wanita hamil membutuhkan lebih banyak vitamin dibanding sebelum hamil.
Kebutuhan vitamin diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan janin serta
proses diferensiasi sel.Kebutuhan vitamin antara lain meliputi:
1. Asam folat.
2. Vitamin A.
3. Vitamin B.
4. Vitamin C.
5. Vitamin D.
6. Vitamin E.
7. Vitamin K.
Asam Folat

28
Asam folat merupakan vitamin B yang memegang peranan penting dalam
perkembangan embrio. Asam folat juga membantu mencegah neural tube defect, yaitu cacat
pada otak dan tulang belakang. Kekurangan asam folat dapat menyebabkan kehamilan
prematur, anemia, cacat bawaan, bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR), dan
pertumbuhan janin terganggu. Kebutuhan asam folat sekitar 600-800 miligram. Menurut
Widyakarya Pangan dan Gizi VI 2004 menganjurkan mengkonsumsi asam folat sebesar 5
mg/kg/hr (200 mg). Asam folat dapat didapatkan dari suplemen asam folat, sayuran berwarna
hijau, jeruk, buncis, kacang-kacangan dan roti gandum.
Vitamin A
Vitamin A mempunyai fungsi untuk penglihatan, imunitas, pertumbuhan dan
perkembangan embrio. Kekurangan vitamin A menyebabkan kelahiran prematur dan berat
badan lahir rendah. Sumber vitamin A antara lain: buah-buahan, sayuran warna hijau atau
kuning, mentega, susu, kuning telur dan lainnya.
Vitamin B
Vitamin B banyak sekali macamnya, antara lain: vitamin B1, vitamin B2, niasin dan
asam pantotenat yang dibutuhkan untuk membantu proses metabolisme. Vitamin B6 dan B12
diperlukan untuk membentuk DNA dan sel-sel darah merah. Sedangkan vitamin B6 berperan
dalam metabolisme asam amino.
Vitamin C
Vitamin C merupakan antioksidan yang melindungi jaringan dari kerusakan dan
dibutuhkan untuk membentuk kolagen serta menghantarkan sinyal ke otak. Vitamin C juga
membantu penyerapan zat besi di dalam tubuh. Ibu hamil disarankan mengkonsumsi 85
miligram per hari. Sumber vitamin C didapat dari tomat, jeruk, strawberry, jambu biji dan
brokoli.
Vitamin D
Vitamin D berfungsi mencegah hipokalsemia, membantu penyerapan kalsium dan
fosfor, mineralisasi tulang dan gigi serta mencegah osteomalacia pada ibu. Sumber vitamin D
terdapat pada ssusu, kuning telur dan dibuat sendiri oleh tubuh dengan bantuan sinar
matahari.
Vitamin E
Vitamin E berfungsi pada pertumbuhan sel dan jaringan serta integrasi sel darah merah.
Selama kehamilan, dianjurkan mengkonsumsi 2 miligram per hari.

Vitamin K

29
Kekurangan vitamin K dapat mengakibatkan gangguan perdarahan pada bayi. Pada
umumnya, kekurangan vitamin K jarang terjadi.
Mineral
Hampir sama dengan vitamin, pada wanita hamil membutuhkan lebih banyak mineral
dibanding sebelum hamil. Kebutuhan mineral diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan
perkembangan janin serta proses diferensiasi sel.
Kebutuhan mineral antara lain meliputi:
1. Zat besi.
2. Zat seng (zinc).
3. Kalsium.
4. Yodium.
5. Fosfor.
6. Fluor.
7. Natrium.
Zat Besi (Fe)
Kebutuhan zat besi akan meningkat 200-300 miligram dan selama kehamilan yang
dibutuhkan sekitar 1040 miligram. Zat besi dibutuhkan untuk memproduksi hemoglobin,
yaitu protein di sel darah merah yang berperan membawa oksigen ke jaringan tubuh. Selain
itu, penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi dan mengurangi kejadian anemia.
Defisiensi zat besi akan berakibat ibu hamil mudah lelah dan rentan infeksi, resiko persalinan
prematur dan berat badan bayi lahir rendah.
Untuk mencukupi kebutuhan zat besi, ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi 30
miligram tiap hari. Efek samping dari zat besi adalah konstipasi dan nausea (mual muntah).
Zat besi baik dikonsumsi dengan vitamin C, dan tidak dianjurkan mengkonsumsi bersama
kopi, the, dan susu. Sumber alami zat besi dapat ditemukan pada daging merah, ikan, kerang,
unggas, sereal, dan kacang-kacangan.
Zat Seng (Zin)
Zat seng digunakan untuk pembentukan tulang selubung syaraf tulang belakang.
Resiko kekurangan seng menyebabkan kelahiran prematur dan berat bayi lahir rendah.
Kebutuhan seng pada ibu hamil sekitar 20 miligram per hari. Sumber makanan yang
mengandung seng antara lain: kerang, daging, kacang-kacangan, sereal.

30
Kalsium
Ibu hamil membutuhkan kalsium untuk pembentukan tulang dan gigi, membantu
pembuluh darah berkontraksi dan berdilatasi, serta mengantarkan sinyal syaraf, kontraksi otot
dan sekresi hormon. Kebutuhan kalsium ibu hamil sekitar 1000 miligram per hari. Sumber
kalsium didapat dari ikan teri, susu, keju, udang, sarden, sayuran hijau dan yoghurt.
Yodium
Ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi yodium sekitar 200 miligram dalam bentuk
garam beryodium. Kekurangan yodium dapat menyebabkan hipotirodisme yang
berkelanjutan menjadi kretinisme.
Fosfor
Fosfor berperan dalam pembentukan tulang dan gigi janin serta kenaikan metabolisme
kalsium ibu. Kekurangan fosfor akan menyebabkan kram pada tungkai.
Fluor
Fluor diperlukan tubuh untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Kekurangan fluor
menyebabkan pembentukan gigi tidak sempurna. Fluor terdapat dalam air minum.
Natrium
Natrium berperan dalam metabolisme air dan bersifat mengikat cairan dalam jaringan
sehingga mempengaruhi keseimbnagan cairan tubuh pada ibu hamil. Kebutuhan natrium
meningkat seiring dengan meningkatnya kerja ginjal. Kebutuhan natrium ibu hamil sekitar
3,3 gram per minggu

5.2 Gizi Pada Ibu Menyusui


Prinsip Gizi Bagi Ibu Menyusui
Gizi pada ibu menyusui sangat erat kaitannya dengan produksi air susu, yang sangat
dibutuhkan untuk tumbuh kembang bayi. Bila pemberian ASI berhasil baik, maka berat
badan bayi akan meningkat, integritas kulit baik, tonus otot serta kebiasaan makan yang
memuaskan.
Ibu menyusui tidaklah terlalu ketat dalam mengatur nutrisinya, yang terpenting adalah
makanan yang menjamin pembentukan air susu yang berkualitas dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan bayinya.

31
5.2.1 Faktor- Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Ibu Menyusui
Faktor yang mempengaruhi gizi ibu menyusui adalah :
1. Pengaruh makanan erat kaitannya dengan volume ASI yang diproduksi per hari.
2. Protein, dengan adanya variasi individu maka dianjurkan penambahan 15-20 gram
protein sehari.
3. Suplementasi, jika makan sehari seimbang, suplementasi tidak diperlukan kecuali jika
kekurangan satu atau lebih zat gizi.
4. Aktivitas.
Pengaruh Status Gizi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan nutrisi selama laktasi didasarkan pada kandungan nutrisi air susu dan
jumlah nutrisi penghasil susu. Ibu menyusui disarankan memperoleh tambahan zat makanan
800 Kkal yang digunakan untuk memproduksi ASI dan untuk aktivitas ibu itu sendiri.
Kebutuhan Zat Gizi Ibu Menyusui
Kebutuhan kalori selama menyusui proporsional dengan jumlah air susu ibu yang
dihasilkan dan lebih tinggi selama menyusui dibanding selama hamil. Rata-rata kandungan
kalori ASI yang dihasilkan ibu dengan nurisi baik adalah 70 kal/ 100 ml, dan kira-kira 85 kal
diperlukan oleh ibu untuk tiap 100 ml yang dihasilkan. Rata-rata ibu menggunakan kira-kira
640 kal/ hari untuk 6 bulan pertama dan 510 kal/ hari selama 6 bulan kedua untuk
menghasilkan jumlah susu normal. Rata-rata ibu harus mengonsumsi 2300-2700 kal ketika
menyusui (Dudek, 2001).
Protein. Ibu memerlukan tambahan 20 gram diatas kebutuhan normal ketika menyusui.
Jumlah ini hanya 16 % dari tambahan 500 kal yang dianjurkan.
Cairan. Nutrisi lain yang diperlukan selama laktasi adalah asupan cairan. Dianjurkan ibu
menyusui minum 2-3 liter per hari, dalam bentuk air putih, susu dan jus buah.
Vitamin dan mineral. Kebutuhan vitamin dan mineral selama menyusui lebih tinggi
daripada selama hamil.
5.2.2 Dampak Kekurangan Gizi Ibu Menyusui
Kekurangan gizi pada ibu menyusui menimbulkan gangguan kesehatan pada ibu dan bayinya.
Gangguan pada bayi meliputi proses tumbang anak, bayi mudah sakit, mudah terkena infeksi.
Kekurangan zat-zat esensial menimbulkan gangguan pada mata ataupun tulang.
5.2.3Pendidikan Gizi Bagi Ibu Menyusui
1. Buatlah setiap gigitan berarti.
Makan makanan yang bermanfaat untuk menghasilkan susu yang baik dari segi
kualitas maupun kuantitas dan mempercepat kondisi setelah melahirkan.
32
2. Semua kalori tidak diciptakan setara.
Memilih makanan yang mengandung kalori sesuai dengan kebutuhan.
3. Jika anda kelaparan, maka bayi juga.
Jangan melewatkan makan jika saat menyusui karena dapat memperpendek umur dan
daya hidup.
4. Jadilah ahli efesiensi.
Memilih makanan yang bergizi tidak harus mahal, yang terpenting sesuai dengan
kebutuhan nutrisi selama laktasi.
5. Karbohidrat adalah isu komplek.
Karbohidrat komplek kaya akan vitamin dan mineral, sehingga menghasilkan air susu
yang baik dan cukup.
6. Yang manis tidak ada manfaatnya- bahkan menimbulkan masalah.
Kalori yang berasal dari gula, kurang bermanfaat, konsumsi makanan yang manis
dikurangi.
7. Makanlah makanan yang alami.
Makanan olahan biasanya banyak kehilangan nilai gizinya sehingga akan mengurangi
nilai gizi air susu.
8. Buatlah kebiasaan makan yang baik sebagai kebiasaan keluarga, hal ini akan
bermanfaat untuk kesehatan keluarga.
Jangan minum minuman beralkohol, obat-obatan, kopi atau merokok. Hal tersebut
akan mempengaruhi produksi air susu dan menimbulkan gangguan pada ibu dan bayi.

5.3 Gizi Pada Bayi


5.3.1. PRINSIP GIZI SEIMBANG BAGI BAYI
Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun, dengan bertambahnya umur bayi
dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah
ASI. Bayi harus mendapat makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang
dihasilkan ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu hamil/
menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi 100-110 Kkal
energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi mengandung kurang lebih 67 Kkal
tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi
memerlukan jumlah energi tersebut.

33
5.3.2 MACAM-MACAM MAKANAN BAYI
Makanan bayi beraneka ragam macamnya yaitu :
1. ASI ( Air Susu Ibu)
Makanan yang paling baik untuk bayi segera lahir adalah ASI. ASI mempunyai
keunggulan baik ditinjau segi gizi, daya kekebalan tubuh, psikologi, ekonomi dan
sebagainya.
a. Manfaat ASI
1) Ibu
Aspek kesehatan ibu : isapan bayi akan merangsang terbentuknya oksitosin
oleh kelenjar hipofisis. Oksitosin akan membantu involusi uterus dan
mencegah terjadi perdarahan post partum. Penundaan haid dan
berkurangnya perdarahan post partum mengurangi prevalensi anemia zat
besi. Selain itu, mengurangi angka kejadian karsinoma mammae.
Aspek keluarga berencana : merupakan KB alami, sehingga dapat
menjarangkan kehamilan. Menurut penelitian, rerata jarak kehamilan
pada ibu yang menyusui adalah 24 bulan, sedangkan yang tidak 11
bulan.
Aspek psikologis : ibu akan merasa bangga dan diperlukan oleh bayinya
karena dapat menyusui.
2) Bayi
Nutrien (zat gizi) yang sesuai untuk bayi : mengandung lemak, karbohidrat,
protein, garam dan mineral serta vitamin.
Mengandung zat protektif : terdapat zat protektif berupa laktobasilus
bifidus,laktoferin, lisozim, komplemen C3 dan C4, faktor
antistreptokokus, antibodi, imunitas seluler dan tidak menimbulkan
alergi.
Mempunyai efek psikologis yang menguntungkan : sewaktu menyusui kulit
bayi akan menempel pada kulit ibu, sehingga akan memberikan manfaat
untuk tumbuh kembang bayi kelak. Interaksi tersebut akan menimbulkan
rasa aman dan kasih sayang.
Menyebabkan pertumbuhan yang baik : bayi yang mendapat ASI akan
mengalami kenaikan berat badan yang baik setelah lahir, pertumbuhan
setelah periode perinatal baik dan mengurangi obesitas.

