Anda di halaman 1dari 9

Ceramah

Minggu pertama : 5 Mei 2019 ( malam pertama tarwih)


Sumber : masjid miftakhul khair

Pada kesempatan ini, imam masjid miftahul khair desa lampoko kec. Arebbo kab. Bone
berkesempatan menyampaikan ceramah pada malam pertama tarwih di bulan suci
ramadhan, kali ini beliau menyampaikan tentang keutamaan bulan ramadhan, berikut
sedikit kutipan ceramah yang sempat saya simak.

KEUTAMAAN BULAN RAMADHAN

Ramadhan adalah bulan yang sangat utama, bulan penghulu segala bulan, Hadis nabi
“Bulan yang paling utama adalah bulan Ramadhan, dan hari yang utama adalah hari
Jumat. Selanjutnya nabi bersabda” Ramadhan telah datang kepada kalian, bulan yang
penuh berkah, pada bulan itu Allah swt memberikan naungan-Nya kepada kalian. Dia
turunkan rahmat-Nya, Dia hapuskan kesalahan-kesalahan (dosa-dosa), dan dia kabulkan
do`a, pada bulan itu Allah swt akan melihat kalian berpacu melakukan kebaikan. Para
malaikat berbangga dengan kalian, dan perlihatkanlah kebaikan diri kalian kepada Allah.
Sesungguhnya orang yang celaka adalah orang yang pada bulan itu tidak mendapat
Rahmat Allah swt”. (Riwayat Ath-Thabrani)

Keutamaan yang ada dibulan Ramadhan adalah :

1. Bulan Tarbiyah untuk mencapai taqwa


“Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana telah
diwajibkan atas orang-orang yang sebelum kamu agar kamu bertaqwa (Alquran- surat Al
Baqarah ayat 183)

2. Bulan diturunkannya Alqur`an

ُ َ‫ ْه َر فَ ْلي‬% ‫الش‬
ْ‫ ْمهُ ۖ َو َمن‬% ‫ص‬ َّ ‫ش ِه َد ِم ْن ُك ُم‬ َ ْ‫ان ۚ فَ َمن‬ ِ َ‫ت ِمنَ ا ْل ُهد َٰى َوا ْلفُ ْرق‬ ٍ ‫س َوبَيِّنَا‬ ِ ‫ضانَ الَّ ِذي أُ ْن ِز َل فِي ِه ا ْلقُ ْرآنُ ُهدًى لِلنَّا‬ َ ‫ش ْه ُر َر َم‬
َ
‫س َر َولِتُ ْك ِملُوا ا ْل ِع َّدةَ َولِتُ َكبِّ ُروا هَّللا َ َعلَ ٰى‬ ْ ُ‫سفَ ٍر فَ ِع َّدةٌ ِمنْ أَيَّ ٍام أُ َخ َر ۗ يُ ِري ُد هَّللا ُ بِ ُك ُم ا ْلي‬
ْ ‫س َر َواَل يُ ِري ُد ِب ُك ُم ا ْل ُع‬ َ ‫ضا أَ ْو َعلَ ٰى‬ً ‫َكانَ َم ِري‬
ْ َ‫َما َهدَا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم ت‬
َ‫ش ُكرُون‬
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).
Karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu,
maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan
(lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur. 

3. Bulan ampunan dosa


Barang siapa yang melakukan ibadah di malam hari bulan Ramadhan, karena iman dan
mengharapkan ridha Allah, maka dosa-dosanya yang telah lalu diampuni. (Muttafaqun
`alaih)

4. Bulan dilipat gandakannya amal sholeh


Khutbah Rasululah saw pada akhir bulan Sa`ban “Hai manusia, bulan yang agung, bulan
yang penuh berkah telah menaung. Bulan yang didalamnya ada suatu malam yang lebih
baik dari seribu bulan. Bulan yang padanya Allah mewajibkan berpuasa. Qiyamullail
disunnahkan. Barang siapa yang pada bulan itu mendekatkan diri kepada Allah dengan
suatu kebaikan, nilainya seperti orang yang melakukan perbuatan yang diwajibkan pada
bulan lainnya. Dan barang siapa yang melakukan suatu kewajiban padabulan itu,nilainya
sama dengan tujuh puluh kali lipat dari kewajiban yang dilakukannya pada bulan
lainnya. Keutamaan sedekah adalah sedekah pada bulan Ramadhan (Hadis- riwayat
Bukhori-Muslim).

