Ira Safitri
ABSTRAK
1
PENDAHULUAN pertambahan usia (degenerative) yang
Defisit keperawatan diri sering juta orang lanjut usia di atas 80 tahun,
terjadi pada usia di atas 65 tahun dan penderita defisit keperawatan dri 20%
membedakan gender, status sosial, ras, 30,4% pertahun pada 2050. Jumlah
defisit keperawatan diri sulit untuk indonesia hampir satu juta orang pada
bergantung pada orang lain, sehingga 2012, populasi usia lanjut di atas 60
dengan perawatan diri mereka masih lanjut kurang lebih 1.698 ribu jiwa).
2
22% dari populasi dunia. Sedangkan normal, penyakit Parkinson,
lansia. Hal ini menunjukkan bahwa yang menyebabkan klien tidak mampu
yang di tandai dengan masih orang lain. Jika hal ini tidak segera di
tempat tidur,sulit di atur serta kurang untuk di kaji pada masalah defisit
keperawatn diri antara lain yaitu atau keluarga jika masalah defisit
3
tepat dan serius, sehubungan dengan di atas sehingga saya tertarik untuk
Misalnya dengan latihan mobilisasi, belum tercapai yaitu masih belum bisa
menjaga kebersihan dirinya.
latihan melakukan personal hygine
4
HASIL PENELITIAN dapat mengahsilkan barang/jasa, Lansai
4.2 Pembahasan
tidak potensial lansia yang tidak berdaya
Pada sub bab ini berisi tentang
mencari nafkah sehingga hidupnya
pembahasan asuhan keperawatan melalui
bergantung pada rang lain. Hasil pengkajian
dari pengkajian, diagnosa, perencanaan,
kedua klien tersebut tergolong lansia resiko
implementasi, dan evaluasi dengan maksut
tinggi. (Seseorang yang berusia 70 tahun atau
memperjelas karena tidak semua yang ada
lebih dengan masalah kesehatannya).
pada teori dapat diterapkan dengan muda
Dari hasil study kasus bahwa klien 1 atas
pada kasus nyata. Berisi tentang
nama Ny. Na memiliki keluhan utama merasa
perbandingan antara klien 1 dan klien 2,
dirinya sering malas, kurang berkonsentrasi,
antara kasus nyata dengan teori.
dari riwayat kesehatan sekarang klien malas
4.2.1 Pengkajian
untuk beraktivitas merawat dirinya dan hasil
Berdasarkan dari hasil pengkajian
indeks bartelnya Klien termasuk kategori
klien 1 berusia 76 tahun dan klien 2 berusia
ketergantungan sedang yaitu dengan jumlah
88 tahun. Menurut teori Maryam (2008)
skor 60.
Lansia di klasifikasikan menjadi lima
Pada klien 2 atas nama Ny Tr memiliki
kelompok yaitu Pralansia (prasenlis)
keluhan utama malas untuk beraktivitas dan
seseorang yang berusia di anatara 45-59
susah berkonsentrasi dan riwayat kesehatan
tahun, Lansia seseorang yang berusia 60
sekarang kaki kiri terasa sakit karena
tahun atau lebih, Lansia resiko tinggi
penyakit asam urat yang di deritanya serta
seseorang yang bersuia 70 tahun atau lebih
pasien malas untuk beraktivitas merawat
dengan masalah kesehatannya, Lansia
kebersihan diri sendiri dan hasil indeks
potensial lansia yang masih mampu
bartelnya Klien termasuk kategori
melakukan pekerjaan dan kegiatan yang
5
ketergantungan sedang yaitu dengan jumlah dirinya sering malas, kurang berkonsentrasi
Dari fakta yang di dapat dari panti dari untuk beraktivitas merawat dirinya, Klien 2
keseluruhan studi kasus pada pengkajian di mengatakan malas beraktivitas dan susah
atas didapatkan pada klien 1 dan 2 di temukan berkonsentrasi, kaki kiri terasa sakit karena
kedua klien mengalami malas untuk penyakit asam urat yang dideritanya.
