Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH KEPERAWATAN METODOLOGI

KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN CA. COLON
Dosen Pembimbing :Nunung, S.Kep

Disusun oleh :

1. Anugrah Bagus Saputra 181123


2. Ayda Roikhatul Jannah 181124
3. Elis Mega Biru 181132
4. Niken Majiatul Izzah 181150
5. Ratna Yuvita Meliadevi 181158
6. Sinta Ardila 181167
7. Talita Shela Putri 181173

PROGRAM STUDI DII KEPERAWATAN


POLTEKKES RS.dr. SOEPRAOEN MALANG
2019/2020

Metodologi Keperawatan Page 1


KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul “Makalah
keperawatan Metodologi Keperawatan pada asuhan keperawatan ca. Colon” ini.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi agung kita,
yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita
semua, yang merupakan sebuah pentunjuk yang paling benar yakni Syariah agama Islam
yang sempurna dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam
semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali.Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang


telah mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.

Penyusun,2 Septmbe 2019

Metodologi Keperawatan Page 2


DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………………………....1

Daftar Isi……………………………………………………………………………………...2

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Tujuan

1.3 Manfaat

BAB II :TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian

2.2 Etiologi

2.3 Patogenesis

2.4 Tanda dan Gejala

2.5 Stadium

2.6 Pemeriksaan Diagnostik

2.7 Pencegahan

2.8 Penatalaksanaan

BAB III :ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

3.2 Analisa data

3.3 Diagnosa Keperawatan

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan

BAB IV : PENUTUP

4.1 Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA

Metodologi Keperawatan Page 3


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usus besar terdiri dari kolon, sekum, apendiks dan rektum. Kolon yng membentuk
sebagian usus besar tidak bergelung seperti usus halus dan terdiri dari tiga bagain besar
yaitu kolon asendens, kolon tranversum dan kolon desenden (Sherwood, 2011). Bagian
kanan kolon transversum didarahi oleh cabang arteri mesenterika superior yaitu arteri
ileokolika, arteri kolika dekstra, dan arteri kolika media. Sedangkan kolon transversum
bagian kiri, kolon desendens, kolon sigmoid dan sebagian besar rektum didarahi oleh
a.mesenterika inferior melalui a.kolika sinistra, a.sigmoid dan a.hemoroidalis superior.
Kolon dipersarafi oleh serabut simpatis yang berasal dari nervus splanknikus dan pleksus
presakralis serta serabut parasimpatis yang berasal dari n.vagus. Oleh karena distribusi
persarafan usus tengah dan usus belakang sehingga nyeri alih pada kedua bagian kolon
kiri dan kanan akan berbeda.
Fungsi usus besar adalah menyerap air, vitamin dan elektrolit, eksresi mukus, serta
menyimpan feses dan kemudian mendorongnya keluar. Sebagian besar pencernaan dan
penyerapan telah dilakukan usus halus maka isi yang dialirkan ke kolon hanya residu
pendernaan yang tidak tercerna (misal selulosa), komponen empedu yang tidak diserap
serta cairan (Sherwood, 2011). Kolon menerima 700-1000 ml cairan usus halus namun
hanya 150-200 ml yang dikeluarkan sebagai feses setiap harinya.
Kanker adalah proses pernyakit ang bermula ketika sel abnormal diubah oleh mutasi
genetik dari DNA seluler (Smeltzer & Bare, 2001). Kanker kolorektal adalah kanker yang
berasal dalam permukaan usus besar (kolon) atau rektum/rektal, umumnya kanker
kolorektal berawal dari pertumbuhan sel yang tidak ganas terdapat adenoma atau
berbentuk polip Distribusi kanker pada kolon adalah 20% terdapat di sepanjang kolon
asenden, 10% di kolon transversum, 15% di kolon desenden, dan 50 % di
rektosigmoideus.
Penyebab kanker kolon dan rectal tidak diketahui secara pasti, tetapi factor resiko
tinggi telah teridentifikasi, termasuk usia lebih dari 40 tahun, darah dalam feses, riwayat
polip rectal atau polip colon, adanya polip adematosa atau adenoma villus, riwayat
kanker kolon atau polip dalam keluarga (100%), riwayat penyakit usus inflamasi
kronis/colitis ulceratif selama 20 th (50%), diet tinggi lemak, protein, daging dan rendah
serat (Smeltzer & Bare, 2002). Kanker ini mungkin juga berhubungan dengan residu
rendah, diet tinggi lemak dan makanan yang asupan buah dan sayurnya tidak adekuat
(Black & Hawks, 2014). Dua jenis kanker kolorektal herediter disebabkan oleh mutasi
genetik. Orang dengan HNPCC (hereditary nonpolyposis colorectal cancer) menunjukan

