Gempa Bumi
Gempa Bumi
GEMPA BUMI
Gempa bumi adalah getaran yang terjadi permukaan bumi. Gempa bumi biasa
disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga
digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya kejadian gempa bumi tersebut.
Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan gempa bumi terjadi apabila tekanan
yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar untuk dapat ditahan
Pusat gempa disebut juga dengan istilah hiposenter (bahasa Inggris: hypocenter)
yang berasal dari bahasa Yunani υπόκεντρον yang berarti "di bawah pusat", adalah
titik di dalam bumi yang menjadi pusat gempa bumi. Titik di permukaan bumi tepat di
atas hiposenter disebut dengan episenter.Hiposentrum adalah sumber gempa di
kedalaman
Gempa bumi terjadi setiap hari di bumi, namun kebanyakan kecil dan tidak
menyebabkan kerusakan apa-apa. Gempa bumi kecil juga dapat mengiringi gempa bumi
besar, dan dapat terjadi sesudah, sebelum, atau selepas gempa bumi besar tersebut.
Intensitas
Intensitas adalah besaran yang dipakai untuk mengukur suatu gempa selain dengan
tempat akibat gempa bumi yang diukur berdasarkan kerusakan yang terjadi. Harga
kedalaman gempa, kondisi tanah dan keadaan bangunan. Skala Intensitas Modifikasi
Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan tenaga yang terjadi karena
pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan
dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan
dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (plat tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar area
dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan
lainnya. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.[2] Gempa bumi
tektonik memang unik. Peta penyebarannya mengikuti pola dan aturan yang khusus dan
menyusun kerak bumi. Dalam ilmu kebumian (geologi), kerangka teoretis tektonik
lempeng merupakan postulat untuk menjelaskan fenomena gempa bumi tektonik yang
melanda hampir seluruh kawasan, yang berdekatan dengan batas pertemuan lempeng
tektonik. Contoh gempa tektonik ialah seperti yang terjadi di Yogyakarta, Indonesia
Gempa bumi gunung berapi terjadi berdekatan dengan gunung berapi dan mempunyai
bentuk keretakan memanjang yang sama dengan gempa bumi tektonik. Gempa bumi
gunung berapi disebabkan oleh pergerakan magma ke atas dalam gunung berapi, di
Gempa bumi gunung berapi terjadi di kawasan yang berdekatan dengan gunung berapi,
seperti Pergunungan Cascade di barat Laut Pasifik, Jepang, Dataran Tinggi Islandia,
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian
membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat
ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itu lah gempa bumi akan terjadi.
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi
lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam
gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan
gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena
menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di
Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau
akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik
tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat
terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor
tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan
Sebagian jalan layang yang runtuh akibat gempa bumi Loma Prieta pada tahun 1989
Gempa bumi memakan korban jiwa sebanyak 6.433 orang yang sebagian besar
merupakan penduduk kota Kobe. Gempa bumi besar Hanshin-Awaji merupakan
gempa bumi terburuk di Jepang sejak Gempa bumi besar Kanto 1923 yang
menelan korban jiwa 140.000 orang.
Gempa bumi berkekuatan sampai 7,2 pada skala Richter di beberapa tempat di
daerah Hanshin dan pulau Awaji. Getaran juga masih dapat diukur di Iwaza
(Prefektur Fukushima) yang terletak di Jepang bagian utara, serta Kagoshima dan
Nagasaki yang terletak Jepang bagian barat.
Kerugian
Korban jiwa: 6.434 orang, korban hilang: 3 orang, luka berat-ringan: 43.792
orang
Korban yang mengungsi: di atas 300.000 orang
Total kerusakan rumah tinggal: 250.000 bangunan dengan perincian 104.906
hancur total, 144.274 hancur sebagian, 390.506 bangunan rusak, sekitar
460.000 keluarga kehilangan tempat tinggal atau tempat tinggal mengalami
kerusakan
Korban akibat kebakaran: 7,483 bangunan terbakar habis, di antaranya 6.148
bangunan tempat tinggal (rumah dan apartemen), 9.017 keluarga kehilangan
tempat tinggal
Kerugian lain: jalan dan jalan raya mengalami kerusakan di 10.069 tempat, 320
bangunan jembatan mengalami kerusakan, kerusakan pinggiran sungai di 430
tempat, tanah longsor di 378 tempat.
Total kerugian: 10 triliun yen, sebesar 2.5% dari GDP Jepang pada saat itu.
Kebakaran besar menyusul gempa bumi ditambah terjadinya badai api hampir
memusnahkan semua bangunan rumah tinggal di distrik Shin-Nagata kota Kobe,
tapi usaha pemadaman yang dilakukan berhasil mencegah kerugian lebih besar.
Foto stasiun KA JR Rokkomichi yang hancur dan foto stasiun Hankyu Itami yang
runtuh bersama kereta api yang siap berangkat di saat terjadinya gempa pada
pukul 05:46 pagi menjadi bukti-bukti kekuatan Gempa bumi besar Hanshin. Foto
jalan layang Hanshin Expressway yang runtuh juga mendominasi halaman utama
surat kabar di seluruh dunia di hari-hari sesudah gempa bumi terjadi.
Jaringan kereta api juga mengalami kerusakan berat, hanya sepertiga dari rel
kereta api antara Osaka dan Kobe yang dapat dipakai. Jalur KA Hanshin
mengalami kerusakan yang paling parah karena sebagian besar tiang penyangga
rel yang dibangun pada tahun 1967 tidak didesain untuk tahan gempa. Tiang-tiang
penyangga rel banyak yang runtuh menimpa jalan raya di bawahnya sehingga
jalan tidak dapat dilewati. Stasiun KA bawah tanah Daikai yang ada di kota Kobe
juga amblas mengakibatkan jalan raya yang ada di atasnya ikut runtuh.
Jalan layang Hanshin Expressway yang menghubungkan Osaka dan Kobe runtuh
sebanyak 10 ruas jalan di tiga tempat, sehingga jalur lalu lintas ke/dari kota Kobe
putus. Pelabuhan Kobe juga mengalami kerusakan sehingga kegiatan bongkar-
muat tidak dapat dilakukan. Sebagian besar jalan tol pelabuhan juga runtuh dan
baru bisa dibuka kembali pada tanggal 30 September 1996.
Tiang penyangga rel kereta Shinkansen yang terletak tinggi di atas tanah
mengalami kerusakan, sehingga jalur kereta Shinkansen ke Jepang bagian barat
terputus, tapi Bandara Internasional Kansai yang dibangun di atas pulau buatan
tidak mengalami kerusakan.