5. Bulan Ramadhan adalah bulan sabar


Di bulan ramadhan ini kita diberikan banyak ujian, ujian yang paling utama adalah
menahan hawa nafsu sehingga dibulan yang suci ini kita dilatih untuk menjadi orang
yang sabar, apabila kita mampu menghadapi bulan ini dengan kesabaran maka surga
Allah akan menjadi balasan bagi kita

6. Bulan Ramadhan bulan ditambahkannya rizqi orang mukmin


Barangsiapa yang memberikan untuk berbuka kepada seorang yang berpuasa, balasannya
adalah ampunan terhadap dosa-dosanya, dirinya dibebaskan dari neraka, dan dia
mendapat pahala sebesar pahala yang didapat orang yang berpuasa, tanpa mengurangi
pahala orang tersebut.

7. Bulan Ramadhan awalnya rahmat, tengahnya ampunan dan akhirnya


pembebasan dari neraka.
“Apabila masuk bulan Ramadhan dibuka pintu rahmat (kasih sayang) dan ditutup pintu
jahanam dan setan-setan dibelenggu (Hadis riwayat Ahmad), 

Oleh karena itu mari kita mendirikan bulan Ramadhan dengan segala amaliah penuh
keimanan dan ikhlas mencari ridho Allah. Jangan kita lewatkan momentum bulan yang
kesembilan ini yang penuh rahmat, berkah, pahala dan ampunan.

Mari kita lewati bulan yang indah ini dengan kesabaran dan keistiqomahan di jalan
Allah. jangan sampai bulan yang suci ini kita nodai, sesungguhnya orang yang tidak
mendapat berkah bulan ramadhan adalah orang yang merugi.
Minggu kedua : 6 mei 2019
Sumber : masjid miftahul khair

Pada malam kedua bulan suci ramadhan, salah satu anggota remaja masjid yang bernama
Muhammad zidan berkesempatan membawakan ceramah yang berjudul “berbakti kepada
orang yang lebih tua”.berikut kutipan ceramah yang sempat saya simak.

BERBAKTI KEPADA ORANG YANG LEBIH TUA

Era globalisas dan informasi tidak saja membawa dampak positif, tetapi juga dampak
negatif. Yang ditimbulkannya antara lain, berupa perembesan budaya negatif yang
memengaruhi perilaku manusia dalam kehidupanya. Ringkasnya, era globalisasi
mempengaruhi moral dan akhlak manusia, baik akhlak terhadap orang tua, guru ulama
dan sebagainya.

Kini kita banyak menyaksikan anak muda tidak lagi menghormati orang yang lebih tua
darinya. Padahal, nabi Muhammad SAW bersabda, “Tidak termasuk golongan kami
orang yang tidak menghormati orang yang lebih tua dan orang tua yang tidak
mengormati orang yang lebih kecil.”

Dlam konteks ini, kita patut meneladani sikap Ali Bin Abbi Thalib terhadap orang tua
yang orang tua yang berasal dari kaum Yahudi.

Ketika itu, fajar mulai muncul di Lazuardi, warna merah semar-semar kian merekah,
menandakan waktu sholat Subuh telah tiba. Ali Bin Abi Thalib bergegas keluar untuk
mengejar shalat jam’ah di Masjid Nabawi. Ia menatapi keremangan Madinah yang
dinginn itu dengan buru-buru. Tetapi di depannya seorang Kakek sedang berjalan
terseok-seok menuju arah yang sama. Ali terpaksa memperlambat langkahnya. Karena,
Rasulullah mengajarkan bahwa siapa saja yang berjalan di belakang orang tua,
berusahalah untuk tetap di belakangnya demi menghormati dan menjaga keselamatan
orang tua tersebut. Akibatnya takala tiba di Masjid, subuh sudah hampir kuning. Kakek
itu meneruskan perjalanannya dan Ali denga cepat melompat ke dalam masjid. Ia
menyangka Sholat subuh telah usai, sehingga ia takkan dapat lagi bermakmum dengan
Nabi.

Namun, ternyata Rasulullah masih Ruku’ untuk rakaat kedua, sehingga ia masih dapat
Jamaah bersama. Alangkah gembirannya hati Ali.

