Anda di halaman 1dari 25

Nama Rumpun Ilmu : Ilmu Kedokteran Gigi

LAPORAN
PENELITIAN KEMITRAAN

GAMBARAN KEJADIAN GANGGUAN SENDI TEMPOROMANDIBULAR


PADA PASIEN KEHILANGAN GIGI DI RSGM UMY

TIM PENGUSUL :
Ketua :
Drg. Fahmi Yunisa, Sp Pros
NIK . 19800626200910173108
Anggota :
Dinda Aprilivana Alanda
NIM . 20130340089
Intan Nurfella
NIM . 20130340087
Nia Adiana Rahmayani
NIM . 20130340107

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

5
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
RINGKASAN.........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................1
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Pertanyaan Penelitian......................................................................................2
C. Luaran Penelitian............................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................................3
1. Definisi Gangguan Temporomandibular (TMD).............................................3
2. Klasifikasi TMD..........................................................................................3
3. Tanda dan Gejala TMD................................................................................3
4. Cara Pemeriksaan TMD...............................................................................4
BAB III ...................................................................................................................4
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ..........................................................4
A. Tujuan penelitian ............................................................................................4
B. Manfaat penelitian ..........................................................................................4
BAB IV....................................................................................................................6
METODE PENELITIAN............................................................................................6
A. Desain Penelitian............................................................................................6
B. Populasi dan Sampel.......................................................................................6
C. Variabel ........................................................................................................6
D. Tempat dan Waktu Penelitian..........................................................................7
E. Instrumen Penelitian.......................................................................................7
F. Alat dan Bahan ..............................................................................................9
G. Jalannya Penelitian.........................................................................................9
H. Analisis Data................................................................................................10
BAB V ...................................................................................................................11
HASIL PENELITIAN ...........................................................................................11

6
BAB VI .................................................................................................................11
KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................................11
A. Kesimpulan ...................................................................................................11
B. Saran .............................................................................................................11
Daftar Pustaka........................................................................................................12

7
RINGKASAN

Pendahuluan: Temporomandibular Disorder (TMD) adalah gangguan yang


mencakup sejumlah tanda dan gejala klinis dalam sistem pengunyahan, meliputi
sendi temporomandibular, otot-otot pengunyahan dan struktur terkait. Gejala dan
tanda utama dari gangguan sendi temporomandibula adalah nyeri, kekakuan otot,
pergerakan mandibula yang tidak normal, dan bunyi pada sendi
temporomandibular. Kehilangan gigi akan meningkatkan perubahan beban
fungsional sendi temporomandibula, sehingga membawa perubahan pada bentuk
sendi temporomandibula.
Tujuan: Untuk mengetahui gambaran kejadian temporomandibular disorder pada
pasien kehilangan gigi di RSGM UMY.
Bahan dan Metode: Penelitian dilakukan pada pasien dengan kehilangan gigi di
RSGM UMY dalam periode bulan Oktober 2016 sampai Maret 2017. Alat ukur
yang digunakan berupa Anamnetic Index dan Dysfunction Index yang
dikembangkan oleh Helkimo. Analisis data menggunakan analisis deskriptif
secara univariate.
Hasil: Pada kelompok kehilangan seluruh gigi, hasil Anamnetic Index
menunjukkan sebanyak 69,77 % termasuk kategori tanpa gejala, dan 30,23%
termasuk kategori dengan gejala , sedangkan hasil Dysfunction Index
menunjukkan sebanyak 51,16% termasuk kategori bebas TMD ,dan 48,84%
termasuk kategori dengan TMD. Pada kelompok kehilangan sebagian gigi, hasil
Anamnetic Index menunjukkan sebanyak 45,83% termasuk kategori tanpa gejala,
dan 54,16% termasuk kategori dengan gejala, sedangkan hasil Dysfunction Index
menunjukkan sebanyak 6,25% termasuk kategori bebas TMD, dan 93,75%
termasuk kategori dengan TMD.
Kesimpulan: Kehilangan seluruh gigi tidak menunjukkan gejala dan tanda TMD,
sedangkan kehilangan sebagian gigi menunjukkan gejala dan tanda TMD