Metodologi Keperawatan Page 4


predisposisi kanker kanker kolon 90% dengan onset tipikal pada usia 40n (Black &
Hawks, 2014). Risiko kanker meningkat tajam pada usia setelah 50 tahun, serta sangat
sering terjadi pada orang dengan riwayat kanker payudara, ovariium dan endometrium.
Di Negara maju, kanker ini menduduki peringkat ke tiga setelah kanker paru-paru
dan prostat pada pria, dan kedua setelah kanker payudara pada wanita.Lebih dari
156.000 orang terdiagnosa setiap tahunnya, kira- kira setengah dari jumlah
tersebut meninggal setiap tahunnya, meskipun sekitar tiga dari empat pasiendapat
diselamatkan dengan diagnosis dini dan tindakan segera. Angkakelangsungan hidup di
bawah lima tahun adalah 40% sampai 50%, terutama karena terlambat dalam diagnosis
dan adanya metastase. Kebanyakan orang asimtomatisdalam jangka waktu lama dan
mencari bantuan kesehatan hanya bila merekamenemukan perubahan pada kebiasaan
defekasi atau perdarahan rektal.
Umumnya tumor kolorektal adalah adenokarsinoma yang berkembang dari polip
adenoma. Insidensi tumor dari kolon kanan meningkat, meskipun umumnya masih terjadi
di rektum dan kolon sigmoid. Polip tumbuh dengan lambat, sebagian besar tumbuh
dalam waktu 5-10 tahun atau lebih untuk menjadi ganas. Ketika polip membesar, polip
membesar di dalam lumen dan mulai menginvasi dinding usus. Tumor di usus kanan
cenderung menjadi tebal dan besar, serta menyebabkan nekrosis dan ulkus. Sedangkat
tumor pada usus kiri bermula sebagai massa kecil yang menyebabkan ulkus pada suplai
darah (Black & Hawks, 2014).
Pada saat timbul gejala, penyakit mungkin sudah menyebar kedalam lapisan lebih
dalam dari jaringan usus dan organ-organ yang berdekatan. Kanker kolorektal menyebar
dengan perluasan langsung ke sekeliling permukaan usus, submukosa, dan dinding luar
usus. Struktur yang berdekatan, seperti hepar, kurvatura mayor lambung, duodenum,
usus halus, pankreas, limpa, saluran genitourinary, dan dinding abdominal juga dapat
dikenai oleh perluasan. Metastasis ke kelenjar getah bening regional sering berasal dari
penyebaran tumor. Tanda ini tidak selalu terjadi, bisa saja kelenjar yang jauh sudah
dikenai namun kelenjar regional masih normal. Sel-sel kanker dari tumor primer dapat
juga menyebar melalui sistem limpatik atau sistem sirkulasi ke area sekunder seperti
hepar, paru-paru, otak, tulang, dan ginjal. “Penyemaian” dari tumor ke area lain dari
rongga peritoneal dapat terjadi bila tumor meluas melalui serosa atau selama
pemotongan pembedahan (Black & Hawks, 2014).

Metodologi Keperawatan Page 5


Polip adenoma

Polip maligna

Menyusup serta merusak jaringan normal serta meluas kedalam struktur sekitarnya

Sel kanker dapat terlepas dari tumor primer dan menyebar ke bagian tubuh yang lain

Penyebaran kanker kolon dapat melalui 3 cara, yaitu penyebaran secara langsung
ke organ terdekat, melalui sistem limpatikus dan hematogen, serta melalui implantasi
sel ke daerah peritoneal. Karsinoma kolon dan rektum mulai berkembang pada mukosa
dan bertumbuh sambil menembus dinding dan meluas secara sirkuler ke arah oral dan
aboral. Penyebaran perkontinuitatum menembus jaringan sekitar atau organ sekitarnya
misalnya ureter, buli-buli, uterus, vagina atau prostat. Penyebaran limfogen terjadi ke
kelenjar parailiaka, mesenterium dan paraaorta. Penyebaran hematogen terutama ke
hati. Penyebaran peritoneal mengakibatkan peritonitis karsinomatosa dengan atau
tanpa asites.
Sebagian besar tumor maligna (minimal 50%) terjadi pada area rektal dan 20–30 %
terjadi di sigmoid dan kolon desending (Black dan Jacob, 1997). Kanker kolorektal
terutama adenocarcinoma (muncul dari lapisan epitel usus) sebanyak 95%. Tumor pada
kolon asenden lebih banyak ditemukan daripada pada transversum (dua kali lebih
banyak). Tumor bowel maligna menyebar dengan cara (Black & Hawks, 2014):
1. Menyebar secara langsung pada daerah disekitar tumor secara langsung misalnya
ke abdomen dari kolon transversum. Penyebaran secara langsung juga dapat
mengenai bladder, ureter dan organ reproduksi.
2. Melalui saluran limfa dan hematogen biasanya ke hati, juga bisa mengenai paru-
paru, ginjal dan tulang.
3. Tertanam ke rongga abdomen.

Pasien dengan gejala obstruksi usus diobati dengan cairan IV dan pengisapan
nasogastrik. Apabila terdapat perdarahan yang cukup bermakna, terapi komponen
darah dapat diberikan. Pengobatan tergantung pada tahap penyakit dan komplikasi
yang berhubungan. Pengobatan medis untuk kanker kolorektal paling sering dalam
bentuk pendukung atau terapi anjuran. Terapi anjuran biasanya diberikan selain
pengobatan bedah yang mencakup kemoterapi, terapi radiasi, dan imunoterapi.

Metodologi Keperawatan Page 6


Terapi radiasi: sering digunakan sebelum pembedahan untuk menurunkan ukuran
tumor dan membuat mudah untuk direseksi. Intervensi lokal pada area tumor setelah
pembedahan termasuk implantasi isotop radioaktif ke dalam area tumor. Isotop yang
digunakan termasuk radium, sesium, dan kobalt. Iridium digunakan pada rektum.

Kemoterapi: kemoterapi dilakukan untuk menurunkan metastasis dan mengontrol


manifestasi yang timbul. Kemoterapi adalah penggunaan obat-obatan (5-flourauracil (5-
FU)) untuk membunuh sel-sel kanker. Ia adalah suatu terapi sistemik, yang berarti
bahwa pengobatan berjalan melalui seluruh tubuh untuk menghancurkan sel-sel kaker.
Setelah operasi kanker usus besar, beberapa pasien mungkin mengandung
microscopic metastasis (foci yang kecil dari sel-sel kanker yang tidak dapat dideteksi).
Kemoterapi diberikan segera setelah operasi untuk menghancurkan sel-sel mikroskopik
(adjuvant chemotherapy).