Sesudah salam Umar bin Khatatab bertanya, Wahai utusan Allah, mengapa hari ini
engkau lama sekali melakukan Ruku’ pada rakaat kedua, sehingga pungung kami pegal
semua? Nabi menjawab, karena tadi, tiba-tiba malaikat Jibril turun menekan Pundakku
hingga aku tidak bisa i’tidal. Mengapa Jibril berbuat seperti itu? Tanya Umar dan sahabat
lainya keheranan. Tunggulah sebentar Jibril akan turun menjelakan sebabnya, ujar
Rasulullah.

Dengan perkenaan Allah, Jibril segera mendatangi Nabi dan berkata, “Muhammad! Aku
tadi diperintahkan Allah untuk menahan punggungmu sampai engkau tidak bisa bangkit
dar Ruku’ karena Allah menghargai sikap Ali yang lantaran penghormatannya kepada
seorang Kakek Yahudi, hingga ia hampir terlambat menjalankan sholat subuh denganmu.
Untuk itu aku diperintahkan Allah agar menekan pundakmu supaya Ali bisa bermakmum
kepadamu.”

Demikian akhlak ideal yang dianjurkan oleh Islam, bahwa kita seharusnya menghormati
orang yang lebih tua dari kita, meskipun ia berasal dari agama lain.
minggu ke-tiga : 7 mei 2019
sumber : masjid miftahul khair

KEBERKAHAN SAHUR

UKHUWAH adalah satu konsepsi Islam yang menyatakan bahwa setiap Muslim dengan
Muslim lain hakikatnya ialah bersaudara. Banyak ayat Al-Qur’an maupun hadits
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassallam yang menjadi landasan konsep ini. Bahkan dalam
beberapa keterangan kerap sekali kata “ukhuwah” atau turunannya digandengkan dengan kata
“iman”, “Islam” atau “mukmin”.

Hal ini mengindikasikan bahwa ukhuwah merupakan salah satu parameter utama keimanan
dan keislaman seseorang.

Ukhuwah merupakan salah satu dari tiga unsur kekuatan yang menjadi karakteristik
masyarakat Islam di zaman Rasulullah , yakni pertama, kekuatan iman dan aqidah. Kedua,
kekuatan ukhuwah dan ikatan hati. Ketiga, kekuatan kepemimpinan dan senjata.

Dengan tiga kekuatan ini, Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam. Membangun masyarakat


ideal, memperluas Islam, mengangkat tinggi bendera tauhid, dan mengeksiskan umat Islam di
muka dunia kurang dari setengah abad.

Buku-buku sejarah menceritakan kepada kita bahwa kaum Anshar sangat bahagia menerima
tamu Muhajirin, hingga mereka berlomba-lomba untuk dapat menerima setiap sahabat
Muhajirin yang sampai di Yatsrib (Madinah). Karena para Anshar saling bersaing dan
berlomba untuk dapat menerima sahabat Muhajirin hingga mereka harus diundi untuk
menentukan siapa yang menang dan dapat giliran menerima tamu Muhajirin. Ini sungguh
terjadi hingga disebutkan bahwa tidaklah seorang Muhajirin bertamu ke Anshar kecuali
dengan undian.

Mungkin kita akan berdecak kagum dengan sikap unik para sahabat Anshar ini yang kita
tidak mampu berbuat seperti mereka, mungkin kita juga bertanya apa yang membuat mereka
bisa sampai seperti itu, tindakan mereka di luar batas kemampuan manusia?
Al-Quran telah menjawab pertanyaan-pertanyaan kagum kita, Al-Quran telah menjelaskan
rahasia yang mendorong para Anshar melakukan itsar luar biasa walaupun keadaan mereka
yang sangat fakir dan juga sangat membutuhkan. Allah SWT berfirman memuji mereka:

‫ؤثرون على‬%‫وا وي‬%‫ا أوت‬%‫ة مم‬%‫دورهم حاج‬%‫والذين تبوءوا الدار واإليمان من قبلهم يحبون من هاجر إليهم واليجدون في ص‬
)9 :‫ (الحشر‬..‫أنفسهم ولو كان بهم خصاصة‬.

“Dan orang-orang (Anshar) yang telah menempati kota Madinah dan menempati keimanan
(beriman) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) mencintai orang yang
berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam
hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin) dan mereka
mengutamakan (Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam
kesusahan.” (QS. Al-Hasyr: 9)

Ukhuwah, taakhi, cinta, dan itsar sejatinya syarat kebangkitan dan kemenangan, itulah
strategi pertama yang ditempuh oleh Rasullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam dengan
mempersaudarakan sahabat Anshar dan Muhajirin dan membangun masjid tempat membina
persaudaraan dan persatuan kaum Muslimin.