8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sendi temporomandibula merupakan sendi yang sangat kompleks dan

paling aktif digunakan dalam kehidupan manusia, yaitu pada saat berbicara,

mengunyah, menggigit, menguap dan lain sebagainya. Gangguan atau kelainan

sendi temporomandibula sangat mungkin terjadi karena digunakan secara terus-

menerus. Temporomandibular Disorder (TMD) merupakan istilah yang

mencakup sejumlah tanda dan gejala klinis gangguan sendi temporomandibula

yang meliputi sendi temporomandibular, otot-otot pengunyahan dan struktur

terkait. Prevalensi terjadinya temporomandibular disorder (TMD) pada suatu

populasi rata-rata 40% sampai 60%, dimana terdapat paling tidak satu tanda yang

berhubungan dengan TMD. Akan tetapi hanya satu dari empat individu yang

menyadari akan tanda atau gejala tersebut dan memeriksakannya langsung kepada

dokter spesialis.

Temporomandibular Disorder (TMD) dapat diklasifikasikan dari berbagai

macam aspek, dan secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu

gangguan otot pengunyahan dan gangguan persendian. Penyebab dari gangguan

atau kelainan temporomandibula meliputi banyak faktor. Faktor-faktor tersebut

yaitu, kondisi oklusal, trauma, stress emosional dan aktivitas parafungsional.

Kehilangan gigi adalah kondisi bila satu atau kedua lengkung rahang

sudah tidak ada giginya lagi. Akibat-akibat kehilangan gigi tanpa pengganti

9
adalah migrasi, rotasi gigi, erupsi berlebihan, penurunan efisiensi kunyah, beban

berlebihanan pada jaringan pendukung, kelainan bicara, dan gangguan pada sendi

temporomandibula.

Penelitian sebelumnya mengemukakan bahwa kehilangan satu gigi di

posterior tidak menyebabkan dimensi vertikal hilang tetapi tetap terjadi

penambahan beban kunyah yang terus berlansung, hal ini mengakibatkan posisi

discus articularis dan prosesus condylaris pada sendi temporomandibular

berubah secara perlahan. Kehilangan gigi dalam jumlah banyak akan

meningkatkan kerentanan terhadap perubahan beban fungsional sendi

temporomandibula, yang nantinya akan membawa perubahan pada bentuk sendi

temporomandibula.

B. Pertanyaan Penelitian

Bagaimana gambaran kejadian gangguan sendi temporomandibular pada pasien

kehilangan gigi di RSGM UMY ?

C. Luaran Penelitian

Luaran penelitian ini adalah jurnal ilmiah nasional terakreditasi

10
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Gangguan Temporomandibular (TMD)

Temporomandibular Disorder (TMD) merupakan istilah yang mencakup

sejumlah tanda dan gejala klinis dalam sistem pengunyahan, yaitu meliputi sendi

temporomandibular, otot-otot pengunyahan dan struktur terkait[CITATION Jer09 \l

1057 ].

B. Klasifikasi TMD

Temporomandibular Disorder (TMD) dapat diklasifikasikan dari berbagai

macam aspek, secara garis besar dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu

gangguan otot pengunyahan dan gangguan persendian [ CITATION Wri10 \l 1057 ].

Gangguan pada otot pengunyahanatau disebutmyofascial pain dysfunction dengan

gejala utama nyeri dan disfungsi pada otot, selain itu juga ditandai dengan

kelelahan otot, kekakuan otot, sakit kepala, penurunan rentang gerak mandibula

dan maloklusi akut [CITATION Placeholder2 \l 1057 ].