Selain terapi bisa juga dilakukan kolostomi. Kolostomi adalah suatu operasi untuk
membentuk suatu hubungan buatan antara colon dengan permukaan kulit pada dinding
perut. Hubungan ini dapat bersifat sementara atau menetap selamanya. (llmu Bedah,
Thiodorer Schrock, MD, 1983). Kolostomi dapat berupa secostomy, colostomy
transversum, colostomy sigmoid, sedangkan colon accendens dan descendens sangat
jarang dipergunakan untuk membuat colostomy karena kedua bagian tersebut terfixir
retroperitoneal. Kolostomi pada bayi dan anak hampir selalu merupakan tindakan gawat
darurat, sedang pada orang dewasa merupakan keadaan yang pathologis. Colostomy
pada bayi dan anak biasanya bersifat sementara.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian


1. Bagaimana pengkajian pada pasien dengan penyakit kanker colon?
2. Apa saja diagnosa yang muncul pada pasien penyakit kanker colon?
3. Bagaimana rencana tindakan keperawatan pada pasien penyakit kanker colon?
4. Tindakan apa saja yang sudah dilakukan pada pasien penyakit kanker colon?
5. Bagaimana evaluasi asuhan keperawatan pada pasien penyakit kanker colon?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan umum
1. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada pasien penyakit kanker colon
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian pasien penyakit kanker colon
2. Untuk mengetahui diagnosa keperawatan apa saja yang muncul
3. Untuk mengetahui rencana keperawatan

Metodologi Keperawatan Page 7


4. Untuk mengetahui tindakan yang sudah dilakukan
5. Untuk mengetahui evaluasi keperawatan pada pasien penyakit kanker colon

1.4 Manfaat
 Teoritis
Untuk memperkaya ilmu pengetahuan dan untuk menambah wawasan yang luas
serta untuk bahan pembelajaran.
 Praktis
Setelah membuat makalah tentang kanker colon ini diharapkan perawat mampu
memberikan pengetahuan tentang faktor yang mempengaruhi penyakit kanker colon
dan cara mencegah agar masyarakat bisa menghindari penyakit kanker colon ini.

Metodologi Keperawatan Page 8


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengkajian

2.1.1 Pengumpulan Data

Biodata identitas klien dan penanggung jawab

1.Identitas Klien Dikaji nama, jenis kelamin, agama, alamat, suku bangsa, pekerjaan
dan lain-lain.

2.Identitas penanggung jawab Dikaji nama, alamat, pekerjaan dan hubungan dengan


klien.

3.Riwayat Kesehatan

a.Keluhan Utama(Menjelaskan keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat ini) 

b.Riwayat Kesehatan Sekarang(Menjelaskan uraian kronologis sakit klien sekarang


sampai klien dibawa ke RS,ditambah dengan keluhan klien saat ini yang diuraikan
dalam konsep PQRST)

P : Palitatif /Provokatif(Apakah yang menyebabkan gejala, apa yang dapat


memperberat dan menguranginya)

Q : Qualitatif /Quantitatif(Bagaimana gejala dirasakan, nampak atau


terdengar, sejauhmanamerasakannya sekarang)

R : Region(Dimana gejala terasa, apakah menyebar)

S : Skala(Seberapakah keparahan dirasakan dengan skala 1 s/d 10

T : Time(Kapan gejala mulai timbul, berapa sering gejala terasa, apakah tiba-
tiba atau bertahap)

c.Riwayat Kesehatan Dahulu(Mengidentifikasi riwayat kesehatan yang memiliki


hubungan dengan ataumemperberat keadaan penyakit yang sedang diderita klien
saat ini. Termasukfaktor predisposisi penyakit dan ada waktu proses sembuh).

d.Riwayat Kesehatan Keluarga(Mengidentifikasi apakah di keluarga klien ada riwayat


penyakit turunan atau riwayat penyakit menular).

Metodologi Keperawatan Page 9


e.Pola Aktivitas Sehari-hari(Membandingkan pola aktifitas keseharian klien antara
sebelum sakit dan saatsakit, untuk mengidentifikasi apakah ada perubahan pola
pemenuhan atau tidak).

2.1.2 Pemeriksaan fisik


 Aktifitas/Istirahat
Gejala:
- Kelemahan dan atau keletihan
- Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya
faktor-faktor yang mempengaruhi tidur seperti nyeri, ansietas, berkeringat
malam.
- Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihan.
- Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress
tinggi.
 Sirkulasi
Gejala: palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.
Tanda: perubahan pada tekanan darah.
 Intregritas Ego
Gejala:
- Faktor stress dan cara mengatasi stress.
- Masalah tentang perubahan dalam penampilan.
- Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu, tidak
bermakna, rasa bersalah, kehilangan kontrol, depresi.
Tanda: Menyangkal, menarik diri, marah.
 Eliminasi
Warna, bau, konsistensi feses, mencakup adanya darah atau mukus; riwayat
penyakit inflamasi kronis atau polip rektal, darah dalam feses
Gejala:
- Perubahan pola defekasi, seperti darah pada feses, nyeri saat defekasi.
- Perubahan eliminasi urin
Tanda: Perubahan bising usus, distensi abdomen.
 Makanan/Cairan
Kebiasaan diit, masukan lemak dan atau serat, penurunan BB, konsumsi alkohol,
bising usus, nyeri tekan, distensi dan massa padat.
Gejala:
- Kebiasaan diet buruk, seperti rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet.

