Anda di halaman 1dari 17

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah................................................................................................1

C. Tujuan...................................................................................................................1

D. Manfaat.................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..................................................................................................2

A. Awal Sejarah Berdirinya Negara Republik Indonesia......................................2

B. Negara...................................................................................................................3

1. Pengertian.........................................................................................................3

2. Teori Terbentuknya Negara.............................................................................3

3. Tujuan Negara..................................................................................................5

4. Unsur-unsur Negara.........................................................................................5

5. Bentuk-bentuk Negara.....................................................................................7

6. Sifat Negara......................................................................................................7

C. Warga Negara.......................................................................................................8

1. Pengertian.........................................................................................................8

2. Hak dan Kewajban Warga Negara...............................................................10

D. Kewarganegaraan..............................................................................................12

1. Pengertian.......................................................................................................12

2. Asas Kewarganegaraan.................................................................................13

BAB IV PENUTUPAN..................................................................................................15

A. Kesimpulan.........................................................................................................15

B. Saran...................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................16

i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita mulai dikenalkan tentang Negara pada usia yang dini, baik itu
dalam kehidupan sehari hari maupun saat kita sedang menimba ilmu di
sekolah.Hal tersebut tentu membuat kita begitu familiar dengan “Negara”.
Namun ironisnya, pemahaman tentang Negara belum banyak diketahui
oleh khalayak luas.
Selain pengetahuan tentang Negara, kita juga tidak menyadari
bagaimana kita berada disebuah tempat yang kita sebut sebagai Negara.
Bagaimana kita tinggal, bagaimana kita mendapat kartu identitas,
bagaimana kita dapat menggunakan sarana umum, mengapa kita disebut
warga Negara indonesia dan lain sebagainya.
Hal-hal kecil namun mendasar seperti inilah yang akan kita bahas
dalam makalah ini. Pengetahuan tentang Negara, warga Negara, dan
kewarganegaraan, secara rinci akan kita bahas adalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Sejarah Terbentuknya Negara Indonesia ?
2. Apa yang dimaksud dengan Negara ?
3. Apa saja ketentuan-ketentuan tentang Negara ?
4. Apa yang dimaksud dengan Warga Negara ?
5. Apa saja hak dan kewajiban warga Negara ?
6. Apa yang dimaksud Kewarganegaraan ?
7. Apa saja yang menjadi asas-asas Kewarganegaraan ?
C. Tujuan
1. Memberi pengetahuan mendalam terhadap masyarakat.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan.
D. Manfaat
Masyarakat mengerti apa itu Negara, warga Negara, dan kewarganegaraan.
Sehingga dapat mengimplesentasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Awal Sejarah Berdirinya Negara Republik Indonesia


Sejarah berdirinya NKRI ini dibagi menjadi empat zaman, yang dimulai
dari zaman prasejarah, zaman kerajaan, zaman penjajahan hingga
merdeka. Baiklah yang pertama tama yang dibahas yakni sebagai berikut :
1. Zaman Prasejarah
Zaman prasejarah di Indonesai terbagi menjadi empat yaitu Paleolitik,
Neolitik, megalitik, dan zaman perunggu. Pada zaman ini mulai
ditemukan fosil fosil manusia purba dan wilayah-wilayah yang sudah
layak untuk dijadikan tempat tinggal.
2. Zaman Kerajaan
Pada masa awalnya kerajaan – kerajaan yang ada di indonesia yaitu
berawal dari kerajaan –kerajaan yang menganut agama hindu yang
disebabkan masyarakat india yang datang ke indonesia pada abad ke 1
dengan bukti di gunung Raksa Panaitan dengan ditemukan nya patung
Ganesha. Dan juga pada abad ke 2 dengan bukti adanya kuil jiwa di
Batujaya. Hingga munculah kerajaan Tarumanegara yang menyatukan
seluruh wilayah nusantara. Kerajaan Islam pun muncul pada abad ke-
13. Hingga kerajaan kerajaan tersebut runtuh karena konflik yang
disebabkan oleh VOC.
3. Zaman Penjajahan hingga Merdeka
a. Tahun 1512 Portugal menjajah Indonesia
b. Tahun 1619 jawa telah dikuasai oleh Belanda. Belandapun
menjajah selama krang lebih 3,5 abad.
c. Mulai 1940 Indonesia dijajah oleh Jepang, hingga akhirnya jepang
menyerah tanpa syarat.
d. 1945 pemuda Indonesia berinisiatif menculik Soekarno untuk
merdeka. Ini adalah awal berdirinya warga Indonesia.