C. Tanda dan Gejala TMD

Gejala dan tanda utama dari gangguan sendi temporomandibula adalah

nyeri, kekakuan otot di sekitar sendi temporomandibula dan otot pengunyah,

pergerakan mandibula yang tidak normal, serta bunyi pada sendi

temporomandibular [ CITATION Jer09 \m Wri10 \l 1057 ] . Gejala dan tanda dari

gangguan sendi temporomandibula dapat diukur atau dinilai dengan suatu

11
instrumen berupa tabel Anamnestic index (Ai) dan Dysfunction index (Di) yang

dikembangkan oleh Helkimo pada tahun 1974. Anamnestic index (Ai) terdiri dari

beberapa pertanyaan mengenai gejala dari gangguan sendi temporomandibula.

Sedangkan Dysfunction index (Di) terdiri dari tanda dan gejala yang diketahui

dari pemeriksaan klinis[ CITATION Cri08 \l 1057 ]

D. Cara Pemeriksaan TMD

Pemeriksaan klinis penting dilakukan dalam menentukan diagnosis

gangguan temporomandibula. Pemeriksaan klinis pada pasien dengan gangguan

temporomandibula sebagian besar atas dasar pengamatan, palpasi dan auskultasi

[ CITATION Ped96 \l 1057 ].

Pengamatan dilakukan untuk mengetahu keadaan oklusi dan luas

pembukaan rahang (Range Of Motion). Pada pemeriksaan ini juga dilihat ada atau

tidak penyimpngan pembukaan atau disebut deviasi [CITATION Ped96 \l 1057 ] .

Pengukuran dengan melihat luas pembukaan rahang maksimal yang bebas dari

rasa sakit diukur dari tepi insisal gigi insisif tengah dan ekskursi lateral yang

bebas dari rasa sakit diukur dari garis tengah memggunakan penggaris atau

sliding caliper [CITATION Bir \l 1057 ].

Nyeri tekan pada pasien dapat diperiksa dengan melakukan palpasi.

Palpasi dapat dilakukan dengan melakukan palpasi bimanual pada bagian lateral

sendi dan palpasi intra-aurikular dengan cara meletakkan jari kelingking ke dalam

meatus akustikus eksterna dan menekannya perlahan kearah depan [ CITATION Bir \l

1057 ]. TMD Research Diagnostic Criteria merekomendasikan tekanan saat

12
palpasi sebesar 2 pound pada otot ekstra oral dan 1 pound pada TMJ juga otot

intra oral [ CITATION Wri10 \l 1057 ].

Pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya bunyi

sendi dapat dilakukan dengan cara auskultasi menggunakan stereo stetoskop atau

dengan menggunakan jari secara manual. Auskultasi memungkinkan untuk

menentukan sifat dan waktu timbulnya bunyi sendi. Sifat (kliking atau krepitus)

dan waktu dari timbulnya bunyi sendi (saat rotasi atau translasi) dapat membantu

untuk mengetahui jenis kelainan dari sendi temporomandibula. Sedangkan

pemeriksaan secara manual hanya untuk mengetahui ada atau tidaknya salah satu

tanda dan gejala dari gangguan temporomandibula [ CITATION Ped96 \l 1057 \m

Wri10].

13
BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui prevalensi kejadian temporomandibular disorder pada

pasien kehilangan gigi di RSGM UMY.

2. Tujuan Khusus

Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian temporomandibular disorder

di RSGM UMY berdasarkan jenis kelamin, usia dan tipe daerah kehilangan

gigi.

B. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi

Sebagai informasi bagi institusi terkait untuk menentukan kebijakan dalam

menurunkan kejadian temporomandibular disorder pada pasien kehilangan

gigi.

2. Manfaat di bidang kedokteran gigi

Dapat dimaanfaatkan oleh dokter gigi atau dokter gigi spesialis untuk dapat

melakukan pencegahan dan penalaksanaan pada pasien kehilangan gigi agar

tidak terjadi temporomandibular disorder.

3. Manfaat bagi peneliti

14
Sebagai pengalaman ilmiah yang berharga dan dapat meningkatkan

pengetahuan tentang temporomandibular disorder.

4. Manfaat di bidang kelimuan

Sebagai sumber referensi penelitian selanjutnya mengenai

temporomandibular disorder yang disebabkan kehilangan gigi.