Metodologi Keperawatan Page 10


- Anoreksia, mual/muntah.
- Intoleransi makanan
- Perubahan berat badan; penurunan berat badan secara drastis, kaheksia,
berkurangnya massa otot.
Tanda: Perubahan pada kelembaban/turgor kulit; edema.
 Neurosensori
Gejala: Pusing; sinkope
 Nyeri/Kenyamanan
Nyeri abdominal atau rektal, lokasi, frekuensi, durasi
Gejala: Tidak ada nyeri atau derajat nyeri bervariasi sesuai dengan
perjalanan penyakit.
 Pernafasan
Gejala: Merokok, Pemajanan asbes
 Keamanan
Gejala: Pemajanan pada kimia toksik, karsinogen.
Tanda: Demam
 Seksualitas
Gejala: Masalah seksual; Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun; Multigravida,
pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini.
 Interaksi Sosial
Gejala: Ketidakadekuatan/kelemahan sistem pendukung.
 Penyuluhan/Pembelajaran
Gejala:
- Riwayat kanker pada keluarga
- Sisi primer: penyakit primer.
- Penyakit metastatik: sisi tambahan yang terlibat.
- Riwayat pengobatan: pengobatan sebelumnya untuk lokasi kanker dan
pengobatan yang diberikan.

2.1.3 Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan Diagnostik Pada Kanker
1. Palpasi Abdomen. Tumor kecil pada tahap dini tidak teraba pada palpasi perut, bila
teraba menunjukkan keadaan sudah lanjut. Apabila ada massa, massa di dalam
sigmoid lebih jelas teraba daripada massa di bagian lain kolon
2. Fecal occult blood test,  pemeriksaan darah samar feses di bawah mikroskop
3. Colok dubur. Untuk mengetahui letak, luas dan mobilitas tumor.

Metodologi Keperawatan Page 11


 Tonus sfingter ani (keras atau lembek)
 Mukosa (kasar, kaku, licin atau tidak)
 Ampula rektum (kolaps, kembung, atau terisi feses)
Tumor dapat teraba atau tidak, mudah berdarah atau tidak, jarak dari garis anorektal
sampai tumor, lokasi, pergerakan dari dasar, permukaan, lumen yang dapat ditembus
jari, batas atas, dan jaringan sekitarnya
4. Barium enema, pemeriksaan serial sinar x pada saluran cerna bagian bawah,
sebelumnya pasien diberikan cairan barium ke dalam rektum
5. Endoskopi (sigmoidoscopy atau colonoscopy), dengan menggunakan teropong,
melihat gambaran  rektum dan sigmoid adanya polip atau daerah abnormal lainnya
dalam layar monitor. Sigmoidoskopi atau kolonoskopi adalah test diagnostik utama
digunakan untuk mendeteksi dan melihat tumor. Sekalian dilakukan biopsy jaringan.
Sigmoidoskopi fleksibel dapat mendeteksi 50 % sampai 65 % dari kanker kolorektal.
Pemeriksaan enndoskopi dari kolonoskopi direkomendasikan untuk mengetahui lokasi
dan biopsy lesi pada klien dengan perdarahan rektum. Bila kolonoskopi dilakukan dan
visualisasi sekum, barium enema mungkin tidak dibutuhkan. Tumor dapat tampak
membesar, merah, ulseratif sentral, seperti penyakit divertikula, ulseratif kolitis
6. Biopsi, tindakan pengambilan sel atau jaringan abnormal dan dilakukan pemeriksaan
di bawah mikroskop.
7. Jumlah sel-sel darah untuk evaluasi anemia. Anemia mikrositik, ditandai dengan sel-
sel darah merah yang kecil, tanpa terlihat penyebab adalah indikasi umum untuk test
diagnostik selanjutnya untuk menemukan kepastian kanker kolorektal.
8. Test Guaiac pada feces untuk mendeteksi bekuan darah di dalam feces, karena
semua kanker kolorektal mengalami perdarahan intermitten.
9. CEA (carcinoembryogenic antigen) adalah ditemukannya glikoprotein di membran sel
pada banyak jaringan, termasuk kanker kolorektal. Antigen ini dapat dideteksi oleh
radioimmunoassay dari serum atau cairan tubuh lainnya dan sekresi. Karena test ini
tidak spesifik bagi kanker kolorektal dan positif pada lebih dari separuh klien dengan
lokalisasi penyakit, ini tidak termasuk dalam skreening atau test diagnostik dalam
pengobatan penyakit. Ini terutama digunakan sebagai prediktor pada prognsis
postoperative dan untuk deteksi kekambuhan mengikuti pemotongan pembedahan
(Way, 1994).
10. Pemeriksaan kimia darah alkaline phosphatase dan kadar bilirubin dapat meninggi,
indikasi telah mengenai hepar. Test laboratorium lainnya meliputi serum protein,
kalsium, dan kreatinin.

Metodologi Keperawatan Page 12


11. Barium enema sering digunakan untuk deteksi atau konfirmasi ada tidaknya dan lokasi
tumor. Bila medium kontras seperti barium dimasukkan kedalam usus bagian bawah,
kanker tampak sebagai massa mengisi lumen usus, konstriksi, atau gangguan
pengisian. Dinding usus terfiksir oleh tumor, dan pola mukosa normal hilang. Meskipun
pemeriksaan ini berguna untuk tumor kolon, sinar-X tidak nyata dalam mendeteksi
rektum
12. X-ray dada untuk deteksi metastase tumor ke paru-paru
13. CT (computed tomography) scan, magnetic resonance imaging (MRI), atau
pemeriksaan ultrasonic dapat digunakan untuk mengkaji apakah sudah mengenai
organ lain melalui perluasan langsung atau dari metastase tumor.
14. Whole-body PET Scan Imaging. Sementara ini adalah pemeriksaan diagnostik yang
paling akurat untuk mendeteksi kanker kolorektal rekuren (yang timbul kembali).
15. Pemeriksaan DNA Tinja.