34
Mengurangi kejadian karies dentis : insiden karies dentis pada bayi yang
mendapat susu formula lebih tinggi dibanding yang mendapat ASI,
karena menyusui dengan botol dan dot pada waktu tidur akan
menyebabkan gigi lebih lama kontak dengan sisa susu formula dan
menyebabkan gigi menjadi asam sehingga merusak gigi.
Mengurangi kejadian maloklusi : penyebab maloklusi rahang adalah
kebiasaan lidah yang mendorong ke depan akibat menyusu dengan botol
dan dot.
3) Keluarga
Aspek ekonomi : ASI tidak perlu dibeli dan karena ASI bayi jarang sakit
sehingga dapat mengurangi biaya berobat.
Aspek psikologis : kelahiran jarang sehingga kebahagiaan keluarga
bertambah dan mendekatkan hubungan bayi dengan keluarga.
Aspek kemudahan : menyusui sangat praktis sehingga dapat diberikan
dimana saja dan kapan saja serta tidak merepotkan orang lain.
4) Negara
Menurunkan angka kesakitan dan kematian anak.
Adanya faktor protektif dan nutrien yang sesuai dalam ASI menjamin
status gizi bayi baik serta angka kesakitan dan kematian menurun.
Beberapa penelitian epidemiologis menyatakan bahwa ASI melindungi
bayi dan anak dari penyakit infeksi, seperti diare, otitis media, dan
infeksi saluran pernafasan bagian bawah.
Mengurangi subsidi untuk rumah sakit.
Dengan adanya rawat gabung maka akan memperpendek lama rawat
inap ibu dan bayi, mengurangi komplikasi persalinan dan infeksi
nosokomial serta mengurangi biaya perawatan anak sakit.
Mengurangi devisa untuk membeli susu formula.
ASI dapat dianggap sebagai kekayaan nasional. Jika semua ibu
menyusui, diperkirakan akan menghemat devisa sebesar Rp 8,6 milyar
untuk membeli susu formula.
Meningkatkan kualitas generasi penerus bangsa.
Anak yang dapat ASI dapat tumbuh kembang secara optimal, sehingga
kualitas generasi penerus bangsa akan terjamin.

35
b. Komposisi ASI
Komposisi ASI tidak sama dari waktu ke waktu, hal ini berdasarkan pada
stadium laktasi. Komposisi ASI dibedakan menjadi 3 macam yaitu:
1) Kolustrum : ASI yang dihasilkan pada hari pertama sampai hari ketiga setelah
bayi lahir.
2) ASI transisi : ASI yang dihasilkan mulai hari keempat sampai hari ke
sepuluh.
3) ASI mature : ASI yang dihasilkan mulai hari kesepuluh sampai dengan
seterusnya.
Tabel 5.1. Komposisi Kandungan ASI
Kandungan Kolustrum Transisi ASI mature
Energi (kg kla) 57,0 63,0 65,0
Laktosa (gr/ 100 ml) 6,5 6,7 7,0
Lemak (gr/ 100 ml) 2,9 3,6 3,8
Protein (gr/ 100 ml) 1,195 0,965 1,324
Mineral (gr/ 100 ml) 0,3 0,3 0,2
Immunoglubin : 335,9 - 119,6
Ig A (mg/ 100ml) 5,9 - 2,9
Ig G (mg / 100 ml) 17,1 - 2,9
Ig M (mg/ 100 ml)
Lisosin (mg/ 100 ml) 14,2-16,4 - 24,3-27,5
Laktoferin 420-520 - 250-270
Sumber : Pelatihan Manajemen Laktasi, RSCM, 1989.
c. Kecukupan ASI
Untuk mengetahui kecukupan ASI dapat dilihat dari :
1) Berat badan waktu lahir telah tercapai sekurang-kurangnya akhir 2 minggu
setelah lahir dan selama itu tidak terjadi penurunan berat badan lebih 10 %.
2) Kurve pertumbuhan berat badan memuaskan, yaitu menunjukkan berat badan
pada triwulan ke 1: 150-250 gr setiap minggu, triwulan ke 2 : 500-600 gr
setiap bulan, triwulan ke 3 : 350-450 gr setiap bulan, triwulan ke 4 :250-350
gr setiap bulan atau berat badan naik 2 kali lipat berat badan waktu lahir
pada umur 4-5 bulan dan 3 kali lipat pada umur satu tahun.
3) Bayi lebih banyak ngompol, sampai 6 kali atau lebih dalam sehari.
4) Setiap kali menyusui, bayi menyusu dengan rakus, kemudian melemah dan
tertidur.
5) Payudara ibu terasa lunak setelah menyusui.

36
2. MPASI ( Makanan Pendamping ASI)
Makanan pendamping ASI (MPASI) diberikan setelah bayi berumur 6 bulan.
Jenis MPASI diantaranya:
 Buah-buahan yang dihaluskan/ dalam bentuk sari buah. Misalnya pisang
Ambon, pepaya , jeruk, tomat.
 Makanan lunak dan lembek. Misal bubur susu, nasi tim.
 Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng/ karton/ sachet.
Tujuan pemberian makanan tambahan pendamping ASI adalah :
 Melengkapi zat gizi ASI yang sudah berkurang.
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima bermacam-macam
makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan.
 Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi tinggi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MPASI :
 Perhatikan kebersihan alat makan.
 Membuat makanan secukupnya.
 Berikan makanan dengan sebaik-baiknya.
 Buat variasi makanan.
 Ajak makan bersama anggota keluarga lain.
 Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan.
 Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang yang lama.

5.3.3 CARA PENGELOLAAN MAKANAN BAYI


Bayi setelah lahir sebaiknya diberikan ASI, namun seiring dengan tumbuh kembang
diperlukan makanan pendamping ASI.

Tabel 5.2. Definisi Pemberian Makanan Bayi


Pemberian ASI Eksklusif Bayi hanya diberikan ASI tanpa makanan atau
(Exclusive breastfeeding) minuman lain termasuk air putih, kecuali obat,
vitamin dan mineral dan ASI yang diperas.

37
Pemberian ASI Predominan Selain mendapat ASI, bayi juga diberi sedikit
(Predominant breastfeeding) air minum, atau minuman cair lain, misal air
teh.
Pemberian ASI Penuh Bayi mendapat salah satu ASI eksklusif atau
(Full breastfeeding) ASI predominan.
Pemberian Susu Botol Cara pemberian makan bayi dengan susu apa
(Bottle feeding) saja, termasuk juga ASI diperas dengan botol.
Pemberian ASI Parsial Sebagian menyusui dan sebagian lagi susu
(Artificial feeding) buatan/ formula atau sereal atau makanan lain.
Pemberian Makanan Pendamping Memberikan bayi makanan lain disamping ASI
ASI (MPASI) tepat waktu (Timely ketika waktunya tepat yaitu mulai 6 bulan.
complementary feeding)
Tabel 5.3. Rekomendasi Pemberian Makanan Bayi
Mulai menyusui Dalam waktu 30-60 menit setelah melahirkan.
Menyusui eksklusif Umur 0-6 bulan pertama.
Makanan pendamping ASI Mulai diberikan pada umur antara 4-6 bulan (umur
(MPASI) yang tepat bervariasi, atau bila menunjukkan
kesiapan neurologis dan neuromuskuler).
Berikan MPASI Pada semua bayi yang telah berumur lebih dari 6
bulan.
Teruskan pemberian ASI Sampai anak berumur 2 tahun atau lebih.
Tabel 5. 4. Jadwal Pemberian Makanan pada Bayi
Umur Macam makanan Pemberian selama 24 jam
1-2 minggu ASI atau Sesuka bayi
3 mg s/d 3 bulan Formula adaptasi 6-7 kali 90 ml
3 bulan ASI atau Sesuka bayi
4-5 bulan Formula adaptasi 6 kali 100-150 ml
6 bulan ASI atau Sesuka bayi
7-12 bulan Formula adaptasi 5 kali 180 ml
Jus buah 1-2 kali 50-75 ml
ASI atau Sesuka bayi
Formula adaptasi 4 kali 180 ml
Bubur susu 1 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1 kali 50-100 ml
ASI atau Sesuka bayi
Formula adaptasi 3 kali 180-200 ml
Bubur susu 2 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1 kali 50-100 ml
ASI atau Sesuka bayi
Formula adaptasi 2 kali 200-250 ml
Bubur susu 2x 40- 50 g bubuk
Nasi tim 1 x 40-50 g bubuk
Jus buah 1-2 kali 50-100 ml
Sumber: Ilmu Gizi Klinis Pada Anak, 2000
5.3.4 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMBERIAN MAKANAN
PADA BAYI

38
Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan anak dapat
berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak mampu makan
sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak dan ibu. Ibu yang tegang,
cemas, mudah marah merupakan suatu kecenderungan untuk menimbulkan
kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang proses
metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan hubungan lekat ibu
dan anak, mengurangi resiko terjadinya hipoglikemia, hiperkalemi,
hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur keperluan akan
makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya sendiri akan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10. Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis makanan
dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
5.3.5 PENGARUH STATUS GIZI SEIMBANG BAGI BAYI
Tumbuh kembang anak selain dipengaruhi oleh faktor keturunan juga dipengaruhi
oleh faktor lingkungan. Adapun faktor lingkungan yang berpengaruh adalah masukan
makanan (diet), sinar matahari, lingkungan yang bersih, latihan jasmani dan keadaan
kesehatan. Pemberian makanan yang berkualitas dan kuantitasnya baik menunjang
tumbuh kembang, sehingga bayi dapat tumbuh normal dan sehat/ terbebas dari
penyakit.
Makanan yang diberikan pada bayi dan anak akan digunakan untuk pertumbuhan
badan, karena itu status gizi dan pertumbuhan dapat dipakai sebagai ukuran untuk
memantau kecukupan gizi bayi dan anak. Kecukupan makanan dan ASI dapat dipantau

39
dengan menggunakan KMS. Daerah diatas garis merah dibentuk oleh pita warna
kuning, hijau muda, hijau tua, hijau muda dan kuning. Setiap pita mempunyai nilai 5 %
perubahan baku. Diatas kurve 100 % adalah status gizi lebih. Diatas 80 % sampai
dengan batas 100 % adalah status gizi normal, yang digambarkan oleh pita warna hijau
muda sampai hijau tua.
5.3.6 DAMPAK KELEBIHAN DAN KEKURANGAN GIZI PADA BAYI
Makanan yang ideal harus mengandung cukup energi dan zat esensial sesuai dengan
kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang kelebihan akan energi mengakibatkan
obesitas, sedang kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan
menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan menjadi racun bagi tubuh. Misalnya
hipervitaminosis A, hipervitaminosis D dan hiperkalemi.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama berakibat menghambat
pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi dalam tubuh sehingga terjadi marasmus
(gizi kurang/ buruk). Kekurangan zat esensial mengakibatkan defisiensi zat gizi
tersebut. Misalnya xeroftalmia (kekurangan vit.A), Rakhitis (kekurangan vit.D).

5.4 Gizi pada Anak


Dalam masa pertumbuhan, Balita sehat membutuhkan lebih banyak lemak dari pada
orang dewasa, dan relatif membutuhkan lebih sedikit serat dibanding menu makanan bagi
orang dewasa. Secara keseluruhan kebutuhan gizi balita berbeda dari orang dewasa.Untuk itu,
saat merencanakan menu makanan balita, hendaknya bunda memperhatikan hal-hal berikut:
5.4.1 Jumlah Kandungan Gula & Garam
Jangan sekalipun menggunakan gula dan garam pada menu makanan bayi di bawah
satu tahun. Kalau pun ia sudah berusia di atas 1 tahun, batasi penggunaannya. Konsumsi
garam untuk balita tidak lebih dari 1/6 jumlah maksimum orang dewasa sehari atau kurang
dari 1 gram. Perhatikan pilihan menu makanan balita karena makanan orang dewasa belum
tentu cocok untuknya. Terutama jika sedang bepergian atau makan di luar rumah. Menu
makanan orang dewasa umumnya mengandung jumlah garam atau gula yang melebihi
kebutuhan gizi balita serta melebihi kemampuan tubuh mungil mereka untuk mencerna.
Selain dari pada itu, makanan orang dewasaan mengandung bahan pengawet atau pewarna
buatan.
5.4.2 Porsi Makan yang Berbeda
Menu sehat balita harus mempunyai gizi seimbang antara kandungan protein,
karbohidrat, vitamin dan serat. Dalam masa pertumbuhan, balita sehat membutuhkan menu

40
makanan sebagai sumber energi yang lengkap gizi dalam jumlah kecil namun sering. 
Berbeda dengan orang dewasa yang dapat memakan porsi lebih besar untuk merasa kenyang
lebih lama.
5.4.3 Kebutuhan Energi & Nutrisi
Sumber gizi balita sehat berasal dari makanan yang mengandung gizi lengkap seperti
karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat. Kesemuanya wajib masuk dalam
daftar menu makanan balita untuk dikonsumsi anak setiap hari. Aturlah agar semua sumber
gizi tersebut ada dalam menu sehari.
5.4.4 ASI dan Susu Pertumbuhan
Susu adalah menu utama bayi dan balita hingga anak memasuki usia sekolah. Susu
melengkapi sumber gizi balita sebagai salah satu sumber kalsium dan vitamin serta
kandungan nutrisi lainnya yang diperlukan anak dalam masa pertumbuhan. ASI merupakan
menu utama bayi terutama di bulan-bulan awal hingga memasuki usia 6 bulan. Setelah itu,
asupan gizi perlu diimbangi dengan menu makanan lainnya. Saat memasuki usia balita pra
sekolah paling sedikit merekamembutuhkan 350 ml per hari. Dan tentunya kebutuhan setiap
anak bervariasi tergantung dari kelengkapan gizi dan porsi makan mereka. Perlu untuk
diingat, Susu Kental Manis atau SCM tidak termasuk susu pertumbuhan karena mengandung
lebih banyak gula, dan umumnya tidak cocok untuk usia anak di bawah 1 tahun.