2
B. Negara
1. Pengertian
Menurut bahasa negara memiliki arti kota, yang berasal dari
Bahasa Sansekerta, yakni nagara atau nagari. sedangkan dilihat dari
Bahasa internasionalnya, Negara adalah terjemahan dari kata
state:Inggris, staat:Jerman dan Belanda, dan etat:perancis1.

Selain itu, menurut beberapa ahli, hukum diartikan sebagai berikut2 :

a. Karl Marx, Negara adalah suatu alat kekuasaan bagi penguasa


untuk menindas kelas manusia yang lain
b. John locke, Negara merupakan suatu badan atau organisasi hasil
persetujuan semua rakyat
c. Roger f. Soleau, Negara adalah wewenang yang mengendalikan
dan mengatur persoalan-persoalan yang bersifat bersama atas nama
masyarakat.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa Negara


adalah sebuah badan atau organisasi yang memiliki wewenang guna
mengatur hal yang berhubungan dengan masyarakat luas, dan memiliki
tanggung jawab untuk menyejahterakan, melindungi, dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Teori Terbentuknya Negara
Ada empat macam teori mengenai suatu kedaulatan, yaitu teori
kedaulatan Tuhan, kedaulatan negara, kedaulatan hukum dan
kedaulatan rakyat.
a. Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit)
Teori kedaulatan Tuhan (Gods souvereiniteit) meyatakan atau
menganggap kekuasaan pemerintah suatu negara diberikan oleh
Tuhan. Misalnya kerajaan Belanda, Raja atau ratu secara resmi
menamakan dirinya Raja atas kehendak Tuhan “bij de Gratie

1
P. N. H. Simanjuntak, Pendidikan Kewarganegaraan (Jogjakarta: Grasindo Pustaka, n.d.), 2–3.
2
Retno Listyarti, Pendidikan Kewarganegaraan, Penerbit Airlangga (Jakarta: Penerbit Airlangga,
2006), 14.

3
Gods”, atau Ethiopia (Raja Haile Selasi) dinamakan “Singa
Penakluk dari suku Yuda yang terpilih Tuhan menjadi Raja di
Ethiopia”. Aurelius Augustinus adalah seorang pemikir yang
menekankan pada pelaksanaan negara yang harus sesuai dengan
ketentuan tuhan. Dalam Magnis-Suseno (1987: 192-193)
disebutkan bahwa negara diciptakan atas dasar kecintaan kepada
tuhan, dan tidak perlu ada negara dengan ketentuan dari manusia.
Gagasan Au-gustinus disimpulkan oleh Magnis-Suseno sebagai
berikut, “Negara tidak berhak untuk memerintahkan sesuatu yang
bertentangan dengan kehendak Allah” (Magnis-Suseno, 1987:
193).Contoh Negara yang menganut teori kedaulatan tuhan adalah
negara Vatikan, negara Saudi Arabia.
b. Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)
Teori kedaulatan Negara (Staats souvereiniteit)menganggap
sebagai suatu axioma yang tidak dapat dibantah, artinya dalam
suatu wilayah negara, negaralah yang berdaulat. Inilah inti pokok
dari semua kekuasaan yang ada dalam wilayah suatu negara.
Otto Mayer (dalam buku Deutsches Verwaltungsrecht) menyatakan
“kemauan negara adalah memiliki kekuasaan kekerasan menurut
kehendak alam”. Sementara itu Jellinek dalam buku Algemeine
Staatslehre menyatakan kedaulatan negara sebagai pokok pangkal
kekuasaan yang tidak diperoleh dari siapapun. Pemerintah adalah
“alat negara”. Negaralah yang menciptakan hukum, jadi rakyat
harus tunduk kepada negara. Tokoh-tokohnya adalah Jean Bodin
dan George Jellinek.Contoh Negara yang menganut teori
kedaulatan Negara adalah Jerman masa Adolf HitlerItalia masa
Benito Mussolini
c. Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit)
Teori kedaulatan hukum (Rechts souvereiniteit) menyatakan semua
kekuasaan dalam negara berdasar atas hukum. Pelopor teori ini
adalah H. Krabbe dalam buku Die Moderne Staats Idee.Contoh