2.1.4 Diagnosa Keperawatan


1. Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganfaktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi).
3. Ansietas berhubungan dengan pembedahan yang akan dilakukan dan
diagnosis kanker.

2.1.5 Intervensi Keperawatan


1) Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganfaktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
1) Monitor input dan output cairan.
2) Anjurkan pasien mendiskusikan kebutuhan makanan kepada ahli diet.
3) Anjurkan makan makanan yang disukai klien.
4) Identifikasi alergi pasien pada makanan atau ketidakmampuan.
5) Berikan terapi cairan IV.
2) Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi).
1) Lakukan pengkajian lebih luas terkait nyeri termasuk lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau
kehebatan nyeri dan faktor presipitasi
2) Obervasi ketidaknyamanan nonverbal, terutama pada
ketidakmampuan dalam berkomunikasi efektif

Metodologi Keperawatan Page 13


3) Gunakan starategi komunikasi terapeutik untuk menyatakan
pengalaman nyeri
4) Menentukan pilihan analgesic
5) Monitor tanda vita sebelum mmeberikan analgesic

2.1.6 Implementasi
1. Ketidak seimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
denganfaktor biologis, ketidakmampuan mencerna makanan, kurang
asupan makanan.
1) Memonitor input dan output cairan.
2) Menganjurkan pasien mendiskusikan kebutuhan makanan kepada ahli
diet.
3) Menganjurkan makan makanan yang disukai klien.
4) Mengidentifikasi alergi pasien pada makanan atau ketidakmampuan.
5) Memberikan terapi cairan IV.

2. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi).


1) Melakukan pengkajian lebih luas terkait nyeri termasuk lokasi,
karakteristik, onset/durasi, frekuensi, kualitas, intensitas atau kehebatan
nyeri dan faktor presipitasi
2) Mengobservasi ketidaknyamanan nonverbal, terutama pada
ketidakmampuan dalam berkomunikasi efektif
3) Menggunakan starategi komunikasi terapeutik untuk menyatakan
pengalaman nyeri
4) Memonitor tanda vital sebelum memeberikan analgesic.
5) Menentukan pilihan analgesic.

2.1.7 Evaluasi
1. Mengkaji perkembangan keseimbangan nutrisi
2. Mengkaji perkembangan nyeri akut
3. Mengkaji perkembangan ansietas

Metodologi Keperawatan Page 14


BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Deskripsi kasus pasien Ca Colon
Pengkajian awal
Pengumpulan data (data subjektif) identitas/biodata, Ny. J umur 45 tahun pekerjaan
bidan, alamat Jl.Klayatan. Sumber informasi dari suami, pekerjaan TNI-AD.
Anamnesa
Pada tanggal 22 Mei 2019 pukul 01.00 WIB, ibu mengeluh nyeri perut, px juga
mengatakan mual muntah tiap makan 2 minggu ini, makan minum berkurang, badan
lemas, skala nyeri px mengatakan pada angka 7 dan nyeri seperti ditusuk-tusuk. Px
juga mengatakan sering BAB darah dan nafsu makan menurun. Riwayat pasien
pernah operasi Ca. Recti pada 06 Februari 2018. Dan upaya yang telah dilakukan
yaitu sudah berobat sesuai arahan dokter dan telah dilakukan pemasangan
colostomi

Pada saat pengkajian tanggal 27 Mei 2019 pasien mengeluh susah BAB keluar
sewaktu-waktu dan tidak terkontrol, px mual muntah tiap makan 2 minggu ini,
muntah sedikit-sedikit dan minum berkurang, badan lemas, nyeri di perut. Lalu
keluarga px membawa px ke IGD Rs. dr. Soepraoen pada tanggal 22 Mei 2019,
Kemudian dari IGD mendapatkan perawatan seperti cek laboratorium, dan kemudian
dokter menyarankan untuk rawat inap. Pasien di rawat di ruang melati dengan
diagnose Ca. Colon. Px mempunyai kebiasaan minum teh dan kopi. Px juga
mengonsumsi obat MST Continus dan Pereda Nyeri karena px telah menjalani
operasi Ca. Recti pada 06 Februari 2018 dan harus berobat sesuai arahan dokter
dengan mengonsumsi obat tersebut. Riwayat keluarga pasien Px megatakan tidak
mempunyai riwayat penyakit seperti DM, maupun penyakit menular lainnya.

Metodologi Keperawatan Page 15


OLITEKNIK KESEHATAN RS dr. SOEPRAOEN
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

PENGKAJIAN DASAR KEPERAWATAN


Nama Mahasiswa : Tempat Praktik :
NIM : Tgl Praktik :

A. Identitas Klien
Nama : Ny. J No. RM : 041601
Usia : 45 thn Tanggal Masuk : 22 Mei 2019
Jenis kelamin : Perempuan Tanggal Pengkajian : 27 Mei 2019
Alamat : Jl. Klayatan Sumber Informasi : Suami
No. Telepon : 085334091227 Nama klg. dekat yang bisa dihubungi: -
Status pernikahan : Kawin
Agama : Islam Status : Suami
Suku : Jawa Alamat : Jl. klayatan
Pendidikan :- No. telepon : 081003414xxx
Pekerjaan : Bidan Pendidikan :-
Lama bekerja :- Pekerjaan : TNI - AD