5.5 Gizi pada Remaja dan Dewasa


5.5.1 Prinsip Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa
Masa remaja merupakan saat terjadinya perubahan-perubahan cepat dalam
proses pertumbuhan fisik, kognitif dan psikososial. Pada masa ini terjadi kematangan
seksual dan tercapainya bentuk dewasa karena pematangan fungsi endokrin. Pada saat
proses pematangan fisik, juga terjadi perubahan komposisi tubuh.
Periode Adolesensia ditandai dengan pertumbuhan yang cepat (Growth Spurt)
baik tinggi badannnya maupun berat badannya. Pada periode growth spurt, kebutuhan
zat gizi tinggi karena berhubungan dengan besarnya tubuh.
Growth Spurt :
- Anak perempuan : antara 10 dan 12 tahun
- Anak laki-laki : umur 12 sampai 14 tahun.
Permulaan growth spurt pada anak tidak selalu pada umur yang sama melainkan
tergantung individualnya. Pertumbuhan yang cepat biasanya diiringi oleh pertumbuhan
aktivitas fisik sehingga kebutuhan zat gizi akan naik pula.

41
Penyelidikan membuktikan bahwa apabila manusia sudah mencapai usia lebih
dari 20 tahun, maka pertumbuhan tubuhnya sama sekali sudah terhenti. Ini berarti,
makanan tidak lagi berfungsi untuk pertumbuhan tubuh, tetapi untuk mempertahankan
keadaan gizi yang sudah didapat atau membuat gizinya menjadi lebih baik. Dengan
demikian, kebutuhan akan unsure-unsur gizi dalam masa dewasa sudah agak konstan,
kecuali jika terjadi kelainan-kelainan pada tubuhnya, seperti sakit dan sebagainya.
Sehingga mengharuskandia mendapatkan kebutuhan zat gizi yang lebih dari biasanya.
5.5.2 Faktor Yang Mempengaruhi Gizi Remaja Dan Dewasa
Faktor yang mempengaruhi gizi pada remaja dan dewasa :
- Kemampuan keluarga untuk membeli makanan atau pengetahuan tentang zat gizi.
- Pekerjaan
Data terbaru dari kesehatan nasional dan survey pengujian ilmu gizi (NHNES)
menyatakan bahwa konsumsi energi wanita dari umur 11 sampai 51 tahun bervariasai,
dari kalori yang rendah (sekitar 1329) sampai kalori yang tinggi (1958 kalori).
Konsumsi makanan wanita perlu mempertimbangkan kadar lemak kurang dari 30 %
dan tinggi kalsium sekitar 800-1200 mg/ hari. Rata-rata RDA kebutuhan kalsium 1000
mg. selain itu, wanita juga harus memperhatikan unsur sodium, cara pengolahan
makanan dan para wanita perlu membatasi makanan kaleng atau makanan dalam kotak.
5.5.3 Kebutuhan Gizi Seimbang
Pada anak remaja kudapan berkontribusi 30 % atau lebih dari total asupan kalori
remaja setiap hari. Tetapi kudapan ini sering mengandung tinggi lemak, gula dan
natrium dan dapat meningkatkan resiko kegemukan dan karies gigi. Oleh karena itu,
remaja harus didorong untuk lebih memilih kudapan yang sehat. Bagi remaja, makanan
merupakan suatu kebutuhan pokok untuk pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya.
Kekurangan konsumsi makanan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif, akan
menyebabkan metabolisme tubuh terganggu.
Kecukupan gizi merupakan kesesuaian baik dalam hal kualitas maupun
kuantitas zat-zat gizi sesuai dengan kebutuhan faali tubuh.
Kebutuhan energi diperlukan untuk kegiatan sehari-hari maupun untuk proses
metabolisme tubuh. Cara sederhana untuk mengetahui kecukupan energi dapat dilihat
dari berat badan seseorang. Pada remaja perempuan 10-12 tahun kebutuham energinya
50-60 kal/kg BB/ hari dan usia 13-18 tahun sebesar 40-50 kal/ kg BB/ hari.

42
Kebutuhan protein meningkat karena proses tumbuh kembang berlangsung
cepat. Apabila asupan energi terbatas/ kurang, protein akan dipergunakan sebagai
energi.
Kebutuhan protein usia 10-12 tahun adalah 50 g/ hari, 13-15 tahun sebesar 57 g/ hari
dan usia 16-18 tahun adalah 55 g/ hari. Sumber protein terdapat dalam daging, jeroan,
ikan, keju, kerang dan udang (hewani). Sedangkan protein nabati pada kacang-
kacangan, tempe dan tahu.
Lemak dapat diperoleh dari daging berlemak, jerohan dan sebagainya.
Kelebihan lemak akan disimpan oleh tubuh sebagai lemak tubuh yang sewaktu- waktu
diperlukan. Departemen Kesehatan RI menganjurkan konsumsi lemak dibatasi tidak
melebihi 25 % dari total energi per hari, atau paling banyak 3 sendok makan minyak
goreng untuk memasak makanan sehari. Asupan lemak yang terlalu rendah juga
mengakibatkan energi yang dikonsumsi tidak mencukupi, karena 1 gram lemak
menghasilkan 9 kalori. Pembatasan lemak hewani dapat mengakibatkan asupan Fe dan
Zn juga rendah.
Kebutuhan vitamin dan mineral pada saat ini juga meningkat. Golongan
vitamin B yaitu vitamin B1 (tiamin), vitamin B2 (riboflavin) maupun niasin diperlukan
dalam metabolisme energi. Zat gizi yang berperan dalam metabolisme asam nukleat
yaitu asam folat dan vitamin B12. Vitamin D diperlukan dalam pertumbuhan kerangka
tubuh/ tulang. Selain itu, agar sel dan jaringan baru terpelihara dengan baik, maka
kebutuhan vitamin A, C dan E juga diperlukan.
Kekurangan Fe/ zat besi dalam makanan sehari-hari dapat menimbulkan
kekurangan darah yang dikenal dengan anemia gizi besi (AGB). Makanan sumber zat
besi adalah sayuran berwarna hijau, kacang-kacangan, hati, telur dan daging. Fe lebih
baik dikonsumsi bersama dengan vitamin C, karena akan lebih mudah terabsorsi.
5.5.4 Pengaruh Status Gizi Pada Sistem Reproduksi
Kebutuhan energi dan nutrisi dipengaruhi oleh usia reproduksi, tingkat aktivitas
dan status nutrisi. Nutrisi yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan.
Kekurangan nutrisi pada seorang yang mengalami anemia dan kurang berat badan lebih
banyak akan melahirkan bayi BBLR (berat badan lahir rendah) dibandingkan dengan
wanita dengan usia reproduksi yang aman untuk hamil.

5.5.6 Pendidikan Gizi Pada Wanita Remaja Dan Dewasa

43
Pendidikan gizi pada wanita remaja dan dewasa diperlukan untuk mencapai
status gizi yang baik dan berperilaku gizi yang baik dan benar. Adapun pesan dasar gizi
seimbang yang diuraikan oleh Depkes adalah:
1. Makanlah aneka ragam makanan.
Tidak satupun jenis makanan yang mengandung semua zat gizi, yang mampu
membuat seseorang hidup sehat, tumbuh kembang dan produktif. Makan makanan
yang mengandung unsur-unsur gizi yang diperlukan oleh tubuh baik kualitas
maupun kuantitas. Jadi, mengonsumsi makanan yang beraneka ragam menjamin
terpenuhinya kecukupan sumber zat tenaga, zat pembangun dan zat pengatur.
2. Makanlah makanan untuk mencukupi kecukupan energi.
Setiap orang dianjurkan untuk memenuhi makanan yanng cukup kalori (energi) agar
dapat hidup dan beraktivitas sehari-hari. Kelebihan konsumsi kalori akan ditimbun
sebagai cadangan didalam tubuh yang berbentuk jaringan lemak.
3. Makanlah makanan sumber karbohidrat setengah dari kebutuhan energi.
Ada dua kelompok karbohidrat yaitu karbohidrat kompleks dan sederhana. Proses
pencernaan dan penyerapan karbohidrat kompleks berlangsung lebih lama daripada
yang sederhana. Konsumsi karbohidrat kompleks sebaiknya dibatasi 50% saja dari
kebutuhan energi sehingga tubuh dapat memenuhi sumber zat pembangun dan
pengatur.
4. Batasi konsumsi lemak dan minyak sampai ¼ dari kecukupan energi.
Lemak dan minyak yang terdapat dalam makanan berguna untuk meningkatkan
jumlah energi, membantu penyerapan vitamin (A, D, E dan K) serta menambah
lezatnya hidangan. Mengonsumsi lemak dan minyak secara berlebihan akan
mengurangi konsumsi makanan lain.
5. Gunakan garam beryodium.
Kekurangan garam beryodium mengakibatkan penyakit gondok.
6. Makanlah makanan sumber zat besi.
Zat besi adalah unsur penting untuk pembentukan sel darah merah. Kekurangan zat
besi berakibat anamia gizi besi (AGB), terutama diderita oleh wanita hamil, wanita
menyusui dan wanita usia subur.
7. Berikan ASI saja pada bayi sampai umur 6 bulan dan tambahkan MP-ASI
sesudahnya.
ASI merupakan makanan terbaik untuk bayi, karena mempunyai kelebihan yang
meliputi 3 aspek baik aspek gizi, aspek kekebalan dan kejiwaan.

44
8. Biasakan makan pagi.
Bagi remaja dan dewasa makan pagi dapat memelihara ketahanan fisik, daya tahan
tubuh, meningkatkan konsentrasi belajar dan meningkatkan produktivitas kerja.
9. Minumlah air bersih yang aman dan cukup jumlahnya.
Aman berarti bersih dan bebas kuman.
10. Lakukan aktivitas fisik secara teratur.
Dapat meningkatkan kebugaran, mencegah kelebihan berat badan, meningkatkan
fungsi jantung, paru dan otot serta memperlambat proses penuaan.
11. Hindari minum minuman beralkohol.
Sering minum minuman beralkohol akan sering BAK sehingga menimbukan rasa
haus. Alkohol hanya mengandung energi, tetapi tidak mengandung zat lain.
12. Makanlah makanan yang aman bagi kesehatan.
Selain harus bergizi lengkap dan seimbang, makanan harus layak dikonsumsi
sehingga aman untuk kesehatan. Makanan yang aman yaitu bebas dari kuman dan
bahan kimia dan halal.
13. Bacalah label pada makanan yang dikemas.

BAB 6
DIET JANTUNG

45
Diet untuk jantung yang sehat dengan hanya memakan makanan yang hambar dan
membosankan itu sudah kuno. Sebab saat ini, sudah banyak petuntuk yang bisa membantu
anda untuk menurunkan resiko penyakit jantung, sambil tetap bisa menikmat berbagai
makanan yang lezat dan terbuat dari bahan-bahan yang fresh misalnya salmon, avocado,
minyak zaitun, oats, wholegrain dan berbagai macam buah serta sayuran. Ada banyak hal
yang bisa anda lakukan, dan seringkali, memperhatikan diet (dan menurunkan berat badan
jika perlu) adalah perubahan paling sederhana yang bisa anda lakukan untuk menjaga jantung
agar tetap sehat.

6.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi resiko penyakit jantung


Empat faktor resiko yang utama untuk penyakit jantung adalah merokok, kolesterol
tinggi, tekanan darah tinggi, dan kurang aktif secara fisik. Namun, berat badan berlebih
(overweight), diabetes, minum minuman beralcohol, dan diet yang banyak mengandung
garam, juga bisa meningkatkan resiko penyakit jantung. Harap diingat bahwa resiko penyakit
jantung itu akan tergantung dari berapa banyak resiko yang kita miliki, dan seberapa besar
pengaruh dari masing-masing faktor resiko tersebut. Berhenti merokok dan memperbanyak
erobik adalah langkah penting yang pertama. Dan berbagai faktor lainnya (misalnya
kolesterol tinggi, tekanan darah tinggi, berat badan berlebih, dan terlalu banyak
mengkonsumsi alcohol serta garam) bisa kurangi dengan cara menjalani diet yang lebih
sehat.