4
Negara yang menganut teori kedaulatan hukum adalah Belanda
[penegasan Krabbe].
d. Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit),
Teori Kedaulatan Rakyat (Volks aouvereiniteit), semua kekuasaan
dalam suatu negara didasarkan pada kekuasaan rakyat (bersama).
J.J. Rousseau (Perancis) menyatakan apa yang dikenal dengan
“kontrak sosial”, suatu perjanjian antara seluruh rakyat yang
menyetujui Pemerintah mempunyai kekuasaan dalam suatu negara.
Di dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, 3 unsur negara
menjadi 4 bahkan 5 yaitu rakyat, wilayah, pemerintahan, UUD
(Konstitusi) dan pengakuan Internasional (secara de facto maupun
de jure).3[3] John Lock sebagai pencetus kedaulatan rakyat sangat
mengidam-idamkan terwujudkan kedaulatan rakyat. Dia
menggambarkan bahwa terbentuknya sebuah negara berdasarkan
kontrak sosial yang terbagi atas dua bagian yaitu factum unionis
(perjanjian antar rakyat) dan factum subjectionis (perjanjian antara
rakyat dengan pemerintah).

3. Tujuan Negara
Segala sesuatu yang ada dimuka bumi pasti memiliki tujuan.
Begitu juga dengan Negara. Menuruat pendapat Immanuel Kant,
tujuan adanya Negara adalah sebagai pembentuk dan pemelihara
semua hak dan kewajiban Warga Negara yang tidak bertentangan
dengan hukum yang ada dan telah disepakati oleh semua warga
Negara.
Indonesia sebagai Negara pun memiliki tujuan, hingga Negara
Kesatuan Republik Indonesia ini berdiri sampai saat ini.
Menurut Undang-Undang Dasar 1945, tujuan berdirinya Negara
Indonesia adalah :
a. Melindungi segenp bangasa, dan tumpah darah Indonesia
b. Memajukan kesejahteraan hukum

5
c. Mencerdaskan kehidupan bangsa
d. Ikut melaksanakan ketertiban dunia4
4. Unsur-unsur Negara
Mengaca dari pendapat Mac Iver, sebuah Negara harus memiliki
tiga unsur pokok, yakni wilayah, rakyat, dan pemerintah. Dari ketiga
hal unsur tersebut, dapat diartikan bahwasannya semua unsur yang ada
harus berdaulat satu sama lain.
Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut :
a. Wilayah
Wilayah adalah hal pokok yang harus ada dalam sebuah
Negara, karena wilayah adalah tempat atau daerah tertentu
dimana tempat tersebut telah dikuasai oleh sekelompok manusia
yang memiliki kedaulatan dan menjadikannya sebagai territorial.
Baik itu berupa daratan ataupun lautan.
b. Penduduk
Penduduk adalah bagian dari Negara, yakni sekelompok orang
yang memiliki ideology yang sama dan tempat tinggal yang sama.
Penduduk sering juga disebut dengan rakyat.
c. Pemerintah
Pemerintah adalah pemegang kekuasaan yang memiliki tugas
untuk menyejahterakan rakyat.
d. Kedaulatan
Hal ini disebut juga dengan kekuasaan tertinggi yang membuat
undang undang dan menerapkannya dalam roda kepemerintahan.

Terlepas dari unsur-unsur yang telah disebutkan. Menurut hukum


Internasional, Negara baru disebut Negara, apabila memiliki
pengakuan dari Negara lain, hal ini disebut dengan deklaratif5.

Pengakuan deklaratif dibagi menjadi dua, yakni :

a. de Facto

4
Aim Abdulkarim, Pendidikan Kewarganegaraan, 1st ed. (Bandung: Grafindo Media Pratama,
2005), 22–23.
5
Ade Adhariyatno, “Pengertian_Negara,” n.d., 3–4.