B. Status Kesehatan Saat Ini


1. Keluhan utama : Px nyeri perut dan pasien mengatakan nyeri pada skala angka 7. Px
juga mengatakan mual muntah tiap makan 2 minggu ini, muntah sedikit-sedikit mual
(+), makan minum berkurang, badan lemas dan BAB keluar sewaktu-waktu.
2. Lama keluhan : 2 th
3. Kualitas keluhan: Nyeri perut seperti tertusuk - tusuk
4. Faktor pencetus: Sering BAB darah dan nafsu makan menurun
5. Faktor pemberat: Px pernah operasi Ca. Recti pada ( 06 – 02 – 18 )
6. Upaya yang telah dilakukan: Sudah berobat sesuai arahan dokter dan pemasangan
colostomi
7. Keluhan saat pengkajian: BAB keluar sewaktu-waktu dan BAB tidak terkontrol

Diagnosa Medis:
Ca. Colon Colostomi

C. Riwayat Kesehatan Saat Ini

Metodologi Keperawatan Page 16


Pasien saat dirumah mengeluh BAB tidak terkontrol dan keluar sewaktu-waktu, px mual
muntah tiap makan 2 minggu ini, muntah sedikit-sedikit dan minum berkurang, badan
lemas, nyeri di perut skala nyeri 7. Lalu keluarga px membawa px ke IGD Rs. dr.
Soepraoen pada tanggal 22 Mei 2019 Kemudian dari IGD mendapatkan perawatan
seperti cek laboratorium, dan kemudian dokter menyarankan untuk rawat inap. Pasien
di rawat di ruang melati dengan diagnose Ca. Colon Colostomi. Pasien mempunyai
riwayat operasi Ca. Recti pada tanggal 06 Januari 2018 tahun lalu dan tindakan yang
telah dilakukan yaitu pemasangan colostomi pada pasien. Pengkajian pada tanggal 27
Mei 2019 pasien masih mengeluh mual muntah, nyeri perut seperti di tusuk-tusuk, tidak
nafsu makan dan BAB tetap tidak terkontrol dan keluar sewaktu-waktu.

D. Riwayat Kesehatan Dahulu


1. Penyakit Yang Pernah Dialami
a. Kecelakaan (Jenis &waktu) : Tidak ada
b. Operasi (Jenis &waktu) : Ca. Recti dan pemasangan colostomi( 06 – 02 – 18 )
c. Penyakit :
 Kronis : -
 Akut : -
d. Terakhir masuk RS: 06 – 02 - 18
2. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : Tidak ada
3. Imunisasi
( )BCG ( )Hepatitis
( )Polio ( )Campak
( )DPT ( )……………
4. Kebiasaan
Jenis Frekuensi Jumlah Lamanya
- Minum teh 2 kali 250 cc
- Kopi 1kali 150 cc

5. Obat-obatan yang digunakan


- MST Continus
- Pereda Nyeri

E. Riwayat Kesehatan Keluarga


Px megatakan tidak mempunyai riwayat penyakit seperti DM, Maupun penyakit
menular lainnya

F. Genogram

Ny. J Ca Colon

Metodologi Keperawatan Page 17


G. Riwayat Lingkungan
Jenis Rumah Pekerjaan
 Kebersihan Disapu dan dipel tiap hari Bersih
 Bahaya Kecelakaan Tidak ada Resiko kecelakaan
 Polusi Tidak ada Polusi udara
 Ventilasi Tidak ada Cukup baik
 Pencahayaan Tidak ada Cukup baik

H. Pola Aktivitas – Latihan


Jenis Rumah Rumah sakit
Sebelum sakit Sesudah sakit
 Makan minum 0 0 2
 Mandi 0 0 2
 Berpakaian/berdandan 0 0 2
 Toileting 0 0 2
 Mobilitas di tempat tidur 0 0 0
 Berpindah 0 0 2
 Berjalan 0 0 2
 Naik tangga 0 0 2
Pemberian skor : 0 = mandiri, 1 = alat bantu, 2 = dibantu 1 orang, 3 = dibantu>1 orang, 4
= tidak mampu
I. Pola Nutrisi Metabolik
Jenis Rumah Rumah sakit
 Jenis diet Nasi Nasi tim
 Frekuensi/pola 3 x 1 hari 3 x 1 hari
 Porsi yng dihabiskan 1 porsi 3 – 4 sendok
 Komposisi menu Nasi, Sayur, Lauk Nasi , sayur, lauk
 Pantangan Tidak ada Tidak ada
 Nafsu makan Baik Kurang baik
 Fluktuasi BB 6 bulan terakhir -
 Jenis minuman Teh Air mineral
 Frekuensi/pola 1x sehari Jika merasa haus
J. Pola Eliminasi
Rumah Rumah sakit
BAB
 Frekuensi/pola Tidak terkontrol Tidak terkontrol
 Konsistensi lembek lembek
 Warna & bau kuning, khas feses Kuning, khas feses
 Kesulitan Tidak ada Ada
 Upaya mengatasi Diet rendah serat Diet rendah serat dan Sudah
diberi obat
BAK
 Frekuensi/pola 8 – 9 x sehari 7 – 8 x sehari
 Konsistensi Cair Cair

Metodologi Keperawatan Page 18


 Warna & bau Kuning jernih, khas urine Kuning pekak khas urine
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada
K. Pola Tidur – Istirahat
Rumah Rumah sakit
Tidur siang : lamanya Nyaman Nyaman
 Jam….s/d….. ± 3 jam 1 - 2 jam
 Kenyamanan stlh tidur Nyaman Nyaman
Tidur malam : lamanya Teratur Teratur
 Jam….s/d….. 5 – 8 jam 6 – 8 jam
 Kenyamanan stlh tidur Nyaman Nyaman
 Kebiasaan sblm tidur Berdoa Berdoa
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Upaya mengatasi Tidak ada Tidak ada