beraktivitas merawat dirinya. Serta di Menurut teori (Tarwoto dan Wartonah 2000).
dapatkan perbedaan dari kedua klien yaitu Defisit perawatan diri adalah suatu kondisi
pada klien 1 tidak merasakan keluhan lain, pada seseorang yang mengalami kelemahan
yaitu kaki kri bengkak karena penyakit asam aktivitas perawatan diri secara mandiri. Dari
Dari hasil pengkajian keduanya disimpulkan oleh peneliti bahwa kedua klien
menurut Potter Perry (2005) Personal hygine mengalami defisit perawatan diri dengan
dari kedua partisipan mempunyai perbedaan sedangkan pada klien 2 memiliki riwayat
yaitu, pertama klien 1 mengatakan merasa hipertensi tensinya mencapai 160/90 Mmhg.
6
Menurut teori (Carpenito,2000) sedangkan pada klien 2 pasien memiliki
Sindrom kurang perawatan diri adalah kelemahan otot pada kaki sebelah kanan
keadaan dimana individu mengalami suatu karena penyakit asam urat yang diderita.
kerusakan fungsi motoric atau fungsi kognitif Kelemahan otot ini juga gejala awal
untuk melakukan masing-masing dari lima merawat dirinya (Tarwoto dan Wartonah
hygiene atau kebersihan perorangan adalah aktivitas klien yang menunjukkan bahwa
suatu tindakan untuk memelihara kebersihan klien 1 mengatakan ketika bosan di kamar
dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan asrama pasien jalan ke depan kamar dan
fisik dan psikis. Dampak fisik banyak duduk di kursi depan karena penglihatannya
karena tidak terpeliharanya kebersihan klien untuk jalan jauh dari kamar asrama,
perorangan dengan baik. Dampak psikososial sedangkan klien 2 mengatakan ketika bosan
yang berhubungan dengan gangguan di asrama pasien jalan ke taman panti dan
kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai, duduk di kursi taman walau kakinya sakit
kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan karena penyakit asam urat yang di derita
gangguan interaksi sosial ( Tarwoto, 2003). tetapi pasien masih bisa berjalan. tanda gejala
Perbedaan kedua dari data yang klien dengan DPD dari faktor psikososial
diperoleh adalah kelemahan fisik pada klien yang pertama yaitu malas/tidak ada inisiatif,
penglihatannya buram dan sedikit terganggu berdaya/rendah diri dan merasa hina,
7
interaksi kurang, 7 kegiatan kurang, tidak bantuan dari perawat untuk memperoleh
8
kebersihan, kurang perawatan diri (mandi) dan dari data objektif pasien tampak kotor,
kemampuan memakai pakaian dan aktivitas diharapkan Defisit perawatan diri dengan
Makan, kurang perawatan diri (makan) Kriteria hasil TTV normal : TD: 120/80
perawatan diri : Toileting, kurang perawatan mandi dengan benar, klien mampu memilih
diri (Toileting) adalah gangguan kemampuan pakaian yang mudah di pakai, klien mampu
kasus ini yaitu diagnosa keperawatan defisit Bantu klien memilih pakaian yang mudah di
perawatan diri sudah sangat sesuai dalam lepas dan di pakai, Dukung kemandirian
penegakan diagnose keperawatan. Karena klien dalam berpakaian dan berhias, Bantu
pada klien 1 dan klien 2 memiliki data klien ke toilet ketika eliminasi, Pantau
subjektif kien merasa dirinya sering tidak kebersihan klien. Perencanaan keperawatan