Risalah ini juga dilanjutkan Imam Syahid Hasan Al-Banna dalam membangun komunitas dan
gerakan yang kuat, menjadikan persatuan sebagai senjata, dan taaruf saling mengenal sebagai
asas dakwah.

Ukhuwah tak bisa dibeli dengan apa pun. Tapi ia diperoleh dari penyatuan antara ikatan hati
dan hati serta karakteristik istimewa dari seorang mukmin yang shaliih. Rasulullah Shallahu
‘Alaihi Wassallam bersabda:

“‫ وال خير فيمن ال يألف وال يؤلف‬،‫”المؤمن إلف مألوف‬

“Seorang mukmin itu hidup rukun. Tak ada kebaikan bagi yang tidak hidup rukun dan
harmonis.”

Ukhuwah juga membangun umat yang kokoh. Ia adalah bangunan maknawi yang mampu
menyatukan masyarakat mana pun. Ia lebih kuat dari bangunan materi, yang suatu saat bisa
saja hancur diterpa badai atau ditelan masa. Sedangkan bangunan ukhuwah Islamiyah akat
tetap kokoh. Rasulullah Shallahu ‘Alaihi Wassallam bersabda:

“‫ضا‬
ً ‫”المؤمن للمؤمن كالبنيان يشد بعضه بع‬
“Mukmin satu sama lainnya bagaikan bangunan yang sebagiannya mengokohkan bagian
lainnya.” (HR. Bukhari)

Beda Ijtihad, Utamakan Ukhuwah


Halim Mahmud menuliskan dalam bukunya yang berjudul Fiqh Al-Ukhuwah fi Al-
Islami,“Orang-orang yang berukhuwah dalam Islam harus saling mengokohkan kekuatan satu
sama lain dalam skala dunia Islam dengan melakukan perencanaan, koordinasi, dan segala
persiapan yang mesti dilakukan. Kemenangan itu tidak lain hanyalah dari sisi Allah. Dia akan
menolong dan memenangkan siapa saja yang di kehendaki-Nya. Dia Maha Perkasa lagi
Penyayang.”
Minggu pertama : 8 mei 2019
Sumber : masjid miftahul khair

INDANYA BERBAGI

dalam kesempatan kali ini imam masjid akan menyampaikan ceramah yang berjudul
indahnya berbagi. tentu, jika manusia berada dalam kedamaian yang indah maka mereka
akan mendapatkan kebahagiaan yang tak ternilai. gotong royong juga saling membantu
adalah hal yang indah jika dijalankan dengan sepenuh hati. perlu kita ingat bahwa
manusia tidak bisa hidup sendiri, mereka hidup dengan menjalani kegiatan sosial dengan
sesama manusia. tentu juga dari hasil hidup sosial itu kita sebagai umat islam harus bisa
berbagi kepada sesama.
Allah swt sangat mencintai kepada umatnya jika mereka hidup rukun dengan sesama,
saling menjalin hubungan baik, saling berbagi dengan sesama dan lain-lain. berbagi juga
adalah kegiatan yang sangat indah jika kita mampu berbagi dengan sesama. selain
mendapat pahala, berbagi juga memberi kebahagiaan kepada sesama juga memberi
keindahan diantara sesama dalam menjalin hubungan. jika kita ingin memberi atau
berbagi dengan sesama, kita harus diniati ridho karena Allah, jangan hanya ingin terpuji
atau riya untuk kesombongan akan tetapi harus benar-benar ikhlas ridho karena Allah
swt. 

jika kita menjalankan segala sesuatu karena Allah maka kita akan diberi kemudahan.
seberat apapun hal yang menghalangi kita namun saat kita menjalankannya dengan hati
ridho karena Allah maka hal itu akan terasa ringan. dalam hal berbagi juga jika kita niat
karena Allah maka hal itu tentu akan indah dan mendapatkan kebahagiaan dan
kerukunan antar sesama. 

maka dari itu mari kita tingkatkan kebersamaan, kerja sama dan saling berbagi satu sama
lain, dengan begitu kita akan mendapatkan indahnya kebersamaan dalam berbagi hal
yang bisa bermanfaat untuk sesama.

Anda mungkin juga menyukai