15
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan desain

penelitian cross sectional.

B. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien kehilangan gigi di RSGM

UMY. Sampel pada penelitian ini adalah pasien yang mengalami kehilangan

gigi yang sesuai dengan kriteria inklusi yang ditentukan berdasarkan teknik

accidental sampling.

1. Kriteria Inklusi:

- Pasien di RSGM UMY yang mengalami kehilangan gigi, minimal

kehilangan 3 gigi

- Pasien di RSGM UMY yang sedang dalam perawatan gigi tiruan

lepasan.

2. Kriteria Eksklusi:

- Pasien kehilangan gigi di RSGM UMY yang tidak bersedia dilakukan

anamnesa dan pemeriksaan klinis.

C. Variabel

Variabel pada penelitian ini adalah kejadian temporomandibular disorder

pada pasien kehilangan gigi.

16
D. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Oktober 2016 sampai Maret 2017 dan

bertempat di RSGM UMY.

E. Instrumen Penelitian

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa Anamnetic Index dan

Dysfunction Index yang dikembangkan oleh Helkimo pada tahun 1974 .

Anamnetic Index (Ai) terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

dengan gejala pada gangguan sendi temporomandibula.

Tabel 1. Anamnestic Index (Ai)

Gejala yang dirasakan


Klasifikasi
(minimal terdapat satu gejala)
Ai0 Tanpa gejala.
AiI (gejala ringan) Bunyi pada sendi temporomandibula.
Kelelahan pada rahang.
Kekakuan pada rahang saat bangun tidur atau
ketika menggerakkan rahang bwah .
AiII (gejala berat) Kesulitan membuka mulut dengan lebar.
Rahang terkunci.
Luksasi sendi.
Nyeri atau rasa sakit ketika menggerakkan
mandibula.
Nyeri atau rasa sakit di regio sendi
temporomandibula atau otot mastikasi.

Dysfuction Index (Di) digunakan untuk mengetahui adanya tanda dan gejala

dari gangguan sendi temporomandibula dengan menjumlahkan poin-poin dari

hasil pemeriksaan fisik yang kemudian akan diklasifikasikan menjadi 4

klasifikasi.

17
Tabel 2. Dysfunction Index (Di)

Tanda yang didapat dari pemeriksaan klinis Poin


A. Range of Motion (ROM) dari modified mobility index
 Normal ROM ≥ 40 mm 0
 ROM 30 – 39 mm 1
 ROM < 30 mm 5
B. Fungsi sendi temporomandibula yang abnormal
 Pada pergerakan rahang secara perlahan, tidak 0
menimbulkan bunyi di sendi temporomandibula,
atau deviasi ≤ 2mm saat pergerakan membuka atau
menutup rahang
 Pada pergerakan rahang menimbulkan bunyi di 1
salah satu atau kedua sendi temporomandibula, dan
atau deviasi ≥ 2mm saat pergerakan membuka atau
menutup rahang
 Rahang terkunci dan atau luksasi pada sendi 5
temporomandibula
C. Nyeri pada otot
 Pada palpasi otot mastikasi tidak ada nyeri tekan 0
 Pada palpasi di 1 – 3 tempat terdapat nyeri tekan 1
 Pada palpasi di ≥ 4 tempat terdapat nyeri tekan 5
D. Nyeri pada sendi temporomandibula
 Tidak ada nyeri tekan ketika di palpasi 0
 Pada palpasi di daerah lateral terdapat nyeri tekan 1
 Pada palpasi di daerah posterior terdapat nyeri
5
tekan
E. Nyeri pada pergerakan mandibula
 Tidak ada nyeri saat menggerakkan mandibula 0
 Ada nyeri pada satu kali pergerakan rahang 1
 Ada nyeri pada dua atau lebih pergerakan rahang 5

Tabel 3. Klasifikasi Dysfunction Index (Di)

Klasifikasi Penjelasan Total poin


bebas dari gejala gangguan sendi
Di0 0
temporomandibula secara klinis
disfungsi sendi temporomandibula
DiI 1-4
ringan
disfungsi sendi temporomandibula
DiII 5-9
sedang
disfungsi sendi temporomandibula
DiIII 10-25
berat

18
F. Alat dan Bahan

1. Penggaris atau Sliding Caliper

2. Sarung Tangan atau Handscoon

3. Masker

4. Form Identitas Pasien

5. Informed Consent

G. Jalannya Penelitian

Tahap-tahap dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengurusan etical clereance.

