Anda di halaman 1dari 3

Uraikan Proses Sintesis Hormone Testoteron

Testosteron merupakan hormon seks steroid yang merupakan produk


hormon androgen. Istilah androgen berarti hormon seks steroid yang mempunyai efek
maskulinisasi, yang terdiri dari hormon testosteron, dihidrotestosteron (DHT), dan
androstenedion. Testosteron merupakan hormon utama dan terpenting di antara
ketiganya, sedangkan DHT dan androstenedion merupakan androgen yang lemah.
Semua androgen, baik di dalam testis maupun kelenjar adrenal, dapat dibentuk dari
kolesterol atau langsung dari asetil koensim A.

Testosteron terutama disekresi dan disintesis oleh testis. Testis memproduksi


antara 5-7 mg/hari atau sekitar 95% dari total produksi pada pria dewasa, sisanya
diproduksi oleh zona retikularis korteks adrenal. Pelepasan testosteron mempunyai
ritme sirkadian (circadian rhythm) dengan kadarnya mencapai puncak pada pukul
06.00-08.00 dan kadar terendah pada pukul 18.00-20.00. Testosteron disintesis dari
kolesterol. Sumber kolesterol ini bisa berasal dari sintesis pada sel Leydig dan
sirkulasi.

Pengaturan sintesis dan sekresi testosteron diatur melalui poros


hipotalamus–hipofise-testis. Hipotalamus mengeluarkan Gonadotrophin-Releasing
Hormone(GnRH) yang kemudian merangsang hipofise anterior sehingga
mengeluarkan Lutenizing Hormone(LH) dan Follicle-Stimulating Hormone (FSH).
Selanjutnya LH merangsang sel Leydig untuk mensekresi testosteron dengan
meningkatkan cyclic adenosine monophosphate (cAMP) dan kadar kalsium
intraseluler. Bila testosteron sudah cukup dalam kadar normal, maka testosteron akan
memberikan negative feed back mechanism ke hipofise dan hipotalamus. Akibatnya
sekresi testosteron berkurang, sehingga kadarnya selalu dalam kisaran normal.

Di pihak lain, FSH berpengaruh terhadap sel Sertoli untuk menginisiasi dan
mempertahankan proses spermatogenesis yang menghasilkan sel spermatozoa. Selain
itu, FSH juga merangsang sintesis dan pelepasan hormon inhibindan activindari sel
Sertoli. Selanjutnya inhibin menimbulkan negative feed back mechanism ke hipofisis
sehingga menekan pelepasan FSH. Dengan demikian kadar FSH juga selalu berada
pada kisaran normal. Mekanisme kerja melalui poros hipotalamus-hipofise-testis
tersebut digambarkan pada Gambar berikut.1

Gambar 2.1 Poros Hipotalamus-Hipofise-Testis


REFERENSI
1. Goyena R, Fallis A. Hormon dan Proses Penuaan. Journal of Chemical
Information and Modeling. 2019 Feb 20;53(9):14-16.1

Anda mungkin juga menyukai