berkonsentrasi dan malas untuk beraktivitas merupakan intervensi yang harus dilakukan
9
Pada tahap ini penulis membuat rencana kemandirian dalam berpakaian dan berhias,
tindakan keperawatan sesuai dengan teori bantu klien ke toilet ketika eliminasi, pantau
yang meliputi tujuan dan kriteria hasil yang kebersihan klien dalam teori
secara umum dibuat berdasarkan pada ilmu hari dengan mengkaji status Defisit
dan teori yang ada dan berdasarkan masalah perawatan diri dengan ketergantungan
yang terjadi pada pasien dengan sedang tahap ini merupakan tahapan lanjutan
memperhatikan kondisi fisik dan sarana setelah tahap perencanaan dari masalah
prasarana yang ada di panti. Tindakan keperawatan yang muncul pada klien 1 dan
keperawatan itu meliputi aspek promotif, klien 2. Tindakan secara umum dilakukan
proventif, kuratif, dan rehabilitative serta berdasarkan perencanaan yang telah dibuat
dilaksanakan semua pada kasus nyata. bertujuan agar masalah keperawatan yang
Rencana keperawatan sudah sesuai dengan dialami klien 1 dan klien 2 dapat teratasi. Dari
diagnose keperawatan yang muncul pada jangka waktu yang telah ditentukan selama
klien 1 dan klien 2. Sehingga disini ada 4x24 jam diharapkan Defisit perawatan diri
kesesuaian dari intervensi pada klien 1 dan teratasi. Pada kasus yang dialami oleh klien 1
klien 2. Ajarkan klien membersihkan tubuh dan klien 2, semua tindakan telah dilakukan.
dengan benar (mandi), bantu klien memilih Ajarakan klien membersihkan tubuh dengan
pakaian yang mudah dipakai dilepas, dukung benar (mandi), bantu klien memilih pakaian
10
yang mudah di pakai dan di lepas, dukung selama jangka waktu yang telah ditentukan
kemandirian dalam berpakaian dan berhias, perencanaan keperawatan. Dari hasil study
bantu klien ke toilet ketika eliminasi, pantau kasus didapatkan evaluasi klien 1 dan klien 2
kebersihan klien dalam teori yaitu setelah 4x24 jam dilakukan tindakan
Dari tindakan diatas yaitu mendukung dapat teratasi sebagian hal ini dapat
kemandirian dalam berpakaian dan berhias dibuktikan dari beberapa kriteria hasil yang
klien yaitu pada klien 1 dan pada hasil catatan membantu klien ke toilet ketika eliminasi,
sendiri dan pada klien 2 masih membutuhkan dan berhias, pantau kebersihan klien, kedua
penulis hal tersebut dapat terjadi karena keperawatan yang sama tetapi dengan respon
kondisi dari setiap klien berbeda, melihat dari yang berbeda. Sedangkan klien 2 atas nama
seberapa para tingkah ketergantungan klien Ny Tr dapat teratasi hal ini dapat dibuktikan
Hasil evaluasi pada kedua klien yang Ny Tr mengatakan pasien tampak memakai
berbeda dimana klien 2 lebih kooperatif bedak (berhias), badan klien tidak bau,
daripada klien 1, karena pada pasien 1 di rambutnya disisir rapi. Terdapat kesenjangan
lakukan intervensi selama 4 hari sedangkan dari kasus diatas, kedua klien sama-sama
pada klien 2 dilakukan intervensi selama 3 diberikan tindakan keperawatan yang sama
hari. Evaluasi adalah Tahap akhir dari Proses tetapi dengan respon yang berbeda.