6.2 Rendah kolesterol


Kolesterol adalah materi lemak yang sebagian besar diproduksi di dalam liver. Lemak
ini adalah bagian penting dari setiap cell, dan bahan utama dari berbagai hormon steroid yang
penting. Namun, jika terlalu banyak kolesterol di dalam darah bisa meningkatkan resiko
penyakit jantung. Kolesterol menggunakan sirkulasi tubuh sebagai system transportasinya,
dan menggunakan protein sebagai sarana untuk bersirkulasi. Kombinasi dari kolesterol dan
protein ini disebut lipoproteins yang terbagi dalam dua jenis, low density lipoproteins (LDL)
dan high density lipoproteins (HDL).

Kolesterol Jahat

46
LDL mengirimkan kolesterol dari liver ke cell-cell, dimana cell-cell akan
memanfaatkannya dalam jumlah tertentu. Namun, kolesterol yang tersisa bisa berubah secara
kimiawi (melalui proses oxidasi) dan akan dibawa oleh cell-cell ke dalam dinding pembuluh
darah yang akhirnya mulai menumpuk. Proses inilah yang menyebabkan menyempitnya
artery atau disebut atherosclerosis. Akibatnya, level kolesterol LDL yang tinggi akan
meningkatkan resiko penyakit jantung. Itulah kenapa LDL terkadang disebut kolesterol
'jahat.'
Kolesterol Baik
Sebaliknya, HDL akan mengangkut kolesterol berlebih dari artery ke liver, dimana
tubuh akan menyingkirkannya. Sebagai hasilnya, level kolesterol HDL yang tinggi itu
disarankan untuk melindungi kita dari penyakit jantung, sehingga terkadang jenis kolesterol
disebut kolesterol 'baik.'
Cara mengetahui kadar kolesterol
Kadar kolesterol anda bisa diukur menggunakan pengetesan darah yang sederhana.
Dokter anda akan melihat angka-angka secara keseluruhan, atau level kolesterol total, lalu
menghitung kadar kolesterol LDL dan HDL anda. Semua nilai ini diukur dalam satuan
millimols per liter darah, yang biasanya disingkat menjadi mmol/l.
Level kolesterol yang sehat adalah:
 Klesterol total – kurang dari 5 mmol/l
 Kolesterol LDL – kurang dari 3 mmol/l
 Kolesterol HDL – lebih dari 1 mmol/l
Cara menurunkan kolesterol
Dokter anda mungkin akan memberikan resep untuk pengobatan. Namun,
memperhatikan diet anda itu juga penting. Menurut British Heart Foundation, diet yang sehat
untuk jantung itu bisa menurunkan kadar kolesterol antara 5 sampai 10%. Dalam banyak
kasus, target dari diet ini adalah mengurangi kadar kolesterol total, terutama mengurangi
level LDLD atau kolesterol 'jahat.' Tapi meningkatkan level HDL itu kolesterol 'baik' itu juga
penting.
Menurunkan berat badan itu adalah salah satu hal terpenting yang bisa anda lakukan
untuk menurunkan kadar kolesterol jika anda mengalami overweight atau obese. Selain itu,
dengan mengurangi berat badan yang berlebih, juga bisa membantu mengurangi resiko dari
penyebab penyakit jantung, misalnya tekanan darah tinggi dan diabetes. Karena itu,
sebaiknya kurangi jumlah lemak yang anda makan. Untuk diet yang menyehatkan jantung,

47
Weight Loss Resources merekomendasikan anda untuk tidak mengkonsumsi lemak lebih dari
30 persen dari total kalori harian. Itu berarti jika total kalori harian anda adalah 1.500, maka
sebaiknya anda tidak mengkonsumsi lemak lebih dari 50 g. Jika kalori harian anda adalah
2.000, jumlah lemak yang dikonsumsi sebaiknya tidak lebih dari 66 g per hari. Namun
penting juga untuk memastikan bahwa anda telah memilih jenis lemak yang tepat. Lemak di
dalam makanan terbagi dalam tiga jenis, yaitu saturates, monounsaturates dan
polyunsaturates. Sebagian besar makanan umumnya mengandung campuran dari ketiga jenis
lemak ini.
Namun makanan-makanan ini biasanya diklasifikasikan menurut jenis lemak yang paling
banyak dikandungnya, yaitu:
 Saturates - makanan yang banyak mengandung lemak ini antara lain produk susu,
mentega, lard, cream, keju, dan makanan-makanan yang sudah diproses. Jenis lemak
ini meningkatkan kadar LDL atau kolesterol 'jahat.' Jadi sangat penting untuk
menguranginya.
 Polyunsaturates - sumber polyunsaturates yang baik antara lain minyak sayur murni
misalnya sunflower, jagung, dan minyak kedele, margarine, dan beberapa jenis
sayuran. Jenis lemak ini membantu dalam menurunkan kadar LDL atau kolesterol
'jahat.' Namun lemak ini juga menurunkan kolesterol 'baik' atau HDL.
 Monounsaturates - sumber-sumber dari lemak ini antara lain minyak zaitun,
rapeseed oil, avocado, kacang-kacangan dan biji-bijian. Jenis lemak ini menurunkan
kadara LDL atau kolesterol 'jahat' dan membantu mempertahankan level HDL
kolesterol 'baik.'
Selain mengurangi makanan berlemak dari dalam diet, penting juga untuk mengganti
makanan yang tinggi kadar saturate dengan makanan yang banyak mengandung lemak
unsaturated. Kedengarannya mungkin rumit, namun sebenarnya sederhana untuk
dipraktekkan. Misalnya, jika anda benar-benar harus menggoreng, lebih baik gunakan sedikit
minyak zaitun dari pada mentega.
Makanan yang mengandung kolesterol
Beberapa jenis makanan misalnya liver, ginjal, dan telur, memang mengandung
kolesterol lebih banyak dibanding makanan lain. Namun, menurut hasil penelitian, kolesterol
di dalam makanan hanya memberikan sedikit efek terhadap kolesterol di dalam darah. Lemak
saturated-lah yang memberikan dampak terbesar. Itu artinya, anda tidak perlu membatasi
jumlah makanan-makanan ini, kecuali dokter atau ahli diet anda memintanya secara khusus.

48
Apakah saya perlu mengkhawatirkan trans fat?
Perkembangan berbagai berita mengenai trans fat telah meningkat beberapa tahun
belakangan ini. Berita-berita ini cenderung mengatakan bahwa trans fat banyak terdapat di
dalam minyak sayur yang terhidrogenasi dan dianggap berbahaya untuk jantung, sama seperti
lemak saturate. Itu berarti bahwa sebaiknya anda mengurangi makanan yang banyak
mengandung trans fat. Ironisnya, proses pemurnian minyak sayur (sumber yang bagus untuk
lemak unsaturated yang menyehatkan jantung) itulah yang menciptakan trans fat.
Selama proses pembuatan, cairan minyak ini harus melewati gelembung hydrogen
dalam proses yang disebut hydrogenasi untuk meningkatkan texture, rasa, dan keawetannya.
Produk hasilnya adalah minyak yang lebih solid atau biasa disebut hydrogenated fat atau
minyak sayur hydrogenated, yang banyak digunakan sebagai bahan dalam berbagai makanan
yang sudah diproses.
Saat ini, tidak ada aturan yang mengharuskan perusahaan pembuat makanan untuk
menuliskan trans fat ke dalam label nutrisinya, dan hanya sedikit perusahaan yang mau
melakukannya. Itu berarti bahwa untuk saat ini, anda perlu menyelidiki sendiri apakah
hydrogenated fats atau hydrogenated vegetable oils terdapat di dalam daftar bahan yang
digunakan.
Jika sebuah produk mengandung salah satunya, maka bisa dipastikan bahwa produk
tersebut pasti mengandung trans fat, dan semakin tinggi posisinya di dalam daftar, semakin
tinggi kandungan trans fat-nya. Mengurangi makanan yang mengandung trans fat bukan
cuma bisa menjaga jantung agar tetap sehat, tapi juga bisa membantu dalam proses
penurunan berat badan. Alasannya adalah karena trans fat cenderung banyak ditemukan
dalam kue, biscuit, margarine, pastry, pie, dan makanan yang digoreng, dimana semua
makanan ini banyak mengandung kalori.
Apakah lemak omega 3 itu benar-benar baik untuk kesehatan jantung?
Meski akhir-akhir ini banyak yang mengatakan sebaliknya, namun para ahli medis
umumnya masih percaya bahwa omega 3 itu berperanan penting dalam diet untuk jantung
yang sehat. Omega 3 adalah lemak jenis khusus dari lemak polyunsaturated yang bisa
mengurangi pengentalan darah, sehingga bisa memperkecil resiko penggumpalan. Omage 3
juga membantu agar jantung berdenyut secara teratur dan melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Selain itu, omega 3 juga membantu menurunkan level dari lemak jenis lain
(triglycerides) yang ditemukan dalam darah, yang berhubungan dengan penyakit jantung.

49
Tubuh kita bisa memproduksi lemak omega-3 dari berbagai makanan, misalnya
rapeseed oil, walnut oil dan soya. Namun, minyak ikan, misalnya salmon, sardine, mackerel,
trout, tuna segar, pilchard, kipper dan herring, juga banyak mengandung omega-3. Lemak
omega-3 dianggap sangat penting bagi kesehatan sehingga Food Standards Agency
merekomendasikan untuk makan minimal 1 sajian ikan berminyak setiap minggu.
Triglycerides
Triglycerides adalah jenis lain dari blood fat atau blood lipid. Sama seperti kolesterol
tinggi, meningkatnya level triglycerides di dalam darah bisa meningkatkan resiko penyakit
jantung dan stroke. Menjadi overweight atau obese, diet yang banyak mengandung lemak,
mengkomsumsi minuman beralcohol dan tidak berolahraga dalam jumlah yang cukup,
semuanya bisa menyebabkan meningkatnya level triglyceride. Biasanya, test darah untuk
mengukur kolesterol juga akan mengukur level triglyceride. Jika lebih dari 2mmol/l, itu
dianggap tinggi.
Serat
Makanan yang banyak mengandung serat itu umumnya rendah lemak, yang
membuatnya menjadi pilihan terbaik untuk menyehatkan jantung. Selain itu, makanan yang
mengandung serat juga banyak mengandung vitamin, mineral, dan zat-zat tanaman yang
disebut phytochemicals. Saat tiba waktunya untuk pencegahan penyakit jantung (dan
berbagai kondisi lain misalnya kanker), tampaknya makanan yang banyak mengandung serat
dan vitamin itulah yang paling penting. Dan sudah banyak bukti dari hasil penelitian yang
menunjukkan bahwa diet yang tinggi serat juga bisa membantu mencegah penyakit jantung.
Dalam sebuah penelitian ditemukan bahwa wanita yang makan 3 sajian makanan
berserat per hari, 30% lebih kecil kemungkinannya untuk terkena penyakit jantung. Selain
itu, jenis serat tertentu yang disebut serat soluble mungkin bisa membantu menurunkan kadar
kolesterol dalam darah. Jenis serat ini banyak ditemukan dalam buah, sayuran, oat, barley,
dan pulse misalnya beans, lentils, dan peas, dimana semua makanan ini rendah lemak,
sehingga menjadi pilihan terbaik saat anda ingin menurunkan berat badan.
Serat soluble mengikat kolesterol dan mencegahnya agar tidak terserap ke dalam
saluran darah. Ini akan mengurangi kadar kolesterol di dalam darah, sehingga bisa
memperkecil resiko penyakit jantung. Serat soluble juga membentuk gel di dalam usus, yang
memperlambat proses pencernaan dan penyerapan karbohidrat. Ini membantu kadar gula
darah tetap stabil, mencegah kita agar tidak merasa lapar karbohidrat, lalu mencari cemilan
yang banyak mengandung gula dan lemak (misalnya biscuit, coklat, dan donat).
Buah dan sayuran