2. Pendataan pasien kehilangan gigi di RSGM UMY.

3. Pasien diberikan informed consent sebagai bukti persetujuan untuk

dijadikan responden dalam penelitian.

4. Lalu pasien diberikan form identitas diri untuk diisi.

5. Dilakukan anamnesa pada pasien dengan pertanyaan seputar tanda-tanda

gangguan temporomandibula sesuai Anamnesis Index.

6. Setelah itu dilakukan pemeriksaan klinis pada sendi temporomandibula

sesuai Dysfunction Index yang berupa:

a. Pengukuran Range of Motion (ROM) menggunakan sliding caliper

dengan menginstruksikan pasien untuk membuka mulut. Penghitungan

dilakukan 2 kali, yaitu saat pembukaan mulut yang tidak menimbulkan

rasa sakit dan pembukaan mulut secara maksimal.

19
b. Pemeriksaan fungsi sendi dengan melihat apakah ada rasa sakit dan

atau bunyi pada saat sendi digerakkan.

c. Pemeriksaan nyeri pada sendi temporomandibula dan otot mastikasi

yang dilakukan dengan cara palpasi bimanual seberat 0,5 kg. Otot

mastikasi yang terlibat dalam pemeriksaan adalah otot temporalis, otot

masseter, otot pterygoideus medialis dan lateralis serta otot digastrikus.

7. Setelah didapatkan hasil dari anamnesa dan pemeriksaan klinis pada

pasien, data dikumpulkan dan dikelompokkan menurut klasifikasi

Anamnetic Index dan Dysfunction Index.

8. Data dianalisis sehingga didapatkan distribusi frekuensinya dalam bentuk

prosentase.

9. Hasil didapatkan dari analisis data.

H. Analisa Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis deskriptif secara

univariate dengan menghitung distribusi frekuensi dari temporomandibular

disorder pada pasien kehilangan gigi yang ditampilkan dalam bentuk

prosentase.

20
BAB V

HASIL PENELITIAN

Penelitian mengenai gambaran kejadian temporomandibular disorders pada

pasien kehilangan gigi telah dilakukan di RSGM UMY pada bulan Desember

2016 hingga bulan Maret 2017, dan didapatkan sampel penelitian sejumlah 91

orang yang terdiri dari 48 orang pasien dengan kehilangan sebagian gigi dan 43

orang pasien dengan kehilngan seluruh gigi. Karakteristik sampel berdasarkan

jenis kelamin dan usia disajikan dalam tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Karakteristik sampel berdasarkan jenis kelamin

No. Jenis Kelamin n Prosentase

1 Perempuan 43 0

2 Laki-laki 48 0

Tabel 4. 2. Karakteristik sampel berdasarkan usia

No. Usia n Prosentase

1 20 - 29 17 0

2 30 - 39 6 0

3 40 - 49 19 0

4 50 - 59 18 0

21
5 60 - 69 19 0

6 70 - 79 9 9.89%

7 80 - 89 3 3.29%

Berdasarkan 1 diketahui bahwa sampel penelitian berjenis kelamin laki-laki

lebih banyak dari sampel penelitian berjenis kelamin perempuan. Berdasarkan

tabel 2 diketahui bahwa sampel penelitian terbanyak adalah pasien usia 40-49

tahun dan 60-69 tahun yaitu sebanyak 19 orang (20,87%), sedangkan yang

paling sedikit adalah pasie usia 80-89 tahun yaitu sebanyak 3 orang (3,29%).

Hasil anamnesa berdasarkan Anamnetic Index pada kelompok pasien

kehilangan sebagian gigi dan kelompok pasien kehilangan seluruh gigi tersaji

dalam tabel 3 dan 4.