6
Adalah sebuah pengakuan tentang sebuah Negara yang merdeka
dan belum secara resmi. De Facto ini hanyalah sebuah pengakuan
yang dilontarkan suatu Negara untuk memperkuat Negara baru
merdeka. De facto ini adalah proses pertama sebuah Negara baru
merdeka dan belum ada legalitas hukum. Pengakuan ini hanya
bersifat sementara, dan bisa berlanjut pada pengakuan yang resmi
apabila terbukti Negara tersebut telah merdeka dan sesuai prosedur
hukum.
Contoh pengakuan ini, diberikan saat Indonesia baru saja merdeka,
dan Palestina adalah Negara pertama yang mengakui kemerdekaan
Indonesia pada 17 Agustus 1945.
b. de Jure
Adalah pengakuan yang diberikan oleh Negara lain secara resmi,
karena Negara baru tersebut telah memenuhi persyaratan dan
hukum Negara lain sehingga interelasipun terjadi baik dibidang
ekonomi sampai diplomatik.
Contoh pengakuan ini, diberikan oleh Mesir kepada Indonesia
pada 18 November 1946, karena Mesir telah mengakui Indonesia
berdaulat penuh akan kemerdekaannya, proses inipun telah
mengikuti standart hukum internasional.

5. Bentuk-bentuk Negara

Adapun bentuk-bentuk Negara dibedakan menjadi tiga6, yakni:

a. Negara Kesatuan
Adalah Bentuk Negara yang bersatu dan berdaulat. Bentuk
Negara ini hanya memiliki satu pusat pemerintahan yang

6
Aim Abdulkarim, Pendidikan Kewarganegaraan, 16–17.

7
dipimpin oleh satu pemimpin, yakni presiden, juga hanya
memiliki satu UU, dan satu bendera Negara.
Adapun Negara-negara yang berbentuk kesatuan diantaranya
adalah Indonesia, Malaysia, Timor Leste, dll.
b. Negara Serikat atau federal
Adalah bentuk Negara yang memiliki banyak Negara bagian dan
kepala kepemerindahan. Meskipun memiliki UU dan bendera
federal yang sama, namun, setiap Negara bagian memiliki
peratuaran dan bendera masing-masing.
Negara yang berbentuik federal adalah Amerika Serikat, Afrika,
Nigeria, dll.
c. Negara Konfederasi
Yakni Negara yang memilik Negara-negara yang berdaulat penuh
sesuai dengan perjanjian internasional.
Adapun Negara yang memakai bentuk ini adalah swiss.
6. Sifat Negara

Selain memiliki hal hal yang sudah dibahas diatas, Negara juga
memiliki sifat khusus yang menjadi sebuah perwujudan akan
kedaulatan suatu Negara tersebut.

Diantara sifat-sifat tersebut adalah :

a. Sifat Memaksa
Negara berhak menggunakan kekerasan fisik yang sah dengan cara
menjalankan sanksi bagi pelanggar hukum, agar hukum yang
disahkan dinegara tersebut berjalan dengan lancar dan semua
anggota masyarakat menaati peraturan yang ada, sehingga
terciptanya ketertiban bersama.
b. Monopoli
Negara memiliki hak tunggal, dimana ia dapat menetapkan tujuan
yang sama dengan masyarakat. hal tersebut dilakukan untuk
menguasai sesuatu untuk kepentingan bersama.
c. Mencakup semua

8
Objek bagi keperintahan Negara adalah untuk semua orang yang
berada pada Negara tersebut, tanpa terkecuali.
C. Warga Negara
1. Pengertian
Warga Negara adalah penduduk sebuah Negara yang sudah
ditetapkan oleh undang-undang Negara tersebut. Dimana, penduduk
atau warga Negara ini termasuk unsur sebuah Negara dan menjadi
bagian didalamnya dan memiliki hak-hak penuh juga kewajiban yang
bersifat timbal balik terhadap negaranya7.
Di Indonesia peraturan atau Undang-undang yang mengatur tentang
warga Negara ini terdapat dalam Undang-Undang Dasar 1945 bab V
pasal 26 tentang warga Negara dan penduduk. Dalam pasal tersebut
disebutkan bahwa :
a. Warga Negara Indonesia adalah warga asli Indoneisa ataupun
warga Negara asing yang disahkan menjadi warga Negara melalui
undang – undang yang ada.
b. Penduduk adalah warga Negara Indonesia atau bangsa lain yang
bertempat tinggal di Indonesia.
c. Hal-hal menganai warga Negara dan penduduk diatur dalam
undang-undang