50
Buah dan sayuran itu umumnya rendah lemak dan banyak mengandung serat
(keduanya penting untuk diet yang menyehatkan jantung). Selain itu, buah dan sayuran juga
banyak mengandung antioxidant yang bisa membantu dalam pengahan penyakit jantung.
Vitamin antioxidant misalnya beta-carotene dan vitamin C serta E, membantu tubuh untuk
membuang radikal bebas yang menyebabkan teroxidasinya kolesterol LDL (sebuah proses
yang berpotensi mempercepat penyempitan pembuluh darah.) Selain itu, banyak buah dan
sayuran yang juga menjadi sumber yang baik untuk zat natural, misalnya flavonoids, yang
bertindak sebagai antioxidant yang powerful. Tidak diragukan lagi bahwa anda juga pasti
pernah mendengarnya, namun para ahli merekomendasikan untuk makan lima sajian buah
dan sayuran yang bervariasi setiap hari. Semakin bervariasi warna buah dan sayuran yang
anda pilih, semakin bervariasi pula gizi yang anda dapat.
Apakah soya itu baik untuk kesehatan jantung?
Memperbanyak makan soya yang menjadi sumber dari serat soluble dan isoflavones
(dari keluarga flavonoid) itu mungkin bisa melindungi anda dari penyakit jantung. Berbagai
penelitian menunjukkan bahwa dengan menyertakan 25 g protein soya setiap hari sebagai
bagian dari diet rendah lemak, bisa membantu menurunkan kadar kolesterol total dan
kolesterol LDL (kolesterol jahat). Anda bisa mendapatkan jumlah ini dengan meminum
sekitar 3 gelas susu soya per hari. Tapi pastikan untuk memilih yang tidak mengandung
pemanis.
Apakah produk-produk misalnya Flora ProActiv dan Benecol yang mengklaim bisa
menurunkan kolesterol itu efektif?
Ada berbagai bukti yang menunjukkan bahwa produk-produk yang mengandung
sterol dan stanol dan tanaman bisa mengurangi penyerapan kolesterol dari usus, dan sebagai
hasilnya adalah menurunnya kadar kolesterol. Namun, penting juga untuk diingat bahwa
produk-produk ini seringkali relatif mahal. Produk-produk ini bukan bukanlah pengganti
untuk diet yang sehat, bahkan jika anda sudah memilih magarine, susu, yogurt, atau minuman
yang diperkaya dengan sterol, anda tetap perlu menjalani diet yang sehat untuk mengurangi
resiko penyakit jantung.
Dan jika anda sedang mencoba menurunkan berat badan, penting juga untuk melihat
kandungan kalori dari makanan dan minuman jenis ini.
Garam
Tekanan darah tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk penyakit jantung. Jadi,
sangat penting untuk menjaganya agar tetap terkontrol. Bahkan, berbagai penelitian
menunjukkan bahwa orang-orang yang menderita tekanan darah tinggi, tiga kali lebih besar

51
resikonya untuk terkena penyakit jantung atau stroke. Selain menurunkan berat badan, salah
satu hal terpenting yang bisa anda lakukan adalah mengurangi makanan yang bergaram dan
menghindari penggunaan garam saat memasak. Ini karena garam mengandung sodium, dan
dalam kadar yang tinggi bisa meningkatkan tekanan darah. Food Standards Agency
menyarankan maksimal 6g garam per hari. Untuk memenuhi target ini, kurangi makanan
yang banyak mengandung garam, misalnya kecap, asinan, makanan yang sudah dipaket,
daging yang sudah diproses misalnya bacon dan burger, kue kering, pizza, soup kalengan,
saus, dan iklan kalengan.
Makanan-makanan seperti ini biasanya juga tidak banyak mengandung nutrisi, tapi
banyak mengandung kalori, jadi tidak cocok untuk anda yang ingin menurunkan berat badan.
Namun makanan-makanan lain misalnya roti, sereal sarapan, dan keju, yang banyak
mengandung vitamin dan mineral, biasanya juga banyak mengandung garam. Sayangnya,
tidak semua makanan diberi label dengan nilai kandungan garamnya, sehingga anda perlu
menghitungnya sendiri. Sebagai panduan umum, kalikan nilai sodium dengan 2,5.

52
BAB 7
DIET DM

7.1 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita Diabetes Mellitus


Pola makan adalah pola makan yang seimbang antara zat gizi karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Makanan yang seimbang adalah makanan yang tidak
mementingkan salah satu zat gizi tertentu dan dikonsumsi sesuai dengan kebutuhan
(Ramadhan, 2008).
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pola diartikan sebagai suatu sistem, cara kerja
atau usaha untuk melakukan sesuatu. Dengan demikian pola makan dapat diartikan sebagai
suatu cara untuk melakukan kegiatan makan secara sehat. Pola makan adalah suatu cara atau
usaha dalam pengaturan jumlah dan jenis makanan dengan maksud tertentu seperti
mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau membantu kesembuhan penyakit.
Pola makan sehari-hari merupakan pola makan seseorang yang berhubungan dengan
kebiasaan makan setiap harinya (Depdiknas, 2001).
Pengaturan makan merupakan pilar utama dalam pengelolaan Diabetes Mellitus,
namun penderita Diabetes Mellitus sering memperoleh sumber informasi yang kurang tepat
yang dapat merugikan penderita tersebut seperti penderita tidak lagi menikmati makanan
kesukaan mereka, sebenarnya anjuran makan pada penderita Diabetes Mellitus sama dengan
anjuran makan sehat umumnya yaitu makan menu seimbang dan sesuai dengan kebutuhan
kalori masing-masing penderita Diabetes Mellitus (Badawi, 2009).
Pengaturan diet pada penderita Diabetes Melitus merupakan pengobatan yang utama
pada penatalaksanaan Diabetes Mellitus yaitu mencakup pengaturan dalam :
7.1.1. Jumlah Makanan
Syarat kebutuhan kalori untuk penderita Diabetes Mellitus harus sesuai untuk
mencapai kadar glukosa normal dan mempertahankan berat badan normal. Komposisi energy
adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-15 % dari protein, 20-25 % dari lemak. Makanlah aneka
ragam makanan yang mengandung sumber zat tenaga, sumber zat pembangun serta zat
pengatur.
a. Makanan sumber zat tenaga mengandung zat gizi karbohidrat, lemak dan protein yang
bersumber dari nasi serta penggantinya seperti : roti, mie, kentang, dan lain-lain.

53
b. Makanan sumber zat pembangun mengandung zat gizi protein dan mineral. Makanan
sumber zat pembangun seperti kacang-kacangan, tempe, tahu, telur, ikan, ayam, daging,
susu, keju, dan lain-lain.
c. Makanan sumber zat pengatur mengandung vitamin dan mineral. Makanan sumber zat
pengatur antara lain : sayuran dan buah-buahan. Ada beberapa jenis diet dan jumlah kalori
untuk penderita Diabetes Mellitus menurut kandungan energi, karbohidrat, protein dan
lemak :

Tabel 7.1. Jenis Diet Diabetes Mellitus Menurut Kandungan Energi, Karbohidrat,
Protein dan Lemak
Jenis Diet Energi (Kkal) Karbohidrat (gr) Protein (g) Lemak (g)
I 1100 172 43 30
II 1300 192 45 35
III 1500 235 51,5 36,5
IV 1700 275 55,5 36,5
V 1900 299 60 48
VI 2100 319 62 53
VII 2300 369 73 59
VIII 2500 396 80 62
Sumber : Almatsier, 2006
Keterangan :
- Jenis diet I s/d III diberikan kepada penderita yang terlalu gemuk.
- Jenis diet IV s/d V diberikan kepada penderita diabetes tanpa komplikasi.
- Jenis diet VI s/d VIII diberikan kepada penderita kurus, diabetes remaja (juvenile diabetes)
atau diabetes dengan komplikasi.

7.1.2. Jenis Bahan Makanan


Banyak yang beranggapan bahwa penderita Diabetes Mellitus harus makan makanan
khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar
glukosa darah pada batas normal. Untuk itu sangat penting bagi kita terutama penderita
Diabetes Mellitus untuk mengetahui efek dari makanan pada glukosa darah. Jenis makanan
yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah makanan yang kaya serat seperti
sayur-mayur dan buah-buahan segar. Yang

54
terpenting adalah jangan terlalu mengurangi jumlah makanan karena akan mengakibatkan
kadar gula darah yang sangat rendah (hypoglikemia) dan juga jangan terlalu banyak makan
makanan yang memperparah penyakit Diabetes Mellitus.
Ada beberapa jenis makanan yang dianjurkan dan jenis makanan yang tidak
dianjurkan atau dibatasi bagi penderita Diabetes Mellitus yaitu :
a. Jenis bahan makanan yang dianjurkan untuk penderita Diabetes Mellitus adalah :
1) Sumber karbohidrat kompleks seperti nasi, roti, mie, kentang, singkong, ubi dan sagu.
2) Sumber protein rendah lemak seperti ikan, ayam tampa kulitnya, susu skim, tempe, tahu
dan kacang-kacangan.
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas yaitu bentuk makanan yang mudah dicerna.
Makanan terutama mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus, disetup, dierbus
dan dibakar.

b. Jenis bahan makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk penderita Diabetes Mellitus
adalah :
1) Mengandung banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup, jelly, buah-
buahan yang diawetkan, susu kental manis, minuman botol ringan, es krim, kue-kue
manis, dodol, cake dan tarcis.
2) Mengandung banyak lemak seperti cake, makanan siap saji (fast-food), goreng-
gorengan.
3) Mengandung banyak natrium seperti ikan asin, telur asin, dan makanan yang diawetkan
(Almatsier, 2007).

7.1.3. Interval Makan Penderita Diabetes Mellitus


Makanan porsi kecil dalam waktu tertentu akan membantu mengontrol kadar gula
darah. Makanan porsi besar menyebabkan peningkatan gula darah mendadak dan bila
berulang-ulang dalam jangka panjang, keadaan ini dapat menimbulkan komplikasi Diabetes
Mellitus. Oleh karena itu makanlah sebelum lapar karena makan disaat lapar sering tidak
terkendali dan berlebihan. Agar kadar gula darah lebih stabil, perlu pengaturan jadwal makan
yang teratur yaitu makan pagi, makan siang, makan malam dan snack diantara makan besar
dan dilaksanakan dengan interval 3 jam (Waspadji, 2002).

55
Tabel 7.2. Jadwal Makan Penderita Diabetes Mellitus
Waktu Jadwal Total Kalori
Pukul 07.00 Makan Pagi 20%
Pukul 10.00 Selingan 10%
Pukul 13.00 Makan Siang 30%
Pukul 16.00 Selingan 10%
Pukul 19.00 Makan Malam 20%
Pukul 21.00 Selingan 10%

Tabel 7.3. Contoh Menu Sehari dengan Jenis Diet DM 1900 Kal
Makanan Waktu Bahan Urt Menu

Pagi (07.00) Nasi 1 gls


Nasi telur ayam 1 btr
telur dadar tempe 2 ptg sdg
oseng-oseng tempe sop sayuran A
oyong minyak 1 sdm
+ tomat

Pukul 10.00 Papaya Buah 1 ptg sdg

Siang (13.00) Nasi 1 ½ gls


Nasi ikan 1 ptg sdg
pepes ikan tempe 2 ptg sdg
tempe goreng sayuran B 1 gls
lalapan kc.panjang+ kol buah ¼ bh sdg
nenas minyak 1 sdm

Pukul 16.00 Pisang Buah 1 bh

Malam (19.00) Nasi 1 ½ gls


Nasi ayam tanpa 1 ptg sdg
ayam bakar bb kecap kulit 1 bh bs
tahu bacem stup buncis + tahu 1 gls
wortel sayuran B 1 pt sdgs
pepaya buah 1 sdm
minyak

Sumber : Almatsier, 2006

Keterangan :
- gls : gelas

56
- sdm : sendok makan
- btr : butir
- ptg : potong
- sdg : sedang
Nilai Gizi :
- Energi : 1912 kkal
- Protein : 60 g (12,5,% energi total)
- Lemak : 48 g (22,5 % enegi total)
- Karbohidrat : 299 g (62,5 % energi total)
- Kolesterol : 303 mg
- Serat : 37 g

7.2 Daftar Bahan Makanan Penukar


Untuk mempermudah membuat kombinasi menu, dibawah ini diberi gambaran mengenai
beberapa bahan yang dapat mengganti satu bahan, yakni :
1. Golongan I : Sumber Karbohidrat
1 Satuan Penukar = 175 kalori
4 gr protein
40 gr karbohidrat

Tabel 7.4. Makanan Penukar dari Sumber Karbohidrat


Bahan Makanan URT Berat (gr)
Bihun ½ gls 50
Kentang 2 biji sdg 210
Nasi Tim 1 gls 200
Nasi ¾ gls 100
Mie kering 1 gls 50
Mie basah 1 gls 100
Singkong 1 ptg sdg 100
Talas ½ biji sdg 200
Ubi 1 biji sdg 150

57
2. Golongan II : Sumber Protein Hewani
a. Rendah Lemak
1 Satuan Penukar = 50 kalori
7 gr protein
2 gr lemak

Tabel 7.5. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Rendah Lemak
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Ayam tanpa kulit 1 ptg sdg 40
Daging kerbau 1 ptg sdg 35
Ikan segar 1 ptg sdg 40
Ikan asin 1 ptg sdg 15
Udang segar 5 ekor sdg 25

b. Lemak sedang
1 Satuan Penukar = 75 kalori
7 gr protein
5 gr lemak

Tabel 7.6. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Lemak Sedang
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Daging kambing 1 ptg sdg 40
Daging sapi 1 ptg sdg 35
Bakso 10 bj sdg 170
Hati ayam 1 bh sdg 30
Otak 1 ptg besar 60
Telur ayam 1 btr 55

c. Tinggi Lemak
1 Satuan Penukar = 150 kalori
7 gr protein
13 gr lemak

58
Tabel 7.7. Makanan Penukar dari Sumber Protein Hewani Tinggi Lemak
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Bebek 1 ptg sdg 45
Ayam dengan kulit 1 ptg sdg 55
Daging babi 1 ptg sdg 50
Sosis ½ ptg sdg 50
Kuning telur ayam 4 btr 45

3. Golongan III : Sumber Protein Nabati


1 Satuan Penukar = 75 kalori
5 gr protein
3 gr lemak
7 gr karbohidrat

Tabel 7.8. Makanan Penukar dari Sumber Protein Nabati


Bahan Makanan URT Berat (gr)
Kacang hijau 2 sdm 20
Kacang merah segar 2 sdm 20
Kacang tanah 2 sdm 15
Selai kacang tanah 1 sdm 15
Tahu 1 bj bsr 110

4. Golongan IV : Sayuran
a. Sayuran A
Bebas dimakan, kandungan kalori dapat diabaikan, sumbernya dari gambas (oyong), jamur
kuping sedang, ketimun, jamur segar, lobak, selada dan tomat.

b. Sayuran B
1 Satuan Penukar ± 1 gls
(100 gr) = 25 kalori
1 gr protein
5 gr karbohidrat

59
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam, labu siam, bit, buncis, brokoli, genjer,
jagung muda, kol, wortel, sawi, toge kacang hijau, terong, kangkung, kacang panjang,
pare, rebung, pepaya muda.
c. Sayuran C
1 Satuan Penukar ± 1 gls
(100 gr) = 50 kalori
3 gr protein
10 gr karbohidrat
Sumber bahan makanannya yaitu dari bayam merah, daun katuk, daun melinjo, daun
pepaya, daun singkong, toge kacang kedele, daun talas, melinjo, nangka muda.