Tabel 3. Hasil anamnesa berdasarkan Anamnetic Index pada pasien kehilangan


sebagian gigi

No. Gejala yang dirasakan n Prosentase

1 Tanpa gejala 22 0

2 Bunyi pada sendi temporomandibula 21 0

3 Kelelahan pada rahang 12 0

4 Kekakuan pada rahang saat bangun tidur 4 0


atau ketika menggerakan rahang bawah
5 Kesulitan membuka mulut dengan lebar 1 0

6 Rahang terkunci - -

22
7 Luksasi sendi - -

8 Nyeri atau rasa sakit ketika menggerakan 2 0


mandibula
9 Nyeri atau rasa sakit di regio sendi 2 0
temporomandibula atau otot mastikasi

Tabel 4. Hasil anamnesis berdasarkan Anamnestic index pada pasien


kehilangan seluruh gigi

Gejala yang dirasakan n %


Tanpa gejala 30 69,77
Bunyi pada sendi temporomandibula 8 18,60
Kelelahan pada rahang 8 18,60
Kekakuan pada rahang saat bangun tidur atau ketika 1 2,33

menggerakan rahang bawah


Kesulitan membuka mulut lebar 0 0
Rahang terkunci 0 0
Luksasi sendi 0 0
Nyeri atau rasa sakit ketika menggerakan 0 0

mandibula
Nyeri atau rasa sakit di regio sendi 0 0

temporomandibula atau otot mastikasi

Berdasarkan tabel 3 dan 4 diatas dapat diketahui bahwa sebanyak 45,83%

sampel penelitian dengan kehilangan sebagian gigi tidak merasakan adanya

gejala temporomandibula disorder dan sebanyak 69,77% sampel penelitian

dengan kehilangan seluruh gigi tidak merasakan adanya gejala

temporomandibula disorder.

Distribusi Anamnetic Index berdasarkan pemeriksaan anamnesa tersaji dalam

tabel 5 dan 6.

23
Tabel 5. Distribusi Anamnestic Index pada pasien kehilangan sebagian gigi

No. Klasifikasi Ai n Prosentase

1 Ai0 (tanpa gejala) 22 0

2 AiI (gejala ringan) 22 0

3 AiII (gejala berat) 4 0

Tabel 6. Distribusi Anamnestic Index pada pasien kehilangan seluruh gigi

No. Klasifikasi Ai N %
1 Ai0 (tanpa gejala) 30 69,77
2 Ai1 (gejala ringan) 13 30,23

Hasil pemeriksaan klinis berdasarkan Dysfunction Index pada kelompok

pasien kehilangan sebagian gigi dan kelompok pasien kehilangan seluruh gigi

tersaji dalam tabel 7 dan 8.

Tabel 7. Hasil pemeriksaan klinis berdasarkan Dysfunction Index pada pasien


kehilangan sebagian gigi

Tanda yang didapat dari pemeriksaan klinis n Prosentase

A. Range of Motion (ROM) dari modified mobility index

• Normal ROM ≥ 40 mm 28 0
• ROM 30 – 39 mm 17 0
• ROM < 30 mm 3 0
B. Fungsi sendi temporomandibula yang abnormal

24
• Pada pergerakan rahang secara perlahan, tidak
menimbulkan bunyi di sendi temporomandibula,
13 0
atau deviasi ≤ 2mm saat pergerakan membuka
atau menutup rahang
• Pada pergerakan rahang menimbulkan bunyi di
salah satu atau kedua sendi temporomandibula,
dan atau deviasi ≥ 2mm saat pergerakan 35 0
membuka atau menutup rahang

