Anda di halaman 1dari 5

Ondansetron Compared With Metoclopramide for

Hyperemesis Gravidarum (A randomized controlled trial)


Mohamed Norazam Abas, MD, Peng Chiong Tan, FRCOG, Noor Azmi, MOG, and Siti
Zawiah Omar, MOG

American collage of obstetricians and Gynecologists

PICO
Population  160 wanita dengan diagnosis hiperemesis gravidarum di State-
funded University Hospital, Kuala Lumpur, Malaysia.
Intervention  pasien diberikan secara acak dengan obat intravena 4 mg
ondansentron atau 10 mg metoklopramid setiap 8 jam selama 24 jam. Pasien
diberikan catatan harian emesis selama 24 jam dan menuliskan efek yang
ditimbulkan berdasarkan efek samping yang terdapat dari kuisioner atau catatan
dengan menggunakan 10-poin visual numeric scale (skor tertinggi menandakan
dalam keadaan baik atau well-being). Intensitas mual akan dievaluasi pada pukul
8, 16 dan 24.
Control  membandingkan efek samping antara pemberian ondansentron dan
metoklopramid
Outcome  80 wanita masing-masing secara acak diberikan ondansentron atau
metoklopramid. Skor skala median dengan visual numeric rating scale adalah 9
(5-10) dan 9 (4-10) (P=0,33) dan episode muntah dalam 24 jam pertama adalah 1
(0-9) dan 2 (0-23) (P=0,38) untuk ondansentron dibandingkan dengan
metoklopramid. Analisis pengukuran dengan skala penilaian numerik visual mual
menunjukkan tidak ada perbedaan (P=0,22). Tingkat kantuk yang dilaporkan
(12,5% dibandingkan dengan 30% (P=0,01)), xerostomia (10,0% dibandingkan
dengan 23,8% (P=<0,01)) dan ketonuria persisten pada 24 jam (12,5%
dibandingkan dengan 30% (P=0,01)) lebih jarang dengan ondansetron. Lama
tinggal di rumah sakit setiap pasien adalah sama.

CRITICAL APPRAISAL
1. Apakah penelitian tersebut membahas masalah yang terfokus dan jelas?
Iya, pada penelitian ini bertujuan untuk membandingkan obat
ondansentron dengan metoklopramid pada pasien hiperemesis gravidarum.
Jumlah populasi pada penelitian ialah sebesar 160 pasien yang sudah didiagnosis
hiperemesis gravidarum dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi.
Masing-masing sebesar 80 pasien dipilih secara acak untuk menggunakan obat
ondansentron atau metoklopramid. Pemilihan pasien dilakukan sejak 5 November
2011 – 4 Agustus 2012. Pasien diberikan buku catatan emesis selama 24 jam dan
menuliskan efek samping yang timbul berdasarkan kuisioner yang sudah tertulis.
Penilaian menggunakan 10-poin visual numeric scale.

1. Apakah penulis menggunakan metode yang tepat untuk menjawab pertanyaan?

Iya, penelitian ini menggunakan metode randomized controlled trial yang


merupakan metode yang baik untuk menilai perbandingan dan efektifitas dari
obat. Metode ini melakukan intervensi sehingga dapat menilai apa saja dampak
yang timbul dari setiap obat.

2. Apakah hasil uji coba terkontrol secara acak ini valid?

Iya, pada penelitian ini melibatkan 28 literatur dari tahun 1989 hingga
tahun 2013. Tiap-tiap literatur yang digunakan metode seperti randomized control
trial, systematic review, meta-analysis dan comparative study. Jumlah sampel
untuk penelitian sudah cukup dan sudah menggunakan 10% dropout.
Hasil pada penelitian juga terdapat karakteristik pasien sehingga dapat
melihat kondisi dan riwayat pasien. 80 wanita masing-masing secara acak
diberikan ondansentron atau metoklopramid. Skor skala median dengan visual
numeric rating scale adalah 9 (5-10) dan 9 (4-10) (P=0,33) dan episode muntah
dalam 24 jam pertama adalah 1 (0-9) dan 2 (0-23) (P=0,38) untuk ondansentron
dibandingkan dengan metoklopramid. Analisis pengukuran dengan skala penilaian
numerik visual mual menunjukkan tidak ada perbedaan (P=0,22). Tingkat kantuk
yang dilaporkan (12,5% dibandingkan dengan 30% (P=0,01)), xerostomia (10,0%
dibandingkan dengan 23,8% (P=<0,01)) dan ketonuria persisten pada 24 jam
(12,5% dibandingkan dengan 30% (P=0,01)) lebih jarang dengan ondansetron.
Lama tinggal di rumah sakit setiap pasien adalah sama.
3. Apakah hasil uji coba terkontrol secara acak ini penting?

Iya, penelitian ini memberikan pilihan pengobatan pada pasien


hiperemesis gravidarum dan dapat melihat kedua efek samping pengobatan. Pada
penelitian mendapatkan penggunaan ondansentron dan metoklopramid memiliki
efektifitas yang sama pada pasien hiperemesis gravidarum. Tetapi, secara
keseluruhan terutama efek samping yang ditimbulkan ialah penggunaan
ondansentron lebih baik bila dibandingkan dengan metoklopramid. Disisi lain,
bila dikaitkan dengan biaya, tentu metoklopramid lebih murah dibandingkan
dengan ondansentron sehingga secara rasional untuk pilihan metoklopramid tetap
menjadi pilihan antiemetik.

4. Apakah mungkin ada studi penting yang relevan terlewat?

Iya, pada penelitian ini hanya menilai hasil selama waktu 24 jam. Namun,
84% dari pasien hanya membutuhkan empat dosis percobaan antiemetik intravena
saja sebelum dikonversi menjadi antiemetik oral dan 17% dikeluarkan pada hari
berikutnya dan ini menunjukkan bahwa 24 jam dapat mengukur efektivitas
antiemetik pada pasien hiperemesis gravidarum. Walaupun begitu, penelitian ini
tetap dapat membuat hasil positif palsu dari analisis yang ada sehingga penelitian
ini mungkin saja kurang kuat untuk mengevaluasi beberapa efek samping lain
yang kurang umum yang tercantum dalam tabel dan mungkin saja dapat
menghasilkan temuan negatif palsu. Penelitian ini juga tidak mengontrol
penggunaan oral ketika gejala dan tanda akibat hiperemesis gravidarum masih
muncul atau belum berkurang.

5. Apakah penelitian saat ini dapat diterapkan di tempat kerja kita

Iya, penelitian sangat berguna bagi pelayanan kesehatan primer dan


sekunder karena pasien dengan hiperemesis gravidarum cukup banyak. Pada
penelitian didapatkan penggunaan ondansentron memiliki efek samping yang
sedikit dibandingkan metoklopramid namun secara efektifitas keduanya hampir
sama. Di era dengan adanya jaminan kesehatan (BPJS) tentu pembiayaan menjadi
hal yang penting agar semua obat dan tindakan pada semua kasus dapat terpenuhi.
Dari segi biaya, metoklopramid lebih murah dibandingkan dengan ondansentron
sehingga pilihan metoklopramid dapat tetap menjadi pilihan. Hal ini didasarkan
efektifitas yang hampir sama dan adanya keterbatasan biaya dari jaminan
kesehatan nasional.

Anda mungkin juga menyukai