L. Pola Kebersihan Diri


Rumah Rumah sakit
 Mandi : frekuensi 2x sehari 2x sehari
Penggunaan sabun Ya Ya
 Keramas : frekuensi 1x 2 hari 1x 2 hari
Penggunaan sampo Ya Ya
 Gosok gigi : frekuensi 2x sehari 2x sehari
Penggunaan odol Ya Ya
 Ganti baju : frekuensi 1x tiga hari 1x tiga hari
 Potong kuku : frekuensi 1x seminggu 1x seminggu
 Kesulitan Tidak ada Tidak ada
 Upaya yg dilakukan Tidak ada Tidak ada
 Kebersihan kantong colostomi Ketika sudah penuh Ketika sudah penuh
langsung dibersihkan langsung dibersihkan
M. Pola Toleransi Koping-Stress
1. Pengambilan keputusan: ( ) sendiri ( v ) dibantu orang lain, sebutkan
2. Masalah utama terkait dengan perawatan di RS atau penyakit (biaya, perawatan diri,
dll) Tidak ada
3. Yang biasa dilakukan apabila stress/mengalami masalah cerita kepada suami
4. Harapan setelah menjalani perawatan: walaupun pasien tidak bisa sembuh total,
pasien berharap bisa melakukan aktivitas yang diinginkan
5. Perubahan yang dirasa setelah sakit: Masih memerlukan bantuan sebeb kondisi lemah
N. Konsep Diri
1. Gambaran : Pasien ingin seperti dulu sebelum mengalami sakit, namun sudah tidak
bisa dan hanya bisa bersabar dengan keadaan yang dialami oleh pasien

Metodologi Keperawatan Page 19


2. Ideal diri : Pasien kurang percaya diri pasien hanya ingin beristirahat lebih dahulu dan
ingin bersama keluarga saat sakit
3. Harga diri : Pasien sangat disayangi oleh keluarga suami dan anaknya, pasien sangat
bersyukur walaupun dalam keadaan yang sudah tidak normal namun tetap disayangi
oleh keluarga.
4. Peran : Pasien merasa perannya sebagai istri dan ibu terganggu
5. Identitas diri : Pasien tidak pernah mempermasalahkan identitas dirinya sebagai
perempuan, beragama islam, klien berumur 45 Tahun
O. Pola Peran dan Hubungan
1. Peran dalam keluarga: istri
2. Sistem pendukung: suami/istri/anak/tetangga/teman/saudara/tidak ada/lain-lain,
sebutkan:
3. Kesulitan dalam keluarga: -
( ) hubungan dengan orang tua ( ) hubungan dengan pasangan
( ) hubungan dengan sanak saudara ( ) hubungan dengan anak
( ) lain-lain sebutkan,
4. Masalah tentang peran/hubungan dengan keluarga selama perawatan di RS: tidak ada
5. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi : -
P. Pola Komunikasi
1. Bicara ( v ) Normal ( ) bahasa utama

( ) Tidak jelas ( ) bahasa daerah


( ) bicara berputar putar ( ) rentang perhatian
( ) Mampu mengerti pembicaraan orang lain ( ) afek
Q. Pola Seksualitas
1. Masalah dalam hubungan seksual selama sakit: ( v ) tidak ada ( ) ada
2. Upaya yang dilakukan pasangan:
( v ) perhatian ( ) sentuhan ( ) lain-lain, seperti
R. Pola Nilai dan Kepercayaan
1. Apakah Tuhan, agama, dan kepercayaan penting untuk Anda, Ya/Tidak
2. Kegiatan agama/kepercayaan yang dilakukan di rumah (jenis dan frekuensi) : sholat 5
waktu dengan duduk
3. Kegiatan agama/kepercayaan tidak dapat dilakukan di RS : pengajian rutin

Metodologi Keperawatan Page 20


4. Harapan klien terhadap perawat untuk melakukan ibadahnya: pasien ingin perawat
membantu dalam ibadahnya ketika keluarga pasien tidak bisa mendampingi
S. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan umum :
 Kesadaran : Composmentis, GCS : 456
 Tanda tanda vital :
Tekanan Darah : 110/79 Suhu : 37,5
Nadi : 98 RR : 22 x/mnt
 Tinggi Badan : 155 cm Berat Badan : 50kg

2. Kepala & Leher


a. Kepala
 Bentuk: simetris
 Massa:tidak ada
 Distribusi rambut: merata
 Warna kulit kepala: warna kulit
 Keluhan: pusing/sakit kepala/migraine, lainnya:
b. Mata
 Bentuk: smetris
 Konjungtiva: anemis
 Sklera: putih normal
 Pupil: ( v ) reaksi terhadap cahaya ( v ) isokor ( ) miosis ( ) pin point ( ) midriasis
 Tanda radang: tidak ada
 Fungsi penglihatan: normal
 Penggunaan alat bantu: tidak ada
c. Hidung
 Bentuk : simetris
 Warna : sawo matang
 Pembengkakan : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Perdarahan : tidak ada
 Sinus : tidak ada
d. Mulut & Tenggorokan
 Warna bibir : pucat
 Mukosa : kering
 Ulkus : tidak ada
 Lesi : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Warna lidah : merah muda
 Perdarahan gusi : tidak ada
 Karies : tidak ada
 Gangguan bicara : tidak ada
e. Telinga
 Bentuk : simetris
 Warna : warna kulit
 Lesi : tidak ada
 Massa : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada

Metodologi Keperawatan Page 21


f.
Leher
 Kekakuan : tidak ada
 Benjolan/massa : tidak ada benjolan
 Vena jugularis : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Keterbatasan gerak : tidak ada
 Keluhan lain : tidak ada
3. Thorak & Dada
 Jantung
- Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak

- Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 mid clavicula line sinistra...............................................