5. Golongan V : Buah dan Gula


1 Satuan Penukar = 50 kalori
12 gr karbohidrat
Tabel 7.9. Makanan Penukar dari Sumber Buah dan Gula
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Anggur 20 bh sdg 165
Apel 1 bh 85
Belimbing 1 bh bsr 140
Duku 9 bh 80
Durian 2 bj bsr 35
Jeruk manis 2 bh 110
Jambu air 2 bj bsr 110
Jambu biji 1 bh bsr 100
Jambu bol 1 bh bsr 90
Kolang-kaling 5 bh sdg 25
Kedondong 2 bh sdg 120
Pisang 1 bh 50
Pepaya 1 ptg bsr 110
Kurma 3 bh 15
Melon 1 ptg bsr 1 90
Nangka masak 3 bj sdg 45
Gula 1 sdm 13
Madu 1 sdm 15

60
6. Golongan VI : Susu
a. Susu Tanpa Lemak
1 Satuan Penukar = 75 kalori
7 gr protein
10 gr karbohidrat
Tabel 7.10. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tanpa Lemak
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Susu skim cair 1 gls 200
Tepung susu skim 4 sdm 20
Yogurt non fat 2/3 gls 120

b. Susu Rendah Lemak


1 Satuan Penukar = 125 kalori
7 gr protein
6 gr lemak
10 gr karbohidrat
Tabel 7.11. Makanan Penukar dari Sumber Susu Rendah Lemak
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Keju 1 ptg kecil 35
Susu kambing ¾ gelas 165
Susu sapi 1 gls 200
Susu kental manis ½ gls 100

c. Susu Tinggi Lemak


1 Satuan Penukar = 150 kalori
7 gr protein
10 gr lemak
10 gr karbohidrat

Tabel 7.12. Makanan Penukar dari Sumber Susu Tinggi Lemak


Bahan Makanan URT Berat (gr)
Susu kerbau ½ gelas 1 00
Tepung susu 6 sdm 30

61
7. Golongan VII : Minyak
1 Satuan Penukar = 50 kalori
5 gr lemak
a. Lemak Tidak Jenuh
Tabel 7.13. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Tidak Jenuh
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Alpukat ½ bh bsr 60
Margarin jagung 1 sdt 5
Minyak bunga matahari 1 sdt 5
Minyak jagung 1 sdt 5
Minyak kedele 1 sdt 5
Minyak kacang tanah 1 sdt 5
Minyak zaitun 1 sdt 5
b. Lemak Jenuh
Tabel 7.14. Makanan Penukar dari Sumber Minyak Lemak Jenuh
Bahan Makanan URT Berat (gr)
Lemak babi 1 ptg kcl 5
Mentega 1 sdm 5
Santan 1/3 gls 40
Kelapa 1 ptg kcl 15
Minyak kelapa 1 sdt 5
Minyak inti kelapa sawit 1 sdt 5

8. Golongan VIII : Makanan Tanpa Kalori


Sumber bahan makanan tanpa kalori yaitu dari agar-agar, air kaldu, air mineral, cuka, kecap,
kopi, teh, gula alternatif seperti aspartame, sakarin.
Keterangan :
bh = buah gr = gram
bj = biji kcl = kecil
btg = batang ptg = potong
btr = butir sdg = sedang
bsr = besar sdm = sendok makan
gls = gelas (240 ml) sdt = sendok teh

62
7.3 . Standar Jenis Diet Untuk Penderita Diabetes Mellitus Rawat Jalan
Standar jenis diet pada penderita Diabetes Mellitus yang rawat jalan ada 2 (dua) jenis yaitu :
- Jenis diet Diabetes Mellitus IV (1700 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes
Mellitus IV adalah 1700 kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 275 gram,
protein 55,5 gram dan lemak 36,5 gram.
- Jenis diet Diabetes Mellitus V (1900 Kalori) Kandungan energi dari jenis diet Diabetes
Mellitus V adalah 1900 Kalori dan jumlah kandungan zat gizi karbohidrat 299 gram,
protein 60 gram dan lemak 48 gram.

Kedua standar jenis diet ini disesuaikan dengan batas toleransi ± 10 %. Kedua jenis
diet Diabetes Mellitus ini ditentukan berdasarkan umur, status gizi dan aktifitas penderita
Diabetes Mellitus (Standar jenis diet Diabetes Mellitus di R.S.U.Dr.Pirngadi Medan).

63
BAB 8
DIET LAMBUNG

8.1 Tujuan:
Untuk Meringankan pekerjaan saluran pencernaan bagi penderita penyakit; Maag, gas/asam
lambung, tukak lambung, infeksi usus, tiphus, hepatitis, sakit kuning, sakit liver dan
gangguan pencernaan lainnya.

Catatan:
Sebaiknya konsultasi dengan ahli gizi untuk diet yang cocok dengan penyakit yang diderita.

8.2 Syarat-syarat Diet


1. Mudah dicerna
2. Tidak merangsang, tidak mengandung gas
3. Porsi kecil, dengan pemberian sering

8.3 Makanan Yang Diperbolehkan


1. Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Nasi, kentang, macaroni, bihun, roti, biscuit, crackers, hunkue dan maizena
2. Sumber Protein Hewani
Daging sapi yang tidak berlemak, ikan yang tidak banyak duri, ayam, telor, susu dan
hasil olahannya
3. Sumber Protein Nabati
Kacang hijau, tahu, tempe
4. Sumber Lemak
Santan encer, minyak, mentega, margarine dalam jumlah terbatas

64
5. Sayuran
Sayuran muda dan tidak berserat, tidak mengandung gas, seperti bayam, biit, buncis,
labu siam, wortel, dll
6. Buah buahan
Sari buah, papaya, pisang, jambu biji tanpa isi
7. Minuman
Teh encer, sirup dan minuman terbuat dari susu
8. Bumbu
Garam, kecap, kunyit, laos, salam, kunci, terasi, seledri, kayu manis, pala, cengkeh

8.4 Makanan Yang Dilarang


1. Sumber Hidrat Arang ( Makanan pokok)
Ketan, bulgur, jagung, singkong, ubi, talas, bekatul, sorgum/cantle, Mi instan
2. Sumber Protein Hewani
Daging yang berlemak tinggi, daging babi, daging kambing, daging dan ikan yang
diawetkan seperti ; dendeng, daging asap, ham, daging kaleng, ikan asin, ikan
pindang, sosis
3. Sumber Protein Nabati
Kacang tanah, kacang tolo, kacang merah, kacang kedelai dsb.
4. Sumber Lemak
Santan kental, makanan yang banyak lemak, semua makanan yang digoreng
5. Sayuran
Semua sayuran mentah yang dilalap, nangka muda, kol, kembang kol, sawi, daun
singkong, daun kacang panjang, lobak
6. Buah buahan
Semua buah-buahan yang berserat dan mangandung gas seperti; nangka, kedondong,
durian, embacang, mangga, nanas, dll
7. Minuman
Minuman yang mengandung soda, seperti; coca-cola, orange, crush, green spot, dll.
Minuman yang mengandung alcohol seperti; bir, wine, dll.
8. Bumbu
Bumbu yang merangsang seperti; jahe, cuka, cabe, dll

65
8.5 Anjuran Cara Makan Yang Baik
1. Usahakan agar makan dengan waktu teratur dan porsi kecil, pemberian sering, dengan
jarak waktu makan 2-3 jam
2. Menurut berat ringannya penyakit yang Anda derita, makanan dapat diberikan dalam
bentuk saring, lunak ataupun biasa.

8.6 Pembagian Makanan Sehari


1. Sarapan
2. Makanan selingan pukul 10:00
3. Makan Siang
4. Makanan selingan pukul 16:00
5. Makan malam
6. Makanan selingan pukul 21:00

CONTOH MENU SEHARI


PAGI
Nasi/Tim
Ikan
Tempe
Sayur wortel
Teh manis encer

PUKUL 10:00
Puding maizena + saus susu

SIANG
Nasi/ Tim
Ayam goreng tanpa kulit
Tahu tumis
Sup bayam Tauge
Jus Apel

66
PUKUL 16:00
Kue talam
Susu

MALAM
Nasi/Tim
Ikan bumbu kuning
Rolade tempe
Tumis buncis + wortel
Pepaya

PUKUL 21:00
Biskuit 2-3 lembar
Susu skim

Sumber:Klinik Gizi RS. Int Thamrin Salemba, Jakarta

67
BAB 9
DIET HATI

Hati (liver) merupakan organ terbesar dalam tubuh manusia. Di dalam hati terjadi
proses-proses penting bagi kehidupan yaitu proses penyimpanan energi, pembentukan protein
dan asam empedu, pengaturan metabolisme kolesterol, dan penetralan racun/obat yang masuk
dalm tubuh . Hati yang sehat bisa menyaring racun dan melakukan proses detoksifikasi secara
optimal. Bila hati sakit, otomatis racun bakal tertumpuk dan tubuh rentan terkena penyakit
serius.
Hati atau lever merupakan organ paling besar dan paling berat yang ada di dalam
tubuh. Beratnya se r 3 pound atau 1,3 kg. Letaknya berada di bagian atas sebelah kanan
abdomen dan di bawah tulang rusuk. Organ hati yang cukup besar ini setara dengan
fungsinya yang cukup berat. Setidaknya lebih dari 500 pekerjaan dilakukan oleh lever. Hati
menjadi tempat menyaring segala sesuatu yang dikonsumsi maupun dihirup manusia,
termasuk yang diserap dari permukaan kulit.
Dalam situs Hepatitis Foundation International disebutkan, lever bertindak sebagai
mesin tubuh, dapur, penyaring, pengolah makanan, pembuangan sampah, dan malaikat
pelindung. Masalahnya, hati merupakan teman yang pendiam. Manakala ada sesuatu yang
salah, ia tidak mengeluh hingga terjadi kerusakan lebih jauh.
Hati juga menyimpan beberapa vitamin, mineral (termasuk zat besi), dan gula,
mengatur penyimpanan lemak dan mengontrol produksi serta ekskresi kolesterol. Empedu
yang dihasilkan oleh sel hati membantu mencerna makanan dan menyerap zat gizi penting.
Juga menetralkan dan menghancurkan substansi beracun serta memetabolisme alkohol,
membantu menghambat infeksi, dan mengeluarkan bakteri dari aliran darah. Sehinga dapat
dibayangkan akibat yang akan timbul apabila terjadi kerusakan pada hati.

9.1 Penyebab Penyakit Hati


Beberapa penyebab penyakit hati antara lain:
1. Penyakit hati karena infeksi misalnya hepatitis virus)
Yaitu ditularkan melalui makanan & minuman yang tekontaminasi, suntikan, tato,
tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatn seksual, dll.