Pasal 4 Undang-undang Nomor 12 Tahun 2006 juga menjelaskan


tentang warga Negara secara detail.

Dalam undang-undang tersebut menjelaskan bahwa warga Negara


Indonesia adalah :

a. Setiap orang yang berdasarkan pada undang-undang atau


perjanjian pemerintah Republik Indonesia dengan negra lain
sebelum undang- undang ini berlaku sudah menjadi warga Negara
Indonesia.
b. Anak-anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah
dan ibu warga Negara Indonesia.
7
Tuniredja, Tukiran. Konsep Dasar Kewarganegaraan (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 38-
40.

9
c. Anak-anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah warga
Negara Indonesia dan ibu yang warga Negara asing.
d. Anak-anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah warga
Negara asing dan ibu warga Negara Indonesia.
e. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dimana ibunya adalah
warga Negara Indonesia dan ayahnya tidak memiliki
kewarganegaraan atau hukum Negara asalnya, maka sang ayah
tidak memberikan kewarganegaraan kepada anak tersebut.
f. Anak yang lahir setelah 300 hari ayahnya wafat, dan anak
tersebut adalah anak dari perkawinan yang sah dari ayah yang
berkewarganegaraan Indonesia.
g. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga Negara Indonesia.
h. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu
warga Negara asing, diman ayahnya adalah seorang warga Negara
Indonesia, dan mengakui bahwa anak tersebut adalah buah
hatinya, pengakuan ini dilakukan sampai anak tersebut berusia 18
tahun atau sebelum menikah.
i. Anak yang ayah dan ibunya tidak diketahui, namun terlahir di
wilayah Indonesia.
j. Anak yang lahir di wilayah Negara Indonesia dimana waktu ia
lahir, tidak jelas kewarganegaraan ayah ataupun ibunya.
k. Anak yang lahir di wilayah Indonesia, dimana ayah dan ibunya
tidak diketahui keberadaannya, dan kewarganegaraannya.
l. Anak yang lahir di luar wilayah Indonesia, dimana ayah dan
ibunya adalah warga Negara Indonesia, karena ketentuan Negara,
maka anak tersebut diberi kewarganegaraan Indonesia.
m. Anak dari ayah dan ibu yang telah dikabulkan permohonan
kewarganegaraannya, namun sang ayah atau ibu meninggal
sebelum mengucap sumpah setia.

Selain pasal tersebut, dalam pasal 5 UU nomor 12 tahun 2006


menambahkan bahwa:

10
a. Anak warga Negara yang belum diikat dari pernikahan yang sah,
dari ayah atau ibu yang memiliki kewarganegaraan asing, tetap
diakui sebagai warga Negara Indonesia sampai usianya 18 tahun.
b. Anak warga Negara yang diangkat secara sah oleh orang tua
angkat yang berkewarganegaraan asing, maka ia tetap diakui
sebagai warga Negara Indonesia sampai usianya 5 tahun.
2. Hak dan Kewajban Warga Negara
a. Hak Warga Negara
secara garis besar, hak warga Negara diatur dalam undang-
undang Dasar 1945 adalah8 :
1. Memiliki kedudukan yang sama dimata hukum dan
pemerintah.
diperkuat dengan UUD 1945 pasal 27 ayat (1).
2. Memiliki ha katas kehidupan dan pekerjaan yang layak, sesuai
UUD 1945 pasal 27 ayat (2).
3. Ikut serta dalam pembelaan Negara, sesuai dengan UUD 1945
pasal 27 ayat (3).
4. Hak atas kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan, sesuai dengan
UUD 1945 pasal 28.
5. Hak untuk memeluk agama masing-masing, dan untuk
beribadah menurut agama dan kepercayaannya, sesuai dengan
UUD 1945 pasal 29 ayat (2).
6. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara,
sesuai dengan UUD 1945 pasal 30 ayat (1).
7. Hak mendapatkan pendidikan, ssuai dengan UUD 1945 pasal
31 ayat (1).
8. Memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budayanya, sesuai
dengan UUD 1945 pasal 32 ayat (1).
9. Hak khusus fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara
oleh Negara, diatur dalam UUD 1945 pasal 34 ayat (1).
8
Tukiran Tuniredja, Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan (Yogyakarta: Penerbit Ombak,
2013), 41–43.