• Rahang terkunci dan atau luksasi pada sendi -


-
temporomandibula
C. Nyeri pada otot

• Pada palpasi otot mastikasi tidak ada nyeri tekan 43 0

• Pada palpasi di 1 – 3 tempat terdapat nyeri tekan 5 0

• Pada palpasi di ≥ 4 tempat terdapat nyeri tekan - -

D. Nyeri pada sendi temporomandibula

• Tidak ada nyeri tekan ketika di palpasi 46 0


• Pada palpasi di daerah lateral terdapat nyeri tekan 1 0

• Pada palpasi di daerah posterior terdapat nyeri 0


1
tekan
E. Nyeri pada pergerakan mandibula

• Tidak ada nyeri saat menggerakkan mandibula 47 0

• Ada nyeri pada satu kali pergerakan rahang 1 0

• Ada nyeri pada dua atau lebih pergerakan rahang - -

Tabel 8. Hasil pemeriksaan klinis berdasarkan Dysfunction Index pada pasien


kehilangan seluruh gigi

Tanda yang didapat dari pemeriksaan klinis n %


Bebas dari Temporomandibular Disorder 22 51,16

25
ROM 30-39mm 7 16,28
ROM < 30mm 3 6,98
Bunyi di salah satu sendi pada pergerakan secara 4 9,30

pelahan
Bunyi di kedua sendi pada pergerakan secara 0 0

perlahan
Deviasi saat pergerakan mandibula ≥ 2mm 9 20,93
Rahang terkunci 0 0
Luksasi pada sendi 0 0
Nyeri tekan pada palpasi otot mastikasi 0 0
Nyeri tekan pada sendi temporomandibula 0 0
Nyeri pada pergerakan mandibula 0 0

Distribusi Dysfunction Index berdasarkan pemeriksaan klinis tersaji dalam

tabel 9 dan 10.

Tabel 9. Distribusi Dysfunction Index pada pasien kehilangan sebagian gigi

No. Klasifikasi Di n Prosentase

1 Di0 (tanpa TMD) 3 0

2 DiI (TMD ringan) 41 0

3 DiII (TMD sedang) 4 0

4 DiIII (TMD berat) - -

Tabel 10. Distribusi Dysfunction Index pada pasien kehilangan seluruh gigi

Klasifikasi Di n %
Di0 (bebas dari TMD) 22 51,16
DiI (TMD ringan) 18 41,86
DiII (TMD sedang) 3 6,98

26
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tentang gambaran temporomandibular

disorder pada pasien kehilangan gigi di RSGM UMY didapatkan kesimpulan

sebagai berikut:

1. Sebanyak 30,23% pasien dengan kehilangan seluruh gigi mengaku

merasakan gejala TMD.

2. Sebanyak 54,17% pasien dengan kehilangan sebagian gigi mengaku

merasakan gejala TMD

3. Sebanyak 48,84% pasien dengan kehilangan seluruh gigi ditemukan

gejala klinis TMD.

4. Sebanyak 93,75% pasien dengan kehilangan sebagian gigi ditemukan

gejala klinis TMD

B. Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan subjek yang lebih luas

untuk mendapatkan gambaran temporomandibular disorder pada

masyartakat umum.

27
2. Perlu dilakukan penelitian tentang temporomandibular disorderdengan

subjek penelitian yang lebih spesifik seperti pasien kehilangan gigi

yang belum pernah dilakukan perawatan gigi tiruan.

DAFTAR PUSTAKA

Birnbaum, W. & Dunne, S. M., 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut: Petunjuk Bagi
Klinisi. Jakarta: EGC.

Jerolimov, V., 2009. Temporomandibular Disorder and Orofacial Pain. Medical Sciences,
Volume 33, pp. 53-77.

Okeson, J. P., 2008. Sign and Symptoms of Temporomandibular Dosiorder. In:


Management of Teporomandibular Disorders and Occlusion. St. Louis: Mosby
Elsevier, pp. 164-215.

Pedersen, G. W., 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. Philadelphia: W. B. Saunders
Company.

Scully, C., 2008. Oral and Maxillofacial Medicine: The Basis of Diagnosis and
Treatment. 2nd penyunt. Canada: Elsevier Mosby .

Wright, E., 2010. Manual of Temporomandibular Disorder. USA: Wiley Blackwell.

28
29

Anda mungkin juga menyukai