68
2. Penyakit hati karena racun (misalnya karena alkohol atau obat tertentu)
Alkohol bersifat toksik tehadap hati. Adanya penimbunan obat dalam hati (seperti
acetaminophen) maupun gangguan pada metabolisme obat dapat menyebabkan penyakit
hati.
3. Genetika atau keturunan (misalnya hemochromatosis)
4. Gangguan imun (misalnya hepatitis autoimun)
Penyakit autoimun merupakan penyakit yang ditimbulkan karena adanya perlawanan
terhadap jaringan tubuh sendiri. Pada hepatitis autoimun umunya yang dilawan adalah
sel-sel hati, sehingga terjadi peradangan yang kronis.
5. Kanker (misalnya Hepatocellular Carcinoma)
Kanker hati dapat disebabkan oleh senyawa karsinogenik diantaranya aflatoxin, polyvinyl
chloride (bahan pembuat plastik),virus, dll. Aplatoxin merupakan racun yang diproduksi
oleh Aspergillus flavus dan dapat mengkontaminasi makanan selama penyim pangan,
seperti kacang-kacangan, padi & singkong terutama pada daerah tropis. Hepatitis B dana
C maupun sirosis hati dapat berkembang menjadi kanker hati.
Tips Bagi penderita penyakit hati :
1. Diet seimbang Jumlah kalori yang dibutuhkan sisesuaikan dengan tinggi badan, berat
badan, dan aktivitas. pada keadaan tertentu diperlukan diet rendah kalori.
2. Banyak makan sayur dan buah serta melakukan aktivitas sesuai kemampuan untuk
mencegah sembelit.
3. Menjalankan pola hidup yang teratur.
4. Konsultasi dengan dokter anda.
Tips mencegah Hepatitis :
1. Senantiasa menjaga kebersihan diri dan lingkungan.
2. Menghindari penularan melalui makanan & minuman yang terkontaminasi,suntikan, tato,
tusukan jarum yang terkontaminasi, kegiatan seksual, dll.
3. Bila perlu menggunakan jarum yang disposable/sekali pakai
4. Pemeriksaan darah donor terhadap hepatitis virus.
5. Program vaksinasi hepatitis B

69
9.2 Pencegahan Penyakit Hati
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk menjaga organ hati agar tetap sehat.
Pertama adalah mengurangi beban kerja hati. Perubahan sederhana dalam diet dapat
membantu hal ini. Karena hati mengubah dan menghilangkan racun dari segala yang makan
dan minum, diet gizi seimbang yang baik merupakan permulaan yang baik.
Berikut beberapa anjuran diet yang mungkin membantu:
1. Siram sistem tubuh dengan minum delapan gelas air sehari.
2. Pertimbangkan diet rendah lemak, rendah sodium dan tinggi serat. Hindari makan
terlalu berlemak tinggi seperti makanan gorengan, kentang goreng dan sebagian besar
makanan cepat saji. Makanan bermutu rendah yang diolah seperti makanan kaleng
atau dibekukan dan daging dan keju proses kadang-kadang mengandung sedikit serat
atau kurang gizi. Sering kali makanan tersebut mengandung banyak garam dan
sebaiknya dihindari. Tetapi, tidak ada aturan yang mutlak berkaitan dengan hal ini.
Makanan bermutu tinggi yang diawetkan dengan baik dan makanan yang dibekukan
juga dapat mempunyai nilai gizi yang sangat tinggi jika dipakai dengan hati-hati.
3. Biasakan diri dengan kandungan dan isi makanan yang dibeli. Jika memungkinkan,
makan buah dan sayuran dengan mutu terbaik, dan bahan tersebut, baik organik atau
komersial, harus dicuci dengan hati-hati sebelum dimakan.
4. Hati-hati dengan makanan apa pun jika tidak tahu sumbernya. Misalnya, beberapa
jamur liar yang tampaknya aman dapat menghancurkan hati seseorang dalam
beberapa hari saja.
5. Penting untuk mempertahankan pemasukan protein dan berat badan yang cukup.
6. Jika hati rusak, kurangi garam dalam diet. Daging cenderung mengandung banyak
garam. Makanlah sayuran kaya protein. Protein hewani mencakup daging, ikan, telur,
unggas dan produk susu. Daging tidak berlemak adalah yang terbaik. Buang lemak
dari daging merah dan kulit dari unggas.
7. Jangan mengkonsumsi ikan mentah atau ikan pemakan bangkai (ikan lele, dll.). Bisa
jadi mereka mengandung bahan kimia dan bakteri yang membahayakan hati. Pasien
dengan masalah hati terutama harus waspada terhadap segala macam kerang, karena
kerang dapat menjadi sumber hepatitis A. Seseorang dengan hati yang sudah rusak
atau terbebani tidak perlu mendapat tugas tambahan. Karena hati menjaga kadar
glukosa, yang penting untuk fungsi otak dan sistem saraf, dianjurkan makan makanan
dalam jumlah sedikit tetapi sering. Ini mengurangi kerja hati.

70
9.3 Diet Penyakit Hati
Menurut Atmarita (2005), terdapat 3 jenis diet khusus penyakit hati. Hal ini
didasarkan pada gejala dan keadaan penyakit pasien. Jenis diet penyakit hati tersebut adalah
Diet Hati I (DH I), Diet Hati II (DH II), dan Diet Hati III (DH III). Selain itu pada diet
penyakit hati ini juga menyertakan Diet Garam Rendah I.
1. Diet Garam Rendah I (DGR I)
Diet garam rendah I diberikan kepada pasien dengan edema, asites dan atau atau
hipertensi berat. Pada pengolahan makanannya tidak menambahkan garam dapur. Dihindari
bahan makanan yang tinggi kadar natriumnya. Kadar Natrium pada Diet garam rendah I ini
adalah 200-400 mg Na.
2. Diet Hati I (DH I)
Diet Hati I diberikan bila pasien dala keadaan akut atau bila prekoma sudah dapat
diatasi dan pasien sudah mulai mempunyai nafsu makan. Melihat keadaan pasien, makanan
diberikan dalam bentuk cincang atau lunak. Pemberian protein dibatasi (30 g/hari) dan lemak
diberikan dalam bentuk mudah dicerna. Formula enteral dengan asam amino rantai cabang
(Branched Chain Amino Acid /BCAA) yaitu leusin, isoleusin, dan valin dapat digunakan.
Bila ada asites dan diuresis belum sempurna, pemberian cairan maksimal 1 L/hari.
Makanan ini rendah energi, protein, kalsium, zat besi, dan tiamin; karena itu sebaiknya
diberikan selama beberapa hari saja. Menurut beratnya retensi garam atau air, makanan
diberikan sebagai Diet Hati I Garam rendah. Bila ada asites hebat dan tanda-tanda diuresis
belum membaik, diberikan Diet Garam Rendah I. Untuk menambah kandungan energi, selain
makanan per oral juga diberikan makanan parenteral berupa cairan glukosa.
3. Diet Hati II (DH II)
Diet hati II diberikan sebagai makanan perpindahan dari diet hati II kepada pasien
dengan nafsu makannya cukup. Menurut keadaan pasien, makanan diberikan dalam bentuk
lunak / biasa. Protein diberikan 1 g/Kg berat badan dan lemak sedang (20-25% dari
kebutuhan energi total) dalam bentuk yang mudah dicerna. Makanan ini cukup mengandung
energi, zat besi, vitamin A & C, tetapi kurang kalsium dan tiamin. Menurut beratnya retensi
garam atau air, makanan diberikan sebagai diet hati II rendah garam. Bila asites hebat dan
diuresis belum baik, diet mengikuti pola Diet Rendah garam I.
4. Diet Hati III (DH III)
Diet Hati III diberikan sebagai makanan perpindahan dari Diet Hati II atau kepada pasien
hepatitis akut (Hepatitis Infeksiosa/A dan Hepatitis Serum/B) dan sirosis hati yang nafsu
makannya telah baik, telah dapat menerima protein, lemak, mi9neral dan vitamin tapi tinggi

71
karbohidrat. Menurut beratnya tetensi garam atau air, makanan diberikan sebagai Diet Hati
III Garam Rendah I.
Tujuan Diet
Adapun tujuan Diet Hati secara umum antara lain:
1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi hati,
dengan cara:
2. Meningkatkan regenerasi jaringan hati dan mencegah kerusakan lebih lanjut dan/atau
meningkatkan fungsi jaringan hati yang tersisa.
3. Mencegah katabolisme protein.
4. Mencegah penurunan BB atau meningkatkan BB bila kurang.
5. Mencegah atau mengurangi asites, varises esophagus, dan hipertensi portal.
6. Mencegah koma hepatik.

Syarat Diet
1. Energi tinggi untuk mencegah pemecahan protein, yang diberikan bertahap sesuai
kemampuan pasien, yaitu 40-45 kkal/Kg BB.
2. Lemak cukup, yaitu 20-25% dari kebutuhan energo total, dalam bentuk yang mudah
dicerna atau dalam bentuk emulsi. Bila pasien mengalami steatorea, gunakan lemak
dengan asam lemak rantai sedang. Pemberian lemak sebanyak 45 Kg dapat
mempertahankan fungsi imun dan proses sintesis lemak.
3. Protein agak tinggi, yaitu 1.25-1.5 g/Kg BB agar terjadi anabolisme protein. Asupan
minimal protein 0.8-1g/Kg BB, protein nabati memberikan keuntungan karena
kandungan serat yang dapat mempercepat pengeluaran amoniak melalui feses.
4. Vitamin dan mineral diberikan sesuai dengan tingkat defisiensi. Bila perlu, diberikan
suplemen vitamin B kompleks, C, dan K serta mineral Zn dan Fe bila ada anemia.
5. Natrium diberikan rendah, tergantung tingkat edema dan asites. Bila pasien mendapat
diuretika, garam natrium dapat diberikan lebih leluasa.
6. Cairan diberikan lebih dari biasa, kecuali bila ada kontraindikasi.
7. Bentuk makanan lunak bila ada keluhan mual dan muntah, atau makanan biasa sesuai
kemampuan saluran cerna.

Bahan Makanan yang Dibatasi:


Bahan makanan yang dibatasi untuk Diet Hati I, II, dan III adalaha dari sumber lemak, yaitu
semua makanan dan daging yang banyak mengandung lemak dan santan serta bahan

72
makanan yang menimbulkan gas seperti ubi, kacang merah, kol, sawi, lobak, ketimun, durian,
dan nangka.

Bahan Makanan yang tidak dianjurkan:


Bahan makanan yang tidak dianjurkan untuk Diet Hati I, II, III adalah makanan yang
mengandung alkohol, teh atau kopi kental.
CONTOH MENU 3 HARI
Menu Hari I Menu Hari II Menu Hari III
Pagi Pagi Pagi
Bubur Tepung + Kinca Bubur kacang ijo Bubur Tepung + Kinca
Selingan Selingan Selingan
Roti panggang coklat Pudding maizena Roti saus karamel
Siang Pepaya Selingan
Bubur nasi Siang Pudding maizena
Ikan panggang bumbu kecap Ayam suir kecap Pisang cokelat
Macaroni kukus saus tomat Macaroni panggang Siang

Bening bayam Cah bayam jagung Bubur nasi

Pepaya Jus apel Semur ayam kecap


Selingan Selingan Setup wortel
Pudding maizena Kraker selai nanas Jus Jeruk manis
Pisang susu Malam Malam

Malam Cah semur daging Nasi Tim


Nasi Tim Nasi Tim Pepes Tahu
Semur Ayam Setup wortel Cah Bayam Rebus
Jeruk Manis Maccaroni Schootel Ayam

BAB 10

73
DIET PADA PENDERITA GANGGUAN GINJAL

Penyakit Ginjal Kronik (PGK) dikelompokkan menurut stadium, yaitu stadium I, II, III,
dan IV. Pada stasium IV dimana terjadi penurunan fungsi ginjal yang berat tetapi belum
menjalani terapi pengganti dialisis biasa disebut kondisi pre dialisis. Umumnya pasien
diberikan terapi konservatif yang meliputi terapi diet dan medikamentosa dengan tujuan
mempertahankan sisa fungsi ginjal yang secara perlahan akan masuk ke stadium V atau fase
gagal ginjal. Status gizi kurang masih banyak dialami pasien PGK. Penelitian keadaan gizi
pasien PGK dengan Tes Kliren Kreatinin (TKK) ≤ 25 ml/mt yng diberikan terapi konservatif
di Poliklinik Ginjal Hipertensi RSCM, dijumpai 50 % dari 14 pasien dengan status gizi
kurang. Faktor penyebab gizi kurang antara lain adalah asupan makanan yang kurang sebagai
akibat dari tidak nafsu makan, mual dan muntah.
Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian melalui
monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh tim kesehatan. Pada
dasaranya pelayanan dari suatu tim terpadu yang terdiri dari dokter, perawat, ahli gizi serta
petugas kesehatan lain diperlukan agar terapi yang diperlukan kepada pasien optimal. Asuhan
gizi (Nutrition Care) betujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi
optimal, pasien dapat beraktivitas normal, menjaga keseimbangn cairan dan elektrolit, yang
pada akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik.
Penatalaksanaan Diet pada Pasien Penyakit Ginjal Kronik pre dialisis stadium IV
dengan TKK < 25 ml/mt pada dasarnya mencoba memperlambat penurunan fungsi ginjal
lebih lanjut dengan cara mengurang beban kerja nephron dan menurunkan kadar ureum
darah.

10.1 Diet Gagal Ginjal Kronik Pre Dialisis


Standar diet pada Penyakit Ginjal Kronik Pre Dialisis dengan terapi konservatif adalah
sebagai berikut:
1. Syarat Dalam Menyusun Diet
Energi 35 kkal/kg BB, pada geriatri dimana umur > 60 tahun cukup 30 kkal/kg BB.
2. Bahan Makanan yang Dianjurkan
􀂾Sumber Karbohidrat: nasi, bihun, mie, makaroni, jagung, roti, kwethiau, kentang,
tepung-tepungan, madu, sirup, permen, dan gula.

􀂾Sumber Protein Hewani: telur, susu, daging, ikan, ayam.