11
10. Hak fasilitas pelayanan kesehatandan pelayanan umum yang
layak, sesuai dengan UUD 1945 pasal 34 ayat (3).
b. Kewajiban Warga Negara
Selain mendapatkan hak-hak yang telah dijanjikan Negara,
warga Negara juga memiliki kewajiban terhadap Negara, yakni9 :
1. Taat dan patuh terhadap hukum dam pemerintah [ UUD 1945
pasal 27 ayat (1)].
2. Ikut serta dalam upaya pembelaan Negara [ UUD 1945 pasal
27 ayat (3)].
3. Ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan Negara
[UUD 1945 pasal 30 ayat (1)].
4. Mengikuti pendidikan dasar [ UUD 1945 pasal 31 ayat (2)].
D. Kewarganegaraan
1. Pengertian
Secara istilah kewarganegaraan berarti sebuah legalitas
keanggotaan yang menunjukkan sebuah hubungan antara suatu
Negara dengan warga Negara, sehingga dapat disimpulkan bahwa
kewarganegaraan adalah suatu korelasi antar warga Negara dan
Negara yang menimbulkan adanya kewajiban warga terhadap Negara
maupun hak yang diterima warga Negara10.

Selain pengertian secara universal diatas, pengertian kewarganegaraan


juga dibedakan menjadi dua :
a. Kewarganegaraan dalam lingkup yuridis dan sosiologis :
1. Yuridis : adalah status yang ditandai dengan adanya ikatan
hukum antara warga Negara dan Negara tersebut.

9
Tukiran Tuniredja. Konsep Dasar Kewarganegaraan (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 43.
10
Andika Dwi, “Kewarganegaraan,” Academia, n.d.,
https://www.academia.edu/8345413/Pengertian_Kewarganegaraan. diakses 13 Februari 2017
pukul 21.00 WIB

12
2. Sosiologis : adalah kewarganegaraan yang yang meskipun
tidak ada ikatan hukum namun memiliki ikatan perasaan dan
emosional.
b. Kewarganegaraan dalam lingkup formal dan material :
1. Formil : adalah kewarganegaraan yang menunjukkan tempat
kewarganegaraan.
2. Materil : adalah kewarganegaraan yang menunjukkan akibat
hukumm sebuah status kewarganegaraan.
2. Asas Kewarganegaraan

Meskipun dalam setiap Negara memiliki peraturan negaranya


masing-masing terkait kewarganegaraan, hukum Internasional juga
menyepakati beberapa asas yang tidak boleh dilanggar oleh semua
Negara, yakni11 :

a. Suatu Negara tidak boleh memasukkan orang-orang yang tidak


ada hubungannya sedikitpun dengan Negara tersebut.
b. Suatu Negara tidak boleh menentukan kewarganegaraan
berdasarkan unsur-unsur primordial yang dirasakan bertentangan
dengan prinsip-prinsip hukum umum.

Asas-asas yang yang berkaitan dengan kewarganegaraan dibagi


menjadi beberapa klasifikasi. Klasisifikasi-klasifikasi tersebut
berdasarkan beberapa hal yang berhubungan dengan kewarganegaraan
tersebut.

Berikut adala klasifikasi asas asas tersebut dan penjelasannya :

a. Kewarganegaraan yang ditetapkan dari sisi kelahiran :


1. Asas lus soli
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegaraan ditentukan
dimana ia dilahirkan, tanpa melihat etnis, agama, ras, atau
yang lainnya. Asas ini banyak terjadi pada bangsa yang
modern.