11
Menurut Asmadi (2012) ada tiga perhatian dengan mengupayakan agar
kemungkinan hasil evaluasi yang terkait mereka tidak terlalu tergantung kepada orang
dengan percapaian tujuan keperawatan tujuan lain dan mampu mengurus diri sendiri
tercapai jika klien menunjukkan perubahan (mandiri), menjaga kesehatan diri, yang
sesuai dengan standart yang telah ditentukan, tentunya merupakan kewajiban dari keluarga
tujuan tercapai sebagian atau klien masih dan lingkungannya. Hasil evaluasi pada
dalam proses pencapaian yaitu jika klien kedua klien menunjukkan bahwa kedua klien
kriteria yang telah ditetapkan, tujuan tidak defisit perawatan diri dengan ketergantungan
tercapai jika klien hanya menunjukkan sedang masalah teratasi dank lien 2 terjadi
sedikit perubahan dan tidak ada kemajuan perubahan pada hari ke 3 masalah teratasi dan
sama sekali serta dapat timbul masalah baru. klien keduanya sudah menunjukkan respon
Perawatan diri atau kebersihan diri (personal perbaikan dengan terlihatnya tanda-tanda
hygiene) merupakan perawatan diri sendiri sesuai kriteria hasil yang sudah di tetapkan di
kesehatan, baik secara fisik maupun evaluasi keperawatan pada klien 1 dan klien
psikologis (Hidayat, 2009). Kebersihan diri 2 tidak ada kesenjangan antara teori dan
kebersihan diri yang meliputi kebersihan Pada sub bab ini berisi tentang
rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, pembahasan asuhan keperawatan melalui
dalam meningkatkan kesehatan yang optimal implementasi, dan evaluasi dengan maksut
(Effendy, 1998). Lansia perlu mendapatkan memperjelas karena tidak semua yang ada
12
pada teori dapat diterapkan dengan muda Azizah, Lilik Ma'rifatul. 2011. Keperawatan
Lanjut Usia. Yogyakarta: Graha Ilmu.
pada kasus nyata. Berisi tentang
Copel. Linda Carman. 2007. Kesehatan Jiwa
perbandingan antara klien 1 dan klien 2, & Psikiatri: Pedoman Klinis Perawat.
Jakarta: Salemba Medika.
antara kasus nyata dengan teori.
http://www. Academia.
DAFTAR PUSTAKA Adu/28333403/laporan pendahuluan defisit
perawatan diri .
Ratnawati, E. (2017). Asuhan Keperawatan
Gerontik. Yogjakarta : Pustaka Baru. Isro'in, Laily & Andarmoyo, Sulistyo. 2012.
Personal Hygiene Konsep, proses dan
Surbakti. (2013). Menata Kehidupan Pada Aplikasi dalam Praktik Keperawatan.
Usia Lanjut. Jakarta: Pranita Aksara. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Constantinides, 1994. dalam buku. Azizah Maryam, Siti dkk. 2008. Mengenal Usia
Lilik Ma'rifatul. 2011. Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Medika
Salemba.
Darmojo & Martono, 2004. Dalam buku,
Azizah Lilik Ma'rifatul. 2011. Nugroho, W (2008). Keperawatan Gerontik
& Geriatrik, Edisi-3 Jakarta: EGC.
Goldstein, 1989. Dalam buku. Azizah Lilik
Ma'rifatul. 2011. Pudjiastuti, Sri Surini & Utomo Budi. 2003.
Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta: EGC.
Hayflck, 1980. Dalam buku. Azizah Lilik
Ma'rifatul. 2011. Stanley, Mickey & Beare, Patricia Gauntlett.
2006. Buku Ajar Keperawatan Gerontik.
Keliat, 1999 dalam buku. Maryam. 2008. Jakarta: EGC.
Kuntjoro, 2002. Dalam buku. Azizah Lilik Sunaryo dkk. 2016. Asuhan Keperawatan
Ma'rifatul. 2011. Gerontik. Yogyakarta: Andi.
MC Kay et all, 1935 di kutip Darmojo dan Tarwoto & Wartonah. (2010). Kebutuhan
Martono, 2004. Dalam buku Azizah Dasar Manusia dan Proses
Lilik Ma'rifatul. 2011. Keperawatan Edisi keempat. Jakarta:
Salemba Medika.
Nugroho, 2000. Dalam buku. Azizah Lilik
Ma'rifatul. 2011. Wirakusumah, Emma S. 2000. Tetap Bugar
Di Usia Lanjut. Jakarta: Trubus Agriwidya.
Spence and Masson, 1992. Dalam buku.
Azizah Lilik Ma'rifatul. 2011. www.academia.edu/download/42091810/22
27-4381-1-SM.pdf.
Tortora and Anagnostakos, 1990. Dalam
buku. Azizah Lilik Ma'rifatul. 2011.
13
14