74
Bahan Makanan Pengganti Protein Hewani
Hasil olahan kacang kedele yaitu tempe, tahu, susu kacang kedele, dapat dipakai
sebagai pengganti protein hewani untuk pasien yang menyukai sebagai variasi
menu atau untuk pasien vegetarian asalkan kebutuhan protein tetap
diperhitungkan. Beberapa kebaikan dan kelemahan sumber protein nabati untuk
pasien penyakit ginjal kronik akan dibahas.
􀂾Sumber Lemak: minyak kelapa, minyak jagung, minyak kedele, margarine rendah
garam, mentega.
􀂾Sumber Vitamin dan Mineral
Semua sayur dan buah, kecuali jika pasien mengalami hipekalemi perlu
menghindari buah dan sayur tinggi kalium dan perlu pengelolaan khusus yaitu
dengan cara merendam sayur dan buah dalam air hangat selama 2 jam, setelah itu
air rendaman dibuang, sayur/buah dicuci kembali dengan air yang mengalir dan
untuk buah dapat dimasak menjadi stup buah/coktail buah.
3. Bahan Makanan yang Dihindari Hindari
Sayur dan buah tinggi kalium jika pasien mengalami hiperkalemi. Bahan makanan
tinggi kalium diantaranya adalah bayam, gambas, daun singkong, leci, daun pepaya,
kelapa muda, pisang, durian, dan nangka. Hindari/batasi makanan tinggi natrium jika
pasien hipertensi, udema dan asites. Bahan makanan tinggi natrium diantaranya adalah
garam, vetsin, penyedap rasa/kaldu kering, makanan yang diawetkan, dikalengkan dan
diasinkan.
Protein berasal dari bahasa Yunani, yaitu proteos berarti yang utama atau
didahulukan. Jumlah dan jenis protein yang diberikan pada pasien PGK pre dialisis dalam
bentuk diet Rendah Protein sangat penting untuk diperhatikan karena protein berguna
untuk mengganti jaringan yang rusak, membuat zat antibodi, enzim dan hormon, menjaga
keseimbangan asam basa, air, elektrolit, serta menyumbang sejumlah energi tubuh. Protein
dibuat dari 20 asam amino penyusun protein, 11 diantaranya dapat disintesis oleh tubuh,
dan 9 sisanya disebut asam amino esensial yang diperoleh dari bahan makanan, yaitu
Leusin, Isoleusin, Valin, Triptofan, Fenilalanin, Metionin, Treonin, Lisin dan Histidin.
Dari asam amino, 8 diantaranya dibutuhkan oleh orang dewasa, sedangkan Histidin
dibutuhkan oleh anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bahan makanan yang
mengandung semua asam amino disebut lengkap protein, seperti telur, daging, ikan, susu,
unggas, keju. Oleh karena itu, protein hewani biasa disebut sebagai protein bernilai biologi
tinggi. Bahan makanan nabati, misalnya beras dan kacang-kacangan, mengandung asam

75
amino esensial yang terbatas atau tidak lengkap. Oleh karena itu, dikatakan mengandung
protein bernilai biologi rendah.
Kedelai dan hasil olahannya, yaitu tempe, tahu dan susu kedelai, mengandung
asam amino esensial walaupun ada 1 asam amino yang kurang, terbatas fungsinya hanya
untuk pemeliharaan, tidak untuk pertumbuhan (Limiting Amino Acid) yaitu metionin.
Demikian pula asam amino esensial lisin kurang pada beras dan triptopan kurang pada
jagung, akan tetapi apabila bahan makanan yang mengandung asam amino terbatas
dikonsumsi secara bersamaan dalam hidangan sehari-hari, dapat saling melengkapi
kekurangan dalam asam amino esensial. Sebagai contoh, nasi yang terbatas lisin dimakan
bersamaan dengan tempe yang terbatas pada metionin didapatkan campuran yang
memungkinkan saling melengkapi dalam asam aminonya untuk pertumbuhan dan
pemeliharaan jaringan tubuh.
Metode penilaian kualitas protein dahulu menggunakan Protein Efficiency Ratio
(PER) yang berdasarkan respon pertumbuhan pada pemberian sejumlah protein. Saat ini,
penilaian mutu protein digunakan Protein Digestibility Corrected Amino Acid Score
(PDCAAS) yang menggambarkan jumlah asam amino dari protein dan tingkat daya
cernanya pada manusia. Dengan metode ini, protein kedelai mempunyai nilai yang sama
dibandingkan dengan putih telur dan protein susu, kecuali asam amino methionin yang
harus ditambah.
Sumber protein dari kacang-kacangan dan produk kedelai, seperti tempe, tahu, susu
acang juga mengandung kalium dan fosfor yang cukup tinggi, sehingga untuk mencegah
hiperkalemia dan hiperfosfatemia tetap dibutuhkan pengikat fosfor dan kalium yang
adekuat. Produk kedelai cukup aman untuk selingan pengganti protein hewani sebagai
variasi menu dengan jumlah sesuai anjuran. Akan tetapi tidak untuk suplemen atau
tambahan sehingga melebihi kebutuhan. Susu kacang kedelai dapat pula digunakan
sebagai pengganti susu sapi. Hal positif yang didapat dari protein nabati adalah
mengandung phytoestrogen yang disebut isoflavon yang memberikan banyak keuntungan
pada PGK.
Penelitian-penelitian yang telah dilakukan didapatan protein dari kedelai dapat
menurunkan proteinuria, hiperfiltrasi, dan proinflamato cytokines yang diperkirakan dapat
menghambat penurunan fungsi ginjal lebuh lanjut. Penelitian lain mengenai diet dengan
protein nabati pada pasien PGK adalah dapat menurunkan ekresi urea, serum kolesterol
total dan LDL sebagai pencegah kelainan pada jantung yang sering dialami pada pasien
PGK. Pada binatang percobaan dengan penurunan fungsi ginjal yang diberi casein

76
dibandingkan dengan protein kedelai setelah 1-3 minggu didapatkab menunda penurunan
fungi ginjal lebih lanjut.

10.2 Contoh Menu (Modifikasi)


Pasien PGK dengan terapi konservatif komposisi protein hewani:nabati = 50%: 50%.
Menu dibuat untuk pasien PGK pre HD pria 62 tahun dengan BB 66 kg dan TB 173 cm.
Nilai gizi : Energi ± 2000 kkal, protein ± Menu Jumlah
40 g, lemak ± 58 g, KH ± 335 g. Waktu Gram URT*
Pagi Nasi 100 ¾ gls
Tumis Tahu 75 1 ptg sdg
Madu 40 2 saset
Susu 15 3 sdm
Gula 13 1 sdm
Pk 10.00 Kue Talam 50 1 porsi
Teh 13 1 sdm
Gula
Siang Nasi 150 1 gls
Rolade Daging 50 1 ptg sdg
Cap-cay Goreng 50 ½ gls
Stup Nanas 100 1 ptg
Pk 16.00 Kue Mangkok 50 1 ptg sdg
Fla Sirup 30 3 sdm
Sore Nasi 150 1 gls
Ayam Goreng 40 1 ptg sdg
Stup Buncis- 50 ½ gls
Wortel 100 1 ptg
Koktail Pepaya
*URT = ukuran rumah tangga, sdm = sendok makan, ptg = potong, gls = gelas, sdg = sedang,
btr = butir, bks = bungkus

Kesimpulan:
1. Terapi konservatif, yaitu diet dan obat diberikan untuk pasien PGK yang belum
menjalani terapi pengganti, dimana TKK < 25 ml/mt (stasium IV PGK).
2. Diet yang diberikan adalah rendah protein cukup tinggi. Caitan dan elektrolit
disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Pada Diet Rendah Protein, sumber protein sebagai lauk pauk tidak hanya bersumber
dari protein hewani, dapat digunakan hasil olahan kedelai untuk pengganti protein
hewani sebagai variasi menu atau untuk penganut vegetarian dengan memperhatikan
segala kelebihan dan kekurangan.
4. Asupan protein yang konsisten dan terkendali adalah penting.
DAFTAR PUSTAKA

77
Abunain Djumadias, (1990) , Aplikasi Antropometri sebgai Alat Ukur Status Gizi, Puslitbang
Gizi Bogor.

Almatsier, S. (2001) Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

Arsad.RA, (2006), Perbedaan Hemoglobin, Status Gizi dan Prestasi Belajar Anak SD
Wilayah Gunung dan Pantai di Kabupaten Polewali Mandar tahun 2006, FKM-
UNHAS, Makassar

Auliana, R. (1999), Gizi Dan Pengolahan Pangan. Mitra Gama Widya, Jakarta

Depkes, RI, (2004), Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan Masyarakat, Jakarta

Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat. (2002), Buku Panduan 13 Pesan Dasar Gizi Seimbang.
Jakarta

Francin, P. (2005), Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. EGC, Jakarta,

Hananto, W. (2002) Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil, Dan Menyusui Dengan Bahan
Makanan Lokal. Sagung Seto, Jakarta

Moehji, S. (2002) Ilmu Gizi. Jilid I. Bhatara Karya Pustaka, Jakarta,

Supariasa, I (2002). Penilaian Status Gizi. EGC, Jakarta,

Soekirman. (2000), Perlu Paradigma Baru Untuk Menanggulangi Masalah Gizi Makro Di
Indonesia. Pusat Studi Kebijakan Pangan dan Gizi Institut Pertanian Bogor (IPB),

Suharjo, (1996), Gizi dan Pangan, Kanisius, Yogyakarta

Supariasa, (1999), Epidemiologi Gizi, AKZI Malang

Wiryo, H. (2002). Peningkatan Gizi Bayi, Anak, Ibu Hamil dan Menyusui dengan Bahan
Makanan Lokal. Jakarta: Sagung Seto.

_______, Gizikuseimbang.blogspot.com/2009/03/gizi-seimbang-bagi-wanita-hamil.html
diunduh 21 mei 2010, 06:46 PM

_______, Lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/17/gizi-seimbang-ibu-hamil/ diunduh 22


mei 2010, 12:21 AM

______, Scribd.com/doc/6223587/Kebutuhan-Zat-Gizi-Sepanjang-Daur-Kehidupan-Manusia
diunduh 21 mei 2010, 06:49 PM

______, Docstoc.com/docs/16106147/Gizi-ibu-hamil diunduh 21 Mei 2010, 09:30 PM


Sophia, E. 2009. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

_______, Medicastore.com/artikel/268/Kebutuhan_Gizi_Ibu_Hamil.html diunduh 21 Mei


2010, 09:21 PM

78
79
DAFTAR ISI

BAB 1 KONSEP DASAR GIZI

1.1 Pengertian Gizi …………………………………………………………………….. 1

1.2 Sejarah Perkembangan Gizi ………………………………………………………. 2

1.3 Ruang Lingkup Ilmu Gizi …………………………………………………………. 3

1.4 Pengelompokan Zat Gizi Menurut Kebutuhan …………………………………… 3

1.5 Fungsi Zat Gizi …………………………………………………………………….. 4

BAB 2 PENILAIAN STATUS GIZI

2.1 Pengertian PSG …………………………………………………………………….. 5

2.2 Pengukuran Secara Langsung ……………………………………………………. 5

2.3 Penilaian Status Gizi Anak ………………………………………………………… 8

BAB 3 KONSEP GIZI SEIMBANG

3.1 Sejarah Gizi Seimbang …………………………………………………………… 15

3.2 Pengertian Gizi Seimbang ………………………………………………………… 15

3.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyusunan Gizi Seimbang ……………………….. 16

3.4 Pesan Umum Gizi Seimbang ………………………………………………………. 16

BAB 4 MASALAH GIZI DI INDONESIA

4.1 Masalah Gizi Kaitan dengan Penjamu, Agent, dan Lingkungan ……………… 21

BAB 5 GIZI DAUR HIDUP

5.1 Gizi Pada Ibu Hamil ……………………………………………………………... 25

5.2 Gizi Pada Ibu Menyusui …………………………………………………………. 31

5.3 Gizi Pada Bayi …………………………………………………………………… 33

5.4 Gizi Pada Anak ………………………………………………………………… 40

5.5 Gizi Pada Remaja dan Dewasa ………………………………………………….. 41

BAB 6 DIET JANTUNG

6.1 Faktor Risiko Penyakit Jantung ………………………………………………… 46

80
6.2 Diet Rendah Kolesterol ………………………………………………………….. 46

BAB 7 DIET DM

7.1 Penatalaksanaan Pola Makan Penderita DM …………………………………… 53

7.2 Daftar Bahan Makanan Penukar ………………………………………………… 57

7.3 Standar Jenis Diet untuk Penderita DM Rawat Jalan ……………………………. 63

BAB 8 DIET LAMBUNG

8.1 Tujuan Diet Lambung …………………………………………………………… 64

8.2 Syarat Diet Lambung ……………………………………………………………. 64

8.3 Makanan yang Diperbolehkan …………………………………………………. 64

8.4 Makanan yang Dilarang ……………………………………………………….. 65

BAB 9 DIET HATI

9.1 Penyebab Penyakit Hati ……………………………………………………….. 68

9.2 Pencegahan Penyakit Hati ……………………………………………………… 70

9.3 Diet Penyakit Hati ………………………………………………………………. 71

BAB 10 DIET PADA PENDERITA GANGGUAN GINJAL

10.1 Diet Gagal ginjal Kornik Pre Dialisis …………………………………………… 74

10.2 Contoh Menu ……………………………………………………………………. 77

DAFTAR PUSTAKA

81

Anda mungkin juga menyukai