11
Tukiran Tuniredja. Konsep Dasar Kewarganegaraan (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013), 27.

13
Contoh Negara-negara penganut asas ini diantaranya adalah
Argentina, Brazil, Canada, Colombia, Germany, Mexico,
Peru, US, Uruguay, dll.
2. Asas lus sangunis
Asas yang menyatakan bahwa kewarganegarn ditentukan
seseorang berdasarkan keturunannya (kewarganegaraan
orang tua).
Contoh Negara-negara penganut asas ini diantaranya
adalah America Serikat, Indonesia, Inggris, Perancis,
Malaysia, Jepas, Korea, dll.
b. Kewarganegaraan yang ditetapkan dari perkawinan :
1. Persamaan Hukum
Suami istri adalah dua insan yang dijadikan satu dan tidak
dapat dipisahkan, sehingga dalam kewarganegaraan pun,
suami istri diusahakan memiliki kewarganegaraan yang sama.
2. Persamaan Derajat
Suatu perkawinan tidak memengaruhi kewarganegaraan,
keduannya tetap memiliki hak yang sama untuk memilih
kewarganegaraan mereka masing-masing.

Di Indonesia sendiri menggunakan empat asas yakni ius sanguinis, ius


soli, kewarganegaraan tunggal12, dan kewarganegaraan terbatas13.

BAB IV
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Negara, Warga Negara, dan kewarganegaraan adalah satu kesatuan
yang tidak bisa dipisahkan.
Karena ketiganya adalah unsur terpenting dari sebuah Negara.

12
Asas yang menentukan satu kewarganegaraan bagi setiap manusia
13
Asa yang menentukan kewarganegaraan ganda bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan diatur
dalam Undang-undang.

14
Dapat disimpulkan bahwa hubungan antara warga Negara dan
kewarganegaraan adalah seorang penduduk dan legalitas resmi
kependudukannya.
Tidak bisa dipungkiri bahwa hukum atau aturan yang ada pada
masing masing negara tentang berbagai hal yang terkait dengan warga
Negara dan kewargaannya baik itu berupa hak maupun kewajiban adalah
suatu hal yang harus dimengerti dan dipahami oleh semua penduduk
Negara tersebut, guna terselenggarakannya masyarakat yang madani.
Indonesia adalah Negara yang menganut asa ius sanguinis, dimana asan
tersebut menetapkan kewarganegaraan dari keturunan ayah dan ibunya.
B. Saran
Untuk tetap menjaga keutuhan Negara ini, kita harus saling menghormati
satu sama lain. Dan yang terpenting adalah meninggalkan kebiasaan untuk
melanggar hukum, harena hal tersebut adalah hal yang menimbulkan
perpecahan. Kita harus terus mengeratkan tali persaudaraan antara warga
Negara. Dan bertekat untuk terus mempertahankan kemerdekaan Negara
dan mengembangkannya. Dilihat dari sisi pemerintah, hendaknya
pemerintah membuat peraturan yang pluralitas dan terbuka kepada rakyat.

DAFTAR PUSTAKA

Adhariyatno, Ade. “Pengertian_Negara,” n.d.

Abdulkarim, Aim. Pendidikan Kewarganegaraan. 1st ed. Bandung: Grafindo Media


Pratama, 2005.

15
Dwi, Andika. “Kewarganegaraan.” Academia, n.d.
https://www.academia.edu/8345413/Pengertian_Kewarganegaraan.

Listyarti, Retno. Pendidikan Kewarganegaraan. Penerbit Airlangga. Jakarta: Penerbit


Airlangga, 2006.

Simanjuntak P. N. H.. Pendidikan Kewarganegaraan. Jogjakarta: Grasindo Pustaka, n.d.

“Sejarah Berdirinya Indonesia.” Portal Sejarah, n.d. http://www.portalsejarah.com/awal-


sejarah-berdirinya-negara-republik-indonesia.html.

Tuniredja, Tukiran. Konsep Dasar Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Penerbit


Ombak, 2013.

16

Anda mungkin juga menyukai