................................................................................................................................................
- Perkusi : Kanan dan kiri jantung suara pekak ICS 2-5 ............................................................
................................................................................................................................................
- Auskultasi : Bunyi jantung S1 dan S2 (tunggal reguler), tidak terdengar bunyi suara
tambahan (murmur,gallop).....................................................................................................
................................................................................................................................................
 Paru
- Inspeksi :.Simetris kanan/kiri, tidak ada lkesi, pengembangan dada kanan/kiri sama,
bentuk normal chess...............................................................................................................
................................................................................................................................................
- Palpasi : .Vocal premitus simetris (getaran kanan dan kiri sama) ...........................................
................................................................................................................................................
- Perkusi : .Suara sonor,/Resonan.............................................................................................
................................................................................................................................................
- Auskultasi : .Tidak ada suara tambahan (whzing,ronchi,ralles), suara nafas vesikuler............
................................................................................................................................................
4. Payudara & Ketiak
 Benjolan/massa : tidak ada
 Bengkak : tidak ada
 Nyeri : tidak ada
 Nyeri tekan : tidak ada
 Kesimetrisan : simetris
5. Punggung & Tulang Belakang
Tidak ada kerusakan tulang, tidak ada nyeri tekan, tidak ada kelainan tulang belakang
6. Abdomen
 Inspeksi :
-Bentuk flat
-Tidak terdapat spinder navi
-Colostomi terpasang pada bagian perut quadran kiri bawah
 Palpasi
-Tidak ada pembesaran hepar /hepatomegali (-)
-Nyeri perut Quadran 3 (kanan bawah)
 Perkusi
-tymphani
 Auskultasi
-Peristaltik permenit
7. Genitalia & Anus
 Inspeksi : Tidak terpasang kateter, menggunakan pempers, terdapat luka oprasi di anus

Metodologi Keperawatan Page 22


 Palpasi...............................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
8. Ekstremitas (kekuatan otot, kontraktur, deformitas, edema, luka, nyeri/nyeri tekan,
pergerakan)
 Atas : Kekuatan otot 5l5, edema +l-, tidak ada kontraktur, deformitas (-)

 Bawah: Kekuatan otot 4l4, edema -l-, tidak ada kontraktur, tidak ada luka/lesi, terdapat
nyeritekan pada abdomen, ..............................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
9. Sistem Neurologi (SSP : I-XII, reflek, motorik, sensorik)
.Trisep..................................................................................................................................................
.Bisep...................................................................................................................................................
.Patella.................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
.............................................................................................................................................................
10. Kulit & Kuku
 Kulit : (warna, lesi, turgor, jaringan parut, suhu, tekstur, diaphoresis)
Warna sawo matang, tidak ada lesi, turgor kulit <2 detik, tidak ada jaringan parut, tidak
terdapat dia aphoresis
 Kuku : (warna, lesi, bentuk, CRT)
Warna merah muda, tidak ada lesi, CRT < 2 detik

T. Hasil Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, USG, Rontgen, MRI)


Hb 11,5 12-18 g/dL Turun
Ht/PVC 42 40-52% Normal
Leukosit 7.000 4.000-10.000 / Ul Normal
Trombosit 253.000 150.000-450.000 /ul Normal
Masa protrombin 13.0 11.0-17.0 detik Normal

U. Terapi (Medis, RehabMedik, Nutrisi)


- Infus NS 20 tpm
- Omeprazole sodium 40mg ( IV ) 1 X 40mg
- Dexametason 5mg ( IV ) 3 x 8mg
- Lactolas ( IV ) 1 X 1/2
- Dulcolac tab 4 X CII Syrup
- Trandon 50mg 2A. P.o

V. Persepsi Klien Terhadap Penyakitnya


. Pasien tetap harus bersyukur dengan keadaannya dan lebih memperhatikan kondisi tubuhnya

W. Kesimpulan
. Px mengalami Ca. Colon

X. Perencanaan Pulang
 Tujuan Pulang :
 Transportasi pulang :

Metodologi Keperawatan Page 23


 Dukungan keluarga :
 Antisipasi bantuan biaya setelah pulang :
 Antisipasi masalah perawatan diri setelah pulang :
 Pengobatan :
 Rawat jalan
 Hal hal yang perlu diperhatikan di rumah
 Keterangan lain :

Malang, 27 Mei 2019


Pengkaji

Metodologi Keperawatan Page 24


BAB IV

KESIMPULAN

4.1 Kesimpulan

Karsinoma Colon atau kanker kolon adalah suatu pertumbuhan tumor yang


bersifat ganas dan merusak sel DNA dan jaringan sehat disekitar kolon.kanker kolon
ini termasuk penyakit yang berbahaya di dunia karena dapat menyebabkan kematian
apabila tidak segera di tangani dengan cepat

mengenali gejala dan melakukan pemeriksaan diagnostik adalah cara untuk


mengetahui apakah kita terserang kanker kolon atau tidak, dengan demikian kita
dapat segera melakukan tindakan pengobatan apabila kita memang di nyatakan
terserang kanker kolon

Metodologi Keperawatan Page 25


DAFTAR PUSTAKA

https://www.alodokter.com/kanker-usus-besar

https://id.wikipedia.org/wiki/Kanker_kolon_dan_rektum

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-usus-besar/tes-medis-diagnosis-kanker-
usus-besar/

https://www.academia.edu/9017144/ASKEP_CA_Kolon_Kanker_Kolon

https://hellosehat.com/pusat-kesehatan/kanker-usus-besar/tahapan-stadium-kanker-usus-
besar/

https://kolonkanker.blogspot.com/2017/03/ciri-kanker-kolon-stadium-awal-1-2-3-4.html

Meltzer, C. Suzanne dkk.2008. Keperawatan Mewdikal Bedah vol 3 edisi 9.Jakarta : EGC

Metodologi Keperawatan Page 26

Anda mungkin juga menyukai